Abstract
INDONESIA:
City Branding sebagai suatu konsep baru dalam membangun perkembangan pariwisata dan meningkatkan pendapatan suatu daerah. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang memiliki potensi alam dan budaya, harus dapat beradaptasi dan siap untuk mengembangkan potensi wisatanya dengan konsep city branding, sehingga pemerinah dapat mempromosikan potensi pariwisatanya. Keuntungan yang didapat ketika sebuah kotta melakukan city branding yaitu kota tersebut bisa dikenal luas, mempunyai tujuan khusus, mampu menghadirkan investasi, menguatkan tujuan wisata, tempat tinggal, dan event-event serta mampu meraih persepsi-persepsi positif. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung secara simultan dan parsial.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistik yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows®. Data yang digunakan adalah data primer. Penelitian ini menggunakan 115 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu. Dari hasil regresi linier berganda dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atau dapat dikatakan bahwa variabel independent berpengaruh nyata secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependent. Variabel potential, pulse, dan prerequisite masing-masing mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu. Sedangkan 3 variabel lainnya yaitu presence, place, dan people masing-masing menunjukkan hasil tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu.
ENGLISH:
City Branding is a new concept in developing tourism and increasing income of a region. Indonesia as an archipelago country rich of natural and cultural potential shall be able to adapt and be ready to develop its tourism potential using the concept of city branding in order to promote the tourism potential. The benefits a city can get from City Branding are the city can be widely-known, have specific objective, attract investment, strengthen the objective of tourism, residence, and events as well as gain positive perception. Therefore, this research is aimed at finding the influence of city branding towards a decision to visit both simultaneously and partially.
The methods of analysis used are descriptive and statistics using multiple linear regession analysis, simultaneous significance testing and partial significance testing. The method of data analysis was using SPSS 16.0 for Windows®. The data used are primary and secondary data. This research uses 115 respondents as research sample.
The research result based on multiple linear regession analysis shows that city branding variables significantly influence tourists’ decision to visit Batu City. The result of multiple linear regression reveals that siginificance value is 0,000 < 0,05 which means that Ho is rejected and Ha is accepted. In other words, it can be said that independent variable clearly influences the dependent variable in simultneous way. Each of potential, pulse, and prerequisite variable influence tourists’ decision to visit Batu City, while the other three variables, namely presence, place, and people show no influence towards tourists’ decision to visit Batu City
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki banyak kekayaan alam
yang melimpah serta budaya yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya dan
kekayaan alam merupakan salah satu aset yang dimiliki di setiap wilayah di
Indonesia. Melalui keanekaragaman budaya dan kekayaan alam yang dimiliki,
pemerintah dapat mempromosikan masing-masing daerahnya dengan tujuan untuk
mengenalkan potensi yang dimiliki daerahnya kepada masyarakat lokal maupun
wisatawan mancanegara yaitu dengan menciptakan city branding. Sesuai dengan
perkembangan jaman, merek tidak hanya dimiliki oleh sebuah produk atau jasa
saja, namun kini sebuah daerah juga telah memiliki sebuah merek atau yang biasa
disebut dengan Place Branding atau City Branding. Freire (2007) juga menyatakan
bahwa dewasa ini bukan hanya produk dan jasa yang fokus pada identitasnya
dengan mengembangkan sistem brand management, banyak tempat atau lokasi yang
juga menerapkan sistem brand management. City Branding sebagai suatu konsep
baru dalam membangun perkembangan pariwisata dan meningkatkan pendapatan suatu
daerah. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang memiliki potensi alam dan
budaya, harus dapat beradaptasi dan siap untuk mengembangkan potensi wisatanya
dengan konsep city branding, sehingga pemerintah dapat mempromosikan potensi
pariwisatanya.
City branding adalah
identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah. Keuntungan
yang didapat ketika sebuah kota melakukan city branding yaitu kota tersebut
bisa dikenal luas, mempunyai tujuan khusus, mampu menghadirkan investasi,
menguatkan tujuan wisata, tempat tinggal, dan event-event serta mampu meraih
persepsi-persepsi positif (Saputra, 2012). Simon Anholt dalam Moilanen dan
Rainisto (2009:7) mendefinisikan city branding sebagai manajemen citra suatu
destinasi melalui inovasi strategis serta kordinasi ekonomi, komersial, sosial,
kultural, dan peraturan pemerintah. City branding umumnya memfokuskan pada
pengelolaan citra, tepatnya apa dan bagaimana citra itu akan dibentuk serta
aspek komunikasi yang digunakan dalam pengelolaan citra (Kavaratzis dalam
Chaerani, 2011). Pada dasarnya keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil
oleh seseorang sebelum mengunjungi suatu tempat atau wilayah dengan
mempertimbangkan beberapa faktor. Dalam dunia pariwisata, keputusan pembelian
diasumsikan sebagai keputusan berkunjung sehingga teori-teori mengenai
keputusan pembelian digunakan juga dalam keputusan berkunjung. Keputusan
pembelian adalah perilaku konsumen setelah memperoleh informasi mengenai sebuah
produk yang diinginkan serta proses penilaian dan pengambilan keputusan dengan
menetapkan satu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Swastha dan Handoko
(2000:102), menjelaskan keputusan pembelian suatu produk mempunyai struktur
sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan Tentang Jenis Produk, keputusan
tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualnya,
keputusan tentang jumlah produk, keputusan waktu pembelian dan keputusan
tentang cara pembayarannya. 3 Di negara lain strategi dalam memperkenalkan
potensi wisata yang dimiliki dengan membuat city branding sudah banyak
diterapkan. Misalnya di Ibu Kota Singapura memiliki brand yaitu “Uniquely
Singapore”, Kota Paris dengan City Brandingnya “The City Of Light” dan Hongkong
dengan Asia‟s World City (Jannah, Arifin, & Kusumawati :2014). Menurut
Wandari, dkk (2014) Yogyakarta sebagai daerah yang menerapkan city branding pertama
kali di Indonesia meluncurkan tagline City Branding-nya yaitu “Never Ending
Asia” pada tahun 2001. Setelah itu banyak daerah-daerah di Indonesia yang
meluncurkan city branding agar mampu bersaing dengan daerah lain untuk
memajukan pariwisata dan menambah pendapatan daerah mereka. Beberapa Kota yang
sudah menerapkan city branding diantaranya adalah Kota Solo dengan “Spirit of
Java”, Jakarta dengan “Enjoy Jakarta”, Surabaya dengan “Sparkling Suarabaya”,
dan Kota Batu dengan “Shining Batu”. Didukung oleh adanya asas desentralisasi
yang memungkinkan pemerintah kota memiliki kewenangan untuk memanfaatkan sumber
daya, ide dan orang guna memaksimalkan pembangunan daerahnya, kota-kota di
Indonesia sudah mulai memanfaatkan fenomena city branding termasuk Kota Batu di
Jawa Timur. Untuk mendukung pembangunan kota, pemerintah kota Batu di bawah
kepemimpinan walikota Eddy Rumpoko menggagas upaya branding dengan salah satu
programnya yakni peluncuran tagline Kota Wisata Batu (KWB) yang kemudian pada
tahun 2013 diganti menjadi “Shining Batu”. Miladiyah (2014) menjelaskan bahwa
“Shining Batu” memiliki makna yang kuat secara filosofis yaitu menggambarkan
bahwa Kota Batu adalah daerah yang nyaman, aman, tenteram, dan makmur. “Shining
Batu” yang kini menjadi slogan baru 4 dan bermakna Batu yang bersinar dalam
bidang pertanian, pariwisata dan pendidikan. Karena pemerintah ingin menjadikan
Kota Batu sebagai Kota yang bersinar. Sebagai langkah awal Pemerintah nampaknya
berusaha memperbaiki sektor - sektor yang dapat menunjang Kota Batu menjadi
kota Pariwisata.
Pembangunan di beberapa obyek wisata di wilayah Kota Batu serta
promosi yang dilakukan Pemerintah Kota Batu ditingkatkan. Tabel 1.1 berikut
adalah data kunjungan wisatawan ke beberapa objek wisata di Kota Batu : Tabel 1.1
Jumlah Pengunjung Wisatawan Kota Batu Jawa Timur Tahun 2012-2014 Tahun 2012
2013 2014 Jatim Park 1&2 804.679 345.644 329.230 Selecta 528.818 756.174
702.740 Kusuma Agro 16.230 15.414 163.852 Cangar 299.889 232.203 255.908 BNS
294.444 310.226 271.901 Jumlah 1.874.060 1.659.661 1.723.631 Sumber : BPS Kota
Batu, 2015 Penelitian ini menggunakan kerangka konseptual dengan mengambil
variabel city branding dengan menggunakan konsep city branding hexagon yang
diciptakan oleh Simon Anholt.
City branding hexagon tersebut terdiri dari Presence (Kehadiran),
Potential (Potensi), Place (Tempat), People (Orang/Masyarakat), Pulse (Daya
Tarik), dan Prerequisite (Prasyarat). Kemudian, variabel-variabel tersebut
digunakan untuk mengukur pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung
wisatawan Kota Batu Jawa Timur. 5 Perkembangan berbagai studi mengenai city
branding serta penerapan city branding “Shining Batu” Kota Batu membuat
peneliti memutuskan untuk melakukan riset mengenai ”Pengaruh City Branding
“Shining Batu” Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Kota Batu Jawa Timur”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
a. Apakah terdapat pengaruh city branding (presence, potential, place,
pulse, people, prerequisite) terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu
Jawa Timur secara simultan?
b. Apakah terdapat pengaruh city branding (presence, potential,
place, pulse, people, prerequisite) terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota
Batu Jawa Timur secara parsial?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dua rumusan
masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh city branding terhadap
keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu Jawa Timur secara simultan.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh city branding terhadap
keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu Jawa Timur secara parsial.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi:
a. Bagi Pemerintah Sebagai alternatif
sumbangan pemikiran yang dapat digunakan oleh pihak pemerintahan yang terkait
dalam rangka meningkatkan daya saing, terutama tentang city branding dan
keputusan berkunjung.
b.
Bagi Akademik/Universitas Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah
dan obyek permasalahan yang dikaji dalam ranah riset pemasaran. Serta mendukung
berkembangnya dunia ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini, terutama
untuk pokok city branding, yang nantinya diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
para peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini di waktu yang
akan datang
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh city branding “Shining Batu” terhadap keputusan berkunjung wisatawan Kota Batu Jawa Timur. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment