Abstract
INDONESIA:
Sebuah Adat dapat dipahami sebagai tradisi lokal (local castom) yang mengatur interaksi masyarakat. Tradisi berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun menurun dari nenek moyang. Keberadaan Buju’ Temunih di Desa Batuan Kec. Batuan Kab. Sumenep, sudah memperoleh legitimasi masyarakat bahwa Buju’ temunih diyakini sebagai wasilah atau perantara yang dapat mengabulkan permohonan masyarakat dalam hal memohon keturunan dan kesejahteraan keluarga khususnya bagi pasangan yang belum dikaruniai keturunan. Di samping itu, sebagai timbal balik tradisi Buju’ Temunih ini masih dipersyaratkan meletakkan Temunih atau ari-ari. Tradisi Buju' Temunih merupakan fenomena yang secara pandangan akademik menarik untuk diperbincangan dalam sebuah tulisan. Bagi ajaran islam dianggap sangat penting untuk dikaji sebih mendalam lagi, terlebih khususnya bagi (jurusan Al-ahwal AlSyakhshiyyah.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tradisi Buju’ Temunih kaitannya dalam membentuk keluarga sakinah, serta menjelaskan relevansi konsepsi positif tradisi Buju’ Temunih terhadap pembentukan keluarga sakinah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan data skunder yang dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa dan disusun secara cermat serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan data skunder yang dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa dan disusun secara cermat serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
Dalam penelitian ini menemukan dua kesimpulan diantaranya bahwa sebagian masyarakat Batuan memahami tradisi Buju’ Temunih tersebut merupakan kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka dan jika dilanggar, maka tidak mendapat sanksi dari agama karena kepercayaan akan adanya dampak dari tradisi tersebut pada substansinya merupakan keyakinan yang tidak dibenarkan oleh agama, di sisi lain tradisi ini perlu dipertahankan karena merupakan wujud keperdulian nenek moyang dulu dalam membangun kehidupan yang harmonis didalam keluarga. Kemudian tradisi Buju’ Temunih, kaitannya dengan pembentukan keluarga sakinah pada masyarakat Batuan dapat dipahami bahwa keberadaan mitos/tradisi yang ada dan masih dipertahankan oleh masyarakat tidaklah semuanya bersifat negatif, sebagaimana keberadaan tradisi Buju’ Temunih. karena yang datang ketempat Buju’ temunih bukan hanya pasangan yang belum di karuniai keturunan, tetapi juga masyarakat yang mengharapkan keharmonisan dalam rumah tangganya.
ENGLISH:
A custom is a local tradition which regulates the society interaction. Tradition means everything like customs, habits, teachings and many others that passed down from the ancestors. The existence of Buju' Temunih in Batuan Village, Batuan Sub-District, Sumenep Regency, is believed to be wasilah or intermediaries which can grant the people’s wish in terms of offspring and family welfare, especially for couples who have not been blessed with offspring. In addition, Buju 'Temunih tradition still requires to put Temunih or the placenta. This tradition is a phenomenon that academically is interesting to be discussed in a writing. From Islam point of view, this tradition is also important to be studied in-depth, especially for the major of Islamic Law.
This study aims to reveal the tradition of Buju' Temunih in order to establish harmonious family and explain the relevance of a positive concept of Buju' Temunih tradition to the harmonious family establishment.
This study uses a qualitative descriptive approach. The data are collected in the form of primary and secondary data. It is done by using interviews and documentation techniques. Then, those data are edited, checked and carefully compiled and arranged. The next step, the data is analyzed descriptively.
This study has two conclusions. First, some of Batuan people consider the Buju' Temunih tradition as a belief inherited from their ancestors. If it is violated, they will not commit a sin for believing to the impacts of that violation is not justified by religion. On the other hand, this tradition should be maintained because it is a form of ancestors’ awareness in establishing a harmonious life within the family. Second, related to the establishment of harmonious family in Batuan people, the existence of the myth/tradition maintained by the people is not always negative, as seen in the existence of the Buju' Temunih tradition. People who come to Buju 'temunih are not only couples who have not been given offspring but also people who expect harmony in their families.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" :Tradisi buju' temunih dalam membangun keluarga sakinah: Studi fenomenologi di Desa Batuan Kec. Batuan Kab. Sumenep" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment