Abstract
INDONESIA:
PT. PLN Rayon Sampang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang mempunyai tugas selain memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya tentang pelayanan kelistrikan, juga harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada perusahaan dalam bentuk keuntungan. Untuk mencapai dua fungsi tersebut, khusunya pelayanan kepada perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Setiap individu tentunya memiliki tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Motivasi dan kepuasan kerja yang diberikan tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja kayawan PT. PLN Rayon Sampang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksplanatif. Hipotesis dengan Analisis Jalur ( Path Analysis). Jumlah sampel 52 responden, karena keterbatasan populasi sehingga seluruh populasi dijadikan sampel dengan teknis sensus proportional random sampling dalam Sugiyono.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal ini dapat dibuktikan bahwa tingkat koefisien beta variabel motivasi sebesar 0.253 dan koefisien beta variabel kepuasan kerja sebesar 0.187. Sedangakan nilai R sebesar 0.796, nilai multiple R sebesar 0.591 dan angka koefisien determinasi atau R² yang disesuaikan yaitu sebesar 0.574. Ini berarti mengandung makna bahwa terdapat hubungan yang erat antara variabel motivasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) yang dimediasi oleh kepuasan kerja (Z). Artinya motivasi itu secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan PT. PLN Rayon Sampang dan secara tidak langsung motivasi juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan PT. PLN Rayon Sampang yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Sedangkan 40.8% dipengaruhi oleh variabel lain.
ENGLISH:
PT. PLN Rayon Sampang is one of the State-Owned Enterprises (SOEs), which has the task to provide services, especially electrical services, to the community and provide the best possible services to companies in the form of profits. To achieve these two functions, especially to serve the related company, it needs highly motivated human resources. Every individual has a different level of motivation and job satisfaction depends on their prevailing value system. Motivation and job satisfaction can affect the performance of the employee in completing their tasks to achieve company goals.
Based on these reasons, the study aims to determine the influence of motivation and job satisfaction on the performance PT. PLN Rayon Sampang employees. This research uses a quantitative method with explanatory approach. The hypothesis employs a path analysis. The study uses samples from 52 respondents. Due to the limitations of the population, the entire population is used as samples with Sugiyono’s proportional random sampling technical census.
The results of this research note that there is a relation between the independent variable and the dependent variable. It can be proved that the level of motivation variable beta coefficient for 0253 and a beta coefficient of 0.187 variable job satisfaction. The R value is 0.796, multiple R value is 0591 and the coefficient of determination or the adjusted R ² is 0.574. It implies that there is a close relation between motivational variables (X1) and employee performance (Y), mediated by job satisfaction (Z). It reveals that motivation directly affects the performance of PT. PLN Rayon Sampang employees. It also indirectly affect the employees’ performance, mediated by job satisfaction. While 40.8% is influenced by other variables.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Era globalisasi mempunyai
dampak dalam dunia usaha yang menimbulkan persaingan yang ketat diantara
perusahaan- perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Dengan adanya
globalisasi maka dunia usaha mau tidak mau dituntut atau didorong untuk
meningkatkan perubahan dan perbaikan dalam menciptakan mutu sumber daya manusia
untuk mencapai suatu organisasi atau perusahaan yang lebih efektif dan efisien.
Masalah sumber daya manusia ini telah menjadi tumpuhan dan harapan dunia, baik
dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Kelangkaan dan mahalnya sumber
daya lain, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui lagi,
menyebabkan diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola
sumber daya alam yang ada seefisien mungkin ( Aquilano, 1981:80). Manusia
merupakan motor penggerak sumber daya yang ada dalam rangka aktifitas dan
rutunitas dari sebuah organisasi atau perusahaan. Sebagaimna sebuah organisasi
atau perusahaan, didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang tergolong
dari berbagai status yang mana status tersebut berupa pendidikan, jabatan dan
golongan, pangalaman, jenis 2 kelamin, status perkawinan tingkat pengeluaran,
serta tingkat usia dari masing-masing individu tersebut (Hasibuan,2000:147).
Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja berperan dalam perusahaan,
sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung
pengembangan perusahaan. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas,
perusahaan tentunya sangat mengharapkan agar karyawannya bekerja dengan baik
serta didukung dengan sarana yang lebih komplit untuk mendukung kinerja
karyawan. Akan tetapi meskipun karyawan yang ada pada dasarnya punya kemampuan
yang tinggi tetapi tidak dieksploitasi dengan baik maka akan menimbulkan sebuah
kecanggungan dalam bekerja. Hal ini dimungkinkan karena tidak adanya kesesuaian
antara pendidikan dengan jabatan atau pekerjaan yang telah dibebankan pada
mereka. Dengan demikian suatu kebijakan dari seorang pimpinan perusahaan sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia yang ada
serta mengarahkan karyawan agar mau bekerja lebih baik sesuai dengan rencana
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun salah satu kebijakan
yang perlu diperhatikan oleh pimpinan atau manajer yaitu sebuah pemberian
motivasi terhadap bawahannya, karena motivasi merupakan sarana untuk
menumbuhkan rasa tanggungjawab pada pekerjaan yang telah dibebankan kepada
mereka. Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha berbuat sekuat tenaga
untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu upaya yang keras itu
akan menghasilkan 3 produktivitas yang diharapkan, apabila tidak disalurkan
dalam arah yang dikehendaki organisasi. Untuk menciptakan yang demikian
tentunya perlu adanya usaha-usaha dari pimpinan untuk meningkatkan kualitas dan
kepuasan kerja kepada setiap karyawan. Menurut Riva’i, (2004: 455) “motivasi
adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhui individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.” Sikap dan nilai
tersebut merupakan yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong
individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan”.
Dorongan tersebut terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu: arah
perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat
usaha individu dalam bekerja). Selain itu motivasi kerja dapat timbul dari
orang lain, motivasi dapat timbul dari rekan kerja, atau bisa juga timbul dari
atasanya bahkan bisa juga dari bawahannya. Dan semakin tinggi motivasi kerja
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya maka akan meningkatkan kinerja dan
kepuasan karyawan. Menurut Handoko, (2001:193) “kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dengan para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja karyawan dapat diartikan sebagai
suatu keadaan emosional individu, dimana pekerjaan tersebut menyenangkan atau
tidak menyenangkan menurut persepsi dan pandangan karyawan itu sendiri.
Ketidakpuasan kerja karyawan akan menimbulkan keinginan untuk keluar dari 4
organisasi, tetapi kesempatan kerja juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan
atau keinginan untuk keluar. Setiap perusahaan tentunya mengharapkan seluruh karyawannya
dapat bekerja dengan baik dan mempunyai produktifitas maupun semangat kerja
tinggi, sehingga akan dapat dengan mudah mencapai tujuan secara keseluruhan.
Keinginan tersebut akan mudah terlaksana apabila karyawannya mempunyai motivasi
dan kepuasan kerja yang tinggi. Dengan motivasi dan kepuasan kerja akan dapat
meningkatkan kinerja karyawan. Oleh karena itu seorang manajer perusahaan harus
barusaha untuk menumbuhkan motivasi dan kepuasan kerja terhadap para karyawan.
Faktor–faktor yang sangat menentukan kinerja karyawan salah satunya adalah
sumber daya manusia didalam suatu perusahaan harus tersedia karyawan atau
tenaga kerja yang berkualitas. adanya motivasi kerja, akan sangat berpengaruh
terhadap psikologis seorang karyawan, oleh karena itu, dengan adanya motivasi
kerja, maka dalam diri karyawan akan termotivasi dan timbul rasa percaya diri
serta dapat menimbulkan suatu semangat dalam bekerja. Motivasi kerja yang
tumbuh dari dalam diri karyawan yang tinggi akan meningkatkan kinerja serta
kepuasan kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya. PT. PLN Rayon Sampang
yang terletak Jl, Trunojoyo No. 63 Sampang merupakan salah satu perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang mempunyai tugas selain memberikan
pelayanan kepada masyarakat khususnya tentang pelayanan kelistrikan, juga harus
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada perusahaan dalam bentuk keuntungan.
Untuk mencapai dua fungsi tersebut, khusunya pelayanan kepada perusahaan
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Sementara perusahaan sebagai
tempat bernaung para karyawan juga harus memahami kebutuhan dan keinginan
karyawan sebagai konsekuensi kerjanya, sehingga diharapkan apabila kebutuhan
mereka terpenuhi maka akan diperoleh suatu kinerja yang optimal. Untuk
menciptakan karyawan yang terlatih baik dan berkomitmen tinggi sehingga
menghasilkan prestasi kerja yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari
hasil obervasi dan wawancara dapat diketahui faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan yang dihasilkan oleh karyawan PT. PLN Rayon Sampang berkaitan dengan
faktor motivasi dan kepuasaan kerja karyawan. Adapun data tunggakan pelanggan
PT. PLN Rayon Sampang saat ini mencapai Rp 1.3 miliar. Tunggakan tersebut
tertinggi kedua di wilayah Madura. Bahkan tingkat Jawa Timur. Padahal Rp 1.3
miliar tersebut hanya untuk Rrayon Sampang yang meliputi tujuh kecamatan.
Diantaranya Kecamatan Sampang, Camlong, Omben, Karang Penang. Kedungdung dan
Torjun. Sedangkan untuk kecamatan lainnya masuk PLN Rayon Ketapang. Selain itu,
Manajer PLN Rayon Sampang Hanji Edo Purnama menjelaskan total keseluruhan
tunggakan pelanggan hingga bulan Januari 2013 sebesar 1,3 miliar dari jumlah
penunggak sebanyak 1.800 pelanggan dari 6 66 ribu pelanggan.
(http://www.maduraterkini.info/berita-sampang/tunggakanpln-capai-rp-13-m.html:
by admin on April 08, 2013 – 5:44 am) Sedangkan data dari karyawan PT. PLN
Rayon Sampang yaitu berjumlah 52 karyawan dengan rinciaan 11 orang sebagai
karyawan tetap atau disebut PNS dan sisanya karyawan outsorsing yang berjumlah
41 orang. Untuk karyawan outsorsing gajinya di bawah UMR. Maka hal ini
kemungkinan adanya ketidakpuasan dalam bekerja dikarekan tidak adanya kesamaan
gaji antara karyawan tetap dengan karyawan outsorsing. Untuk itu perlu adanya
sebuah motivasi dan insentif atau reward terhadap karyawan dalam meningkatkan
kepuasan dan kinerjanya dalam bekerja. Dari hasil wawancara saya dengan bapak
Rudi selaku bagian Sumber Daya Manusia di PT. PLN Rayon Sampang bahwa beliau
mengatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan
pekerjaannya, antara lain sebagai berikut: Pertama yaitu dipengaruhi oleh
adanya hubungan dan lingkungan yang baik antara pimpinan dan karyawan dalam
bekerja. Kedua adanya insentif yang diberikan dirasa memuaskan, serta adanya
hadiah (imbalan) bagi mereka yang berprestasi apabila berhasil dalam mencapai
target atau pelayanan sesuai dengan target yang ditetapkan, sehingga semangat
dalam berprestasi sangat tinggi. Ketiga adanya peran pimpinan yang selalu
memberikan hubungan emosional terhadap karyawannya sehinga karyawan tersentuh
dalam menjalankan tanggung jawabnya penuh dengan semangat kerja. 7 Dengan
diberikannya motivasi kepada karyawan diantaranya dengan pemberian imbalan yang
sesuai, adanya penghargaan atas prestasi dari pimpinan, lingkungan kerja yang
memadai maka harapan dan kebutuhan karyawan akan tercapai, dengan demikian
diharapkan dapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawan sehingga karyawan
lebih bersemangat dalam bekerja. Berdasarkan pada situasi kepegawaian PT. PLN
Rayon Sampang telah diidentifikasi masalah bahwa perusahaan memerlukan sumber
daya manusia yang secara kualitas baik dan dapat dipercaya dalam melaksanakan
tugasnya dalam bekerja.
Hal ini tentu karyawan harus mempunyai motivasi dan kepuasan kerja
yang tinggi untuk mencapai tingkat kinerja yang baik dalam mewujudkan tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang judul “Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan di PT. PLN Rayon Sampang”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam hal ini penulis akan merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel motivasi (X1) dengan kepuasan kerja
(X2)?
1.2.2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
motivasi (X1) dengan kinerja karyawan (Y)?
1.2.3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan
kerja (X2) dengan kinerja karyawan (Y)?
1.2.4. Apakah terdapat hubungan yang signifikan variabel motivasi
(X1) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) yang dimediasi oleh variabel
kepuasan kerja (Z)?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana
terurai diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel motivasi (X1) dengan kepuasan kerja (X2)
1.3.2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel motivasi (X1) dengan kinerja karyawan (Y)
1.3.3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel kepuasan kerja (X2) dengan kinerja karyawan (Y)
1.3.4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
variabel motivasi (X1) terhadap kinerja karyawan(Y) yang dimediasi oleh kepuasan
kerja (Z)
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Bagi pihak instansi Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang berkaitan dengan
motivasi dan kepuasan kerja pada PT. PLN Rayon Sampang untuk mencapai kinerja
karyawan yang maksimal.
1.4.2. Bagi pihak akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu proses pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan, terutama
yang berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pengaruh
motivasi dan kepuasan terhadap kinerja karyawan.
1.4.3.
Bagi pihak lain Penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi tambahan
atau pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan motivasi dan kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan. Dan guna sebagai bahan pertimbangan perusahaan atau instansi
lain yang menghadapi permasalahan yang sama.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di PT PLN Rayon Sampang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment