Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi terhadap perilaku perpindahan merek dari masker wajah Mustika Ratu ke merek lain pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen masker wajah Mustika Ratu yang pernah berpindah dari masker wajah Mustika Ratu ke masker wajah merek lain dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 74 responden dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa harga, ketidakpuasan pasca konsumi, dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku perpindahan merek. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa harga, ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku perpindahan merek. Variabel harga merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan perpindahan merek. Nilai Adjusted R Square = 0,530 berarti 53,0% perilaku perpindahan merek dapat dijelaskan oleh variabel bebas (harga, ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi) sedangkan sisanya 47% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ENGLISH:
This study aims to identify and analyze the effect of pricing, post-consumer dissatisfaction, and the need to find variations on brand switching behavior of a face mask Mustika Ratu to other brands on the students of Faculty of Economics Force 2015 State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang.
This research was conducted on consumers face mask Mustika Ratu who've moved from a face mask to face mask Mustika Ratu other brands and a number of samples were determined by 74 respondents using purposive sampling method. This study uses a quantitative approach, methods of statistical analysis that consists of multiple linear regression analysis, significant simultaneous test (F test), testing partial significant (t test) and test the coefficient of determination (R 2).
The results showed that the price unison, dissatisfaction post-consumption, and the need to find variations affect positively and significant to brand switching behavior. The results show that partial price, post-consumer dissatisfaction, and the need to find variations affect positively and significant to brand switching behavior. The price variable is the most dominant factor influencing brand switching decision. Value Adjusted R Square = 0.530 means that 53.0% brand switching behavior can be explained by the independent variable (price, post-consumer dissatisfaction, and the need to find variations) while the remaining 47% is explained by other factors not examined in this study.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil seperti sekarang
ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akibatnya konsumen Iebih
berorientasi pada harga. Orientasi konsumen pada harga menyebabkan merek
menjadi kurang dipentingkan, tingkat loyalitas konsumen terhadap merek produk
tertentu semakin menurun, dan hal tersebut memicu terjadinya perpindahan merek.
Menurut Sumarwan (2011:303), harga adalah atribut produk atau jasa yang paling
sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk.
Penyebab lain terjadinya perpindahan merek adalah ketidakpuasan pasca konsumsi.
Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai
proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang
telah dilakukannya. Inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pasca
pembelian atau pasca konsumsi. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah
konsumen merasa puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang
telah digunakannya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi
ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan
konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali terhadap produk tersebut
(Sumarwan, 2011:321). Kepuasan pelanggan merupakan kata kunci dalam memenangkan
persaingan, sehingga setiap perusahaan harus mampu memenuhi segala aspek
kepuasan tersebut. Oleh karena itu, sangatlah 2 penting bagi suatu perusahaan
untuk dapat memberikan apa yang diharapkan, dibutuhkan dan diinginkan, agar
pelanggan merasa puas sehingga pelanggan tetap komitmen menggunakan dan percaya
terhadap perusahaan tersebut. Para konsumen yang puas dengan nilai yang didapat
dari suatu produk yang ditawarkan perusahaan akan besar kemungkinan untuk tidak
berpindah merek. Selain Harga dan Ketidakpuasan, faktor lain yang mendorong
Keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen juga dipengaruhi oleh
adanya kebutuhan mencari variasi. Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen
secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk menjadi
terlibat, terdorong untuk mencari hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap hal baru yang tujuan utamanya adalah untuk mencari kesenangan atau
melepaskan kejenuhan dari merek yang biasa di pakainya (Schiffman dan Kanuk,
2008:65). Sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak sekali produk dengan
berbagai merek yang ditawarkan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan
keinginan konsumen untuk mencoba produk dan merek tersebut. Beragamnya produk
dan merek telah mengakibatkan konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk
berpindah ke merek lain.
Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena
yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan dan
waktu. Pada saat kosumen dihadapkan pada berbagai macam merek pada suatu produk
kategori, maka ia akan mengevaluasi tiap-tiap merek sebelum akhirnya memutuskan
untuk membeli. Setelah konsumen mencoba suatu produk tertentu, 3 maka akan
muncul pikiran kritis mengenai produk tersebut dimana ia akan mengevaluasi
kepercayaan terhadap merek, sikap terhadap merek tersebut dan pada keputusan
untuk membeli ulang produk tersebut. Bisnis kosmetik merupakan salah satu bisnis
yang sedang mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia saat ini. Menurut Presiden
Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Nuning S Barwa, pesatnya
pertumbuhan kosmetik di Indonsia di karnakn saat ini kosmetik tidak lagi
didominasi perempuan saja, kaum pria pun juga banyak yang membeli produk
kosmetik dan perawatan kulit. Kendati bisnis kosmetik mengalami pertumbuhan
pesat, sayangnya pelaku industri kosmetik lokal justru sulit meningkatkan
kinerja bisnisnya akibat penguasaan pangsa pasar produk impor sebesar 60% dari
total pasar domestik senilai Rp15 triliun. Ketua Umum Persatuan Perusahaan dan
Asosiasi Kosmetika (PPAK) Putri K. Wardhani mengeluhkan dominasi produk impor
menguasai penjualan di peritel atau departement store, sehingga mempersempit kesempatan
untuk produk lokal bersaing. Menurutnya, pasar kosmetik kelas menengah ke atas
banyak didominasi produk dari Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika
Serikat. Untuk kelas menengah, banyak dihuni oleh produk asal Thailand, Korea
Selatan, dan Malaysia (Data Kementirian Perusahaan: 11 des 2015, diakses pada
Mei 2016). Mustika Ratu (MRAT) merupakan salah satu prusahaan kosmtik lokal
yang semakin terancam oleh keberadaan merek-merek kosmetik asing yang semakin
menjamur di Indonesia. Tercatat beberapa tahun terakhir penjualan produk
kosmetik mustika ratu terus mengalami penurunan. Berdasarkan laporan 4 keuangan
perseroan, sepanjang tahun 2015 penjualan emiten dengan kode MRAT ini tercatat
Rp428,09 miliar. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan penjualan di
bandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai Rp434,74 miliar (market.bisnis.com:
20 April 2016, diakses pada Mei 2016). Selain itu, hasil laporan keuangan
perseroan terbaru kuartal I/2016 yang dipublikasikan Selasa (3/5/2016),
menunjukkan bahwa laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk perseroan tercatat sekitar Rp272,19 juta. Laba tersebut anjlok 82,77%
dibandingkan dengan perolehan laba kuartal I/2015 yang mencapai Rp1,58 miliar.
Turunnya laba bersih perseroan seiring dengan penurunan penjualan bisnis
perseroan. Bila diperinci, terlihat penjualan kosmetik turun 17,82% menjadi
Rp100,37 miliar (market.bisnis.com: 3 Mei 2016, diakses pada Mei 2016). Menurut
Presiden Direktur PT Mustika Ratu Putri K. Wardani Selain masalah masuknya
produk-produk kecantikan dari luar negeri, faktor lain yang juga turut
menghambat Mustika Ratu adalah kenaikan upah minimum provinsi, dan melemahnya
rupiah. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak
signifikan bagi perseroan, terutama untuk pengadaan bahan baku impor. Naiknya
beban produksi perusahaan, mengakibatkan perusahaan mengambil keputusan untuk
menaikan harga prodak sekitar 5 hingga 7 persen (market.bisnis.com 2 Feb 2015,
diakses pada Mei 2016). Produk dari PT Mustika Ratu yang di jadikan objek dalam
penelitian ini adalah masker wajah mustika ratu. Awalnya produk ini merupakan
market leader dalam kategori masker wajah, namun seiring dengan berjalannya
waktu masker 5 wajah merek mustika ratu mulai mendapat ancaman serius dari para
pesaingnya. Hal itu dapat di lihat dari tabel Top Brand index di bawah ini.
Tabel 1.2 Brand Index Produk Masker Wajah Tahun 2014-2016 Peringkat Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016 Merek TBI Merek TBI Merek TBI 1 Mustika Ratu 34,2%
Mustika Ratu 28.1% Sariayu 24.1% 2 Sariayu 16,6% Sariayu 25.5% Mustika Ratu
23.2% 3 Ovale 14,2% Ovale 14.8% Ovale 17.1% 4 Garnier 11,6% Viva 9.6% Viva
10.2% 5 Viva 5,2% Garnier 8.0% Garnier 6.2% Sumber : www.topbrand-award.com,
diakses pada Mei 2016 Berdasarkan tabel top brand di atas dapat di ketahui
bahwa dalam periode tahun 2014-2016 total brand index (TBI) masker wajah
mustika ratu secara berangsur-angsur terus mengalami penurunan, bahkan di tahun
2016,
posisi masker wajah merek
mustika ratu tergeser oleh merek Sariayu dari puncak top brand. Menurunnya
total brand index (TBI) mengindikasikan adanya fenomena perpindahan merek dari
masker wajah merek mustika ratu ke merek lain. Brand Index menurut Tanadi
Santoso (2012), merupakan tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek, apabila
brand index mengalami penurunan, maka mengindikasikan konsumen merasa tidak
puas dan tidak loyal terhadap merek 6 tersebut, sehingga ada kecenderungan akan
beralih atau mencari produk merek lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Top Brand Index (TBI) dihitung berdasarkan pengukuran tiga
parameter yang didapat dari hasil survei langsung kepada pelanggan suatu
produk/jasa dari berbagai merek dalam kategori tertentu. Parameter pertama
adalah top of mind brand awareness (TOM BA), yang merupakan indikator sejauh
mana kekuatan merek tertentu menguasai benak pelanggan (mind share). Parameter
kedua adalah last usage (LU), yaitu merek yang responden gunakan saat
ini/terakhir kali (market share). Ketiga adalah future intention (FI), yang merupakan
indikator loyalitas responden terhadap merek produk/jasa yang ingin
digunakan/dikonsumsi di masa mendatang (commitment share).
(www.topbrand-award.com, diakses pada Mei 2016). Mahasiswa merupakan salah satu
target pasar yang sangat potensial bagi perusahaan kosmetik. Keinginan untuk
tampil maksimal dalam setiap kesempatan, baik saat melakukan aktivitas kuliah,
maupun dalam pergaulan sehari-hari mengakibatkan mahasiswa cenderung konsumtif
terhapap produk-produk kecantikan. Mahasiswi sendiri merupakan konsumen dari
golongan anak muda yang seringkali dikategorikan sebagai kelompok konsurnen
yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang di munculkan di pasaran.
Kelompok ini juga diyakini selalu ingin mengikuti trend gaya hidup terkini,
terlepas dan apakah sesungguhnya mereka benar-benar membutuhkan produk tersebut
dan mendapat manfaat dari produk yang di konsumsinya (Schiffman & Kanuk,
2007:316). 7 Dari hasil penelitian terdahulu Anandhitya Bagus Arianto, 2011
yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk, Harga, Kebutuhan Mencari Variasi dan
Ketidakpuasan Konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek dari Samsung Galaxy
Series di Kota Malang”, dapat di katakan bahwa atribut produk dan harga
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek,
sedangkan kebutuhan mencari variasi dan ketidakpuasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan perpindahan merek. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul “ANALISIS
PENGARUH HARGA, KETIDAKPUASAN PASCA KONSUMSI, DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI
TERHADAP PERILAKU PERPINDAHAN MEREK (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)”. 1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang
telah di sampaikan di atas dapat di uraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah harga, ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan
mencari variasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku perpindahan merek masker wajah dari Mustika Ratu ke merek lain pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang?
2. Apakah harga,
ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku 8 perpindahan merek masker
wajah dari Mustika Ratu ke merek lain pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan
2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang
dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, ketidakpuasan
pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku perpindahan merek masker wajah dari
Mustika Ratu ke merek lain pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2015
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh harga, ketidakpuasan pasca konsumsi, dan kebutuhan
mencari variasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku perpindahan merek masker wajah dari Mustika Ratu ke merek lain pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
2.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian perlu
dibatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi penyimpangan sasaran. Maka
penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang pengaruh harga, ketidakpuasan
pasca konsumsi, dan kebutuhan mencari variasi pr terhadap perilaku perpindahan
merek masker wajah dari Mustika Ratu ke merek lain pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh harga, ketidakpuasan pasca konsumsi dan kebutuhan mencari variasi terhadap perilaku perpindahan merek: Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment