Abstract
INDONESIA:
Permasalahan sampah menjadi fenomena umum di Kota Malang. Timbunan sampah yang tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai masalah, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah Kota Malang dengan kader lingkungan Kota Malang membentuk Bank Sampah Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan 3 informan pokok dan 3 informan tambahan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Lokasi penelitian di Bank Sampah Malang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, implementasi bauran pemasaran di Bank Sampah Malang yaitu dengan mendesain produk penghimpunan dan penyaluran dalam bentuk tabungan (product), menentukan harga produk dengan survey pasar (price), melakukan sosialisasi kepada masyarakat (promotion), pengambilan sampah menggunakan armada kendaraan (place), keterlibatan karyawan dalam pemasaran (people), penjadwalan operasional Bank Sampah Malang (process) dan membedakan antara gudang produksi dengan kantor Bank Sampah Malang (physical evidance).
ENGLISH:
Waste problem becomes a common phenomenon in Malang. Uncontrolled waste piles can cause various problems, to overcome this Malang city government to establish environmental cadres Malang Malang Waste Bank.
This study used a qualitative approach with descriptive research. Determination of informants in this study using purposive sampling method with the three principal informant and three additional informants. Methods of data collection using observation, interviews and documentation. In testing the validity of the data, this study using triangulation techniques. The research location in Malang Waste Bank.
The results showed that, the implementation of the marketing mix in the Bank Trash Malang, by designing the product collection and distribution in the form of savings (product), pricing products to survey the market (price), to disseminate to the public (promotion), trash collection using a fleet of vehicles ( place), involvement of employees in marketing (people), operational scheduling Malang Waste Bank (process) and distinguish between the production warehouse with offices Malang Waste Bank (physical evidance).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sampah secara sederhana
dapat diartikan sebagai sampah organik maupun anorganik yang dibuang oleh
masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut. Sumber sampah umumnya berasal
dari perumahan dan pasar (sudradjat, 2006:5). Dampak yang ditimbulkan oleh
sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi yaitu dengan pengelolaan sampah yang
kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat.
Oleh karena itu, sampah menjadi salah satu masalah yang memerlukan penanganan
yang tepat, karena jika tidak ditangani dengan baik masalah sampah ini akan
menjadi masalah yang serius dan merugikan manusia. Bagi sebagian dari
masyarakat sampah bukanlah masalah, hal inilah yang sangat mengkhawatirkan.
Padahal permasalahan sampah tidak lain diakibatkan oleh perilaku masyarakat
sendiri. Perilaku masyarakat tersebut antara lain membuang sampah
disungai/lingkungan, membuang sampah tanpa memilah, penggunaan kantong plastik
secara berlebihan, minimnya pemanfaatan sampah. Perilaku tersebut
mengindikasikan masih minimnya kesadaran akan pengelolaan sampah. Masyarakat
masih menganggap sampah adalah barang kotor, tidak berharga, tidak bermanfaat
dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Presepsi tersebut mendorong masyarakat untuk
mencari cara yang paling mudah dan murah dalam menangani sampah rumah tangganya
yaitu dengan membuang atau membakarnya. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan
dalam 2 penanganan masalah sampah dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat
agar tidak membuang sampah sembarangan dan mengubah paradigma lama pengelolaan
sampah seperti kumpul-buang, sampah bertumpu pada tempat pembuangan sementara
(TPS) dan dilanjutkan pembuangan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Kemudian melalui transformasi paradigma baru pengelolaan sampah rumah tangga,
sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik yang berlandaskan UU nomor
18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, Pasal 20 ayat (1) yaitu pada
penanganan sampah, pengurangan sampah dengan pembatasan timbunan sampah,
pendaur ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Hal tersebut
diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah maupun seluruh lapisan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah sampah. Rasulullah SAW memerintahkan
umatnya untuk selalu menjaga kebersihan baik lingkungan dan diri, lahir maupun
batin. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan perintah Rasulullah SAW kepada
umatnya melalui hadist yang berbunyi: ٌ ا ة لنَّظ اف ا
ن ِ م الِ ٠ ﴿انِ رواه امحد﴾ ممي Artinya : “Kebersihan itu sebagian dari
iman”. (HR. Ahmad) Dalam hadist lain, Rasulullah SAW juga memerintahkan umat
Islam untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui hadist yang berbunyi: االِ ِ ا ا ف م ُو ظَّف ن ت م ٌف ف ي ظِ ن ُ الم م ُ س نَّه ال
ا نَّة ا مجل ُ ل ُ مدح م ٌف ي الّ ي ن ٠﴿رواه البيهقى﴾ ظِ Artinya :
“Agama Islam itu (agama) yang bersih, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan,
karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orangorang yang bersih”(HR.
Baihaqy). 3 Permasalahan sampah bukan hanya menimpa ibukota namun juga di
daerahdaerah lain yang sedang berkembang, salah satunya Kota Malang.
Perkembangan penduduk dan arus pereknomian yang terus meningkat menyebabkan
produksi sampah di Kota Malang juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data
dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang, kepadatan penduduk di
Kota Malang pada tanggal 1 September 2016 mencapai 890.636 jiwa. Tingginya
populasi penduduk tersebut menggambarkan tingginya produksi sampah yang
dihasilkan dengan total volume sampah pada tahun 2014-2015 adalah 1.300
ton/hari. Fakta tentang penanganan masalah sampah disebabkan volume sampah yang
semakin menigkat dan pengelolaan sampah pada tempat pembuangan terakhir (TPA).
Menurut data TPA milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, produksi
sampah rumah tangga di Kota Malang mencapai 660 ton per hari. Jumlah sampah
rumah tangga tersebut tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Malang, yang
diangkut oleh beberapa truk sampah menuju TPA. Dari sampah yang ada, DKP
berhasil mengangkut 80 persen sampah untuk dikelola menjadi berbagai kebutuhan
warga seperti kompos maupun dibuat kerajinan dengan memanfaatkan limbah
plastik. Ada pula yang dibuang ke pekarangannya sendiri (Shobirin, 2015). Upaya
penanggulangan sampah di Kota Malang di lakukan dengan berbagai hal, antara
lain program bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering
yang megajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran
masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan
mengurangi sampah yang di angkut ke TPA.
Bank sampah sebagai suatu program pengelolahan lingkungan yang di
rancang oleh pemerintah 4 Kota Malang untuk mengurangi volume sampah yang ada
di Malang dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengelolah sampah
bersamasama. Sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2012 Pasal ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa : kegiatan
Reduse, reuse dan recycle atau batasi sampah. guna ulang sampah dan daur ulang
sampah yang selanjutnya di sebut kegiatan 3R adalah segala aktifitas yang mampu
mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan
kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain,
dam kegiatan mengelolah sampah untuk di jadikan produk baru. Bank Sampah adalah
tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat di daur ulang dan/atau di
guna ulang yang memilki nilai ekonomi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dilihat bahwa pemanfaatan sampah dengan progam bank sampah selain dapat
mengurangi volume sampah juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kota Malang. Dukungan dari pemerintah dan peran serta masyarakat dapat
mendorong perkembangan BSM menjadi lebih baik dengan progam pembinaan.
Sosialisasi gerakan lingkungan bersih dan pelatihan ekonomi kreatif. Dalam
pelaksanaan progam BSM, pemerintah maupun lembaga terkait memerlukan strategi
khusus. Strategi yang digunakan dalam mendukung keberhasilan dengan menyusun
strategi pemasaran. Strategi pemasaran dituntut untuk dapat mengambil langkah
cepat dalam memanfaatkan peluang. Bank sampah dalam hal ini sebagai lembaga
baru yaitu pada tahpa pengenalan, dituntuk untuk meningkatkan sosialisasi dan
perbaikan dalam pelayanan untuk mengambil peluang, dalam fase ini konsumen
cenderung untuk 5 mencoba-coba dan membandingkan dengan jasa yang ada.
Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan melakukan pertukaran
dengan individu atau kelompok lain semakin berkembang. Menurut Kotler (2000)
dalam Alma (2013:4) marketing adalah proses dimana sesorang, atau kelompok
dapat memenuhi kebutuhan dan mampu menciptakan, menawarkan dan menukarkan
barang maupun jasa. Sedangkan menurut The American marketing association:
marketing adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi
ide, mencipatakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan
organisasi. Bank Sampah Malang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa pengepul dan keuangan. Menurut Arief (2007:12) jasa dapat diartikan
sebagai sesuatu yang tidak berwujud, yang melibatkan tindakan atau unjuk kerja
melalui proses dan kinerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain.
Dalam produksinya, jasa bisa terikat pada suatu produk fisik, tetapi bisa juga
tidak. Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya
tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya
dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan
nilai tambah, seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan atau
pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Bauran pemasaran (Marketing Mix)
merupakan cerminan cara untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan demi
mendapatkan laba. Marketing mix didefinisakan sebagai elemen dari manajemen
pemasaran dimana organisasi dapat mengkoordinasikan dan mengontrol berbagai 6
posisi di pasar tujuan (Arief, 2007:60). Oleh karena itu, bauran pemasaran
memuat rencana-rencana untuk keuntungan kompetitif dan upaya untuk dapat
menawarkan kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan usaha lain manapun
juga kepada pasar sasaran. Dari fenomena tersebut sebagai konsekuensinya, pihak
marketer atau pengelola Bank Sampah Malang harus senantiasa memahami perilaku
konsumen secara keseluruhan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
dapat merumuskan strategi pemasarannya dengan cepat dan tepat. Oleh karena Bank
Sampah Malang merupakan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa
pengepul maupun jasa keuangan yang harus dipasarkan kepada konsumen, maka dalam
memilih sebuah produk jasa, konsumen banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor marketing mix yang terdiri dari 7P (yang meliputi:
produk, price, promotion, place, peoplet, proses, dan physical evidence).
Penelitian ini dilakukan di
Bank Sampah Malang. Karena BSM tersebut sebagai satu-satunya Bank Sampah yang
ada di Kota Malang. Hal ini disebabkan karena kepedulian masyarakat Kota Malang
yang mendambakan kebersihan lingkungan bebas dari sampah. Oleh karena itu
antusias masyarakat dalam memanfaatkan jasa-jasa yang ditawarkan oleh Bank
Sampah Malang cukup berarti dan terus mengalami kenaikan dalam kuantitas yang
terdapat dalam data jumlah nasabah BSM. 7 Tabel 1.1 Data Jumlah Nasabah BSM
Tahun 2013-2015 Nasabah Per Unit 2013 2014 2015 Masyarakat 303 320 469 Sekolah
174 176 209 Instansi/Perusahaan 24 35 55 Individu 542 670 1.018 Lapak/Pengepul
14 15 30 Total Keseluruhan 1.057 1.216 1.781 Sumber: data diolah Dari tabel 1.1
diketahui jumlah anggota BSM dari tahun 2013-2015 mengalami peningkatan,
peningkatan terjadi dikarenakan nasabah atau masyarakat sudah banyak yang
mengetahui keuntungan dan manfaat apabila menjadi anggota Bank Sampah Malang.
Jika ditelaah kembali tema mengenai implementasi bauran pemasaran (marketing
mix) bank sampah telah banyak diteliti oleh penelitian lain. Beberapa
penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain Evi (2014), hanya
berfokus pada strategi komunikasi pemasaran sosial yang dilakukan oleh Koperasi
Bank Sampah Malang (BSM) dalam rangka menyebarluaskan inovasi baru ini pada
masyarakat Kota Malang. Penelitian didesain sebagai penelitian deskriptif.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah strategi komunikasi pemasaran sosial
yang dilakukan oleh Koperasi BSM dalam menyebarluaskan program Bank Sampah di
Kota Malang yaitu dengan melakukan analisa situasi dan melakukan 8 tahap
mengembangkan komunikasi yang efektif sebagaimana yang diungkapkan Uyung
Sulaksana. Koperasi BSM menyusun pesan-pesan dalam komunikasi pemasaran
sosialnya sedemikian rupa, yakni dengan menekankan manfaat-manfaat yang dapat 8
diperoleh masyarakat jika mengadopsi program Bank Sampah Malang. Selain itu,
dalam komunikasi pemasaran sosialnya, tidak hanya melalui media massa atau
saluran komunikasi personal. Koperasi BSM sangat mengoptimalkan saluran
komunikasi personal untuk menjangkau masyarakat dan lebih dapat
mengindividualisakan penyampaian pesan atau komunikasi yang dilakukannya. Dalam
melakukan rangkaian proses komunikasi pemasaran sosial program Bank Sampah
Malang, Koperasi BSM mendapati adanya beberapa keterbatasan sarana dan
prasarana, dana, serta kuantitas sumber daya manusia. Pada penelitian Chiki
(2015), fokus penelitian pada strategi pemasaran sosial bank sampah diharapkan
dapat mengubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat tentang penanganan
sampah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Penelitian didesain sebagai penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
yang diperoleh adalah strategi pemasaran sosial Bank Sampah Banyuwangi (BSB)
sebagai upaya pengelolaan sampah di Banyuwangi yaitu dengan menerapkan beberapa
sistem yaitu menetapkan fokus sasaran pasar (segmentasi), menentukan posisi
kompetitif (positioning), mendesain produk sosial (product), penetuan harga
produk (price), penetapan lokasi pemasaran produk (place), melakukan kegiatan
promosi (promotion), menjalin kemitraan (partnership) dan pemasaran yang
didukung oleh kebijakan (policy).
Pada penelitian Ly,
Duonghai, Mai, Thi Thu Trang (2013) hasil penelitian yang diperoleh adalah
bahwa rencana pemasaran di Sacombank menyumbang porsi tinggi keberhasilannya
dalam memenangkan pelanggan. Ada berbagai strategi 9 pemasaran yang kelompok
Sacombank harus mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum membuat keputusan
pemasaran dalam setiap kegiatan perbankan. Dari ketiga penelitian diatas
terdapat perbedaan, antara penelitian Evi dengan Chiki terdapat perbedaan di
teori yang digunakan. Jika penelitian Evi menggunakan teori pemasaran
komunikasi maka Chiki menggunakan teori bauran pemasaran sosial, kedua
penelitian tersebut menggunakan objek penelitian yang sama yaitu bank sampah.
Sedangkan perbedaan pada penelitian Evi dengan Ly, Duonghai, Mai, Thi Thu Trang
terletak objek penelitian, objek penelitian yang digunakan oleh Ly, Duonghai,
Mai, Thi Thu Trang adalah Bank marketing management Case: Sacombank group
sedangkan penelitian Evi objek penelitian di Bank Sampah Malang. Dan perbedaan
antara penelitian oleh Ly, Duonghai, Mai, Thi Thu Trang dengan Chiki adalah
objek penelitiannya, sedangkan dari kedua penelitian ini memiliki persamaan teori
yaitu marketing mix. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Bauran Pemasaran Di Bank
Sampah Malang”. Dari judul tersebut diharapkan dapat mengetahui
pengelolaan/manajemen pemasaran Bank Sampah Malang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi bauran pemasaran (marketing mix) di Bank
Sampah Malang ? 2. Apakah kendala yang dihadapi oleh Bank Sampah Malang dalam menerapkan
bauran pemasaran ?
3. Bagaimanakah solusi atau penyelesaian kendala yang dilakukan
oleh Bank Sampah Malang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara penerapan bauran pemasaran di Bank Sampah
Malang
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penerapan bauran
pemasaran di Bank Sampah Malang
3. Untuk mengetahui cara penyelesaian kendala yang dilakukan oleh
Bank Sampah Malang
1.4 Manfaat Penilitian
Manfaat penelitian yang
diharapkan, dapat ditinjau dari segi teoritis dan praktis dengan uraian sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi terhadap pengembangan
konsep, teori dan keilmuan pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal)
khususnya yang terkait dengan pemasaran produk bank sampah.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini nantinya dapat di gunakan
sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan ilmu.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya berfokus pada koperasi
Bank Sampah Malang, di Bank Sampah Malang terdapat 2 kantor yang berbeda yaitu
gudang produksi Bank Sampah Malang dan koperasi Bank Sampah Malang
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi bauran pemasaran di Bank Sampah Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment