Abstract
INDONESIA:
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi return suatu investasi. Salah satunya faktor eksternal, seperti pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi, perubahan nilai kurs, tingkat suku bunga yang berlaku, perubahan GDP (Gross Domestic Product), dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara parsial dan simutan terhadap return saham syariah sektor konsumsi di Indonesia dan Malaysia. Selain itu untuk mengetahui perbedaan pengaruh suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap return saham syariah di Indonesia dan Malaysia
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data penelitian ini menggunakan data saham syariah yang terdaftar dalam Bursa Malaysia dan Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2010-2014. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda,uji beda man whitney dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah di Indonesia. Sedangkan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Indonesia. Variabel suku bunga dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap return saham di Malaysia. Sedangkan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Malaysia Secara simultan menunjukkan bahwa suku bunga , inflasi, pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap return saham syariah di Indonesia dan Malaysia. Hal ini ditunjukkan dengan dengan nilai F sebesar 14,213 untuk Indonesia dan nilai F sebesar 9.512 untuk Malaysia. Hasil analisis regresi menghasilkan R2 sebesar 0,504 untuk Indonesia. Sedangkan hasil analisis regresi Malaysia menghasilkan R2 sebesar 0,394. Untuk Uji Man Whitnest menunjukkan variabel suku bunga,inflasi memiliki perbedaan pengaruh di Indonesia dan Malaysia. Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi tidak ada perbedaan pengaruh.
ENGLISH:
Many factors affect the return of an investment. One of these external factors, such as the effects of monetary and fiscal policy, the development of industrial sector, for example the economic factors of inflation, changes in exchange rates, the interest rate applicable, changes in GDP (Gross Domestic Product), and so on. This study aimed to determine the effect of macro variables which consist of interest rates, inflation and economic growth partially and simultaneously to return of sharia stock of consumption sector in Indonesia and Malaysia. In addition to know the effect of the difference in interest rates, inflation and economic growth simultaneously to the stock return of sharia in Indonesia and Malaysia
This study was a quantitative research. Data of this study used stocks Sharia data listed in Bursa Malaysia and Indonesia Sharia Stock Index period 2010- 2014. Data were analyzed using multiple linear regression analysis, different test of man Whitney and the determination coefficient test.
The results showed that the Interest Rates and economic growth had significant effect on stock return of sharia in Indonesia. While inflation was negative and there was no significant effect on stock return of sharia in Indonesia. Variable of interest rates and economic growth had a significant effect on stock returns in Malaysia. While inflation was negative and there was no significant effect on stock return of sharia in Malaysia. Simultaneously indicated that interest rates, inflation, economic growth had positive effect on stock return of sharia in Indonesia and Malaysia. This was indicated by the F value of 14.213 to Indonesia and F value of 9512 for Malaysia. Regression analysis produced R2 was 0,504 for Indonesia. While the results of the regression analysis of Malaysia produced R2 of 0.394. Man Whitnest Test indicated a variable interest rate, inflation had a different effect in Indonesia and Malaysia. While economic growth variables there was no difference of effect.
ARABIC:
وهناك عوامل كثيرة تؤثر على العائد من الاستثمار. واحد من هذه العوامل الخارجية، مثل آثار السياسة النقدية والمالية، وتطوير القطاع الصناعي، على سبيل المثال العوامل الاقتصادية من التضخم والتغيرات في أسعار الصرف، ومعدل الفائدة المطبق، والتغيرات في الناتج المحلي الإجمالي (الناتج المحلي الإجمالي)، وهلم جرا. وتهدف هذه الدراسة إلى تحديد تأثير المتغيرات الكلية التي تتكون من أسعار الفائدة والتضخم والنمو الاقتصادي جزئيا في وقت واحد للعودة القطاع استهلاك المخزون الشريعة في اندونيسيا وماليزيا. بالإضافة إلى معرفة أثر الاختلاف في معدلات الفائدة والتضخم والنمو الاقتصادي في وقت واحد لعودة الأسهم الشريعة في اندونيسيا وماليزيا
وكانت هذه الدراسة البحث الكمي. يستخدم بيانات هذه الدراسة البيانات الأسهم الشريعة المدرجة في بورصة ماليزيا واندونيسيا مؤشر الاسهم الشريعة الفترة 2010- 2014. البيانات تم تحليلها باستخدام تحليل الانحدارمتعدد الخطي، اختبار المختلف مان ويتني والاختبار ومعامل التحديد.
وأظهرت النتائج أن معدل النمو الاقتصادي وتأثير كبير على عوائد الأسهم الشريعة في اندونيسيا. في حين أن التضخم هو تأثير سلبي وكبير على عوائد الأسهم الشريعة في اندونيسيا. أسعار الفائدة المتغيرة والنمو الاقتصادي لها تأثير كبير على عوائد الأسهم في ماليزيا. في حين أن التضخم هو تأثير سلبي وكبير على عوائد الأسهم الشريعة في ماليزيا تشير في الوقت نفسه إلى أن معدلات الفائدة والتضخم والنمو الاقتصادي له تأثير إيجابي على عوائد الأسهم الشريعة في اندونيسيا وماليزيا. ويدل على ذلك أن قيمة ف من 14.213 إلى إندونيسيا و قيمة ف 9,512 لماليزيا. تحليل الانحدار ينتج R2 يعنى 0,504 لاندونيسيا. في حين أن نتائج تحليل
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Investasi merupakan salah satu kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan dalam Islam karena dengan berinvestasi, harta akan menjadi produktif
dan mendatangkan kemaslahatan bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang
penimbunan (iktinaz) harta yang dimiliki (Q.S 9:34). Salah satu bentuk
investasi tersebut yaitu dengan menanamkan harta di pasar modal. Pasar modal
merupakan suatu wadah bagi pihak yang memiliki kelebihan harta (investor) untuk
menyertakan modalnya kepada perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) sehingga
perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar yang pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat
luas. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu jawaban atas anjuran
untuk berinvestasi. Pasar modal syariah menjadi alternatif investasi bagi
pelaku pasar yang bukan sekedar ingin mendapatkan return terbaik, namun juga
dapat memberikan ketenangan dari aktivitas investasinya.Kegiatan investasi
terutama di pasar modal merupakan aktivitas yang sangat mempengaruhi kondisi
perekonomian suatu negara (Tandelilin,2001). Saat ini di Indonesia sudah mulai
berkembang instrumen keuangan berbasis syariah seperti Bank Syariah, Pasar
Modal Syariah, 2 dan Pasar Komoditi Syariah.Perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang
ditunjukkan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). ISSI merupakan respon
akan kebutuhan informasi mengenai investasi secara Islami. Tujuannya adalah
sebagai tolak ukur standar dan kinerja (benchmarking) bagi investasi saham
secara syariah di pasar modal dan sebagai sarana untuk meningkatkan investasi
di pasar modal secara syariah. Indeks Islam atau Indeks syariah telah mengambil
tempat pada proses Islamisasi pasar modal dan menjadi awal dari pengembangan
pasar modal syariah. Perkembangan saham syariah di Indonesia mengalami kenaikan
cukup signifikan antara tahun 2007 sampai tahun 2013.Hal ini bisa dilihat pada
gambar 1.1 dibawah ini. Gambar 1.1 Sumber: ojk.go.id Dari grafik di atas
menunjukkan bahwa tren saham syariah dari tahun ke tahun mengalami tren
positif.Hal ini dapat dilihat dari jumlah saham dari tahun 3 2007 sampai 2013,
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 174 saham menjadi 331 saham.
Pada lingkup Asia Tenggara, terdapat dua negara yang telah memiliki pasar modal
syariah, yaitu Indonesia dan Malaysia.
Karena perbedaan masingmasing negara dalam menetapkan kriteria
saham syariah, maka kinerja yang dihasilkan oleh pasar modal tersebut berbeda
pula(www.kemendag.co.id). Di Indonesia, seluruh sahamsaham syariah tergabung
dalam Indonesia Shariah Stock Index (ISSI), dan proses penyaringannya dilakukan
oleh Dewan Syariah NasionalMajelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sementara di Malaysia,
daftar sahamsaham syariah tergabung dalam Islamic Market Malaysia (IMM) dan
penyeleksiannya ditentukan oleh Shariah Advisory Council (SAC). Baik DSNMUI
maupun SAC, keduanya memberlakukan kriteria-kriteria tertentu terhadap laporan
keuangan perusahaan yang akan masuk indeks syariah. Perkembangan saham syariah
di Indonesia antara 2007-2013 mengalami trend yang positif. Ini bisa dilihat
dari bertambahnya jumlah saham syariah di Indonesia. Bertambahnya jumlah saham
mengindikasikan bahwa investasi syariah sudah banyak diminati oleh masyrakat
muslim khusunya Indonesia.Namun secara jumlah saham Syariah Indonesia masih
lebih sedikit dibandingkan dengan Malaysia tetapi apabila dilihat dari
pertumbuhannya terjadi kondisi terbalik. Jumlah saham Syariah di Bursa Malaysia
mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012, tetapi sebaliknya
untuk di Indonesia,justru mengalami peningkatan jumlah saham 4
Syariah(www.icmspecialist.com).Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar
dibawah ini Gambar 1.2 Kinerja Pasar Saham Syariah di Indonesia dan Malaysia
antara tahun 2012-2013 (Dalam prosentase) Sumber : data diolah Dari gambar
diatas dapat dilihat pangsa pasar kapitalisasi pasar saham Syariah terhadap
total pasar saham, pada tahun 2013 pangsa pasar saham Syariah di Bursa Malaysia
mengalami penurunan dibandingkan dengan 2012, tetapi di Indonesia justru
mengalami peningkatan. Bahkan, pangsa pasar kapitalisasi saham Syariah pada
tahun 2013, antara Bursa Malaysia dengan Bursa Efek Indonesia relatif
sama(www.kemendag.co.id). Kondisi hampir sama terjadi pada perbandingan return
saham syariah. Kedua indeks saham Syariah Malaysia yang diwakili EMAS Shariah
dan Hijrah 0 10 20 30 40 50 60 70 80 jumlah saham kapitalisasi return Ind 2012
Mal 2012 Ind 2013 Mal 2013 5 Shariah, menunjukkan kinerja yang positif hal ini
juga terjadi pada return saham syariah di Indonesia. Pada tahun 2012 performa
saham emiten barang konsumsi (consumer goods) tampil mencuri perhatian
(www.Investasi.Kontan.co.id).Kondisi sektor konsumsi di Indonesia mengalami
trend yang cukup baik. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), indeks saham
consummer goods hingga, Kamis (12/9/2012), masih mencetak gain 19,55%.
Sementara, di periode sama IHSG hanya mencetak kenaikan 0,92%. Berdasarkan data
statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, ada empat saham emiten barang
konsumsi yang menjadi penggerak utama indeks di tahun ini. Saham PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) memimpin daftar saham dengan kenaikan harga paling tinggi.
Sejak akhir 2012 hingga kemarin, harga saham UNVR sudah melesat 47,96% ke Rp
30.850 per saham. Menyusul UNVR adalah saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Secara
year to date, harga KLBF sudah melejit 26,42% ke Rp 1.340 per saham. Saham
emiten barang konsumsi lain yang kinerjanya juga mentereng adalah saham PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Harga saham ini sudah naik 25% menjadi
Rp 9.750 dari posisi akhir 2012. Disaat sektor konsumsi di Indonesia mengalami
kenaikan.Perekonomian Malaysia mencatat pertumbuhan sebesar 8,9% pada kuartal
kedua tahun 2010 ini, dan terus berkisar antara 2-3% hingga tahun 2015
(www.kemendag.go.id). Pertumbuhan ini didorong ekspansi dan pertumbuhan yang
berkelanjutan dalam permintaan domestik juga eksternal. Permintaan meningkat 9%
disebabkan konsumsi swasta yang meningkat dan adanya perbaikan berkelanjutan di
sektor 6 swasta dan publik. Konsumsi sektor publik meningkat sejalan dengan
meningkatnya gaji. Sektor ekonomi utama mencatat ekspansi yang kuat, didorong
sektor manufaktur dan jasa. Sektor manufaktur meningkat 15,9% dengan didukung
pertumbuhan di seluruh kelompok dan sektor jasa tumbuh sebesar 7,3% didukung
kinerja yang kuat perdagangan grosir dan eceran, keuangan, asuransi serta
transportasi dan sub-sektor penyimpanan. Menurut Ang dalam Kristianti dan
Lathifah (2013), terdapat faktor-faktor yang memengaruhi returnsuatu investasi.
Pertama, faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemennya,
struktur permodalannya,struktur utang perusahaan dan sebagainya. Kedua
menyangkut faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal,
perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi,
perubahan nilai kurs, tingkat suku bunga yang berlaku, perubahan GDP (Gross
Domestic Product), dan sebagainya. Menurut Tandelilin (2007) disebutkan bahwa
return saham di pasar modal juga dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi.
Indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah
fluktuasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah, dan pertumbuhan PDB. Penelitian
mengenai faktor makro ekonomi yang berpengaruh terhadap returnsaham sudah
pernah dilakukan. Salah satunya oleh Anam (2013) mengenai pengaruh variabel
ekonomi makro terhadapreturn saham syariah. Variabel makro yang digunakan
adalah inflasi, suku bunga dan nilai tukar.
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah adalah variabel yang
memberikan dampak negatif signifikan terhadap return saham syariah. Penelitian
7 lain yang dilakukanNazwar (2008) mengenai pengaruh variabel ekonomi makro
terhadapreturn saham syariah. Variabel makro yang digunakan adalah pertumbuhan
ekonomi dan suku bunga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Suku
Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap returnsaham syariah di
Indonesia dan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap returnsaham. Penelitian Poon dan Tong (2010) mengenai pengaruh
variabel ekonomi makro terhadapreturn saham.Variabel makro yang digunakan
adalah inflasi dan suku bunga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel
inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap returnsaham di US, Korea
dan Filipina variabel output growth berpengaruh secara signifikan di US, Korea,
Philipina berpengaruh positifdan signifikan. Titman dan Warga (1989) meniliti
mengenai pengaruh variabel ekonomi makro terhadapreturn saham.Variabel makro
yang digunakan adalah inflasi dan suku bunga.Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa inflasi dan suku bunga berpengaruh positif terhadap return. Hal senada
juga diungkapkan dilakukan Mulyani (2014), Artajaya (2014) bahwa variabel makro
ekonomi inflasi memberikan pengaruh positif terhadap return saham. Penelitian
lain Luthfi (2014) meneliti mengenai pengaruh variabel ekonomi makro
terhadapreturn saham syariah. Variabel makro yang digunakan adalah inflasi,
suku bunga, size dan pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Suku Bunga SBI memberikan pengaruh positif terhadap return saham syariah di
Indonesia. Selain itu Ho,Catherine S. F. (2011) meneliti mengenai pengaruh 8
variabel ekonomi makro terhadapreturn saham syariah. Variabel makro yang
digunakan adalah pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Stock Market Performance di Malaysia dan
Thailand. Penelitian yang berkenaan dengan pengaruh karakteristik perusahaan,
industry dan variabel makro terhadap return saham syariah juga pernah dilakukan
oleh Ulum (2008).Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan
dan variabel makro berpengaruh signifikan terhadapreturn dan beta saham.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terhadap industri atau kelompok
perusahaan yang berbeda serta teori yang mendasari, menunjukkan masih adanya
research gap terhadap kinerja makro ekonomi. Tidak konsistennya hasil
penelitian tersebut menunjukkan perlu dilakukannya penelitian lanjutan terutama
tentang Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap returnsaham, khususnya saham
syariah, sehingga pada akhirnya akan diketahui bagaimana pengaruh kinerja makro
ekonomi terhadap returnsaham.Dalam penelitian ini mengambil sampel di Indonesia
dan Malyasia karena di kawasan Asia tenggara baru dua negara ini yang mempunyai
indeks saham syariah.
Selain itu mayoritas masyrakat muslim yang besar di Indonesia dan
Malaysia memberikan peluang untuk berinvestasi pasar saham syariah.Belum adanya
penelitian yang membahas return saham syariah di Indonesia dan Malaysia secara
bersama,serta belum adanya penelitian terhadap return saham saham top gainer.
Dan juga belum ada 9 penelitian yang fokus pada suatu sektor di bursa saham
membuat peniliti ingin melihat kembali pengaruh suku bunga,inflasi dan
pertumbuhan ekonomi terhadap return saham syariah, Berdasarkan uraian diatas,
maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul“ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH
VARIABEL MAKRO TERHADAPRETURNTOP GAINER SAHAM SYARIAH SEKTOR KONSUMSI DI
INDONESIA DAN MALAYSIA (PERIODE 2010-2014)”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh
variabel makro yang terdiri dari suku bunga , inflasi dan pertumbuhan ekonomi
terhadap returnsaham syariah di Indonesia periode 2010-2014 ?
2. Bagaimana pengaruh
variabel makro yang terdiri dari suku bunga , inflasi, dan pertumbuhan
ekonomiterhadap returnsaham syariah di Malaysia periode 2010-2014 ? 3. Apakah
ada perbedaan pengaruh variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasidan
pertumbuhan ekonomiterhadapreturnsaham syariah di Indonesia dan Malaysia
periode 2010-2014 ?
1.3 Tujuan 1.Untuk mengetahui pengaruh variabel makro yang terdiri
dari suku bunga , inflasi, dan pertumbuhan ekonomibaik secara parsial maupun
simultan terhadap returnsaham syariah di Indonesia periode 2010-2014. 10 2.
Untuk mengetahui pengaruh variabel makro yang terdiri dari suku bunga ,
inflasi, dan pertumbuhan ekonomibaik secara parsial maupun simultan terhadap
returnsaham syariah di Malaysia periode 2010-2014.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh variabel makro yang terdiri
dari suku bunga , inflasi, dan pertumbuhan ekonomi, terhadap returnsaham
syariah di Indonesia dan Malaysia periode 2010-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Pelaku bisnis dan investor Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menjadi bahan pertimbangan dan pengambil keputusan dalam melakukan investasi
syariah.
2. Pemerintah Dapat
digunakan untuk bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi investasi
syariah di Indonesia.
3. Akademisi Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi literature sebagai bukti
empiris dibidang manajemen keuangan syariah.
4. Peneliti Penelitian ini dilakukan sebagai media untuk menerapkan
teoriteori dalam manajemen keuangan syariah yang telah dipelajari di
perkuliahan sehingga dapat memahami ilmu yang telah dipelajari tersebut dengan
lebih baik, menambah referensi dan wawasan teoritis mengenai analisis saham
syariah.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian
ini hanya mengacu pada variabel suku bunga, Inflas, dan pertumbuhan ekonomi
dengan variabel terikat return saham syariah untuk periode pengamatan
2010-2014. Tandelilin (2007) mengungkapkan bahwa variabel makro yang berpengaruh
terhadap return saham adalah suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Analisis perbedaan pengaruh variabel makro terhadap return top gainer saham syariah di Indonesia dan Malaysia (periode 2010-2014). Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment