Abstract
INDONESIA:
Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai peluang besar dalam pemberdayaan ekonomi pesantren. Ada kurang lebih 2.500 santri yang bermukim di Pondok Pesantren dan semuanya kos atau makan di ndalem 3 kali dalam sehari. Kemudian dari sisa makanan santri tersebut bisa dijadikan peluang dalam usaha pemberdayaan ekonomi pesantren yaitu dengan menjadikan sisa-sisa sampah tersebut menjadi barang yang produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui studi kelayakan pengolahan limbah sampah organik sebagai media pemberdayaan ekonomi di Pondok Pesantren At-Tanwir.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren At-tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro sedangkan subyek penelitiannya adalah pengasuh dan pengurusnya. Penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan dengan pendekatan survei, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari aspek Hukum dan Legalitas, Aspek Operasional dan Teknologi, Aspek Pasar dan Pemasaran dan Aspek Keuangan, maka usulan investasi yang diajukan adalah layak. Dengan adanya usaha pengolahan sampah organik yang berupa budi daya cacing tanah dan kompos kascing ini menjadikan Pondok Pesantren dan santri yang mandiri karena dengan adanya usaha tersebut Pondok Pesantren menjadi mempunyai usaha yang bisa dijadikan sebagai alat pemberdayaan ekonomi pesantren serta menjadikan santri yang mandiri dan berkewirausahaan.
ENGLISH:
The Islamic boarding school of At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro is an education institution that has big opportunity in economic empowerment. There are for about 2500 islamic students who stay in this Islamic boarding school and eat three times a day inside of it. Then, the Islamic students make their food residue to be productive things. The goal of this research is for knowing how study the organic rubbish waste process as thr media of economic empowerment at At-Tanwir Islamic boarding school.
Kind of this research is descriptive qualitative. Object of this research is Islamic boarding school of At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro. Then, subject of this research is the guardians and committees of At-Tanwir Islamic boarding school. This result of research is data that takes from yard with survey approachment. The data that collected is form of words and pictures. And the method that used is observation, interview, and literature study.
This research result shows that it looks frow law and legality aspect, operational and technology aspect, market and marketing aspect, and financial aspect. So, investment proposal that suggested is proper. By the struggle of organic rubbish process in the form of worm cultivation and “kascing” compost makes the Islamic boarding school of At-Tanwir and its student can be independent. Because this struggle result can be an economic empowerment tool and the Islamic students can be independent interpreneur person.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak berdiri pada abad ke 14
masehi, pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga dakwah, lembaga pendidikan
dan pengkaderan ulama serta pusat perjuangan ummat dalam melawan penjajah, maka
pada tahun 1980-an, melalui Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M),
dunia pesantren memperoleh tambahan fungsi baru, yaitu sebagai uji coba untuk
program pemberdayan masyarakat. Maka banyak pesantren yang dijadikan uji coba
untuk program pemberdayaan masyarakat. Kita kenal beberapa pesantren, misalnya
Pesantren Darul Falah Bogor, Pesantren Pabelan Magelang, Pesantren Kajen Pati,
Pesantren Langitan Tuban, Pesantren An-Nuqayah Madura dan sebagainya yang
dijadikan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Hiruk pikuk pemberdayaan
masyarakat kemudian menjadi luar biasa di dunia pesantren. Kemudian di era
2000-an, pesantren memperoleh tambahan fungsi baru lagi yaitu sebagai pusat
pengembangan ekonomi kerakyatan. Maka muncullah pesantren dengan ciri khasnya
mengembangkan koperasi, seperti pesantren Sidogiri. Hal ini menandai bahwa
dunia pesantren sesungguhnya tidak sepi dari inovasi yang terus menerus
dilakukan. Dan hal ini juga menandakan bahwa dunia pesantren memiliki respon
yang sangat tinggi terhadap perubahan zaman. Jadi sesungguhnya pesantren adalah
lembaga sosial dan pendidikan yang dapat menjadi pilar pemberdayaan masyarakat
(Rasyid, 2010) Seperti dalam penelitian Widodo (2010) yang meneliti tentang
pengembangan potensi agribisnis dalam upaya pengembangan ekonomi pondok 2
pesantren menjelaskan bahwasannya dengan adanya pemberdayaan ekonomi di pondok
pesantren, selain sebagai unit produktif yang menghasilkan pemasukan bagi
pondok pesantren, agribisnis pesantren dapat menjadi sarana pendidikan bagi
santri. Khususnya dalam bidang keterampilan (Skill) dan kewirausahaan yang
nantinya dapat digunakan sebagai bekal untuk para santri setelah mereka lulus
dari pondok pesantren. Pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren khususnya dalam
bidang kewirausahaan perlu dilakukan. Tujuannya selain untuk menambah pemasukan
finansial bagi pengembangan pondok pesantren juga sebagai sarana pendidikan dan
pelatihan bagi santri yang ada. Pendidikan yang ditujukan pada santri tidak
saja terbatas pada pendidikan formal, namun juga pada pengembangan jiwa
kewirausahaan. Yang diharapkan mampu membentuk santri yang tangguh dalam
menghadapi persaingan setelah lepas dari pondok pesantren. Terlebih saat ini
persaingan kerja yang sangat ketat menuntut alumni pondok pesantren untuk dapat
mandiri dan berwirausaha. Penelitian mengenai pemberdayaan ekonomi pondok
pesantren sudah pernah dilakukan. Salah satunya oleh Widodo (2010) yang
meneliti pengembangan potensi agribisnis dalam upaya pemberdayaan ekonomi
pondok pesantren (kajian ekonomi dan sosiokultural).
Hasil penelitiannya pondok pesantren selain
sebagai unit produktif yang menghasilkan pemasukan bagi pondok pesantren,
agribisnis pesantren dapat menjadi sarana pendidikan bagi santri. Badruzzaman
(2009) meneliti mengenai pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok
pesantren (studi kasus: pondok pesantren al-ashriyyah nurul iman parung,
bogor). Hasil penelitiannya menunjukkan ada beberapa aspek-aspek sikap
kemandirian yang di terapkan oleh pondok pesantren al-ashriyyah dalam 3
menumbuhkan kemandirian santri yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, aspek
konatif, aspek psikomotorik. Penelitian lain Rimbawan (2011) meneliti mengenai
pesantren dan ekonomi (kajian pemberdayaan ekonomi pesantren darul falah bendo
mungal krian sidoarjo jawa timur). Hasil penelitiannya intinya bahwa sebuah
upaya pemberdayaan usaha ekonomi di lingkungan pesantren dalam rangka
mempertajam keahlian praktis bagi ustadz dan santri, masih membutuhkan bantuan
dari berbagai pihak untuk mendukungnya, baik dari pemerintah, kalangan
akademisi maupun masyarakat pada umumnya. Penelitian yang dilakukan Suaiybah
(2009) mengenai pemberdayaan ekonomi santri melalui penanaman jamur tiram
(studi kasus di pondok pesantren alma‟muroh desa susukan kecamatan cipicung
kabupaten kuningan jawa barat). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pelaksanaan pemberdayaan ekonomi santri di pondok pesantren al-ma‟muroh untuk
memotivasi para santri agar tertarik dalam dunia wirausaha mendapat pembinaan
baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang kewirausahaan. Respon santri
yang mengikuti penanaman jamur tiram, mereka merasa manfaatnya besar baik dari
segi ilmu dan keterampilan yang diberikan. Seperti halnya Pondok Pesantren
At-tanwir yang berada di Desa Talun Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro,
yang merupakan sebuah yayasan pondok pesantren yang didirikan oleh K.H. Moh
Sholeh pada tahun 1938. Visi pondok pesantren at-Tanwir, yaitu “Menjadi
Pesantren Yang Unggul Dalam Bidang Keilmuan Agama islam, Keintelektualan,
Kebahasaan, Dan Akhlak yang Mulia”. Sedangkan Misi pondok pesantren at-Tanwir,
yaitu , menjadikan para santri yang mahir dalam keislaman, menjadikan para
santri profesional dan mempunyai kekuatan aqidah dan menjadikan para santri
mempunyai loyalitas kepada kesatuan NKRI. Pondok 4 Pesantren At-Tanwir memiliki
murid kurang lebih sebanyak 4262 Siswa dan tenaga pendidik atau ustad/ah
sebanyak 211 Orang. Menurut Muzakki, bahwa dari 4262 Santri tersebut ada kurang
lebih 2500 santri yang tinggal atau bermukim di pondok pesantren. Semua
kebutuhan makan sehari-hari santri di pondok pesantren at-tanwir di sediakan
oleh pemilik yayasan atau kos ndalem. Kalau kita sadari, dari keberadaan santri
yang setiap harinya kos di ndalem ini tentunya mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi pesantren. Karena dari kurang lebih 2500 santri tersebut mempunyai
banyak limbah atau sampah dari makanan atau minuman yang setiap harinya mereka
konsumsi. Kurang lebih ada sekitar 6 drum sampah dapur yang terbuang. Sampah
dapur itu oleh para santri di kualifikasi atau dibedakan menjadi 3 bagian yaitu
basah, kering, dan logam (Hasil Wawancara dengan responden, pada tgl 30
November 2015, pukul 10.00 – selesai). Selama ini pengelolaan sampah di pondok
pesantren at-tanwir hanya di pandang sebelah mata atau tidak di manfaatkan,
padahal jika di manfaatkan sampah tersebut akan berpengaruh besar bagi
pemberdayaan ekonomi pesantren karena sampah mempunyai banyak sekali manfaat,
contohnya seperti pembuatan pupuk, kerajinan, dll. Jika kita melihat manfaat
dari sampah organik tersebut, sebenarnya di pondok pesantren at-tanwir
mempunyai potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan sampah organik. Karena di
pondok pesantren at-tanwir setiap harinya bisa menghasilkan kurang lebih 6 drum
sampah organik yang bisa di manfaatkan untuk kegiatan keterampilan (life skill)
santri, selain itu juga bisa menambah pengembangan finansial pondok pesantren.
5 Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa sumber,
peneliti mendapatkan informasi bahwasannya masalah yang sedang dihadapi oleh
Yayasan Pondok Pesantren At-Tanwir saat ini adalah tidak adanya bidang usaha
yang bisa dijadikan pemasukan oleh pondok pesantren. Dikarenakan Kopontren yang
ada pada Pondok Pesantren At-Tanwir ini sudah tidak berjalan lagi yang
penyebabnya adalah karena banyaknya penjual atau pertokoan yang ada disekitar
pesantren. Oleh karena itu dari berbagai fenomena diatas maka peneliti sangat
tertarik untuk membuat sebuah studi kelayakan bisnis yang mana nantinya dapat
memberikan sumbangsih kepada pesantren atau bisa menjadikan pemasukan pesantren
khususnya dalam hal keuangan. Selain itu juga bisa memberikan bekal pada para
santri, tidak hanya kualitas pendidikan keagamaan dan pendidikan umum lainnya
yang mengalami peningkatan, akan tetapi dengan bekal pemberdayaan maka mereka
memiliki keterampilan (life skill) dan kemampuan untuk bertahan hidup (survive)
jika keluar dari pondok pesantren nantinya.
Para santri menjadi lebih mandiri, bertanggung
jawab, dan ikut berperan / berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan.
Menurut Subagyo (2007), Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang
menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya,
aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek
manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian
studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Disini peneliti ingin membuat sebuah studi kelayakan bisnis budidaya cacing dan
pembuatan kompos. Alasan mengapa peneliti memilih budidaya Cacing dan pembuatan
kompos dikarenakan bisnis ini sangat menjanjikan keberhasilannya. Selain 6 itu
peneliti ingin memanfaatkan sampah organik yang ada di pondok pesantren
attanwir yang setiap harinya bisa mencapai 6 drum sampah organik. Pada budidaya
cacing nantinya sampah organik akan digunakan sebagai media dan pakan cacing
sedangkan pada pembuatan kompos nantinya sampah akan diolah melalui beberapa
tahapan. Jadi jika kita lihat bahwasannya sampah organik yang ada pada Pondok
Pesantren At-Tanwir ini yang biasanya hanya dipandang sebelah mata, maka disini
peneliti akan menjadikan sampah itu bernilai yang sangat tinggi. Alasan lain
yang membuat peneliti tertarik untuk menjadikan budidaya cacing sebagai
perkembangan ekonomi di Pondok Pesantren At-Tanwir adalah karena cara
berternaknya yang sangat mudah, perkembangbiakannya relatif cepat, pakan dan
medianya berupa limbah rumah tangga, limbah peternakan, limbah organik home
industry, limbah pasar dan lain-lain yang mudah di peroleh, selain itu lokasi
yang digunakan untuk berternak juga dapat dilakukan dimanapun , seperti halnya
kotak bekas telur, dan risiko penyakitnya juga sangat kecil karena relatif
jarang terjadi. Di sisi lain, harga jual cacing cukup mahal dan prospek serapan
pasar tinggi. Selain itu juga cacing memiliki banyak manfaat, diantaranya bisa
dijadikan sebagai bahan kosmetik dan farmasi. Seperti halnya yang dilakukan
oleh CV. RAJ Organik yang didirikan oleh Bapak Abdul Aziz Adam Maulida ini
selain membudidayakan Cacing, mereka juga membuat berbagai macam produk,
diantaranya : (1) Rajfeed pakan ikan dan unggas, (2) Probiotik Bio Prosca, (3)
Kapsul Cacing Vermibio Care, (4) Tepung cacing. Selain itu sisa kotoran cacing
atau bekas cacing (Kascing) juga memiliki manfaat sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang.
Sedangkan alasan lain yang membuat
peneliti tertarik untuk membuat kompos sebagai media pemberdayaan ekonomi di
pondok pesantren at-tanwir adalah 7 karena kompos mempunyai banyak keunggulan
yaitu Memperbaiki dan menjaga struktur tanah, Menjadi penyangga pH tanah,
Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan, Membantu menjaga
kelembaban tanah, Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun, Tidak
merusak lingkungan. Selain itu juga cara pengolahannya yang mudah. Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya terhadap pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren
yang berbeda serta teori yang mendasari, menunjukkan masih adanya reseach gap
terhadap perberdayaan ekonomi di pondok pesantren. Peneliti menilai bahwasannya
program pemberdayaan pesantren ini cukup penting, mengingat dampak positif yang
bisa dihasilkan bagi pemberdayaan ekonomi umat di masa mendatang. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “ANALISIS STUDI KELAYAKAN
PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIK SEBAGAI MEDIA PEMBERDAYAAN EKONOMI DI PONDOK
PESANTREN AT-TANWIR TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas rumusan
masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana Studi Kelayakan Pengolahan Limbah
Sampah Organik Sebagai Media Pemberdayaan Ekonomi yang akan dikembangkan di
Pondok Pesantren At-Tanwir.
1.3 Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Studi Kelayakan Pengolahan
Limbah Sampah Organik Sebagai Media Pemberdayaan Ekonomi di Pondok Pesantren
At-tanwir.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Pondok Pesantren Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam
mengembangkan usaha pesantren.
2. Santri/santriwati Dapat
digunakan sebagai media pembelajaran atau bekal dalam hal pemberdayaan agar
mereka memiliki keterampilan (life skill) yang dapat mereka kembangkan pada
saat lulus dari pesantren.
3. Peneliti Penelitian ini
dilakukan sebagai media untuk menerapkan studi kelayakan bisnis yang telah
dipelajari di perkuliahan sehingga dapat memahami ilmu yang telah dipelajari
tersebut dengan lebih baik, menambah referensi dan wawasan teoritis mengenai
pemberdayaan ekonomi dan studi kelayakan bisnis.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya
mengkaji mengenai pemberdayaan ekonomi yang ada pada pondok pesantren serta
studi kelayakan bisnis pengolahan sampah organik yang mencakup beberapa aspek
diantaranya, aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/ operasi dan
teknologis, dan aspek keuangan, yang akan diterapkan pada Pondok Pesantren
At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis studi kelayakan pengolahan limbah sampah organik sebagai media pemberdayaan ekonomi di Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment