Abstract
INDONESIA:
Di Indonesia perkembangan bisnis perlengkapan bayi dinilai sangat menjanjikan, salah satu brand diapers yang bersaing di pasar perawatan bayi tersebut adalah Mamy Poko. Mamy Poko terus berusaha menjadian brand-nya untuk selalu diingat, dikenal, dan diketahui oleh para konsumen. Produk diapers yang menyasar kelas menengah ini juga berusaha untuk tetap memberikan kualitas-kualitas yang bagus. Sebab hal tersebut dinilai mampu menjadikan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara variabel Kesadaran Merek (X1) dan Persepsi Kualitas (X2), serta untuk melihat adanya pengaruh antara kedua variabel independen tersebut terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y) produk Mamy Poko di Kota Malang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dan purposive sampling, dengan cara pengambilan sampel secara kebetulan (spontanitas), akan tetapi sampel yang dipilih juga berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu para ibu yang memiliki bayi usia 0-3 tahun yang menggunakan popok bayi merek Mamy Poko. Sedangkan analisis hipotesisnya menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda melalui pengujian SPSS beserta dengan pertimbangan uji asumsi klasik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesadaran Merek (X1) dan Persepsi Kualitas (X2) memiliki arah hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.694 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Namun, secara parsial Kesadaran Merek tidak berpengaruh secara signifikan sedangkan Persepsi Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian popok bayi merek Mamy Poko di Kota Malang.
ENGLISH:
In the Indonesian of business development are equipment of baby valued very promise, between brand diapers that complete at market a baby treatment mentioned is Mamy Poko. Mamy Poko going be running a business make into s.t brand for always remember, be familiar, and be cognizant by customers. The Product of diapers which this graduate also endeavor to constant giving the quality thats good. The thing reason moral value becomes judgment for customer to make do decision of purchase.
The research as a purpose to knowing as much as tight connection about subject to change Brand Awareness (X1) and Perceived Quality (X2), with for see presence influence between the second subject to change that be independent about subject to change that be dependency that is decision of purchase (Y) the product of Mamy Poko at Malang city. The method removal of sample that used did accidental sampling and purposive sampling, with method removal of sample as casual (spontanitas), but of sample is choosy also be based on judgment certain that is mothers who have baby 0-3 years old that use diapers of brand “ Mamy Poko“. Whereas hypotesis analysis using correlation analysis and regression of doubled by means of testing SPSS along with judgment of experiment classic assumption.
Be based on result of research indicate that Brand Awareness (X1) and Perceived Quality (X2) have connection direction positive and significant with value correllation coefficient (r) as 0.694 and value of significants as 0.000. the result of simultaneous experiment indicate that awareness of brand and perception of quality influential significants about decision of purchase. However, as partial awareness of brand not influential as significant about decision of purchase diapers of brand “ Mamy Poko “ at Malang city
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Masalah Jumlah populasi penduduk muda dan peningkatan kemakmuran di
kawasan Asia Tenggara membuat terbukanya peluang bagi para produsen perawatan
bayi, seperti makanan bayi dan popok. urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah
serta meningkatnya jumlah wanita bekerja menstimulasi pertumbuhan penjualan
makanan bayi pada 2015 hingga US$30 miliar dan pasar popok bayi yang
diproyeksikan melampaui US$29 miliar (Sitorus:2015). Indonesia memiliki angka
populasi yang besar, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49%, berdasarkan data
dari Badan pusat Statistik (BPS) di akhir tahun 2015 ini angka kelahiran bayi
menyentuh lebih dari 4 juta jiwa. James Boey, General Manager Reed Panorama
Exhibitions menyatakan perkembangan bisnis perlengkapan ibu hamil, bayi dan
anak di Indonesia dinilai sangat menjanjikan dan memiliki masa depan yang cerah
(Efita:2015). Menurut Lubis (2015), satu dari 10 konsumen di Asia Tenggara
memiliki seorang anak berusia di bawah satu tahun dalam rumah tangga mereka,
salah satunya adalah Negara Indonesia yang terdapat 10% konsumen yang memiliki
anak berusia di bawah satu tahun dan 11% konsumen yang memiliki anak usia 1-2
tahun. Jumlah dengan prosentase tertinggi keempat setelah Negara Vietnam, Sea,
dan Philippines. 2 Grafik 1.1 Kelompok Usia Anak Dalam Keluarga Sumber: Nielsen
Global Baby Care Report, 2015 Namun demikian, persaingan pada pasar perawatan
bayi saat ini cukup ketat, dan berbagai macam merek
dengan berbagai pilihan harga saling bersaing untuk menarik
perhatian konsumen. Selain itu, jangka waktu untuk membeli produk perawatan
bayi relatif singkat. Rilis terbaru dari WPP dan Millward Brown tentang BrandZ
Top 100 Most Valuable Global Brands 2015 menunjukkan bahwa brand value
meningkat dalam 10 tahun terakhir, walaupun terjadi pergolakan ekonomi dan
sosial. Total brand value dari Top 100 tersebut bernilai US$3.3 trilyun,
meningkat 14% dari tahun 2014 dan tumbuh 126% dalam kurun waktu 10 tahun. Lebih
lanjut, fakta menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini, berinvestasi untuk
menciptakan brand yang kuat dan valuable terbukti mampu memberikan keuntungan
kepada para shareholders. Brand yang dipercaya konsumen adalah brand yang
menjadi top of mind saat konsumen membeli kategori produk. Namun yang harus
diingat adalah kepercayaan bisa saja hilang. 3 Dengan berkembangnya sosial
media saat ini, action sang brand menjadi mudah terlihat (Tartilah:2015).
Terkait pemilihan merek atau tipe popok yang dibeli, lebih dari setengah
konsumen di Asia Tenggara memilih perlindungan untuk kulit sensitif (51 persen)
sebagai faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sekitar
sepertiga mempertimbangkan rasa nyaman saat digunakan (34 persen) dan harga (30
persen) sebagai pertimbangan penting lainnya (Pramudya:2015). Faktor-faktor
tersebut merupakan bagian dari dimensi persepsi kualitas produk. Kebutuhan akan
popok bayi di Indonesia menjadi peluang besar bagi pabrikan popok asal Jepang,
PT Uni-Charm Indonesia. Perusahaan Uni-Charm Group tersebut memiliki beberapa
produk antara lain popok bayi, pembalut wanita, popok dewasa dan yang terakhir
meluncurkan Mamy Poko Preemie Care, popok pertama di Indonesia untuk bayi berat
lahir rendah (BBLR), yakni dengan bobot di bawah 3 kilogram dan bayi prematur
(Sarnia:2015). Menyadari kosongnya produk popok bayi di kelas menengah, membuat
PT Uni-Charm Indonesia meluncurkan Mamy Poko Pants Extra Dry. Produk baru yang
menyasar kelas A+ dan B ini menjadi jawaban bagi ibu-ibu kelas menengah yang
kerap menggunakan popok celana tipe ekonomi. Mamy Poko Pants Extra Dry ini
diharapkan dapat memperluas market share PT Uni-Charm Indonesia yang per Juli
2014 lalu mencapai 65,6% di kategori baby diapers. Kesenjangan harga antara
produk popok bayi tipe ekonomi dan super premium yang mencapai 170%, membuat
ibu-ibu kelas menengah lebih melirik produk popok bayi tipe ekonomi. Melihat
adanya daya beli ibu-ibu kelas menengah, Mamy Poko Pants Extra Dry 4 hadir
dengan menawarkan perbedaan harga 1,34 kali dari harga popok celana tipe
ekonomi. Produk ini menawarkan kualitas yang lebih sehingga menjadi jawaban
bagi ketidakpuasan terkait fitur tidak bocor dan pantat bayi tetap kering
(Sitanggang:2014). Dalam beberapa tahun terakhir Mamy Poko mengalami fluktuasi
dan lebih cenderung turun, hal tersebut perlu diperhatikan MamyPoko untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Berikut data tabel Top Brand Index Mamy Poko
selama empat tahun terahir: Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI) Produk Diapers Mamy
Poko Tahun TBI 2013 61.8% 2014 54.3% 2015 65.7% 2016 57.5% Sumber : www.topbrand-award.com
Dari data tabel diatas menunjukan ada penurunan yang terjadi pada
merek Mamy Poko sebesar 7.5% pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015
mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 11.4%. Walaupun naik
kembali pada tahun 2015 akan tetapi pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan
sebesar 8.2%. Nilai yang cenderung turun ini sangat tidak baik bagi Mamy Poko
dalam menghadapi persaingan di industri diapers di Indonesia, apalagi industri
diapers saat ini semakin berkembang dengan kemunculan merekmerek baru meskipun
tak sebesar merek-merek yang sudah ada. Oleh sebab itu, 5 kesadaran merek dan
persepsi kualitas konsumen terhadap produk Mamy Poko ini perlu untuk selalu
dikelola. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rengganis Puspita Resi (2013)
tentang analisis pengaruh brand awareness dan Perceived quality terhadap brand
equity dan keputusan pembelian (studi kasus pada suzuki ertiga di kota
semarang) ditemukan bahwa kesadaran merek dan persepsi kualitas secara langsung
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah (2014)
tentang pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan
loyalitas merek terhadap keputusan pembelian pelembab wardah pada konsumen
Al-Yasini Mart Wonorejo ditemukan bahwa kesadaran merek (X1) dan asosiasi merek
(X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) secara
parsial. Merujuk dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait permasalahan kesadaran
merek dan persepsi kualitas pada produk popok bayi merek Mamy Poko di Kota
Malang dengan pertimbangan bahwa daya beli masyarakat Malang Raya masih cukup
bagus. Hal ini bisa dibuktikan dengan omzet Supermarket yang mengalami pertumbuhan
di atas 20%. Hypermart Malang Town Square (Matos) misalnya, pada Desember 2015
lalu mereka mencatatkan omzet 20% lebih tinggi ketimbang periode sama di
Desember 2014. Sementara Januari 2016 ini omzet tumbuh 20% bila dibandingkan
Januari 2015. Aris mengatakan, produk non makann ini berkontribusi besar
terhadap pertumbuhan omzet Supermarket (Mufa:2016). 6 1.2.
Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat korelasi
antara kesadaran merek dan persepsi kualitas produk Mamy Poko di Kota Malang?
2. Apakah kesadaran merek
dan persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Mamy Poko
di Kota Malang secara simultan? 3. Apakah kesadaran merek dan persepsi kualitas
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Mamy Poko di Kota Malang secara
parsial?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya korelasi antara kesadaran merek dan
persepsi kualitas produk Mamy Poko di Kota Malang.
2. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek dan persepsi kualitas
terhadap keputusan pembelian produk Mamy Poko di Kota Malang secara simultan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek dan persepsi kualitas
terhadap keputusan pembelian produk Mamy Poko di Kota Malang secara parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang terkait yaitu : 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola merek dan peningkatan
kualitas produk. Sebab, dengan persaingan produk popok bayi yang semakin ketat,
diharapkan konsumen tetap sadar akan keberadaan merek Mamy Poko serta tetap
memiliki persepsi yang baik terhadap Mamy Poko.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan tema yang
sama. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi
yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat di bidang
pemasaran.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Annalist korelasi kesadaran merek dan persepsi kualitas serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian popok bayi merek Mamy Poko di Kota Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment