Abstract
INDONESIA:
Dewasa ini tingkat persaingan dalam dunia usaha perbankan semakin ketat. Perbankan menyediakan berbagai macam produk dan pelayanan yang diperlukan masyarakat guna mengembangkan usaha yang salah satunya penyaluran dana melalui kredit, tunggakan kredit yang besar merupakan risiko dan berdampak pada aktivitas bank sehingga mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Profitabilitas perbankan merupakan indikator penting dalam laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan meramalkan perubahan laba yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kredit macet dan penyaluran kredit terhadap profitabilitas perbankan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanca Blitar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis data regresi linier berganda beserta uji asumsi simultan dan parsial.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kredit macet dan penyaluran kredit tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan dengan nilai signifikan 0.135. Secara parsial kredit macet mempunyai nilai signifikan 0.665 dan penyaluran kredit mempunyai nilai signifikan 0.248. Kredit Macet mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas perbankan. Dan koefisien determinasi sebesar 73.10 % sedangkan sisanya 26.90 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
ENGLISH:
Today the level of competition in the banking business is getting higher. The banking provides a wide range of products and services required by the society to develop a business that one of them is distribution of funds through loans, big credit arrears become risk and affects on the bank's activities that influence the health level of the Bank. The company’s profitability becomes an important indicator in the financial reports which are used for a basis investment decision-making and predict the change-over of future earnings. The purpose of this study is to determine the influence of non performing loan and lending to the profitability of the banking in the PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk branch Blitar.
This study is a quantitative research with secondary data. The method used in data collection is the method of documentation. This study uses multiple linear regression analysis of data along with simultaneous and partial assumption test.
The results of the study show that non performing loan and lending that doesn’t affect the profitability of the significant value of 0.135. Partially non performing loan that has significant value for 0.665 and has a significant value for 0.248. non performing loan had dominant influence on the profitability of the banking. And the determination coefficient is 73.10% while the remaining for 26.90% influence by other factors exclude in this study.
ARABIC:
في زمن الآن ان منافسة في عالم الاعمال مكتنزة. وان مصرفي يمدّ الانتاجات وتقليات للحاجة المجتمع لنمو جهودهم واحد منهم وهو في انتشار الاموال من حلال تسليف واما متأخرات التسليف الكبير مجازفة ويؤثر على نشاط المصرف حتى يؤث على مستوى سلامة المصرف. واما الربحية المصنوعات هي الاهداف المهمة في عجالة المالية المستخدمة لتأخيذ عن تقرير الاستثمار ويتكهن عن تغيير الربح الاتية.
واما الاهداف المرجوة في هذا البحث وهي لمعرفة تأثير تسليف الجمود ونظم التشغيل على مطبوعات التسليف على ربحية المصنوعان (دراسة على المصرف BRI بليتار).
واما الاهداف المرجوة في هذا البحث وهي لمعرفة تأثير تسليف الجمود ونظم التشغيل على مطبوعات التسليف على ربحية المصنوعان (دراسة على المصرف BRI بليتار).
واما المدخل المستخدم في هذا البحث وهو بالنوع الكمي باستخدام البيانات الثانوية. واما الطريقة المستخدمة في جمع البيانات وهي الوثائق. وهذا البحث يستخدم طريقة التحليل البيانات الانحدار الخطي المتعدد وامتحان الفرضية ام على حد متزامن وجزئي .
واما النتائخ المحصولة في هذا البحث وهي تدل على ان تسليف الجمود ونظم التشغيل على مطبوعات التسليف لا تأثير على ربحية بنتيجة ذو معنى وهو 0،135. واما بطريقة الجزئية ان تسليف الجمود بنتيجة حوالى 0،665 ونظم التشغيل على مطبوعات التسليف حوالى 0،248 . واما ان تسليف الجمود تاثير آثارا المعظم على ربحية المصنوعان. واما معامل التحديد في هذا البحث وهو حوالى 73،10% واما الباقي منه وهو 26،90 % الذي يؤثر العوامل الاخرى
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa ini tingkat persaingan dalam dunia usaha perbankan semakin
ketat. Perbankan menyediakan berbagai macam produk dan servis pelayanan yang diperlukan
masyarakat guna melancarkan bisnis, mengembangkan usaha, dan melancarkan lalu
lintas pembayaran. Kesetabilan perekonomian disuatu Negara ditentukan oleh
banyak faktor yang salah satunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan
merupakan jantung dalam sistem perekonomian sebuah Negara dan sebagai alat
pelaksanaan kebijakan moneter pemerintah.
Lembaga perbankan yang mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara
(intermediate role) adalah lembaga yang menjembatani antara kreditur dan
debitur atau menghubungkan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus
unit) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (defisit unit) yang mana hal ini
terlihat dari aktifitas perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui
giro, deposito dan tabungan yang selanjutnya menyalurkan dana-dana tersebut
melalui pemberian kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkan, mengadakan
transaksi pembayaran luar negeri, pelayanan penukaran mata uang asing (money
changer) dan lain-lain (Siamat,2001:94). Perbankan disebut sebagai lembaga
financial intermediary (Budisantoso dan Triandaru, 2006:9) yaitu lembaga
penghubung antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki
kelebihan dana seperti halnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kantor
cabang Blitar yang telah go public. Bank mempunyai beberapa kegiatan umum yang
salah satunya adalah penyaluran dana (lending). Penyaluran dana yang dilakukan
oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih
dikenal dengan nama kredit. Dalam struktur organisasi PT. BRI (Persero) Tbk
kantor cabang Blitar administrasi kredit terdapat dua jenis yaitu administrasi
kredit komersil (ritel) dan administrasi kredit briguna. Administrasi kredit
komersil atau ritel yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan
nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan untuk membiayai
kebutuhan dunia usaha) baik dalam bentuk kredit revolfing maupun kredit dalam
bentuk non revolving. Nasabah kredit komersil atau ritel ini berasal dari
kalangan umum sehingga tidak menutup kemungkinan peluang terjadi kemacetan
sangat besar karena dengan penghasilan yang tidak menentu dalam proses
pengembangan usaha tersebut. Administrasi kredit briguna (consumer) yaitu
kredit yang diberikan kepada calon debitur/debitur dengan sumber pembayaran
yang berasal dari sumber penghasilan tetap seperti penghasilan BUMN, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) atau pendapatan dari pensiunan (semua yang mempunyai SK).
Nasabah dari kredit ini adalah khusus pegawai tetap dan pensiunan, pegawai
negeri maupun pensiunan mempunyai penghasilan tetap sehingga dapat continue
atau berlangsung dalam memenuhi kewajiban akan tetapi pada kenyataannya masih
saja ada kredit yang mengalami kemacetan meskipun dengan peghasilan yang sudah
tetap. Sebagai sektor yang bergerak pada bidang perbankan yang telah go public
dan suatu entitas ekonomi bank memberi laporan keungan untuk menunjukkan
informasi dan posisi keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan yang akan
digunakan investor untuk memprediksi potensial penerimaan kas dari dividen dan
bunga. Jumlah profitabilitas perusahaan merupakan indikator penting dari
laporan keuangan yang mana profitabilitas digunakan sebagai suatu dasar
pengambilan keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba
yang akan datang. Return On Assets (ROA) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan
rasio antara laba sesudah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total
asset. ROA memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam
operasi perusahaan (Siamat, 2002). Jumlah tunggakan kredit yang cukup besar
merupakan beban yang berat dan berdampak langsung pada aktivitas perbankan
sehingga mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang merupakan faktor penghambat
dalam pengembangan usaha.
Dapat dikatakan kredit macet dalam BRI apabila waktu pembayaran angsuran
melebihi jatuh tempo padahal pada kenyataannya sebelum tanggal jatuh tempo
pinjaman, pihak BRI sudah memberi edaran surat pengantar jatuh tempo kepada
nasabah yang tidak mampu mengembalikan pinjaman terhadap bank ataupun gagal
bayar, selain itu beberapa masalah atau kendala yang sering terjadi dalam
penyaluran kredit yaitu sistem operasional dalam penyaluran kredit yang sering
error atau trouble pada saat melakukan transaksi maupun kegiatan operasional
bank yang lainnya sehingga terjadi ketidak efisiensian pada penyaluran kredit.
Para nasabah harus mengantri atau menunda pelayanan realisasi pinjaman sampai
sistem bisa dioperasikan kembali karena semua kegiatan penyaluran kredit
menggunakan sistem online. Tabel 1.1 Tabel Kredit Macet (Dalam Bentuk Miliar
Rupiah) No. Tahun / Periode Jumlah Kredit Macet Jumlah Pinjaman Kredit 1 2009
3.52 % 208,123 2 2010 2.78 % 252,489 3 2011 2.30 % 294,515 4 2012 1.78 %
362,007 5 2013 1.55 % 448,345 Sumber : Annual Report PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Tabel 1.2 Tabel Profitabilitas No. Rasio Profitabilitas 2009
2010 2011 2012 2013 1 ROA 3,73 % 4,64 % 4,93 % 5,15 % 5,03 % 2 ROE 35,22 %
43,83 % 42,94 % 38,66 % 34,11 % 3 NIM 9,14 % 10,77 % 9,58 % 8,42 % 8,55 % 4
BOPO 77,66 % 70,86 % 66,69 % 59,93 % 60,58 % Sumber: Annual Report PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa selama periode 2009- 2013 jumlah kredit macet mengalami penurunan,
sedangkan jumlah penyaluran kredit mengalami pertumbuhan akan tetapi financial
ratio (profitabilitas) masih mengalami kenaikan dan penurunan. Non Performing
Loan adalah perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit yang di
berikan kepada debitur. Secara teori, semakin rendah nilai rasio ini maka
semakin kecil pula risiko kredit (kredit macet) yang ditanggung oleh pihak
bank. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin besar risiko kredit yang
ditanggung bank sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang
diperoleh bank (Kasmir, 2011). Maka berdasarkan SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004, bahwa nilai rasio standar NPL ≤ 5% dikategorikan bank tersebut sehat.
Tetapi, jika nilai rasio NPL ≥ 5% maka bank tersebut tidak sehat. Menurut
Kasmir (2008:89) faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) yaitu
Margin laba bersih, perputaran total aktiva, laba bersih, penjualan, total
aktiva, aktiva tetap, aktiva lancar, total biaya. Kemampuan bank menghasilkan
keuntungan menurut sutojo (1997) dengan menggunakan enam tolak ukur yaitu
Interest Margin, Net Margin,
Assets Utilization, Return Asset, Return Equity, Earning Pershare.
Tingkat efisiensi akan mempengaruhi kondisi kuat lemahnya suatu lembaga
keuangan dari sektor internal. Menurut Dendawijaya (2005:116), setiap
peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum
pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) lembaga
keuangan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi adalah rasio
BOPO, dimana menurut Veithzal, dkk. (2007:722) rasio BOPO adalah perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Beban operasional
umumnya terdiri dari biaya bunga (beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank
kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank dalam bentuk dana pihak ketiga
seperti giro, tabungan & deposito), biaya administrasi, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran dan lain-lain. Sedangkan, pendapatan operasional bank umumnya
terdiri dari pendapatan bunga (diperoleh dari pembayaran angsuran kredit dari
masyarakat), komisi dan sebagainya. Secara teori, semakin kecil rasio ini
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil. Semakin besar rasio ini berarti semakin tidak efisien biaya operasional
akan mengakibatkan penurunan laba atau ROA bank (Dendawijaya, 2005).
Berdasarka penelitian Nazrantika (2013) yang berjudul Pengaruh Non
Performing Loan Terhadap Return On Asset sektor perbankan di Indonesia
menunjukkan bahwa pengujian analisis besarnya pengaruh NPL terhadap ROA adalah
29,7 %, sedangkan 70,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model penelitian ini. Dari hasil uji t dapat disimpulkan, bahwa Non
Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Return On
Assets (ROA). Hasil penelitian Paramita dkk (2014) yang berjudul Pengaruh
Risiko Kredit dan Likuiditas Terhadap Pprofitabilitas Pada Perusahaan Perbankan
Yang Go Public Periode 2010 – 2012 menyatakan bahwa variabel risiko kredit dan
likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
perbankan yang go public periode 2010 – 2012 karena p-value 0,010 < α
(0,05). Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa keeratan hubungan pengaruh
dari risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas adalah 62,4% dengan
besar sumbangan pengaruh 39% dan 61,0% dipengaruhi oleh variabel diluar risiko
kredit, dan likuiditas yang harus diteliti lebih lanjut lagi. Hasil penelitian
yang dilakukan Saputra dkk (2014) yang berjudul Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Penyaluran Kredit, dan kredit bermasalah Terhadap Profitabilitas
Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Karangasem
menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh dari dana pihak ketiga, penyaluran kredit,
dan kredit bermasalah secara simultan terhadap profitabilitas, (2) ada pengaruh
positif dan signifikan dari dana pihak ketiga secara parsial terhadap
profitabilitas, (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari penyaluran kredit
secara parsial terhadap profitabilitas, dan (4) ada pengaruh negatif dan
signifikan dari kredit bermasalah secara parsial terhadap profitabilitas.
Berdasarkan jurnal hasil penelitian Made dan Putu (2015) yang berjudul Pengaruh
Kecukupan Modal, Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit dan Likuiditas Pada
Profitabilitas LPD Kabupaten Bandung Dapat diambil kesimpulan bahwa kecukupan
modal (CAR) tidak berpengaruh pada profitabilitas (ROA), tingkat efisiensi
(BOPO) berpengaruh negatif pada profitabilitas, risiko kredit (NPL) berpengaruh
negatif pada profitabilitas (ROA), serta likuiditas (LDR) berpengaruh positif
pada profitabilitas. Berdasarkan jurnal penelitian Hamidah dan Gordan (2014)
yang berjudul Analisis Pengaruh LDR, NPL dan Operational Eficiency Ratio
Terhadap Return On Asset Pada Bank Devisa di Indonesia Periode 2010-2012 yang
menunjukka bahwa LDR tidak berpengaruh secara signifikan dengan arah positif
terhadap ROA pada bank devisa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, yaitu 0,428. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
besar LDR maka laba yang diperoleh bank (ROA) akan meningkat (dengan asumsi
bank mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif) dari pendapatan bunga yang
diterima bank. NPL tidak berpengaruh secara signifikan dengan arah positif
terhadap ROA pada bank devisa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, yaitu 0,536. Nilai NPL positif terhadap ROA
menunjukkan bahwa hal ini terjadi karena rata-rata NPL Bank Devisa yang
beroperasi periode 2010–2012 meningkat sebesar 1,36%. OER berpengaruh secara
signifikan dengan arah negatif terhadap ROA bank devisa. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000. Dalam
penelitian ini penulis mengambil objek di PT. BRI karena PT. BRI merupakan
sektor perbankan BUMN yang telah go public dan mempunyai asset terbesar kedua
setelah bank mandiri, selain itu peneliti tertarik pada kredit macet dan
penyaluran kredit PT. BRI karena dengan jumlah penyaluran kredit yang selalu
meningkat dan jumlah kredit macet yang setiap periodenya mengalami penurunan
seharusnya jumlah profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan akan tetapi
pada keyataannya jumlah profitabilitas perbankan masih mengalami kenaikan dan
penurunan.. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
terdahulu yaitu penelitian menggunkan rasio profitabilitas (ROA, ROE, NIM,
BOPO) yang mana penelitian terdahulu hanya menggunakan rasio profitabilitas
(ROA) dan juga terdapat perbedaan pada objek penelitian serta periode
penelitian. Dari pemaparan latar belakang penelitian diatas peneliti ingin
mengetahui seberapa besarkah pengaruh dari kredit macet dan penyaluran kredit
terhadap profitabilitas perbankan yang dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari pemaparan latar
belakang diatas, maka dalam penelitian ini mempunyai rumusan masalah antara
lain:
1. Apakah kredit macet dan
penyaluran kredit secara simultan berpengaruh pada profitabilitas perbankan?
2. Apakah kredit macet dan penyaluran kredit secara parsial
berpengaruh pada profitabilitas perbankan?
3. Manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas
perbankan?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari pemaparan rumusan
masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan secara simultan mengenai
pengaruh kredit macet dan penyaluran kredit terhadap profitabiitas perbankan.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan secara parsial mengenai
pengaruh kredit macet dan penyaluran kredit terhadap profitabilitas perbankan.
3. Untuk mengetahui dan
menjelaskan yang memiliki pengaruh dominan terhadap profitabilitas perbankan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penilitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti di bidang keuangan yang
kususnya pada sektor perbankan yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah.
b. Bagi perusahaan Dengan
adanya penelitian ini perusahan dapat menjadikannya sebagai masukan tentang
pengelolaan keungan dan perbaikan sistem operasional serta memberikan informasi
secara general bagi manajemen dalam mengelola perusahaan. Disamping itu masukan
bagi manager dalam pengambilan keputusan kredit baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
c. Bagi Pemerintah Penelitian yang dilakukan pada sektor perbankan
diharapkan dapat mengawasi jalannya usaha perbankan dari kepentingan tertentu
dan mendeteksi kebangkrutan sedini mungkin sehingga pemerintah dapat
mengantisipasi kemungkinan tersebut. d. Bagi Investor Bagi Investor penelitian
ini dapat digunakan sebagai alat informasi pertimbangan melakukan keputusan
dalam melakukan bekerja sama maupun investasi dengan pihak perbankan.
e. Bagi Universitas Hasil penelitian diharapkan mampu menambah
informasi bagi penelitian selanjutnya dan menambah perbendaharaan karya ilmiah
bagi universitas dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan akan menjadi
referensi mengenai profitabilitas perbankan.
1.5 Batasan Penelitian
Pembahasan mengenai profitabilitas dapat dikaji dari berbagai sudut
pandang, bersifat kompleks dan sangat luas. Pembahasan yang secara komprehensif
akan membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, agar
pembahasan yang selanjutnya tidak terlepas dari topik atau tema yang dipilih,
maka pembahsan tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan
perbankan dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada perbankan yang telah go public yaitu
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanca kota Blitar.
2. Penelitian ini hanya
menguji laporan keuangan perbankan periode 2009-2013.
3.
Variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return
On Asset). ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Operating
Expenses to Operating Incom)
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh kredit macet dan penyaluran kredit terhadap profitabilitas perbankan: Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanca Blitar.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment