Abstract
INDONESIA:
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena pemimpin yang akan menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, maka perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliknya. Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Seorang pemimpin perlu menegakkan disiplin dalam suatu organisasi yang dipimpinnya. Karena peraturan peraturan kedisiplinan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan kepada para pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan, dengan mengambil 6 Responden sebagai subyek penelitian. Peneliti menggunakan tenik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian menganalisis keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) peran kepemimpinan dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai pada dinas kopindag kabupaten Lamongan telah terlaksana dengan baik melalu pembinaan-pembinaan disiplin yaitu : memeberikan teladan kepemimpinan dengan bersikap disiplin, memberikan motivasi dan bimbingan kepada pegawai, dan melaksanakan penegakkan disiplin sesuai dengan prosedur-prosedur yang ada. (2) Di dalam penegakkan kedisiplinan pegawai seringkali terjadi hambatan yang di alami oleh pimpinan. Di dinas kopindag Lamongan pimpinan mendapati hambatan dalam menegakkan disiplin yaitu kurangnya kesadaran diri dan kurangnya tanggungjawab yang dimiliki para pegawai.
ENGLISH:
Leadership factors play an important role as a leader who will move the organization in achieving its objectives in an organization. In achieving the goals of an organization, it is necessary to mobilize and monitor its employees can develop the skills they have. Discipline is the key to the success of an organization in achieving its goals. A leader needs to enforce discipline within an organization they lead. The discipline rules are needed to give guidance to all employees in creating the discipline, both within the organization or outside. This study aimed to clarify the role of leadership in improving employee discipline.
This research method used qualitative approach with case studies. The object of this study was the Department of Cooperatives, Industry and Trade of Lamongan, by taking 6 Respondents as research subjects. Researcher used data collection with techniques by observation, interviews, and documentation then analyzing the validity of the data using triangulation techniques.
The results of this study indicated that (1) a leadership role in improving employee discipline at the department of cooperatives Lamongan well implemented through training-coaching disciplines, namely: providing exemplary leadership by being disciplined, providing motivation and guidance to employees, and carrying out the enforcement of discipline in accordance with existing procedures. (2) In the enforcement of employee discipline was often a bottleneck experienced by the leadership, the leadership in the service kopindag Lamongan fund obstacles in enforcing discipline, namely a lack of self-awareness and a lack of responsibility owned by the employees
ARABIC:
في المنطمة، عوامل القيادة تلعب دورا هاما باعتبارها زعيما سوف تتحرك المنظمة في تحقيق أهدافها. لتحقيق أهداف المنظمة، فإنه من الضروري تعبئة ومراقبة موظفيها يمكن تطوير المهارات لديهم. الانضباط هو مفتاح نجاح المنطمة في تحقيق أهدافها. الزعيم يحتاج إلى فرض الانضباط في المنظمة التي يزعمها. بسبب قواعد الانضباط هناك حاجة لتوفير التوجيه للموظفين في خلق الانضباط الجيد في المنظمة. يهدف هذا البحث إلى توضيح دور القيادة في ترقية انضباط عمل الموظف.
في المنطمة، عوامل القيادة تلعب دورا هاما باعتبارها زعيما سوف تتحرك المنظمة في تحقيق أهدافها. لتحقيق أهداف المنظمة، فإنه من الضروري تعبئة ومراقبة موظفيها يمكن تطوير المهارات لديهم. الانضباط هو مفتاح نجاح المنطمة في تحقيق أهدافها. الزعيم يحتاج إلى فرض الانضباط في المنظمة التي يزعمها. بسبب قواعد الانضباط هناك حاجة لتوفير التوجيه للموظفين في خلق الانضباط الجيد في المنظمة. يهدف هذا البحث إلى توضيح دور القيادة في ترقية انضباط عمل الموظف.
ستخدمت الباحثة في هذ البحث المدخل النوعي بمنهج دراسة الحالة. وموضوع البحث هو إدارة التعاونيات والصناعة والتجارة لامونجان، باتخاذ ۶ المشاركون كمواضيع البحث. واستخدمت الباحثة تقنيات جمع البيانات عن طريق الملاحظة والمقابلات والوثائق ثم تحليل صحة البيانات باستخدام تقنيات التثليث.
تشير نتائج هذا البحث إلى أن (۱) دور القيادة في ترقية انضباط عمل الموظف في إدارة التعاونيات والصناعة والتجارة لامونجان تنفيذها بشكل جيد من خلال تدريبات الانضباط، وهي: توفير القيادة المثالية التي يجري منضبطة، وتوفير التحفيز والتوجيه للموظفين، وتنفيذ تطبيق الانضباط وفقا لالإجراءات القائمة. (۲) في تطبيق انضباط الموظف في كثير من الأحيان عنق الزجاجة التي يمر بها القيادة، والقيادة في إدارة التعاونيات والصناعة والتجارة لامونجان تجد عقبات في فرض الانضباط، وهي عدم وجود الوعي الذاتي وانعدام المسؤولية مملوكة من قبل الموظفين.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Konteks
Penelitian
Organisasi merupakan suatu
sistem yang di dalamnya terdapat hubungan kerja sama antar sekelompok orang
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi
tersebut, biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung. Salah satu
faktor pendukung keberhasilan suatu organisasi itu adalah dengan adanya
manajemen sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia menjadi kekayaan yang
paling penting yang dimiliki oleh organisasi. Dengan melihat pentingnya sumber
daya manusia dalam setiap kegiatan organisasi, pada era globalisasi ini dengan
teknologi yang sudah sangat berkembang pesat, menuntut sumber daya manusia
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi diperlukan seseorang yang memiliki
kemampuan yang terampil dibidangnya, memiliki kemauan yang besar, memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap organisasi, memiliki sikap yang bertanggung
jawab, menghargai waktu, memiliki semangat tinggi dalam bekerja, dapat
melaksanakan kewajibannya untuk kepentingan organisasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pentingnya peran SDM tidak mungkin dipisahkan dari tujuan
perusahaan atau intansi, baik pemerintah maupun 2 swasta. Salah satu bentuk
optimalisasi pengelolaan SDM adalah peran kepemimpinan. Sutrisno (2009:213)
dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting
karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuan.
Dalam artikel (Sayidiman Suryohadiprojo, Membangun Disiplin dari Pemimpin :
2014 ) Seorang dapat dinamakan “pemimpin” kalau ia menunjukkan kemampuan
menjalankan kepemimpinan, yaitu kemampuan memotivasi dan mengajak orang-orang
lain menjalankan sesuatu yang menjadi kepentingan bersama. Karena tidak semua
atasan atau komandan dalam lingkungan militer adalah pemimpin. Hanya mereka
yang memenuhi kriteria ini yang dapat dinamakan pemimpin. Menurut Roberrt dan
Daniel (1977) dalam Sutarto (2012:18) “leadership,…,may be defined as a way of
stimulating and motivating subordinates to accomplish assigned tasks”.
Kepemimpinan,…,dapat diartikan sebagai cara membangkitkan semangat dan
mendorong bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diserahkan. Sedangkan
menurut Gibson dkk (1977:p.334) dalam Hadari Nawawi (2003:21) mengatakan
“kepemimpinan adalah upaya menggunakan berbagai jenis pengaruh yang bukan
paksaan untuk memotivasi anggota organisasi agar mencapai tujuan tertentu”.
Almitraf (2015:65) untuk mencapai tujuan yag telah ditetapkan oleh suatu
organisasi, maka perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat
mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliknya. Kedisiplinan 3 adalah kunci
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan disiplin yang
baik berarti pegawai sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik
sehingga ada tinggi harapan pegawai mempunyai prestasi kerja yang bagus.
Seorang pemimpin perlu menegakkan disiplin dalam suatu organisasi yang
dipimpinnya. Organisasi tanpa disiplin seperti salah satu grombolan orang yang
tidak jelas arah tujuannya. Walaupun anggota organisasi itu sudah tergerak
motivasinya dan bersedia untuk bersama-sama melaksanakan usaha untuk mencapai
tujuan bersama, namun jika tidak disertai dengan disiplin yang kuat, tidak ada
jaminan bahwa semangat mereka akan menciptakan hasil yang sesuai dengan yang
dituju. Karena itu kewajiban seorang pemimpin untuk menimbulkan kesadaran dan
kehendak pada anggotanya untuk mempunyai disiplin yang kuat. Untuk itu pemimpin
sangat perlu menegakkan dan memelihara disiplin kerja yang mampu bersikap dan
berperilaku bijaksana dan juga konsekwen dalam memberikan sanksi atau hukuman
bagi setiap pegawai/anggota organisasi yang melanggar peraturan-peraturan
organisasi. Seorang pemimpin dilingkungan organisasi harus dapat menunjukkan
sikap perilaku yang baik agar dapat menjadi teladan disiplin yang baik bagi
para pegawainya. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan tidak hanya
semata-mata dalam hal pekerjaan pegawai, melainkan hal yang perlu di perhatikan
adalah kedisiplinan yang telah diterapkan kepada pegawainya, apakah sudah
dilakukan dengan baik atau tidak. Karena disamping kinerja pegawai yang 4
efektif dan efisien, salah satu komponen yang menjadi tercapainya tujuan suatu
organisasi yaitu kedisiplinan dari pegawai organisasi itu sendiri. Untuk
mencpai tujuan yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi, maka pemimpin perlu
menggerakan pegawai serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh
kemampuan yang dimiliki pegawainya. Menurut Theo Haimann (1982, p.326) dalam Hadari
Nawawi (2003:330) mengatakan bahwa “disiplin adalah suatu kondisi yang tertib,
dengan anggota organisasi yang berperilaku sepantasnya dan memandang
peraturan-peraturan organisasi sebagai perilaku yang dapat diterima”. Disiplin
dapat dikatakan baik apabila karyawan/anggotaa organisasi secara umum mengikuti
aturan-aturan organisasi. Dengan menerapkan disiplin yang baik berarti pegawai
itu sadar akan kewajibannya dan bersedia mengejakan tugasnya dengan baik,
sehingga ada harapan yang tinggi untuk pegawaai menpunyai perstasi kerja yang
bagus dan mendorong semangat kerja yang tinggi untuk terwujudnya tujuan
organisasi.
Almitraf (2015:66) untuk tercapainya disiplin kerja pegawai, hal
ini tidak lepas dari pengaruh Pimpinan Dalam Organisasi, peran Pimpinan sangat
sentral sebagaimana yang dikemukakan oleh Siagian (1982:36) “Bahwa sukses
tidaknya seseorang dalam melakukan tugas kepemimpinannya, tidak saja ditentukan
oleh keterampilan teknis yang dimiliknya, namun juga di tentukan oleh keahlian
dalam menggerakan bawahan untuk bekerja”. Dengan kata lain seorang pemimpin
harus memperhatikan disiplin kerja pegawainya dengan mengingat pentingnya
disiplin kerja dalam diri pegawai saat bekerja 5 yang berujung pada proses
pencapian tujuan organisasi tersebut. Maka pada Dinas Koperasi, Industri dan
Perdagangan Kabupaten Lamongan ini dalam menegakkan dan melaksanakan
kedisiplinan bagi para pegawainya telah mentapkan standar peraturan
kedisiplinan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010. Peraturan
kedisiplinan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan kepada para pegawai
dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab kedisiplinan
dalam suatu organisasi dikatatakan baik apaila pegawainya menaati
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Karenanya setiap pemimpin selalu
berusaha agar para pegawainya mempunyai disiplin yang baik, Hasibuan (2002:
193) disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorag
terhadap tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya, hal ini akan mendorong semangat
kerja dan juga terwujudnya tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, setiap
manajer akan selalu berusaha agara para bawahannya mempunyai perilaku disiplin
yang baik. seorang pemimpin dapat dikatakan efektif dalam kepemimpinananya
apabila para bawahannya menerapkan kedisiplinan dengan baik. Untuk memelihara
dan mengenegakkan kedisiplinan yang baik adalah suatu hal yang sulit, karena
akan terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhinya.
Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis pada
saat kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung pada tanggal 22 juni –
28 juli 2015 di Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten 6 Lamongan,
penulis melihat bahwa disiplin pegawai di Dinas Koperasi, Industri dan
Perdagangan Kabupaten Lamongan yang disiplinnya sudah cukup baik. Tabel 1.1.
Prosentase kedisiplinan Pegawai No Prosentase Klasifikasi 1 1 ˗ 25 % Tidak
disiplin 2 26 - 50 % Cukup disiplin 3 51 - 75% Disiplin 4 76 - 100% Sangat
disiplin Berdasarkan hasil analisis data absensi dari laporan tribulan (
Januari s/d Maret 2016 ) kehadiran PNS dalam pelaksanaan apel pagi di dinas
kopindag diketahui 14 % izin, dan 12% alfa, jadi jumlah dari keseluruhan
prosentase adalah 26%. Dapat dikategorikan disiplin di dinas kopindag masih
cukup disiplin. Berdasarkan latar belakan dan pengamatan tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI, INDUSTRI DAN
PERDAGANGAN KABUPATEN (DINAS KOPINDAG) KABUPATEN LAMONGAN”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peran kepemimpinan dalam meningkatkan kedisiplinan
pada Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan kabupaten lamongan?
2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan
kedisplinan pada Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan kabupaten lamongan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan
peran kepemimpinan dalam meningkatkan kedisiplinan pada Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan kabupaten lamongan.
2. Untuk mendeskripsikan apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam meningkatkan kedisiplinan pada Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
kabupaten lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini
adalah :
1. Bagi Peneliti Untuk
memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman ke dalam bidang yang
sesungguhnya. Sebagai aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
Untuk memperoleh pengalaman praktis, pengetahuan dan penambahan wawasan
2. Bagi Lembaga Akademik Hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan Sumber Daya
Manusia yang berkaitan dengan peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin
kerja pegawai.
3.
Bagi Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang
peningkatan disiplin kerja kepada pihak instansi. 1.5 Batasan Masalah Agar
penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud dalam skripsi
ini, penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian yaitu tentang disiplin
dalam jam kerja dan kepemimpinan transformasional. Hal ini didasarkan bahwa
kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses di mana para pemimpin dan
pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih
tinggi dengan mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan menyerukan
cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-niali moral seperti kemerdekaan, keadilan
dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi seperti keserakahan, kecemburuan
atau kebencian. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan nilai-nilai yang
relevan bagi proses perubahan, seperti kejujuran, keadilan dan tanggung jawab.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan Kabupaten Lamongan. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment