Abstract
INDONESIA:
Dalam suatu kajian keilmuan, disiplin dipandang sebagai suatu pemahaman teoritis yang menuntut wujud aplikasinya secara mental terhadap karyawan atau siapapun yang menjadi bagian dari suatu perusahaan ataupun organisasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Ada tidaknya pengawasan pimpinan, (2) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Penelitian ini dilakukan pada PT. BRI (Persero) Tbk Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah model penelitian pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Sampel yang digunakan sebanyak 90 responden dengan teknik nonprobability sampling dengan pendekatan sampel jenuh. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji linieritas, uji F, uji t dan analisis jalur (path analysis) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung antara variabel pengawasan terhadap disiplin kerja melalui budaya organisasi sebagai variabel intervening.
Dasi hasil uji F menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variable pengawasan, budaya organisasi terhadap disiplin kerja. Dalam hal ini bentuk hubungannya searah (positif) yang berarti jika variabel pengawasan dan budaya organisasi meningkat maka disiplin kerja karyawan juga akan meningkat. Untuk uji T terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengawasan terhadap disiplin kerja, pengawasan terhadap budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan dan untuk budaya organisasi terhadap disiplin kerja adanya pengaruh positif dan signifikan. Dalam hal ini pengawasan berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap disiplin kerja dan pengawasan berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap disiplin kerja melalui budaya organisasi sebagai variabel intervening dengan hasil yang lebih efektif.
ENGLISH:
In a scholarly study, discipline is seen as a theoretical understanding that demanding the application form against an employee or anyone who is part of a company or organization mentally. There are several factors that influence whether or not a work discipline in a company. These factors include: (1) there is any supervision of the leadership or nothing, (2) created habits that support the establishment of discipline.
This research was conducted at PT. BRI (Persero) Tbk Blitar. This type of research was quantitative approach to research models to collect data in the form of numbers. Used as a sample of 90 respondents with non-probability sampling technique with sample approaches saturation. In this study used analysis of data validity, reliability, normality test, linearity test, F test, t test and path analysis (path analysis) in order to determine the effect of direct and indirect influence between variables of Monitoring to the work discipline through organizational culture as intervening variables.
From F test results showed the presence of positive and significant influence between variable of Monitoring, organizational culture on work discipline. In this case the relationship of was positive, which means that if the variable of Monitoring and organizational culture increased, the discipline of employees will also increase. T test, there was positive and significant correlation between Monitoring of work discipline, Monitoring of organizational culture and a positive and significant impact on organizational culture on work discipline. In this case the monitoring influenced positive and significant directly on the work discipline and Monitoring influenced positive and significant indirectly on work discipline through the culture of the organization as an intervening variable with more effective results.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disiplin kerja erat kaitannya dengan
performance kerja. Dalam suatu kajian keilmuan, disiplin dipandang sebagai
suatu pemahaman teoritis yang menuntut wujud aplikasinya secara mental terhadap
karyawan atau siapapun yang menjadi bagian dari suatu perusahaan ataupun
organisasi. Namun hal yang tidak dapat dipungkiri bahwasanya disiplin adalah
sesuatu yang menjadi bagian pokok atau faktor penentu keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi/perusahaan ataupun tujuan individu (Darodjat, 2015:93). Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam
suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Ada tidaknya
pengawasan pimpinan, (2) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin (Saydam dalam Darodjat, 2015:96). Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan
dan budaya organisasi mempengaruhi disiplin kerja. Perusahaan perlu memberikan
pengawasan kepada karyawan terlebih dalam menegakkan kedisiplinan dengan tujuan
agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaikbaiknya (Permatasari, 2015).
Pengawasan merupakan tindakan-tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kerja agar
segala kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, petunjuk-petunjuk
dan instruksi-instruksi sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai
(Sukarna, 1992:111). Jenis pengawasan juga dapat dibagi menjadi pengawasan
internal (internal control) dan pengawasan eksternal (external control).
Pengawasan Internal adalah pengawasan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap
pekerja terhadap tugas yang dibebankan terhadapnya, tidak perlu menunggu
pimpinan mengawasinya atau tidak. Pengawasan Eksternal adalah pengawasan yang
dilakukan terhadap seseorang atau bagian oleh orang lain atau oleh bagian di
luar bagian yang di awasi (biasanya bagian yang lebih tinggi) (Sule, 2006:328).
Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Permatasari (2015). Fitrianingrum
(2015:1) dalam hasil penelitiannya juga menyebutkan bahwa ada pengaruh yang
kuat antara pengawasan dengan disiplin kerja pada Kantor Ulu Kecamatan
Samarinda Ulu Kota Samarinda. Utari (2015:31) juga menyebutkan hasil
penelitiannya bahwa ada pengaruh positf yang signifikan antara pengawasan
terhadap disiplin kerja. Penelitian ini sejalan dengan Prabowo (2014) yang menyebutkan
bahwa seluruh variabel independen (kompensasi, pengawasan pimpinan) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependennya (disiplin kerja). Begitu
juga dengan hasil penelitian Asmawar, Yunus, Amri (2014:10-11) yang menyebutkan
bahwa kompensasi dan pengawasan berpengaruh terhadap disiplin kerja secara
positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Jaya. Tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan (2013) menyebutkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara
pengawasan terhadap disiplin kerja. Hasil penelitian Wardani (2011) juga
menyebutkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pengawasan
terhadap disiplin kerja karyawan PT. Bank Jatim Surabaya. Tidak berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purba (2010) mengatakan bahwa besarnya pengaruh
pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai. Namun berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Agustina dan Bismala (2014:125) yang mengatakan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara pengawasan terhadap disiplin kerja. Selain
itu, Nurwati (2013:40) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ada pengaruh
positif antara pengawasan terhadap budaya organisasi jika ada faktor yang
berkontribusi terhadap budaya organisasi pada KUD di Sulawesi Selatan. Budaya
organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam perusahaan karena di
dalamnya tercipta suatu organisasi yang efektif dan menjadi suatu ciri khas
dari perusahaan tersebut.
Menurut Heelen dan Hunger (1986) secara
spesifik mengemukakan sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya
perusahaan, yaitu membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja,
dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan, membantu
stabilisasi perusahaan sebagai suatu sistem sosial, dan menyajikan pedoman
perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk (Sopiah,
2008:136). Budaya organisasi (organizational culture) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi, karena keragaman budaya
yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada
di dalam organisasi (Tampubolon, 2004:178). Riset paling baru mengemukakan
tujuh karakteristik primer berikut yang bersamasama, menangkap hakikat dari
budaya suatu organisasi. (1) Inovasi dan pengambilan risiko, (2) Perhatian ke
rincian, (3) Orientasi hasil, (4) Orientasi orang, (5) Orientasi tim, (6)
Keagresifan, (7) Kemantapan. Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan
tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi
itu (Robbins, 2001:248). Budaya organisasi berpengaruh positif yang signifikan
terhadap kedisiplinan, hal ini dikemukakan oleh Maryadi (2012:177). Penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Tintami, Pradhanawati, dan Susanto
(2012:1-2) yang menyebutkan bahwa ada peningkatan budaya organisasi yang
terdapat pada perusahaan dan gaya kepemimpinan transformasional yang dimiliki
oleh pimpinan harus dilakukan melalui peningkatan disiplin kerja sehingga tercapai
kinerja yang maksimal. Namun berbeda dengan hasil penelitian Artina, Isyandi,
dan Indarti (2014:16) yang menyebutkan bahwa budaya organisasi tidak
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja karyawan. PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Kota Blitar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di sektor perbankan dan telah go public. Bank Rakyat Indonesia Cabang
Kota Blitar memiliki visi dan misi yang sama dengan BRI seluruh Indonesia serta
memiliki sistem yang sama, dan struktur organisasi yang sama karena setiap
cabang berada pada naungan serta SOP yang sama bahkan dengan 20 Ikrar Budaya
Organisasi yang sama, namun dalam praktek di lapangan suatu budaya sebagai
nilai dan norma akan nampak berbeda karena budaya adalah hal yang abstrak yang
dapat di rasakan. Bentuk budaya organisasi yang ada pada Bank Rakyat Indonesia
telah dirumuskan menjadi 20 tindakan budaya kerja yang mana di dalamnya dapat
terlihat bahwa budaya kerja yang diinginkan adalah budaya kerja yang membentuk
norma dan aturan yang berlaku untuk semua karyawan BRI mulai dari atasan hingga
bawahan. Selain itu dari kondisi lingkungan yang ada di BRI memang memberikan
gambaran tentang bagaimana pentingnya penerapan budaya kerja yang baik, di mana
para karyawan membangun pertemanan dan persaudaraan yang baik sehingga
memungkinkan mereka saling bekerja sama ketika mengalami kesulitan dalam
pekerjaannya
. Selain dilihat dari budaya
organisasi yang ada pada Bank Rakyat Indonesia, ada satu sisi yang menarik
yaitu dari segi pengawasan, dimana semua karyawan diawasi oleh pimpinan
meskipun tidak secara langsung. Seperti yang ada pada bagian teller dan
customer service mendapatkan pengawasan yang ketat dan langsung diawasi oleh
supervisor bagian teller dan customer service. Pengawasan tersebut seperti jam
istirahat, ketika karyawan hendak beristirahat ataupun yang selesai
beristirahat harus mengisi buku yang telah disediakan guna untuk melihat
tingkat kedisiplinan karyawan dalam melayani nasabah. Namun hal ini berbeda
dengan bagian lain yang pengawasannya tidak terlalu ketat. Bagian lain ketika
hendak beristirahat pun tidak perlu mengisi buku, meskipun telah diberikan
waktu 1 jam untuk beristirahat namun ada beberapa karyawan yang jam
istirahatnya melebihi waktu yang ditentukan pimpinan atau membiarkan nasabah
menunggu untuk dilayani. Tidak hanya mengenai jam istirahat yang mendapat
pengawasan, ketika melayani nasabah pun karyawan tetap diawasai oleh supervisor
masing-masing bagian, supervisor mengawasi bagaimana karyawan melayani nasabah,
bagaimana keramahan dan kesabaran karyawan kepada nasabah yang bermacam-macam
karakternya. Melalui pengamatan dan hasil wawancara kepada salah satu karyawan
yang dilakukan peneliti masih ada pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa
karyawan, salah satunya mengenai kedisiplinan masuk jam kerja dimana perusahaan
telah menetapkan jam masuk kerja pukul 07.00 untuk melaksanakan doa pagi yang
sudah menjadi budaya dari perusahaan tersebut dan juga menjadi suatu kewajiban
yang harus diikuti oleh semua karyawan BRI. Karyawan dikatakan terlambat ketika
tidak mengikuti doa pagi dan juga masuk kantor lebih dari pukul 07.30.
Ketika ada karyawan yang terlambat
dan tidak mengikuti doa pagi mereka tidak mendapat teguran dari atasan
melainkan secara otomatis mereka mendapatkan sanksi berupa pemotongan gaji
pokok. Meskipun demikian masih ada karyawan yang datang terlambat sehingga
tidak mengikuti doa pagi dan mereka masih bisa melakukan absen di unit-unit
terdekat yang ada di Kota Blitar. Ketika kesalahan tersebut terus diulang-ulang
maka akan menjadikan karyawan tidak disiplin dan juga secara tidak sadar hal
tersebut akan menjadikan budaya yang tidak baik yang nantinya akan berdampak
negatif kepada perusahaan itu sendiri. Selain itu cara karyawan dalam melayani
nasabah dilihat dan diawasai langsung oleh supervisor masing-masing bagian,
jadi ketika ada karyawan yang kinerjanya tidak sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan perusahaan dalam melayani nasabah maka tugas supervisor untuk
memperingatkan bahkan menegur langsung karyawan yang dirasa nantinya akan
merugikan perusahaan karena ketidaksesuaian dalam melayani nasabah. Dengan
adanya teguran dari supervisor secara langsung diharapkan karyawan tidak lagi
melakukan kesalahan-kesalahan yang nantinya akan merugikan perusahaan dan bisa
lebih menerapkan disiplin dengan baik terlebih dalam melayani nasabah. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik Analisis Jalur (Path Analysis).
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008) Analisis jalur digunakan untuk menganalisis
pola hubungan diantara variabel. Model ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen). Koefisien Jalur (Path) adalah koefisien regresi
yang distandarkan, yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang
telah diset dalam angka baku (Z-score) (Supriyanto dan Maharani, 2013:74).
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Melalui
Budaya Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT. BRI (Persero)
Tbk Blitar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kontradiksi
diatas, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengawasan berpengaruh terhadap
disiplin kerja secara langsung?
2. Apakah pengawasan berpengaruh terhadap
disiplin kerja secara tidak langsung melalui budaya organisasi?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengaruh
pengawasan terhadap disiplin kerja secara langsung.
2. Untuk mengetahui pengaruh
pengawasan terhadap disiplin kerja secara tidak langsung melalui budaya
organisasi.
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis Menjadikan
pengalaman dan memberikan pengetahuan baru dalam mengkaji karya ilmiah,
terutama berupa kajian Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Melalui
Budaya Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT. BRI (Persero)
Tbk Blitar.
b. Bagi Perusahaan Dapat memberikan
suatu yang relevan di lapangan ataupun dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
suatu kebijakan dan keputusan dalam suatu perusahaan sehingga secara terus
menerus dapat menciptakan produktivitas kinerja karyawan.
c. Bagi Lembaga Kampus Hasil ini
diharapkan dapat menambah keilmuan dan manfaat bagi civitas akademika serta
sebagai bahan perbandingan dalam mempelajari masalah yang sama.Jh d. Bagi
Peneliti Lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian maupun pengembangannya pada
bagian yang sama.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja melalui budaya organisasi sebagai variabel intervening pada karyawan PT. BRI (Persero) Tbk Blitar. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment