Abstract
INDONESIA:
Kepemilikan Logam Mulia (KLM) merupakan produk pembiayaan pinjaman dana khusus untuk pembelian emas dengan syarat adanya uang muka serta pelunasan pinjaman dilakukan dengan mencicil. PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang merupakan salah satu bank syariah yang memiliki produk KLM.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembiayaan KLM yang dijalankan PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang dan mengetahui faktor apa saja yang menunjang dan menghambat dalam pelaksanaan KLM, serta mendeskripsikan peranan pembiayaan KLM dalam meningkatkan profitabilitas PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Selanjutnya teknik analisis yang digunakan adalah data reduksi, display data, pengambilan keputusan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa pembiayaan KLM PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang sudah berjalan efektif mencakup Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling, namun pada organizing masih perlu penambahan personil agar pelayanan lebih maksimal. Adapun peranan pembiayaan KLM dalam meningkatkan profitabilitas PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang, jika dilihat dari jumlah nominal pendapatan dan dari prosentase pertumbuhan pendapatan KLM setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan yang stabil.
ENGLISH:
Kepemilikan Logam Mulia (KLM) is a product of special funds to pay off loans for the purchase of gold the condition that an advance payment and repayment of the loan is done in installments. PT. Bank BRI Syariah Jombang Branch is one of the Islamic banks have products KLM. This study aimed to describe implementation the funding of KLM at PT. Bank BRI Syariah Branch Jombang and determine what factors that support and hinder the implementation of KLM, as well as describe the role of financing KLM in improving the profitability of PT. Bank BRI Syariah Branch Jombang.
The method used in this research is qualitative descriptive approach, the data used are primary data and secondary data. the data collection techniques are used observation, interviews, documentation and triangulation. The analysis technique used is data reduction, data display, decision making and verification.
Based on the research results, obtained that financing KLM PT. Bank BRI Syariah Branch Jombang has been running effectively covers Planning, Organizing, Actuating, and Controlling, but in organizing still need additional personnel in order to maximize service. The KLM financing role in improving the profitability of PT. Bank BRI Syariah Branch Jombang, judging from the amount of nominal income and the percentage of revenue growth each year KLM tend to experience a steady increase.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Bank syariah adalah bank
dengan sistem operasionalnya berdasarkan pada prinsip syariat Islam yang
bertujuan untuk menghimpun dan penyaluran dana pada masyarakat. Dari
penghimpunan dan penyaluran danalah bank syariah memperoleh keuntungan. Bank
syariah mulai dikenal dan diakui ketika era krisis moneter yang pada saat itu hanya
perbankan syariah yang bisa bertahan (Sholihah,2014:1). Sebagai sebuah bank
dengan prinsip khusus, maka bank syariah diharapkan dapat menjadi lembaga
keuangan yang dapat menjembatani antara para pemilik modal atau pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank syariah
dikenal sebagai bank yang tidak menerapkan sistem bunga, melainkan dengan
sistem bagi hasil, yang tidak hanya berdimensi materiil belaka, tetapi
berdasarkan inmaterial (nilai ibadah). Kegiatan operasional yang dilakukan oleh
bank syariah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: penghimpunan dana, penyaluran
dana dan produk jasa-jasa perbankan (Huda dan Heykal, 2010:40). Dari
jenis-jenis kegiatan bank syariah tersebut menunjukkan bahwa, bank syariah
memiliki konsep yang sangat bagus dalam pengembangan produknya. Bank syariah
berhasil menginovasi produk, menyesuaikan dan menjadi penyedia untuk kebutuhan
masyarakat secara umum sehingga masyarakat tertarik untuk menjalin kemitraan. 2
Untuk dapat berkembang di dalam tingkat persaingan antara bank syariah yang ada
di Indonesia, tentunya setiap bank diharapkan mendapat keuntungan atau
profitabilitas. Rentabilitas atau profitabilitas bank adalah suatu kemampuan
bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam prosentase. Rentabilitas pada
dasarnya adalah laba (Rp) yang dinyatakan dalam prosentase profit. (Hasibuan,
2006:100). Sedangkan menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset. Dalam hal menghasilkan profitabilitas yang
tinggi dan memperoleh keuntungan (laba), bank maupun lembaga keuangan lainnya
memiliki strategi dan cara tersendiri yang ditempuh. Tak terkecuali dengan Bank
Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Untuk memenuhi hal tersebut, salah satu cara
yang dilakukan oleh BRI Syariah adalah dengan melakukan inovasi produk.
Terlebih jika diperhatikan dari laporan keuangannnya tampak bahwa kemampuan BRI
Syariah untuk memperoleh untung dari usahanya mengalami penurunan dari tahun
ketahun sejak tahun 2011, pada tahun 2011 ROA sebesar 1,19% lalu dari tahun
2011 ke tahun 2012 turun menjadi 1,15% dan pada tahun 2012 ke tahun 2013 turun
lagi menjadi 0,08% (Annual Report BRI Syariah). 3 Berdasarkan hal tersebut
untuk dapat mengembangkan usahanya sekaligus terus meningkatkan profitabilitas,
maka BRI Syariah harus mampu melakukan inovasi produk. Salah satu inovasi yang
dilakukan oleh PT Bank BRI Syariah adalah dengan meluncurkan Produk Pembiayaan
Kepemilikan Logam Mulia (KLM) dipertengahan tahun 2011. PT Bank BRI Syariah
meluncurkan Produk Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syariah di
Jakarta. Peluncuran Produk Pembiayaan KLM ini mengukuhkan PT Bank BRI Syariah sebagai
pionir lindung nilai aset dengan emas dalam sistem perbankan nasional setelah
sebelumnya mengembangkan produk pembiayaan Gadai BRI Syariah (produk pinjaman
dalam bentuk gadai emas untuk kebutuhan konsumtif dan modal kerja).
Pertimbangan dasar dari terobosan produk PT Bank BRI Syariah berupa emas ini
adalah karena emas merupakan benda yang memiliki nilai sehingga dapat
bermanfaat sebagai lindung nilai harta terhadap risiko inflasi. Selain itu
tidak dapat dipungkiri emas sudah merupakan objek investasi sejak dahulu yang
disimpan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan walaupun
kebutuhan darurat. Jadi emas adalah pelindung nilai asset yang mempunyai sifat
paling likuid di antara semua instrumen investasi. Fungsi lindung nilai emas
bisa dilihat dari fakta biaya menunaikan ibadah haji. Biaya berhaji ke Tanah
Suci dari tahun ke tahun akan semakin turun jika dikonversikan dengan emas.
Pada tahun 1997 biaya haji membutuhkan 310 gr emas, namun untuk tahun 2007
turun menjadi 145 gr emas, dan pada 2010 turun lagi sehingga hanya dengan 95 gr
emas sudah bisa berhaji. Hal ini sangat bertolak belakang dengan nilai uang
kertas di 4 mana biaya berhaji selalu meningkat dari tahun ke tahun jika
menggunakan standar uang kertas (www.brisyariah.co.id). KLM BRI Syariah berbeda
dengan Gadai BRI Syariah, dimana Gadai BRI Syariah adalah pinjaman uang
berdasarkan nilai emas yang menjadi jaminan atas pinjaman uang tersebut,
sedangkan KLM BRI Syariah adalah pinjaman dana khusus untuk pembelian emas
dengan syarat adanya uang muka serta pelunasan pinjaman dilakukan dengan
mencicil. Pada dasarnya KLM BRI Syariah iB adalah produk pembiayaan
(www.brisyariah.co.id). Selain itu, produk inovatif KLM BRI Syariah iB ini
memungkinkan seorang nasabah memiliki logam mulia melalui cara mencicil.
Melalui KLM BRI Syariah iB nasabah memperoleh fasilitas untuk memenuhi
kebutuhan akan emas melalui skema pinjaman menggunakan akad murabahah dan
wakalah. Dengan skema ini nasabah dapat melakukan pembayaran secara angsuran
sekaligus jasa pemeliharaan emas akibat emas yang dijaminkan. Diharapkan pada
saat pinjamannya lunas, maka harga emas secara jangka panjang akan naik
(www.brisyariah.co.id). Sebagai salah satu financial planning, nasabah yang
menjadi target pasar pembiayaan KLM BRI Syariah iB ini adalah individu kelas
menengah yang telah memiliki tabungan atau deposito namun merasa belum cukup
dengan keduanya. Melalui produk pembiayaan KLM BRI Syariah iB ini, mereka
diarahkan untuk mulai lebih cerdas dalam mengelola keuangan dan berinvestasi melalui
logam mulia dengan cicilan yang murah dan pasti. Pada hakikatnya, semua produk
yang diluncurkan oleh Bank adalah bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh oleh pihak 5 bank salah satunya adalah digunakan
untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Setiap lembaga keuangan atau
perusahaan yang berorientasi pada laba (organisasi keuangan bukan nirlaba)
dituntut untuk profitable. Profitable disini dapat diartikan bahwa lembaga
keuangan atau perusahaan tersebut mampu mendapatkan keuntungan (laba) atas
kegiatan bisnis yang dilakukannya. Baik dibandingkan dari sisi aset (ROA/ROI)
maupun modal yang dimiliki (ROE). Oleh karena itu, analisis profitabilitas
perlu dilakukan sebagai evaluasi atas pengembalian perusahaan terhadap
investasi. Sehingga hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur
ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan
yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan.
Konsep ini pun mestinya berlaku pula pada keputusan peluncuran produk baru bank
syariah yang berupa Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM). Walaupun
Pembiayaan KLM BRI Syariah bukan produk unggulan PT BRI Syariah, namun untuk
produk pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) berada pada posisi Rp 20,8
miliar. Terlebih lagi jika dilihat dari pendapatan penyaluran dana berdasarkan
ujrah diketahui bahwa dibandingkan September 2014 dengan September 2015
terdapat peningkatan dari Rp 37,4 milyar menjadi Rp 39,669 milyar atau sebesar
2,20% dari total pendapatan penyaluran dana (www.brisyariah.co.id). Meskipun
prosentase sumbangan ujrah dari Produk Pembiayaan KLM masih sebesar 2,20%
terhadap total pendapatan yang diperoleh oleh PT Bank BRI Syariah
(www.brisyariah.co.id), tetapi di BRI Syariah Cabang Jombang Produk 6
Pembiayaan KLM sudah memberikan konstribusi yang cukup bagus dalam meningkatkan
profitabilitas bagi bank BRI Syariah Cabang Jombang. Untuk informasi
selengkapnya, berikut ini merupakam data sumbangan pendapatan yang diperoleh PT
Bank BRI Syariah Cabang Jombang dari berbagai bentuk sumber pendapatan yang
ada. Tabel 1.1 Data sumbangan pendapatan PT Bank BRI Syariah Cabang Jombang
Sumber Pendapatan Prosentase Mudharabah 22% Murabahah 20% Musyarakah 18% KLM
16% Gadai Emas 14% Pendapatan lain-lain 10% Sumber: PT Bank BRI Syariah Cabang
Jombang Seperti yang telah disebutkan data diatas, produk pembiayaan
KLM juga dapat menunjukkan bahwa walaupun produk pembiayaan KLM BRI
Syariah masih tergolong baru di PT Bank BRI Syariah tetapi dalam memberikan
sumbangan pendapatan dan dalam meningkatkan profitabilitas bagi bank BRI
Syariah Cabang Jombang sudah memiliki prospek yang cukup bagus. Sama seperti
penelitian yang dilakukan Mulatsih (2015) menunjukan bahwa produk murabahah
emas mampu meningkatkan pendapatan laba usaha bank syariah. Namun perlu adanya
sosialisasi kepada masyarakat agar produk ini lebih dikenal dan bisa memberikan
laba yang lebih besar lagi. Penelitian lain yang berkaitan dengan masalah
cicilan emas adalah penelitian Nabila (2014) yang berfokus pada kajian strategi
dalam menanggani risiko kerugian pada transaksi cicilan emas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa strategi manajemen risiko cicilan emas pada Bank Syariah
Mandiri meliputi 7 empat tahapan yaitu mengidentifikasikan risiko, mengukur risiko,
mengendalikan risiko dan memonitoring risiko. Dari hasil penerapan strategi
manajemen risiko oleh pihak Bank Syariah Mandiri, telah berdampak signifikan
terhadap rendahnya risiko terjadinya kerugian transaksi cicil emas. Selain itu,
hasil penelitian menunjukan, harga penjualan emas pada cicilan emas Bank
Syariah Mandiri naik pada setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2013 harga satu
gram emas Rp.470.000 dan naik menjadi Rp.500.000 per gram pada tahun 2014.
Demikian juga pada penelitian Apriliyani (2014) yang diperoleh hasil bahwa
Variabel faktor budaya (X1 ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat investasi nasabah logam mulia di BNI syariah cabang Semarang dengan
ditunjukkan P value 0,211 > 0,005. Variabel faktor sosial (X2) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat investasi nasabah logam mulia di BNI
syariah cabang Semarang dengan ditunjukkan P value 0,576 > 0,005. Variabel
faktor pribadi (X 3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap
minat investasi nasabah logam mulia di BNI syariah cabang Semarang dengan
ditunjukkan P value 0,006 > 0,005. Variabel faktor psikologi (X 4) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap minat investasi nasabah
logam mulia di BNI syariah cabang Semarang dengan ditunjukkan P value 0,559
> 0,005. Pada penelitian yang dilakukan Wulan (2012) juga diperoleh hasil
bahwa (1) segmentasi pasar produk KLM terbagi dua kelompok cluter, kelompok
cluster satu dalam menggunakan KLM lebih mendasar pada faktor promosi dan
tingkat penggunaan sedangkan kelompok cluster dua lebih mendasar pada faktor
respons 8 dan loyalitas merk. (2) Tidak terdapat segmentasi pasar yang paling
mendominasi, namun variabel respons promosional dan variabel loyalitas merk
pada cluster dua memiliki jumlah presentasi yang tinggi sebesar 78%. Subjek
penelitian pada PT.
Bank BRI Syariah Cabang Jombang dipilih karena Produk Pembiayaan
KLM pada BRI Syariah Cabang Jombang dalam memberi sumbangan bagi profitabilitas
terunggul daripada 2 cabang lainnya, yaitu BRI Syariah Cabang Ploso dan BRI
Syariah Cabang Mojoagung. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sumbangan
pendapatan yang diberikan untuk Produk Pembiayaan KLM pada BRI Syariah Cabang
Jombang yaitu sejumlah 14%. Angka ini lebih besar dari pada BRI Syariah Cabang
Ploso dan BRI Syariah Cabang Mojoagung dalam memberikan sumbangan untuk
pendapatan profitabilitas masih sebesar 9% dan 12%. Dan karena produk ini masih
baru dan belum peneliti temukan peneliti terdahulu yang mengangkat masalah
Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syariah kaitannya dengan
profitabilitas bank, maka penulis menilai bahwa penting untuk mengadakan
penelitian dan membahas masalah tersebut dengan judul: “Implementasi Pembiayaan
Kepemilikan Logam Mulia (KLM) dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank Syariah
(Studi Pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang)”.
1.2.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia
(KLM) pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang?
2. Faktor apa saja yang menunjang dan menghambat dalam pelaksanaan
Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di BRI Syariah Cabang Jombang?
3. Bagaimana peranan pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) dan
kontribusinya dalam meningkatkan profitabilitas pada PT. Bank BRI Syariah
Cabang Jombang?
1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dan
manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Mendiskripsikan
pelaksanaan pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) pada PT. Bank BRI Syariah
Cabang Jombang.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menunjang dan menghambat
dalam pelaksanaan pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syariah di PT.
Bank BRI Syariah Cabang Jombang.
c. Mendiskripsikan peranan
pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia dan konstribusinya dalam meningkatkan
profitabilitas pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Bank BRI Syariah 10 Penelitian ini diharapkan mampu menjadi
bahan evaluasi bagi bank BRI Syariah terkait dengan temuan sudah efektif dan
efisien atau tidakkah Implementasi Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia yang
baru-baru ini diluncurkan serta kaitannya dengan profitabilitasnya. Dengan
demikian, jika diperlukan dapat dirumuskan langkah strategis guna terus
mengembangkan produk yang tergolong baru tersebut agar lebih diminati oleh
masyarakat luas
. b. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
tambahan terkait materi keuangan perbankan yang telah ada selama ini. Selain
itu hasil penelitian ini dapat pula menjadi sumber bacaan bagi akademisi guna
mengetahui kondisi implementasi produk pembiayaan KLM.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan informasi maupun bahan pertimbangan guna mengembangkan penelitian
terkait pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM). Terlebih karena penelitian
mengenai hal tersebut masih jarang dilakukan.
1.4. Batasan penelitian
Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah dan tidak meluas, maka
pokok bahasan perlu dibatasi. Agar penelitian ini terarah maka penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini peneliti membatasi pada ruang kajian tentang
Produk Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syariah.
2.
Objek yang diteliti adalah PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi pembiayaan produk kepemilikan logam mulia (KLM) dalam meningkatkan profitabilitas: Studi pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Jombang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment