Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan dimoderasi oleh komitmen organisasi dan persepsi inovasi pada organisasi sektor publik. Penelitian ini juga menguji apakah komitmen organisasi dan persepsi inovasi adalah variabel moderating dari partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat structural didinas-dinas kabupaten bojonegoro. Dan metode pengambilan sampel adalah dengan sensus dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sampel penelitian, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan survei dengan kuesioner. Kuesioner disampaikan kepada 60 pejabat struktural di dinas-dinas bojonegoro, sebanyak 53 kuesioner kembali diisi dengan lengkap dan dapat diolah. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda, dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji statistic f, uji dtatistik t, dan koefisien determinasi. Untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja manaerial dengan dimoderasi komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajeril, persepsi inovasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan, partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan dimoderasi oleh variabel komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
ENGLISH:
This study aims to investigate the effect of budget participation on managerial performance to be moderated by perceptions of organizational commitment and innovation in public sector organizations. he study also examined whether the perception of organizational commitment and innovation are moderating variables of budgetary participation and managerial performance. The population in this study are all structural officers in district offices bojonegoro. And the sampling method is to make the whole population census as the study sample, with the criteria that have been determined.
This research data collection using questionnaire survey. The questionnaire submitted to 60 officials in departments structural bojonegoro, 53 questionnaires were returned duly completed and can be processed. The data collected were processed using multiple regression analysis, hypothesis testing using the test statistic f, t statistical test, and the coefficient of determination. To examine the effect of direct and indirect budgetary participation on performance is moderated manaerial with organizational commitment and perceptions of innovation.
The results of this study indicate that the presence of a direct effect of budget participation on managerial performance. influence of organizational commitment on managerial performance, perceptions of innovation and influence on managerial performance, effect of budget participation on managerial performance with variable moderated by organizational commitment and perceptions of innovation
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang
dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi
sangat penting, guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Beberapa jenis
informasi yang digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin
bahwa pekerjaan yang dilakukan telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian mengukur kinerja tidak hanya informasi finansial tetapi juga
informasi nonfinansial. Kinerja manajerial adalah kecakapan manajer atau pemimpin
suatu organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara lain
perencanaan, investigasi, koordinaasi, supervises, pengaturan staf, negosiasi
dan representasi (Mahoney, 1963 dalam Sumarno, 2005). Sistem pengukuran kinerja
diharapkan dapat mempengaruhi hasil kerja dari pemimpin organisasi yang dalam
hal ini adalah kinerja manajerial.
Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial yang tinggi. Salah satu alat yang
digunakan manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian jangka pendek
dalam organisasi adalah anggaran. Pengukuran kinerja sebagai sarana untuk dapat
memenuhi tuntutan dan akuntabilitas publik, maka diperlukan adanya paradigma
baru dalam manajemen keuangan daerah, sebagai berikut: 2 1. Anggaran pendapatan
dan belanja daerah (APBD) harus berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan
publik. 2. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan dana publik
yang penggunaannya harus berorientasi pada kinerja yang baik (efektif, efisien
dan ekonomi). Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan
suatu anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan
yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi. Penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran daerah harus dilakukan berdasarkan
prinsip transparansi dengan memberikan akses yang seluas-luaasnya kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan anggaran pendapatan
dan belanja daerah (APBD). Menurut Mardiasmo (2002), penganggaran sektor publik
terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan
aktivitas dalam satuan moneter. Sedangkan menurut Bastian (2006), sistem
penganggaran berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam
bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam masyarakat. Pada organisasi sektor
publik, anggaran dapat digunakan untuk menilai kinerja para pimpinan SKPD,
sehingga anggaran mampu mempengaruhi perilaku dan kinerja manajerial.
Anggaran digunakan untuk
mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah dalam 3 organisasi
dengan membandingkan hasil kinerja manajerial yang telah di anggarkan secara
periodik. Agar suatu anggaran tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan maka
diperlukan kerjasama yang baik antara bawahan dan atasan dalam penyusunan
anggaran. Karena proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan
kompleks, adanya kemungkinan akan menimbulkan dampak fungsional dan
disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Dedi, 2007).
Untuk mencegah dampak disfungsional anggaran tersebut, kontribusi terbesar dari
kegiatan penganggaran terjadi jika semua pihak diperbolehkan untuk
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Partisipasi adalah suatu proses
pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih dimana keputusan
tersebut akan memiliki dampak masa depan. Partisipasi anggaran pada sektor
publik terjadi ketika antara pihak eksekutif yaitu pemerintah daerah,
legislatif yaitu DPRD, dan masyarakat bekerja sama dalam pembuatan anggaran.
Namun dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada partisipasi yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah itu sendiri. Sebelum anggaran disiapkan, organisasi
seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Rencana strategis
mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di masa depan,
umumnya mencakup setidaknya untuk lima tahun ke depan. Organisasi dapat
menerjemahkan strategi umum ke dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan-tujuan ini membentuk dasar anggaran. Hubungan erat antara anggaran dan rencana
strategis membantu manajemen untuk 4 memastikan bahwa semua perhatian tidak
terfokus pada operasional jangka pendek.
Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode,
memiliki sifat untuk jangka pendek (Hansen dan Mowen, 2004). Sistem anggaran
memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi. Menurut Hansen dan Mowen
(2004), kelebihan dari sistem anggaran diantaranya anggaran mendorong para
manajer untuk mengembangkan arahan umum bagi organisasi, mengantisipasi
masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan. Kelebihan lain adalah
anggaran dapat memperbaiki pembuatan keputusan. Anggaran juga memberikan
standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya organisasi dan
memotivasi karyawan. Selain itu, anggaran dapat membantu komunikasi dan
koordinasi. Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada
tiap pegawai. Jadi, semua pegawai dapat menyadari peranannya dalam pencapaian
tujuan tersebut. Oleh karena anggaran untuk berbagai area dan aktivitas organisasi
harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan organisasi, maka dibutuhkan adanya
koordinasi. Peranan komunikasi dan koordinasi menjadi semakin penting seiring
dengan meningkatnya ukuran organisasi. Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja
sehingga proses penyusunannya memerlukan organisasi anggaran yang baik,
pendekatan yang tepat, serta model-model perhitungan besaran (simulasi)
anggaran yang mampu meningkatkan kinerja pada seluruh jajaran manajemen dalam
organisasi. Proses penyusunan anggaran, dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan yaitu topdown , bottom up dan partisipasi (Ramadhani dan Nasution,
2009). 5 Dalam sistem penganggaran top-down, dimana rencana dan jumlah anggaran
telah ditetapkan oleh atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga bawahan/pelaksana
anggaran hanya melakukan apa yang telah ditetapkan oleh anggaran tersebut.
Penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja bawahan/pelaksana anggaran menjadi
tidak efektif karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya
yang diberikan tidak mencukupi (overloaded). Atasan/pemegang kuasa anggaran
kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh bawahan/pelaksana
anggaran sehingga memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan
kemampuan bawahan/pelaksana anggaran. Oleh karena itu, entitas mulai menerapkan
system penganggaran yang dapat menanggulangi masalah di atas yakni system
penganggaran partisipatif (participative budgeting). Melalui sistem ini,
bawahan/pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran yang menyangkut
subbagiannya sehingga tercapai kesepakatan antara atasan/pemegang kuasa
anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran mengenai anggaran tersebut (Omposunggu
dan Bawono, 2007). Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu
untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai
dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan
kepentingan sendiri. Memberikan pekerjaan individu yang nilainya tidak selaras
dengan nilai dalam organisasi yang ada, maka akan cenderung menghasilkan
karyawan yang kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang tidak
terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi tersebut (Sumarno, 2005).
Menurut Mursyid (2011),
meyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran da kinerja manajerial
kemungkinan dipengaruhi oleh factor konstektual organisasi yaituu koimtmen
organisasi. Individu yag mempunyai komitmen organisasi yang kuat akan berusaha
untuk mencapai tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi dari pada
kepentingan di luar organisasi yang tinggi akan meingkatkan kinerja yang tinggi
pula. Dengan komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi kea rah yang lebih baik. Sehingga
dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi maka diharapkan kinerja manajeria
juga akan tinggi. Pendekatan partisipasi anggaran juga merupakan pendekatan
penganggaran yang berfokus kepada upaya untuk meningkatkan inovasi para manajer
sehingga dapat mencapai tujuan dari perusahaan. Semakin tinggi partisipasi
anggaran, maka akan semakin tinggi pula inovasi yang akan dihasilkan oleh
manajer tersebut. Persepsi inovasi manajer menggambarkan sejauh mana para
manajer menganggap diri mereka inovatif. Para manajer akan lebih termotivasi
dalam melaksanakan pekerjaannya ketika ide-ide mereka dihargai oleh organisasi.
Hal tersebut akan meningkatkan inovasi-inovasi dalam pekerjaan mereka. Manajer
yang memiliki persepsi inovasi yang tinggi akan memiliki kualitas kerja yang
lebih baik pula. Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial pada sektor swasta sudah banyak
dilakukan 7 diantaranya Sumarno (2005), Ghozali (2002, 2005), Riyadi (2000),
Sardjito (2005). Sedangkan penelitian terkait hubungan partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial pada sektor publik (pemerintah daerah) masih terbatas
misalnya penelitian yang dilakukan syafrudin(2010). Penelitian-penelitian
tersebut menambah variabel- variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial pada organisasi sektor publik. Seperti
penelitianpenelitian terdahulu, pada penelitian ini juga digunakan dua variabel
Moderating yaitu komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Penelitian ini
dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini disusun dengan
judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan
Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Moderating di
dinas-dinas Kabupaten Bojonegoro”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: Apakah partisipasi anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial dengan dimoderasi oleh variabel komitmen organisasi
dan persepsi inovasi?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial dengan dimoderasi oleh variabel komitmen organisasi dan
persepsi inovasi
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Bagi penulis Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahui
serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi anggaran
dalam hubungannya dengan kinerja manajerial yang dimoderasi komitmen organisasi
dan persepsi inovasi.
2. Bagi pembaca Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca dan
menyediakan informasi terkait partisipasi angaran dalam hubungannya dengan
kinerja manajerial yang dimoderasi komitmen organisasi dan persepsi inovasi
khususnya pada organisasi sektor publik.
3. Bagi akademisi Diharapkan
penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan
kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi
manajemen dan akuntansi sektor publik, khususnya untuk memahami partisipasi
anggaran dalam proses penyusunan anggaran
4. Bagi organisasi sektor publik
atau pihak yang terkait Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis untuk menerapkan sistem
anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam memotivasi dan
mengevaluasi kinerja manajerial.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan persepsi inovasi sebagai variabel moderating di dinas-dinas Kabupaten Bojonegoro.." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment