Abstract
INDONESIA:
Industri sepeda motor nasional merupakan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka produsen dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Produsen membutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi untuk bersaing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand community terhadap loyalitas merek secara simultan, parsial dan dominan. Dari latar belakang itulah sehingga penelitian ini dilakukan dengan judul “Pengaruh Brand Community terhadap loyalitas merek sepeda motor yamaha (studi kasus pada komunitas motor yamaha R25 Club Indonesia Chapter malang)”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deduktif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota komunitas yamaha R25 yang menggunakan pendekatan sensus yakni berjumlah 107 anggota. Sedangkan pengujian hasil penelitian menggunakan model analisis regresi berganda. Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi dan menggunakan angket (daftar pertanyaan).
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa brand community mempengaruhi lolyalitas merek. Hal ini bisa dilihat dari uji F menunjukkan bahwa keenam variabel independen, dilihat dari output pengujian SPSS yang diperoleh Fhitung sebesar 14,172 > Ftabel dan nilai siginfikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat ditarik kesimpulan bahwa komunitas yamaha R25 sangat loyal dalam penggunaan produk yamaha.
ENGLISH:
ENGLISH:
National motorcycle industry is an industry that continues to experience growth. In order to survive in the increasingly fierce competition, the producers demanded more attention to the needs and desires of consumers, especially on strategies to retain customer loyalty. Manufacturers need of consumers who have high brand loyalty to contend. The purpose of this research was to determine how much influence the brand community on brand loyalty simultaneous partial and dominant. From the above explanation the research was write the research under the title "Influence of Brand Community on brand loyalty motorcycles yamaha (a case study on a Yamaha motorcycle communities R25 Club Indonesia Chapter Malang)".
This research uses a quantitative approach deductive. Population and sample in this research were all members of the community who ride the R25 yamaha sens approach us that numbered 107 members. While testing the results of studies using multiple regression analysis model. Data were collected by means of documentation and using a questionnaire (questionnaire).
Based on research results indicate that brand community influence loyalty brand. it can be seen from the F test shows that six independent variables,, seen from the testing SPSS output obtained amounted to 14.172 F count> F table and siginfikansi value of 0.000 <0.05. It can be deduced that the community is very loyal to the Yamaha R25 in the use of Yamaha products.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Persaingan pasar yang
semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam
mempertahankan pangsa pasar. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin
ketat, maka produsen dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen terutama pada strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya.
Pada umumnya loyal konsumen tidak mencari alternatif dan tidak mudah berpaling
pada merek produk lain. Dengan alasan tersebut perusahaan berusaha untuk
menciptakan konsumen yang loyal. Pada umumnya konsumen yang merasa mendapatkan
kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya pada suatu merek, tidak mencari alternatif
dan tidak mudah berpaling pada merek lainnya. Dengan alasan tersebut perusahaan
berusaha untuk menciptakan kepuasan konsumen terhadap suatu merek dari produk
yang di jual. Menurut Kotler (2000) para pesaing adalah perusahaan-perusahaan
yang memuaskan pelanggan yang sama. Begitu perusahaan mengidentifikasi
pesaingnya maka harus mengetahui dengan pasti karakteristik, khususnya
strategi, tujuan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing ketika mendapat ancaman
pasar. Persaingan yang semakin ketat saat ini untuk semua kategori produk
melahirkan berbagai macam merek yang semakin menjadi identitas masing-masing
produk tersebut. Peranan merek bukan lagi sekedar nama atau pembeda dengan
produk- 2 produk pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting dalam
keunggulan bersaing. Merek memberikan konsumen suatu sumber pilihan,
meyederhanakan keputusan, menawarkan jaminan mutu dan mengurangi resiko,
membantu ekspresi diri, serta menawarkan persahabatan dan kesenangan. Durianto
dkk (2001:1) menyatakan bahwa fenomena persaingan yang ada dalam era
globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perkonomian Indonesaia ke mekanisme
pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa
pasar (market share). Hal seperti ini dapat terlihat pada persaingan produk
sepeda motor. Indonesia Commercial Intelegence (2009) menyatakan bahwa industri
sepeda motor nasional merupakan industri yang masih terus mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan
transportasi yang murah dan fleksibel. Kebutuhan masyarakat ini masih akan
terus ada mengingat belum adanya sistem tranportasi massal yang terintegrasi apalagi
rasio kepemilikan sepeda motor di indonesia masih tergolong rendah di kawasan
ASEAN sehingga potensi di masa datang masih sangat baik. Kondisi ini membuat
investasi berupa peningkatan kapasitas pada pabrik yang sudah ada maupun
pembangunan pabrik baru termasuk oleh produsen baru masih terjadi hingga tahun
2008. Beberapa investasi untuk menambah kapasitas maupun pendirian pabrik baru
ini meningkatkan kapasitas produksi industri sepeda motor sehingga pada tahun
2008 mencapai 7,86 juta unit per tahun. Pada tahun 2009, produksi diperkirakan
akan tetap atau bahkan terkoreksi mengingat faktor pendorong yang ada seperti
deflasi sifatnya hanya mengurangi tekanan namun secara fundamental tidak akan
mendorong pertumbuhan (www.ICN.com). 3 Peningkatan kapasitas ini memang untuk
merespon permintaan yang tumbuh cukup tinggi pada tahun 2008 dan mengurangi
lamanya waktu pemesanan. Tingginya permintaan membuat calon pembeli terpaksa
memesan dengan jangka antara sampai 3 bulan untuk produk-produk motor terbaru
sepeda motor. Karena nyaris tidak ada produk yang ditolak oleh pasar. Begitu
produsen menggelontorkan produk baru, langsung disambar oleh konsumen. Tidak
aneh, jika volume penjualan sepeda motor indonesia, nomor ketiga terbesar di
dunia setelah Cina dan India (edorusyanto.wordpress.com). Yamaha adalah salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sektor produksi otomotif yang salah
satunya memproduksi kendaraan roda dua. Yamaha juga tidak terlepas akan
persaingan yang semakin tajam khususnya dalam industriotomotif karena banyaknya
perusahaan-parusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. Oleh karena itu
dalam melaksanakan aktifitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang
srategi pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Desain produk yang di
tawarkan oleh perusahaan-perusahaan pesaing Yamaha tidak kalah hebatnya,
seperti halnya Honda sudah mempunyai merek yang bagus di benak konsumen dan
terkenal dengan iritnya, Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek
sekelasnya, Kawasaki yang mempunyai keunggulan dari desain motornya, Yamaha
juga yang dirancang dengan desainyang trendi berbahan bakar irit, serta
kelebihan pada kecepatan, akselerasi dan banyak pilihannya bagi konsumen pria dan
wanita. Di samping itu kelebihan 4 lainnya adalah pada harga, desain, warna,
merek, nilai jual, dan fasilitas yang di berikan oleh dealer. Tabel 1.1 Data
penjualan sepeda motor januari – mei 2016 BRAND TIPE MEI JAN-MEI TOTAL HONDA
BEBEK 35.116 160.354 SKUTIK 271.811 1.497.708 1.778.369 SPORT 32.201 120.307
KAWASAKI BEBEK 8 58 SKUTIK - - 45.343 SPORT 6.901 45.285 SUZUKI BEBEK 1.208
19.752 SKUTIK 1.901 7.352 27.335 SPORT - 228 TVS BEBEK 27 76 SKUTIK 38 114 885
SPORT 150 695 YAMAHA BEBEK 11.707 77.278 SKUTIK 81.181 413.245 592.078 SPORT
19.257 101.555 TOTAL BEBEK 48.066 257.518 SKUTIK 354.931 1.918.422 2.444.010
SPORT 58.509 268.070 Sumber: Data AISI (Asosiasi Industri Sepeda motor
Indonesia) 2016 Segmen motor sport, Honda memiliki pangsa pasar 45% melalui penjualan
sebesar 120.307 unit mengalahkan Yamaha yang sebelumnya selalu menjadi juara di
pasar motor sport. Segmen bebek, Honda dominan dengan pangsa pasar 62% melalui
penjualan sebesar 160.354 unit, dan segmen skutik dengan pangsa pasar 78%
melalui penjualan sebesar 1.497.708 unit. Yamaha sendiri, di bulan Mei 2016
paling banyak menjual Yamaha Mio Z dengan total 29.523 unit dan NMAX diposisi
kedua dengan total penjualan 22.211 unit. Seperti diketahui, skutik gambot ini
ternyata mampu konsisten terjual di angka lebih dari 20 ribu unit dalam
beberapa bulan terakhir. (Otomotifnet.com) 5 Berdasarkan keterangan diatas
dapat disimpulkan bahwa persaingan industri sepeda motor di Indonesia sangat
ketat, untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka produsen
dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada
strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Tak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan dunia otomotif hingga saat ini masih mampu memikat perhatian.
Kebutuhan akan sepeda motor tidak hanya menjadi sekedar alat tranportasi biasa
tetapi bagi sebagian kalangan masyarakat telah menjadi bagian dari gaya hidup.
Antusiasme sebagian kalangan masyarakat terhadap motor sport adalah salah satu
gambaran dari fenomena tersebut. Komunitas penggemar motor sport selaku
konsumen sepeda motor dalam hal ini telah terlibat pada jenis perilaku
pembelian yang rumit. Dimana perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi
bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri
(Kotler& A.B Susanto 1999:247). Karena seperti diketahui bahwa sebuah motor
sport identik dengan harga yang relatif mahal dan konsumsi bahan bakar yang
besar. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli bukan hanya
mengacu pada pertimbangan ekonomis semata, tetapi lebih berorientasi pada
seberapa besar utilitas dan nilai kepuasan yang didapat dari apa yang
dikorbankan, serta bagaimana suatu produk dapat mewakili kebutuhannya. Kondisi
ini tentunya menuntut setiap produsen sepeda motor untuk senantiasa
mengembangkan konsep produk yang ditawarkan, mengingat produk sepeda motor
sangat peka terhadap selera konsumen dan tuntutan perkembangan jaman .
Dalam dunia usaha dengan
tingkat persaingan yang kompetitif, perusahaan yang tidak mempersiapkan produk
barunya akan menghadapi resiko yang berat. Yaitu bahwa perusahaan semacam ini
akan mendapatkan produk-produknya menjadi korban kebutuhan dan selera konsumen
yang berubah-ubah, teknologi baru dan daur hidup produk yang pendek serta
persaingan yang meningkat baik itu dari dalam maupun dari luar negeri
(Durianto, sugiarto, & sitinjak, 2001:1), disisi lain era globalisasi sudah
tidak bisa ditawar lagi kedatangannya. Sehingga semua pihak yang telah
menyepakati munculnya era tersebut mau tidak mau harus segera berbenah diri
untuk memasukinya, karena pasca era ini berbagai jenis industri baik otomotif
maupun unit bisnis lain akan kedatangan pesaing-pesaing potensial yang
sebelumnya terhambat proteksi yang diciptakan antar Negara. Seiring dengan kemajuan
yang ada, baik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dilihat dari
adanya inovasi-inovasi baru telah menyebabkan konsumen melakukan tindakan
pengeluaran uang yang selektif dalam melakukan pembelian. Seorang konsumen akan
memilih produk atau merek tertentu berdasarkan kriteria yang berlaku pada
dirinya yang merupakan bentukan dari pengaruh faktor lingkungan dan faktor
individu. Dalam menetukan pilhan ini konsumen melewati fase serta proses
tertentu dan akan memilih produk atau merek yang mempunyai kepuasan tertinggi
menurtnya berdasarkan jangkauan ekonominya, demikian pula halnya untuk
menggambarkan tentang apa yang terjadi pada diri komunitas penggemar motor
sport ditanah air. Durianto dkk (2001:2) berpendapat bahwa salah satu aset
untuk merebut pangsa pasar tersebut adalah merek produk yang dewasa ini
berkembang menjadi 7 sumber aset terbesar bagi perusahaan. Simamora (2000:483)
menyebutkan bahwa merek merupakan nama, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal
tersebut, yang ditunjukkan untuk mengidentifikasi sebuah produk. Identitas
merek yang kuat dapat menciptakan suatu keunggulan kompetitif yang besar. Merek
memberi konsumen suatu sumber pilihan, menyederhanakan keputusan, menawarkan
jaminan mutu dan mengurangi resiko, membantu ekspresi diri, serta menawarkan
persahabatan dan kesenangan. Lebih lanjut Kotler (1996:85) mengatakan bahwa
merek adalah suatu hal yang mendasar, sama halnya dengan segmentasi dan
positioning di dalam pemasaran. Ini merupakan hal yang paling utama untuk masuk
dan tinggal di benak konsumen. Diperlukan sebuah cara yang dapat menjadi
alternatif bagi pengembangan dan pembangunan bagi sebuah brand yang bertujuan
untuk menarik perhatian dan mempertahankan konsumen. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan penting dan merupakan aset
terbesar bagi perusahaan. Namun agar merek produk dapat bertahan lama dalam
kondisi pasar yang semakin kompetitif dan keluar sebagai pemenang, dibutuhkan
konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi. Sebuah merek yang dikenali
oleh komunitas pembeli akan merangsang pembelian ulang (Simamora 2000:483).
Konsumen akan memiliki preferensi terhadap satu merek meski banyak
tersedia merek alternatif. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek
menyangkut seluruh perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta
kecenderungan mereka untuk membeli produk 8 dan merek tersebut. Pengukuran
perilaku bergantung pada respon perilaku konsumen yang telah diberi sebuah
stimulus yang bertujuan untuk mempromosikan produk atau merek alternatif. Bagi
pemasar, kesetiaan atau loyalitas pelanggan biasa menjadi barometer
kelangsungan perusahaan. Karena dengan memiliki pelanggan setia, perusahaan
mendapat jaminan produknya akan terus dibeli dan bisnis kedepan akan berjalan
lancar. Pelanggan yang setia tidak akan berpidah ke merek lain meskipun diberi
iming-iming yang menggiurkan (Durianto dkk, 2001:126). Loyalitas merek dapat
diartikan bahwa konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek,
mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya
di masa mendatang (Mowen dan Minor, 1998) dalam Ahmad Mardalis (2005:111). Hal
ini juga terjadi di dalam komunitas Yamaha R25 yang loyal akan merek tersebut.
Keloyalan anggota ini akan merek tersebut dapat diketahui dari beberapa anggota
yang melakukan pembelian ulang akan kendaraan tersebut. Usaha untuk mendapatkan
loyalitas konsumen diperlukan strategi yang lebih sulit dibandingkan
menciptakan kepuasan konsumen. Oliver (1999) dalam Retno Purbaningtyas (2009:2)
menyatakan bahwa untuk mencapai loyalitas tertinggi diperlukan adanya komunitas
sosial sebagai perlindungan dari serangan persaingan. Adanya keunggulan produk
dibanding produk pesaing mutlak dibutuhkan karena dapat menjadi daya tarik
pertama dan utama bagi konsumen.
Selanjutnya jika konsumen telah memiliki kepuasan atas produk
tersebut, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sosial konsumen yang dapat
menahan 9 keinginan konsumen untuk berganti pilihan konsumsinya ke produk lain.
Kedua hal diatas pada akhirnya akan berpadu pada diri konsumen dan menciptakan
tingkat loyalitas tertinggi dari konsumen seperti yang diutarakan oleh Oliver
sebagai ultimate loyality. Tumbuhnya berbagai komunitas pelanggan belakangan
ini sedikit-banyak berpengaruh terhadap strategi pengembangan sebuah merek.
Pasalnya, komunitas terbukti punya pengaruh yang sangat besar bagi preferensi
merek yang digunakan oleh anggota komunitasnya. Hal ini sudah sangat disadari
oleh sebagian produsen merek. Lihat saja PT Yamaha Motor Indonesia (YMI).
Perusahaan yang pernah tercatat sebagai pemimpin pasar sepeda motor di Tanah
Air ini memiliki divisi khusus yang ditugasi untuk menangani segala hal terkait
pelanggan. Salah satunya, terkait dengan komunitas, yaitu Yamaha Customer Care
Center . Sejumlah produsen yang jeli seperti YMI, telah berhasil menangkap
fenomena komunitas ini dan memanfaatkannya sebagai tool untuk semakin memahami
konsumennya, sekaligus mendapatkan banyak masukan berharga untuk perbaikan
kualitas maupun produk layanannya. Bagaimanapun, inilah jenis pasar yang paling
fokus, karena itu juga bisa digarap secara efektif. Dengan mengunjungi
komunitas konsumen, akan lebih mudah mengembangkan programprogram loyalitas,
yang akhirnya diharapkan mampu meningkatkan penjualan. Bahkan, seperti yang
terjadi di negara maju, ide-ide inovasi produk atau jasa sering bersumber dari
anggota-anggota komunitasnya. Di sini peneliti ingin meneliti pada komunitas
sepeda motor di Kota Malang. Dimana di Kota Malang terdapat berbagai macam
komunitas otomotif 10 mulai dari mobil hingga sepeda motor dari berbagai merek
dan tipe. Peneliti mengambil objek penelitian pada komunitas motor Yamaha R25
Owners Indonesi (YROI) chapter Malang. Tabel 1.2 Data perkembangan anggota
komunitas YROI chapter Malang tahun 2015/2016 No Bulan Jumlah Anggota 1
September 2015 26 2 Oktober 2015 42 3 November 2015 51 4 Desember 2015 57 5
Januari 2016 64 6 Februari 2016 69 7 Maret 2016 77 8 April 2016 81 9 Mei 2016
88 10 Juni 2016 93 11 Juli 2016 101 12 Agustus 2016 107 Sumber :YROI Malang
(2016) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa komunitas tersebut anggotanya
terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini menyatakan komunitas mempunyai
andil dalam pemasaran akan sebuah produk. Di sini peneliti ingin meneliti pada
komunitas sepeda motor di Kota Malang. Dimana di Kota Malang terdapat berbagai
macam komunitas otomotif mulai dari mobil hingga sepeda motor dari berbagai
merek dan tipe. Selain itu Malang merupakan kota yang mempunyai pertumbuhan
kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Peneliti mengambil objek penelitian pada
komunitas motor Yamaha R25 Owners Indonesi (YROI) chapter Malang, karena
komunitas ini merupakan komunitas yang berdiri belum cukup lama, tapi bisa
dikatakan komunitas Yamaha R25 yang senior di Malang. 11 Sebuah komunitas yang
beranggotakan para pengguna suatu produk/merek tertentu, atau merupakan
sekumpulan orang dengan hobi yang sama. Hasil surveynya di tampilkan pada
majalah SWA edisi No.24/XXIII/8-21 November 2007. Ada tiga hal yang melatar
belakangi survei ini: keyakinan bahwa komunitas adalah pasar potensial masa
depan, potensi dan manfaat komunitas belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai
sarana pemasaran, belum banyak produsen yang sadar memanfaatkan atau
mengantisipasi kelahiran komunitas yang kian marak ini. Saat komunitas berkumpul,
sesungguhnya mereka sedang berinteraksi intens dengan sebuah merek. Merek-merek
itu bahkan berfungsi menjadi pengikat yang menyatukan anggota komunitas. Oleh
karena itu tujuan penelitian ini adalah melihat sejauh mana komunitas konsumen
dapat menjulangkan merek dan nama baik perusahaan, juga bisa menjadi indikator
positif arus kas perusahaan. Setelah dilakukan survey terhadap 17 komunitas di
Indonesia dengan jumlah responden 1.173 orang, menghasilkan gambaran bahwa:
keberadaan komunitas konsumen selama ini kebanyakan masih berproses sederhana,
tidak banyak produsen yang memperhatikan secara penuh dan mengemasnya dengan
baik, walaupun semuanya tampak turut berkontribusi, tapi umumnya hal itu
terjadi secara alamiah, dengan sedikit polesan. Muniz dan O’Guin (2001) dalam
Isabelle Szmigin and Alexander E. Reppel (2002:627) menyatakan bahwa komunitas
merek adalah sesuatu yang spesial, hubungan yang tak terbatas wilayahnya,
berdasarkan kepada seperangkat struktur hubungan sosial diantara pecinta merek.
Konsep ini digagaskan dalam 12 sebuah jurnal penelitian konsumen, yaitu gagasan
dalam dunia pemasaran yang memberikan sense of belonging bagi para
pelanggannya. Lebih lanjut diungkapkan oleh P. Raj Devasagayam dalam situs
www.balancestudios.com bahwa pembentukan komunitas merek yang beranggotakan
konsumen dan konsumen potensial adalah cara yang menjalin hubungan jangka
panjang, dengan tujuan memberikan kepuasan yang nyata dari penyedia produk atau
jasa kepaada konsumennya, dengan cara ini konsumen yang telah menggunakan
produk merek tertentu dapat memiliki wadah untuk mengkomunikasikan kepuasan
maupun ketidakpuasan mereka, langsung ke perusahaan. Sebuah komunitas dibentuk
oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka. Komunitas
cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikasi
bersama. Melalui komunitas sekelompok orang berbagi nilai-nilai kognitif, emosi
atau material. Kepuasan dari pelanggan dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk
mempertahankan market share-nya. Hal ini harus dapat dipertahankan oleh Yamaha
yang mereknya tertanam di benak masyarakat dengan produk yang berkualitas
bagus, desain yang modern dan memiliki pangsa pasar tersebar di Tanah air
dengan adanya komunitas, serta dalam menghadapi persaingan pasar di bidang
otomotif. Tidak selamanya konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah
merek terkecuali mereka yang memiliki komunitas karena didalam komintas
diajarkan akan sebuah komitmen. Untuk itulah fokus penelitian ini adalah
melihat apa saja pengaruh brand community terhadap loyalitas merek yamaha R25
yang ada di kota Malang. Sehingga, hasil penelitian yang muncul 13 dapat
menjadi bahan acuan dan evaluasi dari pihak peneliti selanjutnya dan penelitian
yang dilakukan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengangkat judul
“Pengaruh Brand community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha (Studi
Kasus Pada Komunitas Motor Yamaha R25 Club Indonesia Chapter Malang)”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan untuk dapat
mengarahkan dalam penelitian yang terfokus dan sistematis, maka yang akan
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah brand community secara simultan berpengaruh terhadap
loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha R25 club Indonesia chapter Malang?
2. Apakah brand community secara parsial berpengaruh terhadap
loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha R25 club Indonesia chapter Malang?
3. Indikator manakah dari brand community yang dominan berpengaruh
terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha R25 club Indonesia chapter
Malang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengetahui apakah brand community secara simultan berpengaruh terhadap
loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha R25 club Indonesia chapter Malang.
2. Untuk mengetahui apakah brand community
secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha
R25 club Indonesia chapter Malang.
3. Untuk
mengetahui indikator manakah dari brand community yang dominan berpengaruh
terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha R25 club Indonesia chapter
Malang.
1.4. Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat dalam organisasi terutama dalam bidang
perilaku konsumen (consumen behavior) mengenai pengaruh brand community
terhadap loyalitas merek pada komunitas sepeda motor. b. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti mengenai
perilaku konsumen sebagai referensi teoritis dan empiris. c. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah teknik pengukuran
konsep loyalitas merek dan brand community.
2. Manfaat
Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh brand community terhadap loyalitas merek sehingga dapat menjadi
masukan yang berguna bagi para pelaku pasar khususnya distributor sepeda motor
dan pengelola brand community terutama dalam hal strategi pemasaran.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh brand community terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha: Studi kasus pada komunitas motor Yamaha R25 Club Indonesia Chapter Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment