Abstract
INDONESIA:
Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang sedang berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai muncul reksa dana yang menerapkan prinsip syariah dalam kebijakan investasinya. PT Danareksa menawarkan produk investasi yang berlandaskan syariat Islam adalah reksadana Danareksa Indeks Syariah (DINAR). Dana yang diinvestasikan oleh Investor akan dikelola oleh Manajer Investasi sebagai pengelola utama menggunakan konsep risk-returnPenelitian ini bertujuan mengetahui kinerja emiten menggunakan rasio keuangan perusahaan, Single Index model, metode Sharpe.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah efek yang tersebar pada Reksadana Danareksa Indeks Syariah April 2016 yang masuk ke dalam Indeks JII. Metode analisis data menggunakan excel, yaitu analisis rasio keuangan untuk menilai klinerja history perusahaan yang dipilih dan melakukan perhitungan Single Indeks Model (Sharpe).
Hasil analisis rasio keungan pada periode ini memperoleh hasil emiten terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah menunjukkan penurunan, analisis dengan Single Index model secara keseluruhan menunjukkan bahwa pergerakan pasar sangat mempengaruhi emiten reksadana ini, Nett Asset Value reksadana akan naik apabila volatilitas market bereaksi positif. Hasil perhitungan evaluasi memiliki indeks Sharpe yang negatif pada bulan April, Mei ini berarti tingkat pengembalian masih berada dibawah tingkat pengembalian bebas resiko, namun pada pada bulan Juni, Juli kinerja reksadana mengalami perbaikan dengan dihasilkan indeks Sharpe positif. Dapat disimpulkan bahwa investasi jangka pendek lebih beresiko, namun untuk investasi jangka panjang, reksadana ini memiliki prospek yang bagus.
ENGLISH:
Mutual fund is a form of developed investment at this time. In its development of mutual funds began to appear that applying Sharia principles in its investment policy. PT Danareksa offers the investment products that are based on Islamic Shari'a is the mutual fund of Danareksa of Syariah Index (DINAR). The funds that are invested by the investor will be managed by the Investment Manager as the main organizer using the concept of risk-return. This study aimed to determine the performance using company finance ratio, Single Index models, method of Sharpe.
This research used descriptive quantitative method. The study population was scattered effect on Mutual fund of Danareksa of Syariah Index of April 2016 which entered into JII Index. Methods of data analysis used Excel, the financial ratio analysis was to assess the history performance of the selected company and perform calculations of Single Index Model (Sharpe).
The results of the analysis of financial ratio in this period obtained the greatest mutual fund results of Danareksa of Syariah Index and showed a decline, analyzing with a Single Index model showed that the market movement greatly affected the mutual funds, mutual fund Nett Asset Value will increase if the volatility of market reacted positively. The results of the evaluation calculation had a negative Sharpe index in April, this may meant that the rate of return was under the risk-free rate of return, but in the June, July, fund performance had improved with a positive index Sharpe. It can be concluded that the short-term investments had more risky, but for long-term investments, mutual funds had a good prospect
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berinvestasi pada instrumen keuangan atau
financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik
modal untuk mengembangkan dana yang mereka miliki. Masyarakat yang semakin
paham akan pasar keuangan, akan semakin pandai dalam menilai dan mengendalikan
risiko investasi yang mereka lakukan. Semakin modern peradaban ekonomi suatu
masyarakat, semakin besar peran pasar modal dibanding peran bank komersial
dalam memobilisasi dana ke sektor produktif. Pasar modal memberikan berbagai
macam alternarif pilihan bagi investor dengan tujuan dan kepentingan yang
hendak dicapai. Salah satu alternatif investasi yang tersedia bagi masyarakat
investor adalah reksadana. Reksadana dirancang untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi
namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Dana yang
diinvestasikan oleh Investor akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) sebagai
pengelola utama reksadana dengan menggunakan konsep risk-return dengan
menerapkan teori portofolio. Masalah utama dalam portofolio adalah bagaimana
Manajer Investasi memilih dan menentukan kombinasi terbaik antara tingkat
pengembalian dan risiko agar diperoleh return yang besar serta resiko yang
paling minimal atas kumpulan saham-saham dalam portofolio reksadana. Dengan
seiring perkembangan zaman, 2 sekarang telah ada reksa dana syariah yang dapat
dijadikan pilihan dalam berinvestasi. Bursa Efek Indonesia (BEI) berusaha
membantu para investor untuk menentukan pilihannya dengan membuat suatu indeks
yang dikenal sebagai Jakarta Islamic Indeks ( JII ). Indeks ini lahir pada
tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia. Bekerja sama dengan PT Danareksa
Investmen Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan
syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi
tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih
mengembangkan pasar modal syariah. Sejak kali pertama diuncurkan reksadana
syariah,yaitu Danareksa Syariah pada 25 juni 1997, instrumen syariah terus
mengalami perkembangan. Terlebih lagi pada era 2002 sampai pertengahan
2004,instrumen syariah, baik reksadana maupun obligasi, mengalami pertumbuhan
cukup signifikan, yaitu reksadana syariah rata-rata memberikan return 13%,
sementara reksadana konvensional ratarata memberikan return 12%. (Tim Studi
investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004:18-19) Oleh karena itu, dewasa
ini PT Danareksa menawarkan produk investasi yang berlandaskan syariat Islam,
adalah Reksadana Danareksa Indeks Syariah (DINAR). Dalam melakukan kegiatan
investasi, Reksadana DINAR dapat melakukan apa saja sepanjang tidak
bertentangan dengan syariat Islam, seperti tidak boleh melakukan kegiatan
investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman
yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi 3 dan lain-lain yang ditentukan oleh
dewan dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa saham, BEI sudah mengeluarkan
daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah islam
atau saham pengawas syariah. Reksadana Danareksa Indeks Syariah adalah salah
satu dari 6 produk reksadana yang yang ditawarkan oleh PT. Danareksa. Reksadana
Danareksa Indeks Syariah memiliki risiko yang relatif lebih dengan tujuan
menghasilkan return yang stabil, dan reksadana Danareksa Indeks Syariah ini
dapat melakukan investasinya pada 99,63% saham yang masuk kedalam Jakarta
Islamic Index.. Perkembangan reksadana DINAR dapat dilihat melalui NAB (Nilai
Aktiva Bersih). Yaitu, merupakan salah satu tolak ukur untuk memantau hasil
dari suatu reksa dana. Jika NAB total mengalami peningkatan maka NAB per unit
juga naik, maka investor akan memperoleh keuntungan yang besar. NAB total
menurun, maka investor akan mengalami kerugian. Oleh karena itu NAB sangat
berfluktuatif tiap periode waktu. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan NAB Reksadana
DINAR Sumber: indopremier.com 4 Reksadana ini dikelola untuk memperoleh hasil
investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik indeks
saham maupun obligasi. Dapat diketahui bahwa Jakarta Islamic Indeks (JII) akan
mengikuti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), oleh karena itu
fluktuasi pada efek terbesar pada Reksadana DINAR akan mengikuti pergerakan
harga pasar dikarenakan alokasi aset yang dipilih manajer investasi adalah
99,63% saham dan 0,37% pada pasar uang (cash) dalam prospektus terbaru pada
April 2016. Penelitian yang dilakukan Pranoto (2012) menyatakan bahwa reksadana
syariah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksadana
konvensional. Untuk risiko, dengan menggunakan metode Sharpe yang merupakan
risiko total. Reksadana yang memiliki risiko terendah adalah reksadana
konvensional. Sedangkan Paranita (2015) tentang analisis kinerja investasi
dalam reksadana saham (equity funds) dengan metode sharpe dan treynor periode
2010- 2014 menunjukkan hasil bahwa reksadana syariah masih belum mampu
outperform dari BI rate dan IHSG William Sharpe (1963) mengembangkan model yang
disebut dengan model indeks tunggal (single index model). Penentuan tingkat
pengembalian aset yang diharapkan digunakan model indeks tunggal. Model ini
dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan
menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan
model Markowitz. Di samping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan
untuk menghitung return ekspetasinya dan risiko. Model indeks tunggal digunakan
5 untuk melakukan pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas fluktuasi searah
dengan indeks harga pasar. Pendapatan yang diharapkan (expected return) dalam
suatu periode tertentu di masa yang akan datang perlu diperhitungkan agar dapat
memperoleh keuntungan, dimana semua faktor penting seperti return saham, risiko
dan ketidakpastian saham, serta faktor lain yang berhubungan dengan kegiatan
investasi di pasar modal yang mempengaruhi return investasi di masa mendatang.
Metode evaluasi sharpe dikembangkan oleh William sharpe dan juga sering di sebut
dengan reward-to-variability ratio.
Menurut Tandelilin (2001:324) dalam metode ini
kinerja portofolio di ukur dengan cara membandingkan antara premi risiko
portofolio dengan standar deviasinya. Terdapat perbedaan mendasar antara
pengukuran kinerja sharpe dan treynor . Pada pengukuran sharpe , konsep risiko
di gunakan sebagai penyesuai adalah risiko total dan penggunaan garis pasar
modal (CML) sebagai patokan duga serta dengan standart deviasi sebagai
ukurannya sedangkan pada pengukuran kinerja treynor , konsep risiko yang di
gunakan sebagai penyesuai adalah risiko sistematis, dengan beta sebagai
ukurannya dan penggunaan garis pasar sekuritas (SML) sebagai patok duga serta
dengan asumsi bahwa portofolio terdiversifikasi dengan baik. (Sucipto,Agus
2015). Oleh karena itu, rasio Sharpe lebih sesuai untuk portofolio yang sudah
terdiversifikasi dengan baik, karena lebih akurat memperhitungkan risiko
portofolio. Pentingnya dilakukan penelitian ini didasari atas semakin
berkembangnya instrumen reksadana terutama reksadana syariah, dalam penelitian
ini akan diukur 6 kinerja efek terbesar yang masuk kedalam portofolio April
2016 sampai dengan Juli 2016, dan data harga saham selama 79 hari. Peneliti
juga menggunakan data rasio keuangan 4 tahun kebelakang, disebutkan dalam situs
www.diskartes.com bahwa saham layak dibeli jika perusahaan konsisten tumbuh EPS
nya dalam 4 tahun terakhir. Efek terbesar adalah penentuan proporsi dana
masing-masing saham yang terpilih sebagai pembentuk portofolio. Besarnya
proporsi dana masing-masing saham berbeda pada tiap sektor. Karena efek
(emiten) terbesar akan berdampak paling dominan pada naik turunnya NAB
mencerminkan naik turunnya nilai investasi yang dimiliki dan juga sangat
tergantung dari hasil investasi yang dihasilkan serta perubahan harga-harga
instrumen yang ada di dalam reksadana. Oleh karena itu, naik turunnya NAB
selain ditentukan oleh baik tidaknya kinerja manajer investasi tetapi juga
ditentukan oleh kondisi pasar investasi secara umum. Hasil review dari
penelitian Elina,dkk (2015) tentang fundamental menggunakan variabel ROE, EPS,
PER, Close Price pada sektor barang konsumsi 2012-2015 menyatakan apabila nilai
EPS semakin meningkat dari periode ke periode dan PER semakin rendah, maka
kinerja perusahaan menunjukkan semakin baik. Penelitian yang dilakukan Syahrir
(2015) menggunakan metode Single Index Model dengan 10 sampel yang berbeda
sektor menunjukkan bahwa saham TLKM dan GGRM yang menghasilkan Expected Return
yang lebih besar. Penelitian ini dilakukan agar investor Danareksa mempunyai
gambaran terbaru tentang perkembangan kinerja Reksadana Indeks Syariah di PT.
Danareksa sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di reksadana 7 tersebut
dan juga pada periode penelitian April sampai dengan Juli 2016 terdapat momen
yaitu menjelang pergantian kabinet menteri indonesia pada bulan Juli 2016 yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja harga saham dan akan berdampak
pada beberapa return. Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2008:490) jika harga
saham sudah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia saat ini, maka
perubahan harga akan mencerminkan adanya informasi baru. Sehingga seseorang
dapat mengetahui pentingnya suatu peristiwa yang sedang dibahas dengan menguji
perubahan harga selama periode peristiwa itu terjadi. Zaqi (2006) menyatakan
semakin penting peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa saham
semakin sensitif terhadap peristiwa disekitarnya, baik berkaitan ataupun tidak
berkaitan secara langsung dengan peristiwa ekonomi. Alasan penulis memilih
objek penelitian di reksadana Danareksa Indeks Syariah adalah karena reksadana
ini salah satu dari dua reksadana saham syariah produk PT. Danareksa yang
paling fokus pada saham-saham Jakarta islamic Index karena JII merupakan saham
perusahaan yang memenuhi kriteria investasi di pasar modal berlandaskan sistem
Syariah Islam sehingga mendapatkan perhatian yang cukup besar terhadap
kebangkitan ekonomi Islam saat ini. Sahamsaham tersebut juga merupakan
saham-saham dengan kapitalisasi besar (blue chip) sehingga portofolio reksadana
terhindar dari potensi penggunaan saham tidur.
Sesuai dengan pernyataan wardhana dkk
(2011:11) bahwa pasar modal syariah relatif lebih memiliki ketahanan terhadap
krisis dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Hasil ini bisa jadi
disebabkan dari karakteristik dari 8 pasar modal syariah itu sendiri yang bebas
riba, judi(maysir), spekulasi dan ketidakpastian (gharar). Berdasarkan latar
belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kelayakan Efek Terbesar Reksadana Danareksa Indeks Syariah (DINAR)
Sebagai Alternatif Investasi (Studi pada PT Danareksa Sekuritas Malang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas maka permasalahan yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimanakah
kinerja rasio keuangan emiten efek terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah?
2. Bagaimana
penilaian portofolio efek terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah
menggunakan Single Index Model?
3. Bagaimana
penilaian kinerja portofolio efek terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah
menggunakan metode Sharpe?
1.3 Tujuan
Masalah
1. Untuk mengetahui kinerja rasio keuangan
emiten efek terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah..
2. Untuk mengetahui kinerja portofolio efek
terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah menggunakan Single Index Model?
3. Untuk
mengetahui penilaian kinerja portofolio efek terbesar reksadana Danareksa Indeks
menggunakan metode Sharpe
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang reksadana danareksa indeks syariah sehingga
dapat menjadi masukan dalam pemilihan berinvestasi.
2. Membantu
investor dalam melakukan analisis investasi.
3. Merupakan sarana aplikasi teori bagi
penulis khususnya di bidang reksadana Danareksa Indeks Syariah
1.4 Batasan
Penelitian
Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya
hanya pada efek terbesar yang masuk kedalam prospektus terbaru reksadana
Danareksa Indeks Syariah pada bulan April 2016, dan dianalisis oleh penulis
melalui rasio keuangan selama 4 tahun untuk menilai kinerja rasio keuangan guna
memperkirakan kinerja keuangan di masa yang akan datang dan Single Index Model
(Sharpe) untuk menilai evaluasi efek reksadana. Penelitian ini hanya pada PT.
Danareksa Sekuritas sektor investasi danareksa (SID) Malang bertempat di
Universitas Machung
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Analisis kelayakan efek terbesar reksadana Danareksa Indeks Syariah (dinar) sebagai alternatif investasi: Studi pada PT. Danareksa Sekuritas Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment