Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel indipendent (biaya kualitas) terhadap variabel dependen (pendapatan). Dari hasil uji T untuk biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Dari hasil uji F untuk biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal dapat disimpulkan bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Dan biaya pencegahan adalah variable yang paling dominan mempengarui pendapatan.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Untuk menguji persamaan regresi digunakan uji asumsi klasik: multikolieneritas, autokorelasi, heteroskedastisitas serta untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji F. Untuk menguji hipotesis kedua digunakan uji t. Sedangkan untuk hipotesis ketiga dengan cara menguadratkan nilai zero order.
Dari hasil analisa regresi diperoleh persamaan regresi linier berganda yang nilainya, Y= -3,704+0,628X1+0,205X2+0,608X3+0,350X4, persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa pengaruh biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal terhadap pendapatan adalah positif yang berarti kenaikan biaya kualitas akan mengakibatkan kenaikan pula terhadap pendapatan. Hasil uji koefisiensi determinasi (Kd) menunjukknan bahwa biaya kualitas memiliki kontribusi terhadap pendapatan sebesar 38,5% sedangkan sisanya sebesar 61,5% dipengarui faktor selain biaya kualitas.
ENGLISH:
This is an empirical research to determine the influence of the independen variable (quality cost) to the dependent variable (income). A T-test on prevention cost, valuation cost, internal failure cost, and external failure cost showed significant influence on income. An F-test for the on prevention cost, valuation cost, internal failure cost and external failure cost also showed significant influenceon income. And the cost of prevention is the most dominant variable an impact on earnings.
Analysis tools used in this study were multiple linear regression. Regression equation used to test the assumptions of classical test: multikolieneritas, autocorrelation. heteroscedasticity as well as to test the first hypothesis test is used F. To test the second hypothesis used the t test. As for the third hypothesis by menguadratkan value of zero order.
Regression analysis was done using the multiple linear regression equation, Y = -3.704 +0.628 X1 +0.205 X2 +0.608 X3 +0.350 X4. Regression analysis showed positive that prevention cost, valuation cost, internal failure cost and external failure cost had a positive influence on income, which indicates that increasing cost had positive influence on income. A coefficient determination test (Kd) showed that 38,5% of qualitybcost contributes to income, the remaing 61,5% is influence by factors other than cost of quality.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Untuk memenangkan persaingan
dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan dituntut untuk menghasilkan
produk dan layanan berkualitas bagi konsumennya. Kualitas harus menjadi
orientasi utama dari perusahaan dapat bertahan dan memenekan persaingan. Secara
umum suatu produk maupun pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila produk
maupun pelayanan tersebut dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh
konsumennya (Rahmad Cahyono dan Amalia Susanti, 2007). Semakin bervariasi
produk yang ditawarkan ke pasar membuat konsumen semakin selektif dalam memilih
produk yang dapat dikonsumsi. Otomatis menimbulkan tingkat persaniangan yang
cukup ketat bagi perusahaan untuk memasuki pasar bagi produknya (Goetsch,
1997).
Untuk menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi diperlukan
biaya kendali terbagi dua yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya
kegagalan juga terbagi dua yaitu biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
ekternal. Suatu survey yang telah dilakukan terhadap manajer di Amerika,
hasilnya sebanyak 80% manajer Amerika berpendapat bahwa kualitas akan menjadi
sumber fundamental keunggulan bersaing abad 21. Sedangkan ketika 455 manajer
senior pada industri elektronika ditanya apa yang menjadi faktor utama
keberhasilan bersaing, “kualitas” merupakan jawaban yang menduduki peringkat
pertama menurut Al Ries (1996) dalam Majalah Manajemen (2003). 2 Biaya kualitas
adalah sejumlah biaya yang secara spesifik berkaitan dengan pencapaian atau
tidak tercapainya mutu suatu produk atau jasa, seperti yang didefinisikan dalam
persyaratan produk atau jasa yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai
kontraknya dengan pelanggan dan masyarakat (American Society for Quality
Control, 1974). Mengelompokkan biaya mutu menjadi 3 kelompok sebagaimana yang
dikenal pada saat ini, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya
kegagalan (internal dan eksternal) (Feigenbaum,1961).
Biaya pencegahan adalah
biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menentukan apakah produk dan jasa telah memenuhi persyaratan kualitas
yang telah ditetapkan. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan
karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah
ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan.
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan, namun
baru dapat dideteksi setelah produk berada di tangan pelanggan (Juran, 1993).
Manfaat biaya kualitas menurut Hansen dan Women (2005:4) mengemukaan bahwa
peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas dengan melalui dua cara:
1) dengan meningkatkan permintaan pelanggan dan 2) dengan menguranhi biaya.
Dengan melakukan analisis terhadap biaya kualitas, pihak manajemen akan
memperoleh informasi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memelihara mutu produk secara konsisten. Biaya mutu merupakan salah satu 3
komponen dari berbagai ancaman biaya dalam menghasilkan mutu produk dan
memiliki pengaruh terhadap jumlah keseluruhan dari seluruh biaya dari suatu
produk. Pengendalian usaha secara efektif menunjang usaha penghematan guna
menekan pengeluaran biaya-biaya lain.
Dengan biaya kualitas dapat mengetahui tingkat efensiensi yang
telah dicapai dan pihak manajemen dapat tepacu untuk meningkatkan kualitas
secara terus menerus sekaligus dapat mengendalikan biaya-biaya yang telah
ditetapkan dalam tahap perencanaan (Thio Lie Sha, 2005:207). Masalah yang
dihadapi oleh perusahaan adalah adanya anggapan bahwa tingginya biaya kualitas
yang dihasilkan karena meningkatnya penjualan. Sebaliknya dengan turunnya biaya
kualitas akan menurunkan penjualan. Dalam jangka panjang produk yang tidak
memenuhi kebutuhan konsumen akan segera ditinggalkan, akibatnya penjualan akan
menurun sehingga laba yang diperoleh perusahaan semakin kecil (Rilla Gantino
& Erwin, 2009:140). Untuk mengatasi masalah diatas, dalam dunia usaha
dewasa ini kualitas telah menjadi bagian dari strategi bisnis untuk
meningkatkan keunggulan bersaing. Tetapi dalam melaksanakan program peningkatan
kualitas, perusahaan harus tetapi memperhatikan efisiensi biaya, dimana perusahaan
mampu menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan harga jual yang tetap
kompetitif. Dengan kualitas yang baik dan harga jual yang kompetitif maka
penjualan akan mengalami peningkatan (Rilla Gantino dan Erwin, 2009:138-168).
Penekanan terhadap kinerja kualitas, mengarah pada tuntutan akan pengakuan
eksternal terhadap kualitas suatu organisasi. Kondisi inilah yang mendorong
International Organization for Standarizations untuk 4 mengembangkan standar
manajemen kualitas ISO 9000 sebagai jaminan kualitas barang dan jasa, pada
tahun 1974 (Rothery, 1995) (dalam Eko, 2003). Para praktisi bisnis mengakui
bahwa, sertifikasi ISO 9000 banyak memberikan andil pada keunggulan kompetitif
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan di Indonesia yang
bersertifikasi ISO 9001:2000, jumlahnya meningkat dari tahun ketahun. Jumlah
perusahaan di Indonesia yang memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000,
berturut-turut pada tahun 1993, 1994, 1995 sampai dengan bulan oktober tahun
2000, adalah: 8, 22, 125 dan 1017 perusahaan (Uzumeri, 1997) (dalam Eko, 2003).
Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang
memiliki derajat konformansi (conformance) yang tinggi terhadap standarstandar
sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin. Dengan demikian proses
produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk kualitas yang
bebas dari kerusakan. Itu berarti dihindarkan terjadinya pemborosan (waste)
inefisiensi sehingga ongkos produksi per unit akan menjadi rendah yang pada gilirannya
akan membuat harga produk menjadi lebih kompetitif. Dampak terhadap peningkatan
pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas yang
harga kompetitif. Produk-produk berkualitas yang dibuat melalui suatu proses
berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan
kepuasan konsumen atas penggunaan produk. Karena setiap konsumen pada umumnya
akan memaksimumkan utilitas dalam mengkonsumsi produk, jelas bahwa
produk-produk berkualitas tinggi pada tingkat harga yang kompetitif (karena
ongkos produksi per unit yang rendah) akan dipilih oleh konsumen.
Hal ini akan meningkatkan
penjualan dari produk- 5 produk itu yang berarti pula meningkatkan pangsa pasar
(market share) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Dengan adanya kebutuhan tenaga listrik harus terus meningkat sesuai dengan
tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran bangsa. Mengingat pentingnya
energi listrik bagi kehidupan manusia dan pembangunan nasional, maka suatu
sistem tenaga listrik harus biasa melayani pelanggan secara baik dalam arti
sistem tenaga listrik tersebut harus aman dan handal yaitu tidak membahayakan
manusia dan lingkungan. Serta dapat melayani pelanggan secara memuaskan
misalnya dalm segi kontinyuitas dan kualitas. Hal ini akan bisa terwujud
apabila proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
memelihara suatu sistem tenaga listrik senantiasa mengikuti ketentuan dan
standard yang berlaku (Usman, 2008:70-71).
Untuk meningkatkan kualitas yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero)
APJ Malang mengadakan Program Sehari Sejuta Sambungan membuat PLN Kota Malang
dan Batu bekerja keras memaksimalkan layanan. Hasilnya, ribuan warga yang
mengajukan sambungan baru bisa menikmati listrik tanpa harus menunggu lama dan
dengan harga lebih murah. Unit Pelayanan Jaringan (APJ) Malang yang kebagian
target 9.140 sambungan baru dipastikan berhasil melampauinya. Dari 14 kantor
UPJ (unit pelayanan jaringan) PLN Malang, masing-masing unit mampu memenuhi
kouta sambungan baru sesuai deadline (www.batavia.co.id).
Dengan melakukan analisis terhadap biaya mutu, pihak manajemen akan
memperoleh informasi mengenai besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memelihara mutu produk secara konsisten. Biaya mutu merupakan
salah satu komponen dari seluruh biaya berbagai produk. 6 Pengendalian terhadap
biaya mutu dapat secara efektif menunjang usaha penghematan guna menekan
pengeluaran biaya-biaya yang lain. Alasan peneliti penggunakan PT. PLN APJ
Malang karena perusahaan ini sudah standar internasional (ISO) 9001:2000 mulai
tahun 2004 sebagai standar minimum sistem kualitas perusahaan. ISO yang
dilakukan PT. PLN APJ Malang adalah dengan pendekatan kepuasan pelanggan,
pembacaan meter, pembuatan rekening, pembukuan pelanggan, penagihan, pengawasan
kredit, pelayanan gangguan listrik APP, SR, JTR, GTT, dan gangguan listrik 20
kV, meliputi: manajemen AMR, manajemen APP, manajemen operasi jaringan
distribusi, manajemen pemeliharaan jaringan distribusi. Pada dasarnya standar
seri ISO 9001 merupakan rangkaian standar sistem kualitas yang menggambarkan
praktek-praktek kualitas yang baik. Dengan ISO telah menjadi madu yang
menyehatkan bagi perusahaan karena dengan standar ini bisa digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang perlu memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa
persyaratan tertentu yang diminta tepenuhi semuanya, mulai dari perencananan
(disain) sampai pelayanan (nursya’bani Purnama, 2006). Salah satu bentuk upaya
yang dilakukan oleh pihak PLN dengan menerapkan ISO 9001 dalam pengukuran
proses bisnis keberhasilan yang didapatkan adalah mengurangi penerangan jalan
secara ilegal serta dapat melakukan penyambungan listrik dikawasan permukiman
penduduk yang selama ini menggunakan listrik secara ilegal (www. PLN siaran
pres.com).
Dampak biaya mutu yang dilakukan perusahaan-perusahaan telah pernah
diteliti sebelumnya. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang
kontroversi mengenai biaya mutu tersebut, hal ini terlihat dari penelitian yang
7 dilakukan Rahmat Nurcahyono dan Amalia Suzanti (2007) peningkatan biaya
alokasi dana untuk biaya pencegahan akan menurunkan biaya yang dikeluarkan
rumah sakit untuk kegagalan internal. Henny Tisnowati, Musa Hubeis dan
Hartrisari Hardjomidjojo (2008) Proses pengendalian mutu dalam produksi roti
masih memiliki kelemahan karena belum adanya prosedur pengawasan dan prosedur
bahan baku pengawasan. M. Fanshurullah Asa, Ismeth S. Abidin dan Yusuf Latief
(2009) Peningkatan sertifikasi ISO 9001 sektor konstruksi sangat berpotensi
dapat memberikan nilai tambah (value added) dan meningkatkan nilai GDP sektor
konstruksi dan GDP nasional. Sehingga diperlukan kebijakan khusus dari
pemerintah untuk mengatur penerapan SMM (Sistem Manajemen Mutu).
Dari perbedaan hasil penelitian tentang biaya mutu yang secara umum
menghasilkan dua pendapat yang berbeda terhadap biaya mutu maka penulis
tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang biaya mutu dilakukan untuk
mengetahui sampai seberapa besar kontribusi pengaruh dari pengalokasian biaya
kualitas baik secara simultan, secara parsial dan biaya yang paling dominan,
yaitu per komponen biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya
penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal sebagai
indikator finansial kinerja kualitas perusahaan terhadap profitabilitas yang
diukur melalui tingkat ebit perusahaan. Sehingga mengambil judul penelitian
Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Pendapatan Setelah ISO 9001:2000 Periode
2004-2011 (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Malang).
1.2
Rumusan
masalah
Kinerja kualitas pada perusahaan BUMN di
Indonesia, yang ditandai dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001 menjadi
menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan BUMN di
Indonesia yang bersertifikasi ISO 9001, mengalami sukses yang sama dalam persaingan
bisnis di tingkat global. Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan pokok
yang akan diteliti dapat dirumuskan apakah:
1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara biaya pencegahan, biaya penilaian,
biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal secara simultan
terhadap pendapatan?
2.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara biaya pencegahan, biaya penilain,
biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal secara parsial terhadap
pendapatan?
3. Manakah variabel yang berpengaruh dominan
terhadap pendapatan?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh yang signifikan antara
biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal secara simultan terhadap pendapatan.
2. Untuk
mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh yang signifikan antara biaya
pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan
eksternal secara parsial terhadap pendapatan.
3. Untuk mengetahui varibel yang paling
dominan.
1.4 Manfaat Bagi
Penulis
a. Hasil penelitian ini diharapkan pemahaman
lebih dalam pada analisis biaya kualitas.
b.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai masalah
analisis biaya kualitas dengsn membandingkan antara teori dan praktek. Bagi
pihak lain yang berkepentingan
a.
Akan menambah referensi, informasi dan pengetahuan sehinnga dapat menjadi
perbandingan untuk memperbaiki kwalitas berikutnya.
b. Sebagai wacana keputusan yang memadai serta
memberikan wahana pengetahuan yang sangat berarti bagi pengemban ilmu
pengetahuan khususnya manajemen mutu perusahaan.
1.5
Batasan Penelitian
1.
Penelitian ini dilakukan pada laporan biaya kualitas dan penapatan yang
diterima pada PT. PLN (Persero) APJ Malang.
2. Periode yang digunakan 2004 – 2011.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi :Pengaruh biaya kualitas terhadap pendapatan PLN setelah ISO 9001:2000 periode 2004-2011: Studi pada PT. PLN (persero) APJ Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment