Abstract
INDONESIA:
Pembiayaan yang paling diminati para nasabah di BMT UGT Sidogiri Capem Kepanjen adalah pembiayaan BBA. Hal ini memberikan banyak manfaat kepada pihak BMT, salah satunya adalah keuntungan yang muncul dari selisih harga jual beli dari penjual dengan harga jual beli kepada nasabah bardasarkan hasil wawancara dengan manajer BMT, bahw apembiayaan BBA di nilai sangat sesuai karakteristik kebanyakan nasabah BMT yaitu pengusaha mikro. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian pada BMT UGT Sidogiri Capem Kepanjen hasilnya dituangkan dalam skripsi dengan judul “Analisis Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada BMT UGT Sidogiri Capem Kepanjen”.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pendekatan dengan deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan prosedur pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) serta kontribusi pembiayaan BBA dalam meningkatkan pendapatan BMT. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu pengumpulan data,pemilihan data, penyajian data selanjutnya menarik kesimpulan serta memberikan solusi dalam menyelesaikannya.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa, BMT telah menetapkan prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi oleh setiap calon nasabah diawali dengan pengajuan permohonan sampai kepada informasi persetujuan realisasi pembiayaan dan menggunakan prinsip analisis pembiayaan
5C.Pembiayaan BBA memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan BMT-UGT Secara berturut-turut.selain itu pembiayaan BBA telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan BMT dilhat dari analisis profitabilitas (NPM, ROA, ROE), karena analisis tersbut menujukan bahwa profitabilitas yang dihasilkan BMT mengalami fluktuatif (naik, turunnya pendapatan).
5C.Pembiayaan BBA memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan BMT-UGT Secara berturut-turut.selain itu pembiayaan BBA telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan BMT dilhat dari analisis profitabilitas (NPM, ROA, ROE), karena analisis tersbut menujukan bahwa profitabilitas yang dihasilkan BMT mengalami fluktuatif (naik, turunnya pendapatan).
ENGLISH:
The most Financing in demand by customers in BMTUGTSidogiri Branch Kepanjen is BBA financing. This provides many benefits to the BMT, one of which is a benefit that arises from the difference in selling price from the seller to the purchase price of the customer to Based on the results of interviews with managers BMT, BBA in finance value that fits the characteristics that most customers BMT micro entrepreneurs. Based on the authors conducted a study on BMTUGTSidogiri BranchKepanjen results are set forth in the thesis with the title "Analysis of Financing Bai 'BitsamanAjil (BBA) In Financing Increase In BMTUGTSidogiri BranchKepanjen".
This research is a qualitative descriptive approach that aims to describe the financing procedure of Bai 'BitsamanAjil (BBA) and BBA financial contribution in increasing the revenue of BMT. Model analysis of the data used in this study is the analysis of qualitative data collection, data selection, data presentation next draw conclusions and provide solutions to solve them.
This research Based onBMT has set funding procedures that must be met by each prospective customer begins with the filing of the petition till realization of the financing agreement and the information using the principles of financing analysis 5C. BBA financing contributes greatly to the revenue BMTUGT In a row. besides the BBA financing has contributed greatly to the revenue BMT seen from the analysis of profitability (NPM, ROA, ROE), because the analysis addressing that serve targeted profitability generated BMT experience a fluctuating (rising, falling incomes).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan
berkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga
keuangan syariah terutama perbankan syariah, cukup luas sampai sekarang. Hal
ini dipicu oleh UU No.10 tahun 1998 yang memungkinkan perbankan menjalankan
dual banking system yaitu bank konvensional mulai melirik dan membuka unit
usaha syariah. Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata yang syariah dan
produktif Bukan hanya itu tapi Islam juga mendorong seluruh masyarakat untuk
melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Investasi merupakan suatu
kegiatan usaha yang mengandung risiko karena adanya unsur ketidakpastian.
Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) juga tidak pasti dan tidak
tetap. Sedangkan membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung
risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
(Fauziah, 2006:1) Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah
Islam. Namun prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam-meminjam sudah ada dan
banyak terjadi pada zaman Nabi SAW bahkan sebelumnya. Tidak dipungkiri bahwa
kemajuan pembangunan ekonomi dan perdagangan, telah mempengaruhi lahirnya
institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha
sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangan secara sendiri (Ridwan, 2005:51).
Namun konsep lembaga keuangan sesungguhnya sudah dikenal sejak sebelum. Nabi
Muhammad diangkat menjadi rosul. Lembaga baitul maal (rumah dana), merupakan
lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh nabi. Lembaga ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan (Ridwan, 2005:56). Lembaga keuangan telah
berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri
modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan
modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga
keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan
modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui
mekanisme saving. Sehingga lembaga keuangan telah memainkan peranan yang sangat
besar dalam mendistribusikan sumber-sumber daya ekonomi dikalangan masyarakat,
meskipun tidak sepenuhnya dapat mewakili kepentingan masyarakat luas. Lembaga
keuangan umum sangat mendorong munculnya lembaga keuangan syariah alternatif.
Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial.
Juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil orang
pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang, tetapi lembaga
yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir
dari kesadaran umat dan ditakdirkan untuk menolong kelompok mayoritas yakni
pengusaha kecil/mikro. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
(Ridwan, 2005:73). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan
Bank maupun NonBank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan, umumnya
tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke
bawah. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi penggunaan risiko dan biaya operasi,
juga dalam identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit yang layak
usaha. Ketidakmampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya
kekosongan pada segmen pasar keuangan di wilayah pedesaan. Akibatnya 70% s/d
90% kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non-formal, termasuk yang ikut
beroperasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang tinggi. Untuk
menanggulangi kejadian-kejadian seperti ini perlu adanya suatu lembaga yang
mampu menjadi jalan tengah. Wujud nyatanya adalah dengan memperbanyak
mengoperasikan lembaga keuangan berprinsip bagi hasil, yaitu; Bank Umum
Syariah, BPR Syariah, dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) (Muhammad, 2005:16).
Baitul Maal wat Tamwil atau biasa dikenal dengan sebutan BMT, dari segi bahasa
atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti rumah uang dan
(rumah) pembiayaan, sehingga bila diartikan secara terpisah, baitul maal adalah
rumah uang. Namun bukanlah yang dimaksud dengannya dalam tulisan ini adalah
demikian. Baitul maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan
yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa
zakat, infaq dan shadaqah (ZIS). Sedangkan baituttamwil adalah lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan
(simpanan) maupun deposito dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim
dalam dunia perbankan (Ilmi, 2002: 67). Keberadaan BMT merupakan representatif
dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu
mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat. Peran umum BMT yang dilakukan
adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah.
Keberadaan BMT ini diharapkan mampu untuk berperan aktif dalam
memperbaiki kondisi masyarakat yang sebagian harus menghadapi rentenir-rentenir
yang nantinya masyarakat akan terjerumus pada masalah ekonomi (Sudarsono,
2005:96). Kemajuan yang dicapai oleh koperasi Baitul Maal wa Tamwil Maslahah Mursalah
lil Ummah (BMT UGT) Sidogiri, merupakan angin segar bagi peningkatan peran
pesantren dalam pemberdayaan ekonomi ummat. Dalam bukunya Bakhri (2004:23)
setelah 7 tahun berkiprah dalam pemberdayaan ekonomi ummat, BMT UGT telah
memiliki 12.470 orang penabung, omsetnya mencapai Rp 35 Milyar dengan Asset Rp
8,1 Milyar. Dana yang dihimpun dari masyarakat disalurkan melalui program
pembiayaan kepada 3.162 orang dengan LDR (Loan Deposit Ratio) sebesar 76,14%.
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara pesat, BMT UGT Sidogiri
melakukan kegiatan penghimpun dana dan juga penyaluran dana. Pada sisi
penghimpun dana BMT UGT menghimpun dana dari anggota (nasabah) dengan akad
wadi'ah (sewa), mudharabah umum, deposito, qiradh atau pun qard. Sedangkan pada
sisi penyalur dana, BMT UGT melakukan transaksi pembiayaan dengan menggunakan
sistem bagi hasil yaitu akad mudharabah dan musyarakah, sistem jual beli yaitu
Murabahah, akad Bai’ Bitsamanil Ajil, dan sistem gadai syariah yaitu Rahn. BMT
sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah pembiayaan, karena
kegiatan BMT sebagai lembaga keuangan pemberian pembiayaan merupakan kegiatan
utamanya. Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga
berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak lain dengan harga
ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah margin keuntungan yang
disepakati untuk keuntungan BMT. Keuntungan BMT dapat dilihat berdasarkan table
komposisi pembeiayaan yang disalurkan kepada masyarakat, sebagai berikut: Tabel
1.1 Komposisi Pembiayaan BMT UGT Priode 2010-2014 KET Pembiayaan Yang
Disalurkan 2010 2011 2012 2013 2014 BBA 298.525.000 200.000.000 310.000.000
320.000.000 325.000.000 MSA 50.500.000 60.000.000 40.000.000 30.000.000
25.000.000 MDA 25.025.000 25.000.000 23.100.000 23.000.000 22.000.000 MRB
100.925.000 181.000.000 101.500.000 102.000.000 105.000.000 RAHN 25.025.000
34.000.000 25.400.000 25.000.000 23.000.000 TOTAL 500.000.000 500.000.000
500.000.000 500.000.000 500.000.000 Sumber: ” Data diolah dari laporan keuangan
BMT-MMU Periode 2010-2014
Dengan melihat jumlah komposisi pembiayaan yang disalurkan kepada
masyarakat pada tabel 1.1, pembiayaan yang paling diminati para nasabah di BMT
UGT Sidogiri adalah pembiayaan Bai’ Bitsamanil Anjil. Hal ini memberi banyak manfaat
kepada pihak BMT, salah satunya adalah keuntungan yang muncul dari selisih
harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Manajer BMT-UGT Sidogiri, Capem Kepanjen bahwa pembiayaan bai’
bitsaman ajil (BBA) dinilai sangat sesuai dengan karakteristik kebanyakan
nasabah BMT-UGT yaitu pengusaha mikro dikarenakan, Pertama; sistem BBA sangat
sederhana, hal tersebut memudahkan dalam penanganan administrasi di BMT, kedua;
fleksibel kemudian ketiga; angsuran sangat mempermudah para nasabah (usaha
mikro) dalam melunasi karena pendapatan mereka yang minim dan tidak menentu,
kebanyakan nasabah yang minat dalam pembiayaan BBA ini merupakan masyarakat
pedagang kaki lima dipasar kepanjen. Maka dari di BMT-UGT produk yang paling
diminati oleh para nasabah diantaranya Bai’ Bitsaman Ajil (BBA). Bagi para
nasabah pedagang kaki lima ini, sangat banyak peluang yang relatif terhadap
banyaknya nasabah pembiayaan dengan kontrak bai’ bitsaman ajil (BBA) tersebut,
tentunya selain memiliki efek positif bagi perkembangan BMT serta bai’ bitsaman
ajil (BBA) termasuk produk pembiayaan yang sangat efektif dan produktif untuk
meningkatkan pendapatan nasabah dan BMT. Dalam hal ini dapat dilihat dari
besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan akan meningkatkan tingkat keuntungan
(profit) pada BMT.Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin,
aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari’ah, yakni dapat berupa bagi
hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan
sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak
dana yang menganggur. Mengingat pembiayaan bai’ bitsaman ajil (BBA) sebagai
sistem pembiayaan yang sangat urgen maka sistem dan manajemen serta
pengelolaannya harus benar-benar dirumuskan dan diaplikasikan sebaik mungkin
guna meningkatkan profesionalitas dan kualitas serta efektifitas perekonomian
umat untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis Pembiayaan Bai’
Bitsaman Ajil (BBA) Dalam Meningkatkan Pendapatan (Studi Kasus Pada BMT UGT
Sidogiri Capem Kepanjen)”. 1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah ini
bertujuan memberikan rumusan yang paling jelas dari permasalahan yang ada untuk
memudahkan analisis. Berdasarkan uraian yang telah ada, maka penulis memberikan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) yang
diterapkan oleh BMTUGT Sidogiri, Capem Kepanjen?
2. Bagaimana kontribusi pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil BBA) dalam
meningkatkan pendapatan BMT-UGT Sidogiri, Capem Kepanjen?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti
memiliki tujuan tertentu baik untuk kepentingan pribadi atau yang lain. Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil
(BBA) di BMT-UGT Sidogiri, Capem Kepanjen
2. Untuk mendeskripsikan
kontribusi pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) dalam meningkatkan pendapatan
BMT-UGT Sidogiri, Capem Kepanjen.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Mahasiswa Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan referensi dan pengembangan teori bagi
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Prusahaan Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi pimpinan BMT UGT Sidogiri, Capem Kepanjen dalam
mengambil keputusan tentang metode perhitungan bagi hasil pada pembiayaan
mudharabah.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini bertujuan memberikan
batasan yang paling jelas dari permasalahan yang ada untuk memudahkan
pembahasan. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka penulis
memberikan batasan yaitu menganalisis produk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil
(BBA) dalam meningkatkan pendapatan di BMT UGT Sidogiri, Capem Kepanjen.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) dalam meningkatkan pendapatan pada BMT UGT Sidogiri Capem Kepanjen. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment