Abstract
INDONESIA:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengelolaanpinjaman dan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang dihitung dengan menggunakan rasio DARdan peningkatkan profitabilitas yang dihitung menggunakan rasio ROA, GPM, dan NPM pada CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif. Obyek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil Mebel CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan sedangkan subyek penelitiannya adalah pemilik mebel CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung di Desa Duwet. Penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan dengan pendekatan survey, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kredit di dua perusahaan tersebut digunakan untuk operasional perusahaan.(1) Hasil perhitungan DAR CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung menunjukkan bahwa sebagian besar asset perusahaan dibiayai oleh modal sendiri.(2) Perhitungan profitabilitas perusahaan CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung menggunakan rasio ROA, NPM, dan GPM, secara keseluruhan laba yang dihasilkan oleh kedua industri mebel tersebut cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil laba yang didapatkan oleh perusahaan meningkat pada tahun 2014 dan sedikit menurun pada tahun 2015 dikarenakan adanya penurunan jumlah pesanan. Pengelolaan kredit yang digunakan untuk meningkatakan profitabilitas pada dua usaha mebel tersebut menunjukkan hasil yang cukup baik.
ENGLISH:
Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) is currently the largest segment for national economic actors. SMEs can help the government to reduce unemployment, fight poverty, and income distribution. SMEs in Magetan used two sources of capital that its own capital and outside capital or borrowed capital. The purpose of this study was to determine how the funds credit loans can improve profitability in small businesses.
This research used descriptive qualitative approach with a focus of the research included credit management and how big the company's assets was funded by debt that was calculated by the ratio of DAR, and increasing the profitability of the company by using the ratio of ROA, NPM and GPM. The subjects of the research were two people. Data collected used observation, interview (interview), documentation.
From the results showed that the credit management at the two companies was used for company operations. The calculation of the profitability of companies used ROA, NPM and GPM, it wasgood enough profit that was generated by the small industries of furniture in the village of Duwet as whole. It can be seen from the results that was obtained by the company's profit increased in 2014 and decreased slightly in 2015 but it was still above the lower limit of the percentage ratios of profitability. It could be deduced that the credit management on a small industry of furniture in the village of Duwet was good enough and it could improve profitability
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) saat ini merupakan segmen
terbesar bagi pelaku ekonomi nasional. Pelaku UMKM dapat membantu pemerintah
untuk mengurangi jumlah pengangguran, memerangi kemiskinan, dan pemerataan
pendapatan. Banyak produk yang dihasilkan UMKM pada saat ini yang dapat bersaing
di pasar domestik bahkan dapat menembus dan bersaing di pasar internasional.
Selain itu, UMKM merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat. Di Indonesia peran UMKM mampu memberikan kontribusi bagi
perekonomian nasional, khususnya dalam pembentukan Produk Domestik Bruto ( PDB
) Nasional dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari PDB Usaha
Mikro Kecil Menengah pada tahun 2011 mencapai 4.303.571,5 M lebih besar dari
PDB usaha skala besar ( Suhardjono, 2003 : 148 ). Meskipun UMKM telah
menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi
berbagai hambatan iklim usaha, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
seperti menciptakan produk baru, kurang mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
pasar, terkadang modal usaha menjadi masalah bagi pemilik UMKM dan kurangnya
karyawan dalam membantu proses produksi. Pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan nasib UMKM yang 2 menjadi penunjang ekonomi masyarakat Indonesia.
Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan UMKM, telah
ditetapkan berbagai kebijakan tentang pencadangan usaha, pendanaan, dan pengembangannya
namun belum optimal. Hal tersebut dikarenakan kebijakan yang ada belum dapat
memberikan perlindungan, kepastian berusaha, dan fasilitas yang memadai untuk
pemberdayaan UMKM. Di dalam pidatonya Gubernur provinsi Jawa Timur menjelaskan
bahwa tiga hal mendasar untuk mewujudkan masyarakat Jawa Timur agar sejahtera
yaitu dengan cara pengembangan koperasi dan UMKM, menggarap pasar dalam negeri,
dan membangun infrastruktur. Ini adalah pekerjaan prioritas agar potensi
ekonomi Jawa Timur menjadi petarung ekonomi paling hebat di Indonesia. Jawa
Timur benar-benar memiliki banyak petarung ekonomi dan UMKM yang hebat. Ini
jadi modal utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Ini juga
yang menjadi dasar pertimbangan untuk perluasan dan penguatan
(bappeda.jatimprov.go.id). Perluasan struktur industri di Jawa Timur akan
dikuatkan melalui UMKM dan koperasi. “Industri Jawa Timur itu 54,34 persen juga
berasal dari UMKM dan mampu menampung 98 persen tenaga kerja. Sebab itu
prioritas pengembangan koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ) tidak
bisa ditawar lagi. Sebab, sektor ini bisa mengubah hidup rakyat Jawa timur
menjadi lebih sejahtera. “Koperasi itu prinsip dasarnya adalah membangun
kekerabatan yang baik. Dari situ mereka mendapat keuntungan. Karena ada
keuntungan maka pemerintah perlu menetapkan kebijakan untuk turut menciptakan
sebuah iklim yang baik. 3 Tentu semua ini tidak gratis, semua ini memerlukan
uang. Harus dimengerti bahwa uang itu begitu penting. Sebab, darah dari
pembangunan ya uang itu ( Soekarwo , bappeda.jatimprov.go.id). Hingga saat ini
angka perputaran uang di Jawa Timur sudah mencapai Rp 244 triliun, sudah
surplus Rp 49 triliun dari capital inflow yang masuk di kantong masyarakat.
Karena itu, jangan heran
kalau di Jawa Timur banyak sekali muncul orang kaya baru. Yang paling gampang
untuk melihat fenomena ini adalah kemacetan jalan raya yang makin sering
terjadi. Betapa pemilik mobil semakin banyak, sepeda motor juga semakin
membludak. Jadi, bukan jalan rayanya yang menyempit melainkan pergerakan
pertumbuhan kendaraan bermotor yang makin tak bisa dikendalikan. Deputi
Produksi Kementerian Koperasi dan UMKM, Braman Setyo juga menyebutkan, dari
total 33 provinsi di Indonesia, JawaTimur masih merupakan satu-satunya provinsi
yang sektor perkoperasian dan UMKM-nya memiliki peran penting dalam memajukan
perekonomian daerah. Dari sejumlah penilaian, sektor koperasi di JawaTimur
merupakan peringkat satu dan memiliki peran utama dalam mendukung ekonomi
kerakyatan jika dibanding 33 provinsi lainnya. Adanya program Koperasi Wanita
(Kopwan), Koperasi Karyawan (Kopkar) yang keduanya lahir difasilitasi
pemerintah adalah bukti bahwa pemerintah provinsi JawaTimur sangat mendukung
keberadaan ekonomi berbasis kerakyatan ini. Ini juga sekaligus sebagai bukti
mengembalikan kedaulatan ekonomi sepenuhnya bagi rakyatnya. 4 Jawa Timur selama
ini memang telah menjadi provinsi lokomotif bagi gerakan koperasi di Indonesia.
Hal itu tidak lepas dari peranan pemerintah kabupaten/kota yang terus mendorong
pendirian koperasi. Hasilnya, kontribusi koperasi dan UMKM dalam PDRB Jawa
Timur cukup fantastis (Braman, Bappeda Jatim, 2013). Patut disimak, kontribusi
sektor ini mencapai 57% dari PDRB Jawa Timur sebesar Rp 884 triliun. Sumbangan
koperasi dan UMKM pada perekonomian Jawa timur sangat besar, mencapai lebih
dari Rp 600 triliun. Semua pihak harus terus mengamankan kontribusi yang cukup
besar ini terhadap perekonomian Jatim melalui even tahunan ini. Sedangkan
alokasi dana yang digelontorkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk
pemberdayaan koperasi dan UMKM juga tidak kalah besar yaitu sekitar Rp 1,3
triliun. Perkembangan jumlah koperasi di Jawa Timur juga signifikan. Dari
24.000 lebih di tahun 2011 tumbuh menjadi sekitar 29.145 koperasi. Sedangkan
untuk aset, sekarang mencapai sekitar Rp 24 triliun. Sementara jumlah anggota
naik 34,8% dari 5.209.364 menjadi 7.021.337 orang. Dengan volume pinjaman
mencapai Rp 26,2 triliun pada 2011. Setahun sebelumnya sebesar Rp11,4 triliun
atau naik 17,6%. Total aset naik dari Rp14,5 triliun menjadi Rp 20 triliun
(bappeda.jatimprov.go.id). Dalam acara Expo Koperasi dan UMKM 2015, Wakil
Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, dalam sambutannya menegaskan menghadapi
pasar bebas pasti diwarnai dengan persaingan yang ketat, tidak hanya dengan
pasar lokal namun juga gempuran dari produk-produk luar negeri yang masuk ke
Indonesia. Hingga pada tahun 2015, PDRB Provinsi Jawa Timur mencapai 5 54,48%,
salah satunya ditopang dari sektor koperasi dan UMKM. “Sektor Koperasi dan UMKM
termasuk dalam pilar perekonomian bangsa dan prestasi Jawa Timur tersebut
merupakan kesuksesan kita bersama. Tidak akan bisa mencapai keberhasilan tanpa
campur tangan dan kerja keras seluruh pihak khususnya dari sektor koperasi dan
UMKM,”. Wakil gubernur menjelaskan presentase UMKM adalah terbesar dari sektor
pertanian 65,25%, kemudian dari sektor perdagangan, hotel dan restoran 25,20%,
serta sisanya untuk yang lain-lain. Untuk memperkuat dalam bersaing di era
pasar bebas, diharapkan agar seluruh koperasi dan UMKM untuk meningkatkan daya
saing. “Ada tiga aspek untuk terus mengasah kemampuan berdaya saing, antara
lain skil, manajemen dan akses permodalan. Semua itu bisa ditingkatkan melalui
pelatihan-pelatihan, serta harus aktif menjemput bola
(diskopumkm.jatimprov.go.id). Para pengusaha harus mampu bersaing di era pasar
bebas ini. Tingginya tingkat persaingan tidak hanya dialami oleh perusahaan –
perusahaan besar saja tetapi juga dialami oleh para perusahaan kecil dan
menengah. Salah satunya Industri yang ada di kabupaten Magetan. Sektor industri
di Kabupaten Magetan sebagian besar berskala kecil dan menengah ( UMKM ).
Kabupaten Magetan memiliki jumlah UMKM sekitar 1.000 unit. Sektor ini
didominasi oleh industri makanan dan minuman, industri kerajinan kulit, anyaman
batu, batu bata, genting dan gerabah serta pada sekarang ini telah merambah
pada sektor kerajinan mebel. Berkembangnya industri kecil di daerah – daerah
dapat membantu pemerintah dalam membuka lapangan kerja.
Karena kemajuan perekonomian suatu negara 6 tidak terlepas dari
produktifitas penduduknya. Dan Produktifitas tersebut harus didukung oleh
tingkat investasi dan sumber daya manusia yang memadai. UMKM di Kabupaten
Magetan didalam melakukan usahanya menggunakan dua sumber yaitu modal sendiri
dan modal dari luar atau modal pinjaman. Modal sendiri adalah modal yang
berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal dari
pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap
keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor,kekurangan
modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima. Modal sendiri atau ekuitas
adalah dana jangka panjang dari pemilik perusahaan atau pemegang saham (
Margaretha Farah, 2007 : 221 ). Sedangkan modal pinjaman adalah modal yang
berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam
perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
utang yang pada saatnya harus dibayar kembali ( Riyanto, 1995 : 227 ).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah dan pemerintah
daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan
perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana dan lain-lain
. Sementara pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara
aktif membantu menumbuhkan iklim usaha. Dari Undang-Undang tersebut jelas
menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank dan lembaga keuangan lainnya, harus
berperan aktif dalam pengembangan UMKM, 7 dalam hal ini dari segi permodalan.
Modal dalam hal pertumbuhan usaha sangat memiliki peran yang cukup besar. Cara
mengatasi kelemahan UMKM dalam hal modal kerja tentu saja pihak perbankan
sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan UMKM. Salah satu
kebijakan pemerintah yang telah diterapkan adalah dengan cara mengarahkan
sektor perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya sampai ke wilayah
pedesaan dan menjangkau kalangan pengusaha kecil dengan penyaluran kredit
kepada pelaku UMKM. Tujuan dari adanya kredit tersebut adalah untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin banyak kredit yang disalurkan
maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan ( Kasmir,
2005 : 96 ). Menurut Syamsuddin ( 2005 : 55 ), profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total
aktiva, maupun hutang jangka panjang. Profitabilitas merupakan kemampuan
memperoleh laba, sehingga perusahaan manapun jelas ingin selalu meningkatkan
profit yang didapat karena peningkatan profit akan berdampak pada sehatnya
perusahaan itu. Dari beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Desanto
( 2007 ), menunjukkan bahwa secara umum menunjukkan Industri Kecil
pendapatannya meningkat setelah memperoleh bantuan kredit. Jumlah kredit yang
diterima dari tahun 2003-2006 sebesar Rp. 62.950.000,-. Tetapi pemberian kredit
kurang efektif apabila dikaitkan dengan tingkat pendapatan Industri Kecil di
Kota Madiun.
Hal ini ditunjukkan dalam
analisis deskriptif data tingkat pendapatan Industri Kecil di 8 Kota Madiun,
dengan adanya pemberian kredit menaikkan rata – rata modal hingga 211 %,
sedangkan tingkat rata – rata pendapatan hanya naik 35 %. Penelitian menurut
Purnamayanti, Suwendra, Yulianthini ( 2014 ), Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit dan
modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Penelitian menurut
Rohmah ( 2010 ), Berdasarkan dari analisis manajemen kredit pada Pegadaian
Cabang Singosari menunjukkan bahwa untuk meningkatkan profitabilitas diperlukan
adanya tambahan modal kerja dan penentuan strategi yang tepat, diperlukan kerja
sama yang baik dalam prosedur perkreditan agar tidak ada satupun yang
terlewatkan. Desa Duwet dulunya merupakan desa yang dikenal sebagai desa
tertinggal atau desa miskin di kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Banyak
masyarakatnyaa yang berpendidikan rendah dan buta huruf. Masyarakatnya banyak
bekerja sebagai kuli serabutan dan merantau ke kota atau daerah lain karena
tidak ada pekerjaan di daerahnya sendiri, tetapi saat ini Desa Duwet Kecamatan
Bendo Kabupaten Magetan dkenal sebagai industri kecil penghasil kerajinan kayu.
Awalnya yang mempunyai industri kerajinan mebel masih sedikit sekali. Awal
mulanya dari saalah saatu pengusaha mebel melihat peluang atau potensi alam
yang bagus didaerahnya, yaitu Desa Duwet dan sekitarnya karena kaya akan sumber
daya alam ( SDA ) kayunya yang sangat melimpah dan mempunyai kualitas yang
bagus, Sehingga memanfaatkaan kayu yang ada disekitarnya ini 9 untuk dijadikan
kerajinan mebel karena akan lebih mengurangi biaya produksi dan lebih
terjangkau harganya saat dijual ke konsumen Pengusaha ini akirnya sukses dan
banyak pesaanan dari berbagai daerah. CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung,
merupakan dua perusahaan yang memili omset terbesar dibandingkan dengan
perusaahaan lain. CV. Cipto Agung dan UD. Mustika Agung, CV. Cipto Agung
mengawali usahanya dengan modal Rp.200.000.000,00, UD. Mustika Agung mengawali
usahanya dengan modal Rp.125.000.000,00 kemudian untuk menambah jumlah
produksinya, kedua perusahaan tersebut memutuskan untuk menambah modal dengan
cara meminjam dana kepada perbankan. Dari segi profitabilitas , laba yang
diperoleh perusahaan semakin tahun semakin meningkat. Hal itu dapat dilihat
dari tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Laba Perusahaan Tahun 2013 - 2015 Usaha
Mebel Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 CV Cipto Agung Rp. 44.650.000 Rp.
82.450.000 Rp. 107.150.000 UD Mustika Agung Rp. 40.325.000 Rp. 101.125.000 Rp.
118.700.000 Sumber : Laporan Laba / Rugi Perusahaan , Diolah tahun 2016 Dari
tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2013 laba yang diperoleh CV Cipto Agung
Rp. 44.650.000, pada tahun 2014 jumlah laba yang didapatkan Rp. 82.450.000,
laba tahun 2014 meningkat dibandingkan laba tahun 2013 yaitu sejumlah Rp.
37.800.000,00 tahun 2015 laba perusahaan Rp. 107.150.000 , laba tahun 2015
meningkat dibandingkan laba tahun 2014 yaitu sejumlah Rp. 24.700.000,00. Laba
perusahaan CV Cipto Agung terus meningkat dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2015 . dari tabel diatas dapat dilihat pula pada tahun 2013 laba yang diperoleh
UD Mustika Agung pada tahun 2013 Rp. 40.325.000, 10 pada tahun 2014 jumlah laba
yang didapatkan Rp. 101.125.000,00, laba tahun 2014 meningkat dibandingkan laba
tahun 2013 yaitu sejumlah Rp. 60.800.000,00 tahun 2015 laba perusahaan Rp.
118.700.000,00 laba tahun 2015 meningkat dibandingkan laba tahun 2014 yaitu Rp.
17.575.000,00. Laba perusahaan terus meningkatdari tahun 2013-2015. Jumlah
kredit yang di terima oleh CV. Cipto Agung pada tahun 2013 Rp.50.000.000,-,
tahun 2014 Rp. 50.000.000,- dan tahun 2015 Rp. 50.000.000,-. Jumlah kredit yang
diterima oleh UD. Mustika Agung pada tahun 2014 Rp.50.000.000,- dan pada tahun
2015 Rp.75.000.000,-. Produk mebel ini pemasaran produknya berorientasi pada
permintaan permintaan lokal maupun luar kota dan industri kerajinan mebel ini
diharapkan mampu menaikkan kuantitas produksi dan tambahan pendapatan bagi
masyarakat di Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Berdasarkan latar
belakang di atas peniliti ingin mengetahui “Peningkatan Profitabilitas Melalui
Pengelolaan Pinjaman Kredit Usaha Kecil Periode 2013 – 2015 ( Studi Kasus Pada
Industri Mebel CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung Desa Duwet Kecamatan BendoKabupaten
Magetan ) “.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan dengan latar
belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan kredit pada Industri kecil mebel di Desa
Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan ?
2. Bagaimanapeningkatan
profitabilitas pada Industri kecil mebel di Desa Duwet, Kecamatan Bendo,
Kabupaten Magetan yang dihitung dengan menggunakan rasio ROA, GPM,dan NPM ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari Perumusan masalah di
atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengelolaan kredit pada Industri mebel di Desa
Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.
2. Untuk mengetahui peningkatan profitabilitas Industrimebel di
Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan yang dihitung dengan menggunakan
rasio ROA, GPM,dan NPM.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti a) Sebagai
sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliyah dalam menyelesaikan
permasalah dalam kehidupan nyata.
b) Menambah pengalaman dan melatih untuk berfikir kritis dalam
menghadapi suatu permasalahan.
2. Bagi Perusahaan Hasil
akhir ini diharapkan dapat memberikan saran bagi pemimpin perusahaan mebel
dalam mengambil keputusan mengenai efisiensi penggunaan pinjaman kredit dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaannya.
3. Bagi Pihak Lain Dengan
adanya penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta menjadi bahan masukan
dalam mengatasi permasalahan yang sejenis.
1.5 Batasan Penelitian
Penulis
membatasi penelitian agar tidak memperluas permasalahan, yaitu khusus pada
peningkatan profitabilitas dan pengelolaan kredit Usaha Kecilperiode 2013 –
2015 ( Studi Kasus IndustriMebel CV. Cipto Agung dan UD. Mustika Agung Desa
Duwet Kecamatan BendoKabupaten Magetan). Adapun rasio profitabilitas yang
peneliti gunakan adalah return on asset ( ROA ), net profit margin ( NPM ),
Gross Profit Margin ( GPM ). Pengelolaan hutang dari pihak ketiga dan
penghitungan rasio hutang ( Debt to Asset Ratio).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Peningkatan profitabilitas usaha kecil melalui pengelolaan kredit periode 2013-2015: Studi pada industri mebel CV Cipto Agung dan UD Mustika Agung Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment