Abstract
Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengaharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimilikinya. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja kerasdan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh secara simultan dan parsial dan untuk mencari variabel manakah yang paling dominan.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 67 orang pegawai dengan berbagai golongan. Dan 44 orang diambil sebagai sampel dengan menggunakan rumus Slovin.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan nilai F sebesar 35,755. Dan secara parsial berdasarkan nilai uji t, dari lima variabel motivasi hanya terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai yaitu variabel kebutuhan rasa aman dan keselamatan dengan t hitung (2,675) dan kebutuhan aktualisasi diri dengan t hitung (7,286). Sedangkan ke-tiga variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai secara parsial. Sedangkan variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah X5 yakni kebutuhan aktualisasi diri dengan nilai beta (0,875)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
latar
belakang
Organisasi adalah suatu tempat berkumpulnya sejumlah orang yang
melakukan aktivitas dengan bekerjasama untuk mencapai serangkaian tujuan yang
telah ditentukan (Hasibuan, 2005: 5). Untuk mewujudkan visi dan misi suatu
organisasi maka semua elemen yang membentuk organisasi tersebut harus saling
bahu membahu berperan serta untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam
usahanya mencapai visi dan misi sebuah organisasi. Manusia atau karyawan dalam
sebuah organisasi menjadi elemen penting bagi penentu keberhasian suatu
organisasi. Sebab peran mereka bukanlah sebuah objek seperti mesin dan modal,
akan tetapi sebagai subjek penggerak dan pengontrol kemana arah organisasi
tersebut akan dituju. Sebagai pemimpin sebuah organisasi atau perusahaan,
pastinya ingin pegawai yang dimilikinya memberikan kemampuan terbaiknya. Para
pimpinan perusahaan atau lembaga tentu akan terus mencari cara dan mencoba agar
karyawan yang dimilikinya bekerja dengan maksimal seseuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Karena masih banyak ditemui ada karyawan yang memang sudah bekerja
dengan maksimal sesuai kemampuannya, namun ada juga karyawan yang sebenarnya
memiliki kemampuan yang lebih dari hasil kerja yang ia tunjukkan (Hasibuan,
2005: 10). Untuk dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan para
pimpinan lembaga atau perusahaan haruslah meningkatkan kinerja individu para
karyawan terlebih dahulu, dengan meningkatnya kinerja individu para karyawan 2
tersebut, maka secara berkesinambungan kinerja organisasi tersebut akan
meningkat juga. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Prawirosentono (1999:3),
kinerja organisasi atau lembaga sangat dipengaruhi kinerja individu, oleh sebab
itu apabila kinerja organisasi ingin diperbaiki tentunya kinerja individu perlu
diperhatikan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhinya, seperti lingkungan kerja yang nyaman, rekan kerja kerja
yang kooperatif, motivasi bekerja dan sebagainya. Untuk dapat memberikan
motivasi yang tepat pada karyawan menurut Wahjosumidjo dalam Sulistiyani dan
Rosidah (2003:187) pimpinan hendaknya secara terus menerus: a. mengamati dan
memahami tingkah laku bawahan b. mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah
laku bawahan c. memperhitungkan, mengawasi dan mengubah serta mengarahkan
tingkah laku bawahan. Artinya adalah para pimpinan sebuah perusahaan atau
lembaga haruslah terlebih dahulu mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan
oleh bawahan, sehingga dengan begitu para pimpinan dapat memberikannya dalam
upaya meningkatkan kinerja para pegawainya. Dalam perkembangannya, para pimpinan
perusahaan atau lembaga akan terus mengidentifikasi, menganalisis, serta
mengevaluasi kinerja karyawannya, agar mampu bekerja semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Karena dengan kinerja karyawan yang maksimal
maka akan berpengaruh pada kinerja perusahaan atau lembaga secara keseluruhan,
dan dengan meningkatnya kinerja perusahaan, maka tujuan dari perusahaan
tersebut akan lebih 3 mudah dicapai semisal ingin mencapai laba yang maksimal,
ataupun pada organisasi publik tujuannya adalah memberikan pelayanan yang prima
pada warga Negara, memberikan perlindungan dan rasa aman, serta mewujudkan
kesejahteraan sosial dan keadilan (Sulistiyani dan Rosidah, 2003:40) Ada banyak
hal yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja, salah satu diantaranya
yaitu pemberian motivasi seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2005:95) motif
adalah sesuatu perangsangan keinginan yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja. Stanford (dalam Mangkunegara 2005: 93) mengatakan bahwa motivasi adalah
sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Stanton (dalam Mangkunegara 2005:93) berpendapat bahwa suatu motif adalah
kebutuhan kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu
dalam mencapai rasa puas. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai
yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motifnya. Beberapa hal yang mempengaruhi motivasi
kerja, menurut Ravianto (dalam Martoyo. 1992:136) adalah: atasan, rekan, sarana
fsik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis
pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi oleh
sistem kebutuhannya. Motivasi amatlah penting bagi karyawan seperti yang telah
disebutkan di atas. Setiap individu baik itu karyawan sampai manajer pun
haruslah memiliki motivasi dalam bekerja agar 4 dalam bekerja mareka akan terus
terjaga semangatnya dan terpacu untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Sebaliknya orang yang bekerja tanpa motivasi tidak jarang akan bekerja
asal-asalan, tidak bergairah, dan sering berbuat kesalahan. Hal inilah yang
harus dihindari oleh para manager atau pimpinan suatu lembaga.
Mereka harus terus
memberikan motivasi pada karyawannya agar gairahnya dalam bekerja tetap tinggi,
yang nanti akan berimbas pula pada peningkatan kinerjanya. Menurut Abraham
Maslow (dalam Hasibuan. 2005:104) dalam teori hierarki kebutuhan manusia yang
dikemukakannya, alasan manusia dalam berperilaku/bekerja adalah karena memiliki
dorongan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Jenjang kebutuhan manusia
tersebut antara lain adalah Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan keselamatan dan
keamanan, Kebutuhan Sosial dan Afiliasi, Kebutuhan Penghargaan, dan Kebutuhan
Aktualisasi Diri. Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang
penerapan teori Maslow hampir sepenuhnya dilakukan, antara lain dengan
pemberian gaji, pemberian tunjangan, mengikutsertakan pegawai dalam program
asuransi, keleluasaan pegawai untuk bersosialisasi, mangadakan pelatihan untuk
peningkatan kompetensi, kenaikan jabatan dan lain sebagainya. Sedangkan alasan
peneliti menggunakan teori Abraham Maslow dalam penelitian ini adalah karena
peneliti meyakini bahwa kebutuhan manusia itu berjenjang dan pada umumnya
manusia selalu memenuhi kebutuhannya dari dasar/bawah terlebih dahulu untuk
selanjutnya memiliki kebutuhan yang lain lagi yang lebih tinggi, kemudian naik
lagi pada kebutuhan yang lain lagi yang lebih 5 tinggi dan seterusnya sampai
pada kebutuhan puncaknya yaitu aktualisasi diri. Dan dengan alasan ingin
memenuhi kebutuhannya manusia melakukan berbagai upaya dan salah satunya dengan
bekerja. Apabila seorang manager ingin karyawannya bekerja sesuai dengan
standart yang diinginkannya, maka seorang manager perlu juga untuk memberi
karyawannya motivasi dalam bekerja, atau dorongan agar karyawan tersebut
semangat dalam bekerja selain memberinya upah yang sesuai. Seperti yang
dijelaskan dalam teori, maka seorang manager harus mengetahui apa yang sedang
dibutuhkan oleh karyawannya, sehingga dengan begitu manager dapat merangsang
kinerja karyawan dengan reward memberi kebutuhan karyawan bila mereka mampu
mencapai target yang telah ditentukan manager. Kinerja karyawan adalah hasil
kerja yang telah dicapai atau prestasi karyawan yang diukur berdasarkan
indicator-indikator yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Wirawan (2009:5)
kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor (wirawan,
2009:6).
Faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal
organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal karyawan atau
pegawai. Beberapa hasil penelitian tentang motivasi dan kinerja karyawan antara
lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Harlie M (2010) yang meneliti pengaruh
disiplin kerja, motivasi dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai negeri
sipil pada pemerintah kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan dengan menggunakan
metode regresi linier berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu 6 secara
simultan maupun parsial variabel disiplin kerja, motivasi, dan pengembangan
karir berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai negeri
sipil pemerintah kabupaten Tabalong. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Murti & Srimulyani (2013) dalam jurnalnya meneliti Pengaruh Motivasi
terhadap Kinerja Pegawai Dengan Variabel Pemediasi Kepuasaan Kerja Pada PDAM
Kota Madiun. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa motivasi berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, kepuasan kerja karyawan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, namun motivasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sindi
(2014) yang melakukan penelitian pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan Telkom Jawa Barat (witel Bekasi), dari metode regresi linier berganda
diperoleh hasil bahwa variable prestasi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan
kekuasaan yang termasuk dalam motivasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan Telkom Jawa Barat (witel Bekasi). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2012) mengenai Pengaruh Kepemimpinan
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja,
Dan Kinerja Karyawan Bank Sulselbar, didapat hasil bahwa motivasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari beberapa penelitian
tersebut yang dilakukan baik itu di perusahaan maupun di instansi pemerintahan
masih ada inkosistensi hasil penelitian yang menyatakan bahwa motivasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja namun ada juga hasil penelitian yang
menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah 7 motivasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai atau tidak dan peneliti ingin mengetahui variabel
apakah yang paling berpengaruh dalam memotivasi pegawai. Karena jika diamati
citra kinerja PNS di beberapa daerah tertentu masih ada yang belum bisa
dikatakan baik, karena masih ada beberapa oknum yang mangkir di jam kerja (Harruma,
2016). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah, dan Peraturan Walikota Malang Nomor 57 Tahun 2012. Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil melaksanakan tugas pokok penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kependudukan, pencatatan sipil, dan
transmigrasi. Dispenduk Capil tersebut termasuk instansi pemerintah yang
memiliki beban kerja cukup tinggi setiap harinya mereka bertugas untuk melayani
pembuatan E-KTP, pembetulan akta kelahiran, dan dokumen-dokumen kependudukan
lain yang harus dimiliki warga Negara Indonesia dalam sehari seorang karyawan
kurang lebih harus menyelesaikan 10 dokumen.
Dispenduk Capil adalah instansi pemerintah yang berorientasi
melayani warga, dan wilayah cakupannya adalah Kota Malang. Dengan tugas yang
diembannya tersebut maka pegawai Dispenduk Capil dituntut untuk memiliki
kinerja yang baik agar dapat melayani masyarakat Kota Malang yang memerlukan pengurusan
dokumen terkait di Dinas tersebut (http://dispendukcapil.malangkota.go.id/).
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang, dengan mengambil judul 8
“PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Malang”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah di atas maka memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah motivasi yang meliputi kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan
keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan penghargaan
(X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) mempunyai pengaruh signifikan secara
simultan terhadap kinerja pegawai (Y) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Malang?
2. Apakah motivasi yang meliputi kebutuhan fisiologis (X1),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan
penghargaan (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) mempunyai pengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai (Y) di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Malang?
3. Dari motivasi yang terdiri dari kebutuhan fisiologis (X1),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan
penghargaan (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) manakah yang berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan (Y) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh motivasi yang meliputi kebutuhan fisiologis (X1),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan
penghargaan (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) secara simultan terhadap
kinerja pegawai (Y) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang.
2. Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh motivasi yang meliputi kebutuhan fisiologis (X1),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan
penghargaan (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) secara parsial terhadap
kinerja pegawai (Y) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang.
3. Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh motivasi yang meliputi kebutuhan fisiologis (X1),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan
penghargaan (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) dan manakah yang paling
dominan terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti Penelitian
ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, wawasan, serta informasi menegenai
pemberian motivasi terhadap kierja karyawan.
2. Bagi Akademis 10 Sebagai sumber di kemudian hari bagi mereka
yang mengadakan penelitian dan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
dan menyeimbangkan antara teori yang diberikan dengan praktek.
3. Bagi Instansi Diharapkan dapat dijadikan
bahan masukan dan pertimbangan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh
instansi apabila pegawai tidak termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan yang
telah dibebankan kepadanya
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment