Abstract
INDONESIA:
Risiko investasi finansial yang dihadapi lebih besar dari investasi riil karena investasi finansial dilakukan di pasar modal, antara lain pembelian saham, obligasi, reksadana, ataupun secara portofolio. Risiko yang pada kegiatan investasi finansial tersebut membuat masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim mulai berganti dari sistem konvensional kebentuk pasar modal syariah,. Kegiatan investasi di pasar modal syariah tersebut dipengaruhi oleh reaksi pasar akibat dari datangnya informasi. Pasar yang efisien adalah yang mana harga dari efek diperdagangkan mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia secara cepat dan secara utuh. Namun dalam pasar yang efesien terdapat anomali yang bertentangan dengan teori tersebut yaitu adanya January effect dan size effect. Dari latar belakang itulah sehingga penelitian ini dilakukan dengan judul “Pengaruh January Effect dan Size Effect Terhadap Return Saham di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010-2013”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan-persahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Sedangkan sampelnya adalah saham perusahaan yang terdaftar pada JII periode penilitian selama 4 tahun yaitu dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2013. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis komparatif dengan variabel one sample test untuk uji January effect dan uji regresi linier sederhana untuk uji size effect.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa January effect tidak berpengaruh terhadap return saham selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2013 di Jakarta Islamic Index. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji one sample test diperoleh nilai return saham tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 2.0218 sedangkan pada bulan Januari memperoleh nilai return saham 0.407 sebagai perolehan return tertinggi kedua. Sedangkan antara size atau ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham dimana nilai signifikansi yang dihasilkan memperoleh nilai 0.596 dan lebih besar dari 0.05.
ENGLISH:
Financial investment risk faced greater than real investment as a financial investment in the stock market, among others, the purchase of stocks, bonds, mutual funds, or in a portfolio. The risk that the financial investment activities make the Indonesian people that the majority are Muslims began to change from conventional systems to forms of Islamic capital market. Investment activity in the Islamic capital market is influenced by the market reaction as a result of the arrival of information. An efficient market is that where the price of traded securities reflect all relevant information available quickly and in full. However, in an efficient market there are anomalies that are contrary to the theory that is the January effect and the size effect. From that background that this study was conducted with the title " The Influence of January Effect and Size Effect to Stock Return at Jakarta Islamic Index (JII) Year 2010-2013".
This study uses a quantitative approach. The population used in this study is the share of company listed on the Jakarta Islamic Index (JII). While the sample is a stock company registered in JII research period for 4 years from January 2010 to December 2013. The statistical analysis used in this study is a comparative analysis with one variable sample test to test the January effect and simple linear regression to test size effect.
The results of this study indicate that the January effect has no effect on stock returns over the study period the year 2010-2013 in Jakarta Islamic Index. Based on calculations by testing one sample test values obtained highest stock returns in April amounted to 2.0218, while in January 0407 to obtain the value of the stock return as the acquisition of the second highest return. While, size of the company has no effect on stock returns which generated significant value to obtain the value of 0.596 and greater than 0.05
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saat ini masyarakat kita sudah banyak yang melakukan investasi,
baik investasi dalam bentuk riil maupun dalam bentuk finansial. Investasi dalam
bentuk riil telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan karena investasi ini
dapat terlihat dengan nyata hasilnya. Tetapi untuk investasi dalam bentuk
finansial dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui
trend perkembangan dunia investasi di pasar modal secara mendalam. Karena
investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang (Tandelilin, 2001). Risiko investasi finansial yang dihadapi lebih besar
dari investasi riil karena investasi finansial dilakukan di pasar modal, antara
lain pembelian saham, obligasi, reksadana, ataupun secara portofolio. Analisis
yang dilakukan tidak hanya berupa hitung-hitungan secara teknikal seperti dalam
investasi riil tetapi juga melakukan analisis fundamental yang bersumber dari
informasi pasar, ekonomi, dan keuangan perusahaan. Sehingga risiko yang
dihadapi akan memunculkan sebuah return tertentu. Risk and return dalam
investasi finansial seperti dua sisi mata uang, semakin tinggi risiko yang
dihadapi maka semakin tinggi pula return atau tingkat pengembalian yang
diperoleh. Risiko mempunyai hubungan positif dan linier dengan return yang
diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang diharapkan
semakin besar pula risiko yang mampu ditanggung oleh seorang investor. Dalam 2
melakukan keputusan investasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang
diperoleh berasal dari dua sumber yaitu deviden dan capital gain. Sedangkan
risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pandapatan (return saham)
yang diperoleh (Huda dan Nasution, 2008). Risiko yang pada kegiatan investasi
finansial tersebut kemudian membuat masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah
muslim mulai berganti dari sistem konvensional kebentuk pasar modal syariah.
Sejalan dengan hal itu, PT. BEJ dan PT. Danareksa Investment Management (DIM)
juga mengembangkan instrumen investasi syariah karena dilihat investor pasar
modal di Indonesia tidak hanya berasal dari Negara Amerika dan Eropa tetapi
juga berasal dari Timur Tengah dan Negara muslim lainnya. Prinsip pasar modal
syariah tentunya berbeda dengan pasar modal konvensional, sejumlah instrumen
syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat misalkan saham
syariah, obligasi syariah, dan reksadana syariah. Banyak kalangan meragukan
manfaat diluncurkannya pasar modal syariah ini. Ada yang mencemaskan nantinya
aka nada dikotomi dengan pasar modal yang ada. Akan tetapi Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) menjamin tidak akan ada tumpang tindih kebijakan yang mengatur,
justru dengan diluncurkannya pasar modal syariah akan membuka ceruk baru di
lantai bursa (Huda dan Nasution, 2008). Pada tanggal 3 Juli 2000 PT. BEJ
bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) mengahasilkan
Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 emiten dengan produk investasi
syariah. Kriteria syariah yang ada pada JII sesuai dengan ketetapan Dewan
Syariah Nasional (DSN) yang bertujuan 3 untuk dapat meningkatkan kepercayaan
investor untuk mengembangkan investasi secara syariah, membantu investor yang
ingin menanamkan dananya secara syariah, memberikan manfaat bagi pemodal dalam
menjalankan syariat Islam. Syarat pemilihan saham pada umumnya sama dengan
saham LQ-45. Dari sisi industri bukan termasuk usaha yang mengandung unsur
perjudian, bukan lembaga yang memproduksi, menstribusi dan memperdagangkan
barang–barang haram ataupun yang bukan menyediakan jasa yang merusak moral dan
bersifat mudharat (Muhithoh, 2012). Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai salah satu prioritas kerja
lima tahun ke depan. Rencana tersebut dituangkan dalam master plan pasar modal
Indonesia 2005- 2009. Dengan program ini, pengembangan pasar modal syariah
memiliki arah yang jelas dan makin membaik. Perkembangan produk pasar modal
syariah juga merupakan potensi sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di
Indonesia. Lebih lanjut dinyatakan ada dua strategi yang dicanangkan Bapepam
untuk mencapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar modal syariah.
Pertama, pengembangan kerangka hukum untuk memfasilitasi pengembangan pasar
modal berbasis syariah. Kedua, mendorong pengembangan produk pasar modal
berbasis syariah (www.bapepam.go.id). Berikut dijelaskan grafik perkembangan
saham yang beredar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2007-2012. 4
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Saham Syariah Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013 Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
trend yang berkembang dari tahun ke tahun investasi berbasis syariah yang mana
dalam perkembangannya selalu menunjukkan trend meningkat atau stabil. Sehingga
dengan adanya data historis ini para investor akan merasa tertarik. Dengan
demikian, trend kenaikan penjualan saham di Jakarta Islamic Index (JII) akan
mempengaruhi keputusan investor terutama investor muslim karena saham-saham di
JII mempunyai nilai harapan yang cukup tinggi. Kegiatan investasi di pasar
modal syariah tersebut dipengaruhi oleh reaksi pasar akibat dari datangnya
informasi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan keadaan yang
sebenarnya dari suatu pasar, apakah pasar tersebut termasuk kedalam pasar yang
efesien ataupun tidak (Sari dan Sisdyani, 2014). Menelaah konsep pasar efesien
berhubungan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat
mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas (Bachtiar,
2009). Pasar yang efisien adalah yang mana harga dari efek diperdagangkan
mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia secara cepat dan secara 0 50
100 150 200 250 300 350 Periode 1 Periode 2 4 Gambar 1.1 Grafik Perkembangan
Saham Syariah Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013 Dari grafik di atas
dapat disimpulkan bahwa trend yang berkembang dari tahun ke tahun investasi
berbasis syariah yang mana dalam perkembangannya selalu menunjukkan trend
meningkat atau stabil. Sehingga dengan adanya data historis ini para investor
akan merasa tertarik. Dengan demikian, trend kenaikan penjualan saham di
Jakarta Islamic Index (JII) akan mempengaruhi keputusan investor terutama
investor muslim karena saham-saham di JII mempunyai nilai harapan yang cukup
tinggi. Kegiatan investasi di pasar modal syariah tersebut dipengaruhi oleh
reaksi pasar akibat dari datangnya informasi. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk menemukan keadaan yang sebenarnya dari suatu pasar, apakah pasar
tersebut termasuk kedalam pasar yang efesien ataupun tidak (Sari dan Sisdyani,
2014). Menelaah konsep pasar efesien berhubungan pada sejauh mana dan seberapa
cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam
perubahan harga sekuritas (Bachtiar, 2009). Pasar yang efisien adalah yang mana
harga dari efek diperdagangkan mencerminkan semua informasi relevan yang
tersedia secara cepat dan secara 0 50 100 150 200 250 300 350 2007 2008 2009
2010 2011 2012 Periode 1 174 191 198 210 234 304 Periode 2 183 195 199 228 253
318 4 Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Saham Syariah Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013 Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
trend yang berkembang dari tahun ke tahun investasi berbasis syariah yang mana
dalam perkembangannya selalu menunjukkan trend meningkat atau stabil. Sehingga
dengan adanya data historis ini para investor akan merasa tertarik. Dengan
demikian, trend kenaikan penjualan saham di Jakarta Islamic Index (JII) akan
mempengaruhi keputusan investor terutama investor muslim karena saham-saham di JII
mempunyai nilai harapan yang cukup tinggi. Kegiatan investasi di pasar modal
syariah tersebut dipengaruhi oleh reaksi pasar akibat dari datangnya informasi.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan keadaan yang sebenarnya
dari suatu pasar, apakah pasar tersebut termasuk kedalam pasar yang efesien
ataupun tidak (Sari dan Sisdyani, 2014). Menelaah konsep pasar efesien
berhubungan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat
mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas (Bachtiar,
2009). Pasar yang efisien adalah yang mana harga dari efek diperdagangkan
mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia secara cepat dan secara 2012
Periode 1 Periode 2 5 utuh (Jones, 2004). Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan
bahwa pasar yang efisien bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan.
Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien
pasar modal tersebut. Dalam pasar yang efisien harga cepat mencerminkan
informasi yang relevan, sedemikian rupa sehingga tidak akan diperoleh
keuntungan abnormal yang konsisten (Husnan, 2001). Pada pasar yang efisien,
pasar akan cepat bereaksi terhadap informasi baru yang masuk sehingga pasar
akan dengan cepat pula mencapai harga keseimbangan yang baru, dan Fama dan
French (1995) membaginya ke dalam hipotesis pasar efisien berbentuk lemah,
hipotesis efisien berbentuk setengah kuat, dan hipotesis pasar efisien
berbentuk kuat. Menurut Rio (2009) saat di pasar modal suatu saham bereaksi
atas hal yang tidak termasuk dalam konsep yang ada dalam pasar efisien, hal
itulah yang disebut sebagai anomali atau gangguang. Anomali pasar modal
memiliki dampak dalam pembentukan informasi tentang sekuritas yang dijual
sehingga investor mengalami kesulitan untuk menentukan apakah harus menjual
sekuritas yang dimiliki atau membeli sejumlah sekuritas yang ada. Karena
anomali pasar juga menyebabkan tidak adanya jaminan informasi yang beredar
benar atau salah. Adanya anomali dalam suatu pasar modal pada dasarnya dapat disebabkan
oleh tiga hal. Pertama, karena adanya ketidaksempurnaan pada struktur pasar
walaupun pada kenyataannya tidak ada satupun pasar yang benar-benar berada
dalam kondisi yang sempurna (perfect market). Kedua, ialah adanya serangkaian
perilaku penyimpangan dari satu individu tidak akan dapat mempengaruhi pasar,
namun bila penyimpangan tersebut dilakukan oleh banyak investor ketika
melakukan perdagangan maka akan memiliki cukup kekuatan untuk 6 mempengaruhi
pasar. Ketiga, adalah dikarenakan adanya ketidaktepatan pada teori pasar modal
yang digunakan sebagai acuan sehingga memungkinkan memunculkan untuk terjadinya
penyimpangan dalam menilai suatu pasar modal (biased) (Fitiani, 2009).
Keberadaan market anomaly tersebut memungkinkan investor untuk medapatkan imbal
hasil abnormal (abnormal return) dari adanya risiko abnormal di pasar modal.
Selain itu, invertor juga seharusnya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
karena adanya teori signaling dimana teori signaling menyatakan bahwa
perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada
pasar dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk Menurut As’adah (2009) salah satu anomali yang
bertentangan dengan teori pasar efisien adalah January Effect. January Effect
adalah suatu kondisi yang terjadi di pasar modal dimana pada bulan Januari
cenderung rata-rata pengembalian return bulanannya lebih tinggi dibandingkan
dengan bulan-bulan lainnya.
Sedangkan menurut Asnawi dan Wijaya (2006) menyatakan bahwa January
Effect merupakan efek psikologis yang mana pada kondisi akhir Desember sebagai
liburan (lesu) dan memasuki bulan Januari sebagai semangat bagi para investor.
Terdapat tiga penyebab terjadinya January Effect, yaitu: 1) tax-loss selling,
2) window dressing, dan 3) small stock’s beta. Tax-loss selling merupakan suatu
fenomena dengan menjual saham-saham yang hasilnya buruk dengan tujuan untuk
memperbaiki laporan keuangannya yang nantinya akan berdampak kepada pengurangan
pajak pada akhir tahun. Sedangkan pada window dressing, dilakukan dengan
menjual saham-saham dengan kerugian besar, untuk memperbaiki 7 portofolio akhir
tahun yang dimiliki perusahaan agar terlihat baik. Untuk stock’s beta sendiri
adalah kecenderungan yang terjadi ketika pada bulan Januari, perusahaan kecil
lebih memberikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan besar (Sharpe et al, 1995). Selain January Effect, menurut Ang dalam
Pratomo (2007) Saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dapat dipengaruhi
oleh ukuran peruasahaan. Skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log
size, nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang semuanya
berkorelasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai
pasar saham, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori
yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan
perusahaan kecil (small firm). Beberapa penelitian yang dilakukan terkait
January effect dan Size effect di Indonesia antara lain, penelitian yang
dilakukan Agus Wahyu Pratomo (2007) tentang January Effect dan Size Effect Pada
Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode 1998-2005 menyatakan bahwa tidak terjadi
anomali Efek Januari di Bursa Efek Jakarta dan Rata-rata return pada perusahaan
dengan kapitalisasi pasar kurang dari 1 trilliun lebih tinggi dibandingkan
perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari sama dengan 1 trilliun.
Penelitian lainnya oleh Andrean dan Ria Daswan (2011) tentang January Effect
Pada Perusahaan LQ-45 Bursa Efek Indonesia 2003-2008 menyatakan bahwa Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa di Bursa Efek Indonesia tidak terjadi January Effect. 8 Juga
penelitian yang dilakukan oleh Fitri Aprilia Sari dan Eka Ardhani Sisdyani
(2014) tentang Analisis January Effect di Pasar Modal Indonesia menyatakan
bahwa Tidak terdapat perbedaan return saham pada bulan Januari dengan bulan selain
Januari di pasar modal Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Solechan
(2009) tentang Pengaruh Earning, Manajemen Laba, IOS, Beta, Size dan Rasio
Hutang Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Go Public di BEI menyatakan
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Discretionary Accrual Return, IOS,
Beta, size Rasio Debt terhadap Return saham. Dan penelitian oleh Daniati dan
Suhairi (2006) tentang Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas,
Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey pada
Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ) menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas investasi, laba kotor dan
pengaruh Size perusahaan diharapkan berpengaruh secara signifikan, sedangkan
variabel arus kas operasi tidak mempengaruhi return yang diharapkan secara
signifikan. Berdasarkan latar belakang di atas dan pertimbangan penelitian
sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang
“Pengaruh January Effect dan Size Effect Terhadap Return Saham di Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2010-2013”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang permasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Apakah January effect mempengaruhi
return saham di JII tahun 2010- 2013?
2. Apakah size effect mempengaruhi return saham di JII tahun
2010-2013?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
January effect terhadap return saham di JII tahun 2010-2013
. 2. Untuk mengetahui pengaruh size effect terhadap return saham di
JII tahun 2010-2013.
1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak diantaranya:
1. Bagi investor Penelitian ini dapat dijadikan salah satu
pertimbangan keputusan investasi, terutama pada bisnis yang berbasis syariah.
Bagi emiten penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan agar tetap
mempertahankan dan menjalankan reputasi bisnisnya secara syariah.
2. Bagi akademisi Hasil dari
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk bahan
penulisan, bahan pengajaran atau bahan sosialisasi pasar modal di Indonesia.
3. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan
kerangka dalam melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan January
Effect dan Size Effect di pasar modal syariah.
1.4 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dikaji memiliki
batasan- batasan sebagai berikut:
1. Dari segi waktu, penelitian ini hanya akan meneliti reaksi pasar
pada periode 2010–2013 sedangkan periode-periode sebelumnya tidak menjadi bahan
penelitian.
2.
Dari segi tujuan, penelitian ini hanya ingin mencari tahu besaran reaksi pasar
pada perusahaan yang terdaftar di JII pada periode terakhir.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh january effect dan size effect terhadap return saham di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010-2013. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment