Abstract
INDONESIA:
Experiental marketing, merupakan cara pemasar dalam melakukan diferensiasi produk atau jasanya agar dapat menyentuh perasaan konsumen, menghibur, membuat konsumen berpikir, mempengaruhi tingkah laku konsumen, dan membangun hubungan antara konsumen dengan merek. Penelitian mengenai pengaruh experiental marketing terhadap word of mouth ini dilakukan untuk mengetahui apakah experiental marketing yang dilakukan dapat langsung menggerakkan word of mouth tanpa harus terbentuk loyalitas konsumen terlebih dahulu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, studi kasus dalam penelitian ini adalah pada kafe Kopinion Pizza & Coffee Malang. Selain itu, pengumpulan data dilakukan pada konsumen Kopinion Pizza & Coffee Malang.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Act (X4) berpengaruh signifikan dan merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan dengan hasil t thitung sebesar 4,557 dengan signifikasi t sebesar 0,000. Sementara itu, Relate (X5) dengan thitung sebesar 2,312 dengan signifikasi t sebesar 0,022 memiliki pengaruh signifikan. Sedangkan Think (X3) tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan dengan nilai thitung sebesar 1,049 dengan signifikasi t sebesar 0,295. Feel (X2) dengan thitung sebesar 0,560 dengan signifikasi t sebesar 0,576 memiliki pengaruh tidak signifikan. Sense (X1) dengan thitung sebesar 0,858 dengan signifikasi t sebesar 0,392 memiliki pengaruh namun tidak signifikan.
ENGLISH:
Experiential marketing, a marketer in ways to differentiate their products or services that can touch the feelings of consumers, entertain, make consumers think, influencing consumer behavior, and build relationships between consumers and brands. Research on the effects of experiential marketing to the word of mouth is done to determine whether the experiential marketing is done can directly drive the word of mouth without having first established customer loyalty.
This study uses a quantitative approach, the case studies in this research is the cafe Kopinion Pizza & Coffee Malang. In addition, data collection is done on consumer Kopinion Pizza & Coffee Malang.
The study concluded that the variable Act (X4) significantly and is a variable that has the most dominant influence with the t count equal to 4.557 with significance of 0.000 t. Meanwhile, Relate (X5) with t count equal to 2.312 with significance of 0.022 t have significant influence. While Think (X3) has no effect and no significant with t value of 1.049 with a significance of 0.295 t. Feel (X2) with t count equal to 0.560 with significance of 0.576 t have significant influence. Sense (X1) with t count equal to 0.858 with significance of 0,392 t has influence but not significant.
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini dimaksudkan untuk mengetahui landasan dari keseluruhan
skripsi yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta
manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun
1998, Indonesia mulai melakukan beberapa perbaikan pada sektor ekonominya.
Secara perlahan, perekonomian Indonesia semakin membaik dan berdampak pada
pendapatan per kapita masyarakat yang berbanding lurus dengan daya beli yang
meningkat. Ratarata upah minimum pegawai di Indonesia terus tumbuh di atas 10%
per tahunnya, kecuali pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2014, kenaikan upah
sudah mencapai 20%. Ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi dalam 10 tahun
terakhir. Jika ditinjau dari tingkat daerah, NTB tercatat sebagai daerah dengan
upah minimum terendah yaitu Rp 1.21 juta, sedangkan DKI Jakarta tertinggi dengan
Rp 2.44 juta (Bank Indonesia, 2014). Sementara jumlah penduduk di Indonesia
dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Data penduduk Indonesia (per Juni
2014) menunjukkan sebanyak 252.164,8 ribu orang, yang terdiri dari 126.715,2
ribu laki-laki dan 125.449,6 ribu perempuan. Rata-rata laju pertumbuhan
penduduk 2010-2014 sekitar 1,40% per tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). 2
Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa tingkat konsumsi di Indonesia cukup kuat.
Angka konsumsi domestik untuk tahun 2013 mencapai Rp 5 triliun, atau sekitar
56% terhadap PDB Nominal. Konsumsi akan meningkat seiring bertambahnya populasi
kelas menengah. Pada tahun 2019, angka konsumsi diperkirakan naik dua kali
lipat atau sebesar Rp 10 triliun.Konsumsi domestik akan mencapai Rp 10 triliun
dengan asumsi pertumbuhan terhadap PDB bertambah 1% setiap tahun. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar potensial bagi
pemasaran produk maupun jasa domestik dan asing. Tentu saja dengan angka
pertumbuhan penduduk sebesar itu sangat menarik perhatian pemasar untuk mencoba
peruntungan dengan menggarap pasar Indonesia ini. Berdasarkan data di atas,
yang mana angka pendapatan terus tumbuh di atas 10% per tahunnya, maka hal ini
akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Status sosial mempengaruhi dimana dan
bagaimana mereka harus berbelanja. Orang dengan status rendah memilih tempat
lokal yang memungkinkan bertatap muka dimana mereka mendapatkan pelayanan yang
ramah dan kredit yang mudah. Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya
akan kemampuan mereka dalam berbelanja. Mereka akan bertualang ke tempat-tempat
baru untuk berbelanja dan akan menjelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan (Engel, Blackwell, Miniard 159:1994). Hal di atas seperti
status, gaya hidup, dan perilaku seseorang mempengaruhi kebutuhan mereka akan
tempat untuk bersosialisasi. Sebagaimana yang dinyatakan Engel dkk, hal ini
ditangkap oleh para pengusaha dengan 3 memberikan satu wadah untuk berkumpul,
berkomunikasi, bersosialisasi bagi suatu komunitas tertentu. Diantaranya
beberapa kafe yang berada di daerah Malang Jawa Timur. Berdasarkan observasi
awal, ada beberapa tempat-tempat yang mewadahi gaya hidup seseorang,
diantaranya The Legend, Ria Djenaka, Monopoli, Mochi Macho, Racel Risol, dan
lain-lain. Mengingat banyak sekali kafe bermunculan di kota Malang, maka hanya
kafe yang menerapkan strategi experiental marketinglah yang dapat bertahan,
ada beberapa kafe yang melakukan
packaging sedemikian rupa, namun nyatanya masyarakat justru tidak tertarik,
karena kafe tersebut kurang memberikan stimuli dari sisi emosional mereka. Dari
sini peneliti ingin mengetahui secara langsung bagaimana experiental marketing
dapat mempengaruhi sisi emosional konsumen. Salah satu kafe yang sudah menerapkan
strategi experiental marketing adalah Kopinion Pizza & Coffe. Kafe ini
menggunakan strategi experiental marketing, yang mana strategi ini sendiri
merupakan cara pemasar dalam melakukan diferensiasi produk atau jasanya agar
dapat menyentuh perasaan konsumen, menghibur, membuat konsumen berpikir,
mempengaruhi tingkah laku konsumen, dan membangun hubungan antara konsumen
dengan merek, produk, atau konsumen lainnya sehingga apa yang ditawarkan dapat
berhasil. Dengan pendekatan ini, pemasar menawarkan produk atau jasanya dengan
merangsang unsur-unsur emosi konsumen yang dapat menghasilkan berbagai
pengalaman bagi konsumen seperti pengalaman panca indera (sense), pengalaman
perasaan (feel), pengalaman berpikir (think), pengalaman kegiatan fisik,
perilaku, dan gaya hidup (act) dan pengalaman dalam 4 mengasosiasikan identitas
sosial ke dalam hubungan terhadap suatu kelompok referensi atau budaya (relate)
(Schmitt, 1999:94). Untuk memperkuat hasil survei di atas peneliti juga
melakukan wawancara awal, adapun indikator atau parameter kafe ini telah
menerapkan strategi experiental marketing diantaranya terdapat kelima variabel
yaitu sense, feel, think, act, dan relate. Sense yang mereka lakukan adalah
untuk memanjakan konsumen dengan desain interior yang menarik, rasa makanan
yang enak, dan lain-lain. Feel yang mereka lakukan adalah dengan pelayanan yang
nyaman (ramah tamah, sopan) ditambah dengan adanya fasilitas WI-FI. Think yang
mereka lakukan adalah dengan promosi yang digencarkan di social media, dan juga
ada potongan harga bagi member.Act yang mereka lakukan adalah dengan selalu
berinovasi, baik dari segi makanan maupun dekorasi dan interior kafe. Relate
yang mereka lakukan adalah dengan memberikan kartu member, dan selalu menjaga
hubungan baik dengan konsumen. Dengan menggunakan strategi experiental
marketing Kopinion Pizza & Coffe telah mencoba bersaing dengan
kompetitor-kompetitor mereka sebelumnya. Jika pemasar dapat menciptakan
pengalaman seputar produk atau jasa yang ditawarkannya, maka konsumen akan selalu
mengingat, melakukan kunjungan ulang berdasarkan pengalaman tersebut, dan akan
menyebarkan cerita baik kepada teman atau kerabat mereka mengenai perusahaan
tersebut. Mereka akan menjadi “papan iklan” berjalan bagi produk dan layanan
itu sendiri. Biasanya pelanggan yang mendapatkan memorable experience memang
akan menceritakan apa yang dialaminya kepada orang lain (Kertajaya, 169 dalam 5
Purwaningrum, 2008:25).
Selain dapat menciptakan loyalitas
pelanggan, experiental marketing juga dapat menggerakkan word of mouth atau
buzz di kalangan konsumennya, dimana word of mouth ini dapat dikatakan suatu
media pemasaran yang amat penting karena menurut penelitian Jack Morton, 71%
keputusan pembelian dipengaruhi oleh word of mouth (Carmichael, 2007).
Penelitian mengenai pengaruh experiental marketing terhadap word of mouth ini
dilakukan untuk mengetahui apakah experiental marketing yang dilakukan dapat
langsung menggerakkan word of mouth tanpa harus terbentuk loyalitas konsumen
terlebih dahulu. Banyak penelitian sebelumnya mengenai experiental marketing
yang menghubungkan antara experiental marketing dengan loyalitas merek, brand
equity, kepuasan konsumen, dan lain-lain. Pada penelitian tersebut word of
mouth menjadi salah satu bagian dari loyalitas merek, dimana pada saat konsumen
telah berada pada tahap comitted buyer, maka konsumen tersebut akan
merekomendasikan suatu produk atau jasa kepada orang lain. Menurut penelitian
yang dilakukan Meity Purwaningrum tahun 2008 penerapan experiental marketing
dengan kelima aspeknya dapat dirasakan secara simultan oleh konsumen. Melalui
pengukuran word of mouth terhadap konsumen, maka diketahui bahwa tingkat word
of mouth konsumen Yamaha Mio termasuk dalam kategori tinggi. Penelitian
tersebut berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara experiental
marketing terhadap word of mouth konsumen. Oleh sebab itu peneliti akan menguji
atau mengukur tingkat pengaruh experiental marketing yang terdapat di kafe
Kopinion Pizza & Coffee.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh experiental
marketingterhadap word of mouth yang dirasakan oleh konsumen Kopinion Pizza
& Coffee?
2. Seberapa jauh tingkat pengaruh
experiental marketing terhadap word of mouth yang dirasakan oleh konsumen
Kopinion Pizza & Coffee?
3. Variabel experiental marketing
apa yang paling berpengaruh terhadap word of mouth konsumen Kopinion Pizza
& Coffee?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh dalam menerapkan
strategi experiental marketing terhadap word of mouth yang dirasakan oleh
konsumen Kopinion Pizza & Coffee
2. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengaruhexperiental marketingterhadap word of mouth konsumen Kopinion Pizza & Coffee
2. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengaruhexperiental marketingterhadap word of mouth konsumen Kopinion Pizza & Coffee
3. Untuk mengetahui variabel experiental
marketing yang paling berpengaruh terhadap word of mouth konsumen Kopinion
Pizza & Coffe
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat
menyumbangkan pemahaman lebih lanjut mengenai pengaruh experiental marketing yang
diterapkan oleh perusahaan terhadap perilaku word of mouth konsumennya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna
untuk masyarakat dan praktisi pemasaran di dalam memberikan solusi efektif bagi
pemecahan masalahmasalah pemasaran, terutama yang berhubungan dengan
experiental marketing.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh experiental marketing terhadap word of mouth secara Islami: Studi pada Kafe Kopinion Pizza & Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment