bstract
INDONESIA:
Portofolio merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengurangi risiko sekuritas melalui diversifikasi. Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham yang dapat membentuk protofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal, indeks ganda, dan korelasi konstan, mengetahui tingkat resiko dan return yang terbentuk serta melakukan uji beda.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Indeks JII periode tahun 2011-2014. Penarikan sampel dilakukan dengan kriteria purposive sampling. Perusahaan yang berturut-turut masuk ke dalam periode penelitian dan yang memiliki laporan keuangan lengkap, berjumlah 14 sampel perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda dan independent sample test dengan alat bantuan SPSS 16.
Pada perhitungan portofolio saham syariah dengan menggunakan metode indeks tunggal dan metode korelasi konstan terdapat 7 saham yang tergolong kandidat portofolio yaitu saham CPIN, saham ASRI, saham UNVR, saham LPKR, saham SMGR, saham INTP, saham KLBF. Sedangkan hasil portofolio dengan model indeks ganda terdapat 2 saham yang tergolong kandidat portofolio yaitu saham saham TLKM dan UNVR. Hasil uji beda pada nilai return portofolio model indeks ganda terdapat perbedaan dengan model indeks tunggal dan korelasi konstan, karena terdapat perbedaan variabel yang digunakan dalam model indeks ganda. Sedangkan hasil uji beda pada nilai resiko portofolio model indeks tunggal, indeks ganda, dan korelasi konstan terdapat perbedaan yang signifikan karena variabel yang menjadi acuan pada masing-masing model portofolio berbeda.
ENGLISH:
Portfolio is a way used to reduce security risks through diversification. The selected investor portfolio is a portfolio that fits the investor preference towards returns and the risks that are willing to bear. The purpose of this study was to determine the stocks that can form the optimal portfolio by using single index model, multi index, and constant correlation, determine the level of risk and return that form and perform different tests.
The population in this study is a company registered in JII Index 2011-2014 period. Sampling was done by purposive sampling criteria. Companies that successively entered into the study period and who has the complete financial statements, amounted to 14 sample companies. This research is a quantitative study using data analysis techniques multiple linear regression and independent sample test by means of SPSS 16.
In the calculation of sharia stock portfolio using single index and constant correlation methods are 7 stocks that are categorized as a candidate portfolio which CPIN stocks, stock ASRI, UNVR, stock LPKR, SMGR, INTP, stock KLBF. While the results of the portfolio with a multi index model there are two stocks that are categorized as candidate portfolio is stock TLKM and UNVR. Test results depending on the value of portfolio return multi index model there is a difference with a single index model and constant correlation, because there are differences in the variables used in the model double index. While the test results depending on the value of the portfolio risk single index model, multi index index, and constant correlation there were significant differences for the variable which is used in each model is different portfolios.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi dapat dilakukan pada real assets
maupun financial assets. Investasi pada real assets meliputi pembelian tanah,
emas, mesin, dan bangunan. Sedangkan investasi pada financial assets meliputi
deposito, saham, dan obligasi. Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu. Seorang
investor akan menanamkan modalnya di bidang usaha yang mempunyai prospek bisnis
yang baik. Investor bisa memanfaatkan keberadaan pasar modal untuk
berinvestasi. Pasar modal menghubungkan pembeli dan penjual untuk
menginvestasikan dananya pada berbagai pilihan sekuritas yang ada. Perkembangan
fasilitas investasi dan terbukanya akses informasi data memudahkan para
investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor dapat mengakses data
real time dan perkembangan dunia keuangan melalui jaringan internet (Suryanto,
2013). Salah satunya adalah investasi syariah yang telah diakomodasi oleh pasar
modal sebagai salah satu instrumen berinvestasi dalam bentuk indeks saham
sesuai dengan prinsip syariah. Jakarta Islamic Index atau yang biasa disebut
JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks
harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.
Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara PT Bursa Efek Jakarta dengan
PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). 2 JII telah dikembangkan sejak
tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung
pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada
tanggal 14 Maret 2003. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan
kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan
investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses
transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. Berikut
adalah data perkembangan saham syariah di Indonesia: Gambar 1.1 Perkembangan
Saham Syariah Sumber: www.ojk.co.id Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa
perkembangan saham syariah di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya..
JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII 3 menjadi pemandu bagi investor yang ingin
menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi.
Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja dalam memilih portofolio saham yang
halal. Dalam melaksanakan suatu investasi, Fabozzi (2000) mengatakan bahwa
analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko
yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya
dengan memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan risiko
tertentu atau return tertentu dengan risiko minimal. Teori keuangan menjelaskan
bahwa bila risiko investasi meningkat maka tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor semakin besar. Untuk mengurangi kerugian/ risiko investasi maka
investor dapat berinvestasi dalam berbagai jenis saham dengan membentuk
portofolio. Pengembalian dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana
semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula
tingkat risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat
dipisahkan. Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk).
Risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan
membentuk portofolio optimal adalah risiko tidak sistematis sedang risiko
sistematis tidak dapat dihindari. Untuk membentuk portofolio optimal,
model-model yang bisa digunakan adalah Model Indeks Tunggal, Indeks Ganda dan
Model Korelasi Konstan. Tandelilin (2010:302) mengatakan bahwa Sharpe (1963)
mengembangkan Model 4 Indeks Tunggal dengan angka yang menjadi acuan adalah ERB
(excess return to beta). Metode Indeks Ganda lebih berpotensi dalam upaya untuk
mengestimasi expected return, standar deviasi, dan kovarians efek secara akurat
dibandingkan single-index model. Pengambilan aktual efek tidak hanya sensitif
terhadap perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu
factor yang dapat mempengaruhinya. Sedangkan Model Korelasi Konstan pada
intinya menggunakan asumsi bahwa koefisien korelasi (ρ) konstan dari tiap
pasang saham. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Model Korelasi Konstan antara
lain koefisien korelasi antar aset konstan, tersedia aset bebas risiko, dan
short selling tidak diizinkan. Model Korelasi Konstan menggunakan nilai ERS
(excess return to standard deviation). Nilai ERS menggambarkan kemiringan garis
yang menghubungkan saham yang berisiko dengan bunga bebas risiko. Berdasarkan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suryanto (2013) menggunakan model
indeks tunggal maupun model korelasi konstan dalam pembentukan portofolio
optimal saham PEFINDO25 periode Agustus 2011- Juli 2012. Hasil penelitian
tersebut mengindikasikan bahwa model Indeks Tunggal menghasilkan 6 saham yang
membentuk portofolio optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan rata-rata kinerja portofolio optimal menggunakan
model Indeks Tunggal dan kinerja portofolio optimal menggunakan model Korelasi
Konstan. Eko (2008) menggunakan model indeks tunggal maupun model korelasi
konstan dalam pembentukan portofolio optimal saham LQ 45 periode tahun
2002-2007. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa investor harus
mengalokasikan dana terbesarnya pada 5 Saham TLKM, sedangkan portofolio optimal
yang dibentuk dengan menggunakan model korelasi konstan memiliki kinerja yang
lebih baik jika dibandingkan dengan portofolio optimal yang dibentuk dengan
menggunakan model indeks tunggal. Sukarno (2007) menggunakan metode indeks
tunggal di Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006, hasil penelitiannya 14 saham
yang menghasilkan portofolio optimal. Dari hasil uji beda hipotesis dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham
kandidat dengan return 19 saham non kandidat portofolio. Bekhet dan Matar
(2012) menggunakan metode indeks tunggal dan Markowitz pada saham yanglisting
di ASE (Amman Stock Exchange). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kedua metode yang diuji dan jumlah saham dalam
portofolio tidak mempengaruhi hasil ketika membandingkan dua model portofolio.
Kamil (2004), menggunakan metode indeks tunggal pada saham KLSE (Kuala Lumpur
Stock Exchange). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan analisis harian,
diperoleh 5 saham yang menghasilkan portofolio optimal, sedangkan yang
menggunakan analisis mingguan menghasilkan 2 saham. Endayani dan Nora (2012)
menggunakan model indeks ganda pada saham LQ45 periode 2007-2011 menunjukkan
bahwa dari perhitungan terhadap 15 saham anggota sampel, hasilnya menunjukkan
hanya enam saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih besar dari
nilai cut-of-rate(Ci) dan menjadi kandidat portofolio. 6 Fawzan (2014)
menggunakan indeks ganda pada saham JII periode 2008- 2012 menunjukkan bahwa
dari perhitungan terhadap 10 saham anggota sampel, hasilnya menunjukkan hanya 5
saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih besar dari nilai
cut-of-rate(Ci) dan menjadi kandidat portofolio, Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Optimalisasi Portofolio Saham Syariah Dengan Model Indeks Tunggal, Indeks Ganda
Dan Korelasi Konstan. (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Index Tahun
2011-2014)”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
diatas maka dapat diidentifikasi berbagai jenis masalah sebagai berikut :
1.
Apa sajakah saham-saham syariah yang membentuk portofolio optimal dengan
menggunakan model indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan?
2. Apakah
ada perbedaan tingkat return portofolio yang dibentuk dengan menggunakan model
indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan?
3. Apakah ada perbedaan
tingkat risiko portofolio yang dibentuk dengan menggunakan model indeks
tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan? 7 1.3 Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui kombinasi saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal
dengan menggunakan model indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan. 2.
Menganalisis perbedaan tingkat return portofolio yang dibentuk dengan menggunakan
model indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan. 3. Menganalisis
perbedaan tingkat risiko portofolio yang dibentuk dengan menggunakan model
indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.
Bagi Investor Agar investor mengetahui model mana yang paling baik dalam
melakukan portofolio saham dan model yang menghasilkan return paling tinggi
diantara model indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan. 2. Bagi
penelitian selanjutnya Agar penelitian selanjutnya mengetahui langkah-langkah
yang diambil untuk melakukan portofolio saham dan memperhatikan
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan portofolio.
3. Bagi perusahaan
Agar perusahaan terus meningkatkan kinerja perusahaan agar investor memilih
perusahaannya untuk melakukan portofolio saham.
1.5 Batasan Penelitian Adapun
batasan penelitian ini terdapat pada jangka waktu penelitian selama kurun waktu
tahun 2011-2014 dan objek penelitian pada Jakarta Islamic Index yang merupakan
saham syariah. Karena untuk memberi akses para investor yang tidak menginginkan
adanya riba atau gharar pada investasi yang dijalankannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Analisis portofolio optimal saham syariah dengan model indeks tunggal, indeks ganda dan korelasi konstan: Studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2011-2014. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment