ABSTRAK
Perusahaan di Indonesia terutama yang telah go public atau terdaftar di pasar modal wajib untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan maupun laporan tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 56 perusahaan. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknikan alisis data menggunakan regresi linier berganda.
Uji pengaruh simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama indeks pengungkapan risiko dapat dijelaskan oleh variabel struktur kepemilikan, derversifikasi produksi, deversifikasi geografis, ukuran perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas) perusahaan. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan risiko. Sedangkan diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan risiko. Hal ini dimungkinkan karena diversifikasi pruduk, diversifikasi giografis, dan ukuran perusahaan tidak merata pada perusahaan sampel penelitian.
ENGLISH:
Companies in Indonesia, especially those which are publicly listed or registered on the capital market are required to submit information about the company’s activities in the form of financial and annual reports. This study aims to examine the effect of ownership structure and kerakteristik of a company (Product Difference, Giographical Difference, Firm Size, industry type, profitability, leverage, and liquidity) on the level of risk disclosure.
The population of this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange during the period of the study from 2011 to 2014, with the total samples of 56 companies. The sampling was taken by using purposive sampling with multiple linear regression as the data analysis technique.
The results of the study showed that the disclosure risk index can simultaneously be explained by the the variables, ownership structure, product difference, giographical difference, firm size, industry type, profitability, leverage, and liquidity of the company. However, partially, the ownership structure, profitability and leverage affected on the risk disclosure. While the product difference, giographical difference, firm size, industry type, and liquidity had no effect on the risk disclosure. Probably, Product Difference, Giographical Difference, and firm size were not evenly distributed on the sample companies.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perusahaan di Indonesia terutama yang telah go public atau
terdaftar di pasar modal wajib untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan
tahunan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas sumber
ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Dalam pengungkapan kualitatif entitas
harus mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan
dan proses pengelolaan risiko serta metode pengungkapan risiko. Sedangkan dalam
pengungkapan kuantitatif, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko
kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisa
sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar. Lingkungan akuntansi keuangan dan
pelaporan sangat kompleks dan sangat menantang disebut kompleks, karena poroduk
akuntansi adalah informasi (suatu komoditas yang sangat berarti dan penting).
Sebab-sebab komplesitas informasi adalah pertama, bahwa para individu tidak
sama dalam reaksi mereka atas informasi. Kedua, bahwa informasi tidak hanya
mempengaruhi keputusankeputusan individu. Dalm mempengaruhi
keputusan-keputusan, informasi juga mempengaruhi operasi pasar, seperti
pasar-pasaar surat berharga, pasar-pasar tenaga manajerial. Operasi pasar-pasar
tersebut secara tepat adalah penting untuk efisiensi dan kewajaran ekonomi
informasi (Rahmawati, 2012:1-2). Semakin banyaknya perusahaan besaryang
mengalami masalah kebangkrutan seperti Enron dan World Com, serta terjadinya
krisis keuangan global ditahun 2008 menjadi faktor pendorong perusahaan untuk
lebih memperhatikan penerapan sistem manajemen risikonya. Selain berfokus pada
risiko yang mengancam profitabilitasnya, perusahaan juga harus mempertimbangkan
risiko yang mengancam eksistensinya. Lingkungan perusahaan yang berkembang
pesat juga mengakibatkan makin kompleksnya risiko bisnis yang harus dihadapi
perusahaan. Berbagai profil risiko yang dihadapi perusahaan saat ini berbeda
dengan profil risiko pada dekade sebelumnya (Beasley 2007.) Perubahan
teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti hedging dan
derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi perusahaan dala
mangelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley dalam jurnal (Andarini dan
Januarti, 2012:84). Menurut Wardhana dan Cahyonowati (2013) pengungkapan resiko
sendiri merupakan salah satu praktik Good Corporate Governance. Dalam Pedoman
Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk
mengungkapinformasi salah satunya adalah informasi manajemen resiko.Dalam pedoman
ini juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani resiko
baik antisipasi, penanggulangandan pengendaliannya (Wardhana dan Cahyonowati,
2013:2). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan telah
dilakukan di berbagai negara. Penelitian tetang risiko, yang berhubungan dengan
pengungkapan telah dilakukan di negara-negara Barat dan Eropa, seperti UK,
Italy, Canada, USA, Australia, dan Portugal (Hassan, 2009). Linsley dan Shrives
(2006) meneliti tentang pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan di
UK. Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan hubungan signifikan antara
ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan terhadap luas pengungkapan
risiko. Hassan (2009) menguji karakteristik khusus perusahaan dalam
perusahaanperusahaan di United Arab Emirates (UAE) terhadap luas pengungkapan
risiko perusahaan. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran perusahaan
tidak signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan
level risiko dan tipe industri perusahaan berhubungan signifikan. Amran et al.,
(2009) meneliti pengungkapan manajemen risiko dalam laporan tahunan
perusahaanperusahaan di Malaysia menemukan hubungan signifikan antara ukuran
perusahaan dan jenis perusahaan dengan pengungkapan risiko. Sedangkan
diversifikasi (produk maupun geografis) dan tingkaleveragetidak berhubungan
secara signifikan dengan tingkat pengungkapan risiko. Di Indonesia, penelitian
mengenai pengungkapan risiko merupakan topik yang masih sedikit dibahas. Ada bebeeapa
peneliti yang telah melakukan penelitian tentang pengaruh kerakteristik
perusahaan terhadap pengungkapan risiko di indonesia diantaranya adalah Elzahar
dan Hussainey 2012) meneliti tentang Determinants of narrative risk disclosures
in UK interim reports dengan 71 sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan hanya
company size dan tipe industri berpengaruh positif signifkan terhadap
pengungkapan risiko sedangkan variabel lain seperti Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas, cross listing, Kepemilikan, Institusional, Board size, Role
duality, Board composition, AC Size) tidak signifikan terhadap pengungkapan
risiko. Hasan (2009) meneliti tentanag UAE corporations specific
characteristics and level of risk disclosure dengan sampel 42 perusahaan. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bawah hubungan variabel tingkat risiko
perusahaan (debt to equity ratio) dan tipe industri berpengaruh signifikan.
Sedangkan Ukuran perusahaan dan cadangan perusahaan tidak berhubungan secara
signifikan dengan tingkat pengungkapan risiko perusahaan. Penelitian lain yang
dilakukan Wardhana dan Cahyonowati (2013) tentang pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap tingkat pengungkapan risiko (studi empiris pada perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di bursaefek indonesia). Hasil menemukan bahwa
tingkat struktur kepemilikan, jenis industri, leverage, kualitas auditor
eksternal, komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan risiko sedangkan dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan
secara signifikan menjelaskan variabilitas tingkat pengungkapan risiko
perusahaan dengan sampel yang digunakan sebanyak 330 perusahaan non keuangan.
Prayoga dan almilia (2013) menyelidikioleh pengaruh struktur kepemilikan
danukuran perusahaan terhadap pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan
sector manufaktur tahun 2007 hingga tahun 2011 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pengungkapan manjemen risiko dalam laporan tahunan dengan
jumlah sampel 189 perusahaan yang terdafar BEI. Bertujuan untuk menetahui
pengaruh dari ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik terhadap
pengungkapan manajemen risiko.Hasil penelitian menunjukan variabel kepemiliklan
institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik
berpengareuh terhadap pengungkapan manajemen risiko. Sedangkan ukuran
perusahaan dan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
manajemen risiko. Kumalasari, Subowo, Indah (2014) tentang faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap luas Pengungkapan manajemen risiko, sampel yang dingunakan dalam
penelitian tersebut berjumlah 22 perusahaanyang meliputi perusahaan hotel,
restoran dan pariwisata yang
terdaftar di BEI padatahun 2010-2012 yang berjumlah 22 perusahaan. Hasil yang
didapat adalah secara simultan bahwa leverage, total asset, profitabilitas dan
reputasi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap luas pengungkapan
manajemen risiko Sedangkan Ruwita (2012) meneliti tentang analisis pengaruh
karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan risiko
perusahaan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar
di bursa efek indonesia) dengan hasil yang diperoleh bahwa ukuran perusahaan
dan profitabilitas tidak berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan
risiko, sedangkan likuiditas, kepemilikan saham public, jenis kepemilikan
perusahaan memiliki hubungan signifikan dengan luas pengungkapan risiko.
Penelitian Taures (2010) tentang analisis hubungan antara karakteristik
perusahaan dengan pengungkapan risiko (Studi empiris pada laporan tahunan
perusahaan perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009) dengan
sampel yang digunakan berjumlah 76 perusahaan, penelitian tersebut hasil yang
diperoleh bahwa beberapa hasil yang diperoleh bahwa diversifikasi produk dan
geografis, tingkat leverage, dan tingkat profitabilitas tidak memiliki hubungan
signifikan dengan luas pengungkapan risiko. Sedangkan ukuran perusahaan dan
jenis industri yang memiliki hubungan positif sedang variabel yang lain tidak
berhubungan secara signifikan Penelitian Fathimiyah, Zulfikar, dan Fitriyani
(2014) tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap risk management
disclosure. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing,
kepemilikan publik terhadap risk management disclosure yang listing di Bursa
Efek Indonesia dengan periode 2008-2010. Hasil yang didapat adalah Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan
institusi asing, kepemilikan publik terhadap risk management disclosure. Anisa
(2012) meneliti tentang Analisis Faktor yang Mempengaruh Pengungkapan Manajemen
Risiko.Dengan jumlah sampel sebanyak 409 perusahaan non keuangan yang terdaftar
di BEI.Menemukan bahwa tingkat leverage dan ukuran perusahaan berhubungan
signifikan terhadap pengungkapan risiko. Sedangkan Jenis industri, tingkat
profitabilitas, dan struktur kepemilikan publik tidak berhubungan signifikan
dengan pengungkapan risiko perusahaan. Sedangkan Ananda (2013) mengenai
pengaruh struktur kepemilikan (kepemilikan manajemen; kepemilikan institusi
domestik; kepemilikan asing; kepemilikan publik) dan dewan komisaris independen
terhadap pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, dan kepemilikan asing
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan manajemen risiko sedangkan
kepemilikan publik dan dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap
pengungkapan manajemen risiko. Simanjuntak dan Widiastuti (2004) melakukan
penelitian pada perusahaan manufaktur dengan karakteristik tingkat leverage,
likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham publik dan umur perusahaa.
Hasil penelitian tersebut menunjukan terdapat pengaruh positif antara kelima
variabel dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan. Pentingnya
pengungkapan risiko kurangnya penelitian mengenai pengungkapan risiko,
ketidakkonsistenan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan serta desakan
kebutuhan stakeholder terhadap luasnya pengungkapan informasi nonkeuangan pada
laporan tahunan perusahaan mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut
mengenai pengungkapan risiko di Indonesia. Risiko yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah risiko dalam arti umum yang bersifat negatif atau
positif, tidak spesifik pada risiko keuangan, risiko operasi, risiko kekuasaan,
risiko teknologi, risiko integritas maupun risiko strategi. Penelitian ini
menguji kembali karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan risiko
seperti diversifikasi produk, diversifikasi geografis, ukuran perusahaan, jenis
industri, dan tingkat leverage (Taures, 2011). Perusahaan manufaktur yang
menjadi objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
pengelola sumber daya yang melakukan kegiatan transaksi ekonomi dengan banyak
pihak yaitu stakeholder (pemasok, kreditur, konsumendan investor). Perusahaan
yang aktivitas ekonominya berhubungan dengan banyak pihak akan menimbulkan
banyak risiko sehingga diharapkan berhubungan dengan pengungkapan risiko yang
dilakukan oleh perusahaan. Sehingga penelitian mengenai pengungkapan risiko
menarik untuk diteliti kembali. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini
diberi judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh simultan struktur kepemilikan dan
kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis,
ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas)
terhadap tingkat pengungkapan risiko?
2. Apakah terdapat pengaruh parsial antara struktur kepemilikan dan
kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis,
ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas)
terhadap tingkat pengungkapan risiko? 1.3. Tujuan Peneitian dan Manfaat
Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah diatas maka tuajuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui pengaruh simultan struktur kepemilikan dan
kerakteristik perusahaan(diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis,
ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, likuiditas) terhadap
tingkat pengungkapan risiko
2. Untuk mengatahui pengaruh parsial antara struktur kepemilikan
dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi
giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage,
likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Bagi calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada pihakpihak lain yang berkepentingan mengenai pengungkapan
sukarela pada laporan tahunan perusahaan Non-Finansial di BEI dan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi di
pasar modal Indonesia.
2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi
perusahaan agar dapat bersaing satu sama lain dengan membuat laporan tahunan
secara lebih terbuka.
3. Bagi pengembangan Ilmu
pengetahuan Memberi bukti empiris mengenai pengaruh bagaimana manfaat pelaporan
risiko didalam menyukseskan tujuan perusahaan dan faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap pelaporan risiko.
1.4. Batasan Penelitian Batasan masalah penilitian adalah sebagai
berikut:
1. Sampel yang diambil berupa laporan keuangan emiten yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri manufaktur antara
periode 2011-2014
2.
Analisis pengungkapan laporan keungan ini dibatasi dengan menggunakan metode
Total aset untyk variabel Ukuran Perusahaan, Debt Equity to Ratio (DER) untuk
variabel leverage, Current Ratio (CR) untuk variabel likuiditas, ROA untuk
variabel profitabilitas, sedangkan untuk variabel struktur kepemilikan,
Diversifikasi Produk, Diversifikasi Geografis, Jenis Industri, tidak perlu
dibatasi karena hanya terdiri dari satu metode penghitungannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh struktur kepemilikan dan karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan risiko. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment