Abstract
INDONESIA:
Keluarga nelayan didefinisikan sebagai keluarga yang mata pencaharian pokoknya sebagai penangkap ikan di laut. Sifat komunalisme mereka sangat tinggi. Dalam bekerja mereka harus menghadapi ganasnya ombak dan cuaca laut, tinggal berhari-hari di laut agar mendapatkan banyak ikan. Pemukiman mereka berkelompok dan biasanya kumuh. Selain itu tidak sedikit juga anak nelayan yang tidak bersekolah, karena harus membantu di laut. Seluruh anggota keluarga nelayan dikerahkan untuk melakukan berbagai aktifitas untuk menghasilkan uang dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keluarga sakinah merupakan dambaan sekaligus harapan bahkan tujuan insan, baik yang akan ataupun yang tengah membangun rumah tangga. Membentuk keluarga sakinah sangat penting bahkan merupakan tujuan utama pernikahan dalam islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Rum ayat 21. Disatu sisi menciptakan rumah tangga sakinah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membina dan menciptakan sebuah rumah tangga yang sakinah memperlukan perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam mewujudkannya.
Dari permasalahan di atas penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan keluarga nelayan tentang keluarga sakinah di desa Tasikmadu, Watulimo, Trenggalek dan upaya keluarga nelayan desa Tasikmadu, Watulimo, Trenggalek dalam mewujudkan keluarga sakinah.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengujian keabsahan data yang penulis gunakan adalah berdasar pada suatu teknik triangulasi. Sedangkan tahapan-tahapan teknik analisis data adalah Editing, Classifying, Verifying, Analyzing, dan Concluding.
Adapun hasil penelitian ini yaitu banyak ragam prespektif keluarga nelayan dalam memahami keluarga sakinah, akan tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman mereka tentang keluarga sakinah yaitu; keluarga yang dicita-citakan islam, tenteram, dan keluarga yang bahagia menurut tuntunan Allah dan Nabi. Dalam mewujudkan keluarga sakinah upaya yang mereka lakukan sebagai berikut; Rajin mengikuti pengajian, menyekolahkan anak ke TPQ, mengajarkan sabar kepada anggota keluarga, bekerja dan berusaha dengan semangat dalam mencari nafkah dan kebutuhan biaya sekolah anak, membatasi pergaulan anak agar tidak terlalu bebas bergaul dan terjerumus ke pergaulan yang salah, menahan diri dari menginginkan kebutuhan yang tidak terlalu penting, mendahulukan yang primer, dan saling mengerti antara sesama anggota keluarga.
ENGLISH:
The fisherman's family is defined as the family which their principal livelihood anyway is fishing in the sea. Their nature of communalism is very high. They have to face the horrible weather and sea waves as well as stay for days at sea in order to get a lot of fish. Their settlements are usually slum and dirty. Moreover, most of young fishermen who are out of school, because they have help in the sea. All members of fishermen’s family mobilized to carry out various activities to make money in an attempt to survive. Sakinah family is the desire and hope even human purposes, both of which will or who are building the household. Building the sakinah family is very important even it is the ultimate goal of marriage in Islam, as Allah SWT says in surah Al-Rum verse 21. On one hand, creating sakinah household not as easy as turning the palm of the hand. Fostering and creating a sakinah household needs the struggle, sacrifice, patience and a genuine effort to make it.
From that problems, the writer wanted to know how do the fisherman’s family’s view and effort on sakinah family at Village of Tasikmadu District of Watulimo Sub- Province of Trenggalek.
This research includes an empirical study with a qualitative method. Data collection’s techniques are observation, interviews, and documentation. Mechanical testing of the validity of the data that writer use is based on a triangulation technique. While the stages of data analysis techniques are editing, classifying, verifying, analyzing, and concluding.
The results of this study are a wide variety of fisherman’s families’s understanding in the sakinah family, but it can be deduced that their understanding of sakinah family is; family that Islam expects, peaceful, happy family in accordance to the guidance of Allah and the Prophet. In realizing the sakinah family their efforts as follows; to be active in islamic recitation, to send their children to the TPQ, to teaches the family’s members patiently, to work and to try to earn a living spirit and the needs of school fees, to limit the child to be less socially mingle freely and fall to the wrong crowd, to refrain from wanting a less critical needs, to prioritize the primary, and have mutual understanding among family’s members.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat
nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai.
Dalam konstruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat nelayan
merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun disadari bahwa tidak
semua desa-desa di kawasan pesisir memiliki penduduk yang bermata pencaharian
sebagai nelayan, mereka ada yang menjadi TKI di luar negeri, wiraswasta,
bertani dan ada juga yang berdagang. Walaupun demikian, di desa-desa pesisir
yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak,
atau pembudidaya perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh besar terhadap
terbentuknya identitas 2 kebudayaan masyarakat pesisir secara keseluruhan.1
Baik nelayan, petambak, maupun pembudidaya perairan merupakan kelompok-kelompok
sosial yang langsung berhubungan dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan
kelautan. Pemahaman penulis tentang konstruksi masyarakat nelayan Desa
Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dengan mengacu pada konteks
pemikiran di atas, yaitu suatu konstruksi masyarakat yang kehidupan sosial
budayanya dipengaruhi secara signifikan oleh eksistensi kelompok-kelompok
sosial yang kelangsungan hidupnya bergantung pada usaha pemanfaatan sumber daya
kelautan dan pesisir. Dengan memperhatikan struktur sumber daya ekonomi
lingkungan yang menjadi basis kelangsungan hidup dan sebagai satuan sosial,
masyarakat nelayan memiliki identitas kebudayaan yang berbeda dengan
satuansatuan sosial lainnya, seperti petani di dataran rendah, peladang di
lahan kering dan dataran tinggi, kelompok masyarakat di sekitar hutan, dan
satuan sosial lainnya yang hidup di daerah-daerah perkotaan.2 Dalam sudut
pandang antropologi menjelaskan untuk memahami eksistensi sesuatu bertitik
tolak dan berorientasi pada hasil hubungan dialektika antara manusia,
lingkungan, dan kebudayaannya.3 Karena itu, dalam beragam lingkungan yang
melingkupi kehidupan manusia, kesatuan sosial yang terbentuk melalui proses
demikian akan menampilkan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan demikian,
sebagai upaya memahami keluarga nelayan di desa Tasikmadu, 1 Rob van Ginkel,
Coastal Cultures: An Anthropology of Fishing and Whaling Traditions (Apeldoorn:
Het Spinhuis Publishers, 2007), 5. 2 Kusnadi, Konflik Sosial Nelayan,
Kemiskinan Dan Perubahan Sumber Daya Perikanaan (Yogyakarta: LKiS, 2002), 2. 3
M. Khalil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa (Surabaya:Usaha Nasional
Indonesia,1984), 145. 3 Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek bertitik tolak
pada hubungan dialektik antara manusia, lingkungan dan kebudayaannya. Tasikmadu
adalah salah satu Desa di Kecamatan Watulimo, di ujung Selatan Kabupaten
Trenggalek. Di sebelah barat desa Tasikmadu adalah desa Prigi dan di sebelah
timurnya adalah Kecamatan Besuki dan samudra Indonesia sedangkan utaranya
adalah Desa Besuki, Kabupaten Tulungagung dan selatannya adalah bentang laut
lepas samudra Indonesia yang menghampar sejauh mata memandang. Desa-desa yang
terdapat di kecamatan Watulimo jamaknya terletak dibawah ngarai-ngarai kaki
pegunungan dan bukit yang menghampar luas di sekelilingnya. Desa Tasikmadu
letaknya sangat dekat dengan pantai, kira-kira 50 meter. Di Desa Tasikmadu
terdapat pantai yang sangat terkenal dan menjadi ikon pariwisata di Kabupaten
Trenggalek yaitu pantai Pasir Putih dan Pantai Prigi, jamaknya orang mengatakan
kurang lengkap kiranya ketika berjalan-jalan di Kabupaten Trenggalek jika belum
mengunjungi pantai Prigi. Sebutan nama Prigi terlanjur dikenal banyak orang
meskipun sebenarnya ia hanyalah nama salah satu Desa di Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek. Orang juga terlanjur menyebut nama Pantai Prigi meskipun
letak pantai yang sering dikunjungi itu masuk wilayah Desa Tasikmadu terutama
Pantai Pasir Putih di dusun Karanggongso Desa Tasikmadu. Kata “tasik” sendiri
berarti laut dan tasik madu artinya “lautan madu”. Pantai Prigi sendiri
merupakan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di mana ketika kita masuk kawasan
tersebut, akan menjumpai bangunan-bangunan di pinggir pantai, sebagai pusat
administrasi di bawah Departemen atau Dinas Perikanan dan Kelautan. Beberapa
tempat pelelangan ikan 4 untuk nelayan, berbagai jenis toko juga berdiri.
Sedangkan di depannya, terlihat perairan dengan ratusan kapal dan perahu
nelayan yang kebanyakan berjenis kapal jaring slerek. Pantai Prigi yang
terletak di deretan pantai selatan ini tentu berbeda dengan pantai-pantai yang
ada di deretan pantai utara. Pantai Prigi sering berombak besar dan berangin
kencang. Hal ini tentu berpengaruh pada pendapatan masyarakat yang
bermatapencaharian pokok sebagai nelayan, terutama yang bukan bos nelayan,
karena ketika ombak besar mereka cenderung tidak melaut. Ketika musim ikan
tiba, kawasan ini akan disesaki ribuan orang. Transaksi harga ikan terjadi
dengan melibatkan banyak orang. Nelayan yang bertransaksi bukan hanya orang
lokal (terutama dari desa Tasikmadu, Prigi, Margomulyo), tetapi juga dari luar
kecamatan dan bahkan luar Trenggalek. Pedagang juga akan datang dari berbagai
daerah. Ketika bicara pantai, ada beberapa nama pantai di kawasan Selatan
kecamatan Watulimo ini. Ada pantai Pasir Putih dan pantai Prigi yang terletak
di Desa Tasikmadu. Ada pantai Cengkrong yang belakangan mulai ramai karena
mulai banyak dikunjungi serta mulai banyak berdiri warung kopi di sana. Ada
sebagian wilayah pantai Cengkrong yang masuk wilayah desa Prigi, tetapi
sebagian besar masuk desa Karanggandu, terutama kawasan yang ditumbuhi sekitar
80-an hektar tanaman Mangrove. Ada lagi Pantai Damas, letaknya di desa
Karanggandu yang juga mulai ramai. Karena tempat-tempat yang telah disebutkan
di atas itulah, Pantai Prigi dan khususnya Desa Tasikmadu bisa dikatakan
menjadi kawasan pariwisata sekaligus 5 tempat transaksi ekonomi di Kabupaten
Trenggalek yang paling ramai dan banyak dikunjungi orang. Dinamika sosial di
sini sangat cepat sekali. Dengan berbagai sisi positif dan negatifnya. Ada ketegangan
kebudayaan antara pendatang dan masyarakat lokal. Ada berbagai masalah-masalah
baru yang seringkali terjadi. Tetapi harus diakui bahwa perkembangan
perekonomian masyarakatnya juga sangat cepat. Mayoritas masyarakat Desa
Tasikmadu bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani,4 sektor maritim yang
tersedia sangat melimpah cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan, dengan
setengah lebih penduduknya yang menyandarkan hidup dan rizki dari komoditas
laut, baik ikan, lobster, terumbu karang, maupun rumput laut (leminti,
agar-agar, injen-injen) dan komoditi kekayaan laut lainnya. Sebagian besar
penduduk Desa Tasikmadu juga menyandarkan hidupnya pada sektor agraris dan
sistem pertanian yang menjadi basis ekonominya. Hal ini didukung dengan
melimpahnya air pegunungan sebagai sarana irigasi. Tetapi dari sejumlah
penduduk desa Tasikmadu ada juga yang bekerja diluar negeri menjadi Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) mengais rejeki ditanah orang. Mereka pergi meninggalkan
keluarganya. Dari berbagai informasi yang penulis dapatkan motifasi awal mereka
bekerja diluar negeri adalah untuk merubah kondisi ekonomi keluarga dan pola
hidup yang ingin tampil berlebihan dan tidak mau kalah dengan tetangganya.5
Istilahnya tidak mau menerima dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya sudah berkecukupan,
dalam bahasa jawanya “meri,irinan”. 4 Sumanto, wawancara (Tasikmadu, 5 Maret
2012). 5 Alimin, Muhtar Rodden, dan Anis Nur Laili, wawancara (Tasikmadu, 9
Maret 2012). 6 Kendati akses informasi dan sentuhan teknologi kurang begitu
menggembirakan dikarenakan karakter wilayah yang dikepung pengunungan dan
perbukitan, belum lagi jalur panjang dan berkelok. Hal ini tak menyurutkan
semangat masyarakat Kecamatan Watulimo Khususnya Desa Tasikmadu dalam meraih
pendidikan yang lebih baik. Banyak dari anak-anak dan pemuda Desa Tasikmadu
melanjutkan pendidikan keluar daerahnya, akan tetapi tidak sedikit juga yang
mengesampingkan pendidikan formal. Allah telah menciptakan laki-laki dan
perempuan agar dapat berhubungan satu sama lain, saling mencintai, menghasilkan
keturunan dan hidup berdampingan secara damai dan sejahtera sesuai dengan
perintah Allah dan petunjuk Rasulullah. Di samping itu, Allah tidak menghendaki
makhluk yang dimuliakan oleh-Nya menjadi sama seperti makhluk yang lain, yang
menyalurkan syahwatnya (hasrat seksual) dalam hubungan antara kedua jenis
kelamin yang berbeda dengan sebebas-bebasnya tanpa batas dan tanpa aturan.
Tetapi, ditetapkanlah bagi manusia norma, nilai yang baik dan sempurna, untuk
menjaga kemuliaannya dan memelihara kehormatannya yaitu dalam sebuah lembaga
perkawinan. Di mana dalam agama Islam, bahkan dalam semua agama samawi,
dijadikan sebagai satu-satunya cara penyaluran yang sah dan diridlai Allah SWT.
6 Berbicara mengenai pasangan laki-laki dan perempuan sudah sangat jelas sekali
dikatakan baik dalam hukum agama ataupun hukum positif bahwa antara laki-laki
dan perempuan ini bisa dikatakan sebagai satu pasangan apabila telah disatukan
oleh suatu ikatan yang sah yaitu pernikahan. Dengan adanya ikatan 6 M. Baqir
al-Habsyi, Fikih Praktis (Bandung: Mizan, 2002), 2. 7 pernikahan ini kedua
pasangan berharap bahwa kehidupan rumah tangganya akan langgeng untuk selamanya
dan bahagia hingga akhir hayat agar suami istri bersama-sama dapat mewujudkan
rumah tangga yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung bagi anggota
keluarga yang lain, menikmati naungan kasih sayang, dan dapat mengasuh
anak-anaknya dengan pendidikan yang baik. Pernikahan adalah ikatan paling suci
dan paling kokoh, dan tidak ada dalil yang secara jelas yang menunjukkan
tentang sifat kesuciannya yang begitu agung selain dari Allah sendiri yang
menamakan ikatan antara suami-istri dengan mitsaqun ghalizun (perjanjian yang
kokoh).7 Salah satu sumber yang dapat memberikan sumbangan dalam memperkuat
ketahanan keluarga adalah ajaran agama Islam. Agama Islam merupakan keyakinan
yang memberikan pedoman dan bimbingan hidup termasuk dalam penataan
keluarga.Tujuan keluarga dalam pandangan Islam diungkapkan dalam AL-Quran Surat
Al-Rum ayat 21: اِنَّ فِي ذلِكَ لَآيتٍ ج وَ منْ آيتِهِ
اَنْ خَلََقَ لَكُمْ مِنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًالِتَسْكُنُوْااِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَ رَحْمَةً لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ{۲۱{ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tandatanda bagi kaum yang berfikir”.8 Kata “litaskunu” diartikan “agar
cenderung dan merasa tenteram (sakinah)”. Sakinah menurut Quraish Shihab adalah
ketenangan yang dinamis dan aktif. 7 Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah (Jakarta: Pena
Pundi Aksara, 2007), 135. 8 QS.Al-Rum (30): 21 8 Untuk mencapai sakinah
diperlukan kesiapan fisik, mental, dan ekonomi, karena ketenangan itu
memerlukan pemenuhan kebutuhan fisik dan ruhani.9 Kondisi sakinah tersebut
perlu dijabarkan secara operasional, baik dalam kaitan kondisi fisik,
non-fisik, maupun situasi yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, keluarga
sakinah yang merupakan tujuan keluarga memerlukan kajian dan penjelasan yang
rinci sehingga dapat diterapkan dalam kenyataan sehari-hari. Nilai dan norma
yang terkandung dalam sumber ajaran Islam tersebut memerlukan rincian lebih
jelas dan detil. Untuk itu diperlukan penelitian secara normatif maupun faktual
sehingga dapat diperoleh hasil kajian tentang keluarga sakinah yang
komprehensif. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun keluarga
itu mudah, namun memelihara dan membina keluarga hingga mencapai taraf kebahagiaan
dan kesejahteraan yang selalu didambakan oleh setiap pasangan suami istri
sangatlah sulit. Keluarga sakinah yang berintikan ketentraman, kedamaian dan
ketenangan hidup merupakan harapan dan tujuan hidup dari sebuah perkawinan.
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa keluarga sakinah merupakan prototipe
ideal dari bangunan sebuah rumah tangga dalam agama Islam. Untuk mewujudkan
sebuah keluarga yang sakinah tentu saja memerlukan usaha yang keras, konsisten
dan berkesinambungan.10 Desa Tasikmadu adalah salah satu desa di Kecamatan
Watulimo, penduduknya banyak yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan
petani. Dari 9 M.Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran Tafsir Maudu’i Atas Pelbagai
Persoalan Umat (Jakarta: Mizan, 1996),191. 10 Hasan Basri, Keluarga Sakinah; Tinjauan
Psikologi dan Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 3. 9 hasil pra
research didapatkan informasi bahwa kehidupan nelayan di sana bisa
dikategorikan glamour, karena ketika musim ikan mereka akan membeli berbagai
macam peralatan rumah tangga dan kebutuhan hidup lainnya yang bersifat tersier,
akan tetapi ketika tidak musim ikan dan tidak melaut mereka akan menjual
barang-barang yang tadinya dibeli itu. Selanjutnya didapatkan informasi juga
bahwa kebanyakan masyarakat desa Tasikmadu yang bercerai disebabkan karena
beberapa faktor, diataranya adalah karena suami bekerja sebagai nelayan dan
istri bekerja di luar negeri sebagai TKW atau suami bekerja dilaut istri
sebagai ibu rumah tangga, gaya hidup yang ingin tampil lebih dan mewah, tidak
mau disebut tidak punya uang oleh tetangga dan lain sebagainya. Perceraian
disebabkan juga karena himpitan ekonomi yang terus berkelanjutan, kemudian
salah satu atau keduanya kurang mensyukuri rizki atau harta yang ada, tidak
kuat hidup di bawah tekanan ekonomi rendah, pendidikan rendah, pengetahuan
bahkan penerapan ajaran agama yang kurang dan kehidupan yang bebas. Dari
fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti pandangan
keluarga nelayan Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek
mengenai keluarga sakinah dalam berkeluarga. Bentuk keluarga yang bagaimana
yang menurut mereka sakinah dan membuat mereka nyaman, tentram serta bahagia.
B. Batasan Masalah Pada penelitian ini, penulis memfokuskan untuk meneliti dan
membahas tentang bagaimana pandangan keluarga nelayan yang terletak di pesisir
pantai 10 Prigi Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek
tentang konsep keluarga sakinah. Dan kemudian akan menjelaskan tentang
upaya-upaya keluarga nelayan Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek, dalam mewujudkan keluarga sakinah tersebut. C. Rumusan Masalah Dari
latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan keluarga nelayan Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek, tentang keluarga sakinah? 2. Bagaimana upaya keluarga nelayan Desa
Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, dalam mewujudkan keluarga
sakinah? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pandangan keluarga nelayan
Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, tentang keluarga
sakinah. 2. Untuk mengetahui upaya keluarga nelayan Desa Tasikmadu, Kecamatan
Watulimo, Kabupaten Trenggalek, dalam mewujudkan keluarga sakinah. E. Manfaat
Penelitian Selain terdapat tujuan penelitian seperti yang telah dipaparkan di
atas, penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat penelitian, baik manfaat
secara teoretis maupun praktis. 11 Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis
adalah: 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan khazanah ilmu pengetahuan khususnya merupakan
sumbangan ilmiah yang berkaitan dengan pengetahuan tentang ajaran Islam,
bagaimana konsep keluarga sakinah menurut ajaran Islam, dan bagaimana
pandangan/konsep keluarga nelayan tentang keluarga sakinah serta upaya-upaya
untuk mewujudkannya. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan memberi
sumbangan informasi dan pemikiran ilmiah pada peneliti dan masyarakat yang
berminat memperdalam dan memperluas cakrawala keilmuan, khususnya dalam
menciptakan dan pembinaan keluarga sakinah. F. Definisi Operasional 1. Keluarga
adalah ibu bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar
di masyarakat.11 Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam
masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang
tentram, aman, damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang
diantara anggotanya. Suatu ikatan hidup yang didasarkan karena terjadinya
perkawinan, juga bisa disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku
pengasuhan. 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka,1996), 471. 12 2. Nelayan adalah
orang yang mata pencahariannya menangkap ikan atau hasil laut yang lainnya di
laut.12 Yang penulis maksud disini adalah nelayan kecil bukan bos nelayan. 3.
Sakinah adalah tenteram, damai, ketenangan, kebahagiaan.13 Secara tekstual kata
yang berakar dari kata Bahasa Arab sakana dapat diartikan diam, bertempat
tinggal, menempatkan, tempat tinggal, kehinaan, ibadah haji, ketenteraman,
menangkap, keberadaan waktu, waktu istirahat, senang, kecenderungan, dan
menetap.14 G. Penelitian Terdahulu Guna memahami lebih jauh maksud dari
penelitian ini, maka dirasa sangat penting untuk menyertakan penelitian
terdahulu yang setema guna mengetahui dan memperjelas perbedaan yang subtansial
antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan oleh
Nooryanti, mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul Urgensi
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah Bagi Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi di KUA
Kec. Hanau Kab. Seruyan Kal-Teng). Keluarga sakinah dalam penelitian ini, yaitu
berawal dari kesehatan calon pasangan suami istri yang diperiksa sebelum
pernikahan dilangsungkan. 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1000. 13 Pius A Partanto dan M.
Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), 689.; Eko
Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2007), 546 14 M. F. Zenrif, Dibawah Cahaya Al qur’an Cetak Biru Ekonomi
Keluarga Sakinah (Malang: UINMalang Press, 2006), 30. 13 Karena kesehatan
merupakan salah satu indikator dari keluarga sakinah. Oleh karena itu dengan
pemeriksaaan akan dapat diketahui penyakit-penyakit yang dapat mengancam
kelangsungan dan ketenangan sebuah keluarga. Nooryanti mengkaitkan terbentuknya
keluarga sakinah dengan kesehatan, sedangkan peneliti ingin mengetahui sakinah
dari perspektif nelayan. Penelitian selanjutnya oleh Khusnul Yakin, dengan
judul Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Urgensi Kursus Calon Pengantin Dalam
Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi di Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang).
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kursus calon pengantin sebelum
pasangan calon pengantin melangsungkan akad adalah penting untuk di laksanakan
bagi remaja usia nikah, calon suami/istri. Hal tersebut untuk memberikan bekal
menuju mahligai rumah tangga dan untuk memantapkan lembaga rumah tangga yang
kokoh dan lestari menuju terwujudnya keluarga sakinah. Pada penelitian ini
memfokuskan pada pandangan Tokoh Masyarakat. Tokoh masyarakat biasanya adalah
orang yang dianggap bisa, mampu, berpengetahuan luas sehingga tingkah laku,
perkataan dan idenya sering menjadi panutan. Perbedaannya dengan penulis,
penulis memfokuskan kajian terhadap masyarakat yang tidak ditokohkan untuk
mengetahui pandangan mereka tentang sakinah. Selanjutnya adalah Mohammad Fahmi
Junaidi, dengan judul Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah dalam Keluarga Karir
(Studi pada Beberapa Dosen Wanita di Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas
14 Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang). Hasil penelitian ini adalah
pemahaman dosen wanita yang ada di Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tentang keluarga sakinah yaitu sebuah
keluarga dimana kondisi keluarga tersebut yang harmonis, tenang, bahagia,
nyaman, damai, rukun, tenteram, tidak pernah tengkar, serta semua perbuatan
atau aktifitas dalam keluarga tersebut didasarkan pada syari’ah atau
aturanaturan dan ajaran agama Islam. Sedangkan upaya yang mereka lakukan untuk
mewujudkan keluarga sakinah diantaranya menjaga komunikasi, instropeksi diri, menyamakan
persepsi, saling terbuka, mengalah, memahami, dan menghargai, peningkatan
suasana kehidupan keberagamaan dalam rumah tangga, peningkatkan intensitas
romantisme dalam rumah tangga, suami mendukung terhadap karir istri, tetap
kosentrasi, mengatur waktu dengan baik, serta bisa menempatkan diri. Sama denga
Khusnul Yakin, objek penelitian Fahmi Junaidi adalah orang yang berpendidikan
yang umumnya ilmu pengetahuannya lebih luas dari masyarakat nelayan. H.
Sistematika Pembahasan Untuk melengkapi penjelasan dalam mengembangkan materi
penelitian ini serta untuk mempermudah dalam memahami maka pembahasan dalam
penelitian ini dipaparkan dalam 5 bab dengan perincian sebagai berikut: Bab I
memaparkan tentang latar belakang masalah sehingga mengerucut kepada judul yang
ada, kemudian guna mempermudah pembahasan maka dibuat rumusan masalah dan
batasan masalah supaya pembahasan tidak melebar. Tujuan 15 dan manfaat
penelitian juga dipaparkan dalam bab I ini, dilanjutkan dengan pemaparan
definisi operasional, penelitian terdahulu dan kemudian sistematika pembahasan.
Bab II, menampilkan tinjauan pustaka yang akan menguraikan mengenai teori dan
konsep yang mendasari dan mengantarkan penulis untuk bisa menganalisis dalam
rangka menjawab rumusan masalah. Mengenai keluarga nelayan yang meliputi
pengertian keluarga nelayan dan dimensi sosiologis keluarga nelayan. Dan
keluarga sakinah yang meliputi pengertian keluarga sakinah, syarat-syarat
keluarga sakinah, ciri-ciri keluarga sakinah, indikator keluarga sakinah dan
penggolongan keluarga sakinah. Bab III akan memaparkan tentang metodologi
penelitian yang meliputi: Lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan dan pengujian keabsahan data, dan
teknik analisis data. Metode Penelitian sangat diperlukan ketika melakukan
penelitan secara ilmiah karena dengan ini maka penelitian yang dilakukan dapat
berjalan secara sistematis dan terarah serta hasil yang didapat bisa secara
maksimal karena pada bab ini merupakan rambu-rambu penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi lokasi penelitian (letak geografis, jumlah penduduk, keagamaan,
tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi), pandangan keluarga nelayan desa
tasikmadu kecamatan watulimo kabupaten trenggalek tentang keluarga sakinah, dan
upaya keluarga nelayan desa tasikmadu kecamatan watulimo kabupaten trenggalek
dalam mewujudkan keluarga sakinah. 16 Yang terakhir adalah Bab V yang berisi
tentang kesimpulan yang menjawab rumusan masalah dan saran yang terkait dengan
penelitian.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Pandangan keluarga nelayan tentang keluarga sakinah: Studi di Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment