Abstract
INDONESIA:
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya pemimpin. Begitu pula halnya di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala keluarga.
Pemahaman terhadap ayat-ayat tentang kepemimpinan rumah tangga khususnya pada surat An-Nisâ’: 34 baik mufassir klasik maupun kontemporer sangat berbeda. Adanya rentang waktu yang cukup lama dari masa Nabi Muhammad saw. sebagai mubayyin awal al-Qur’an hingga masa sekarang pasti mengalami perubahan penafsiran. Karena berimplikasi pada perubahan kondisi sosio-kultural. Dengan demikian, pemahaman baru terhadap ayat-ayat yang dianggap deskriminatif terhadap status perempuan perlu dimunculkan. Maka penelitian tentang kepemimpinan perempuan ini akan berusaha mencari pemahaman baru terhadap penafsiran Ibnu Katsîr sebagai mufassir klasik dan Asghar Ali Engineer yang merupakan mufassir kontemporer. Dengan pokok
pembahasan bagaimana inti penafsiran Ibnu Katsîr dan Asghar Ali Engineer mengenai ayat-ayat tentang kepemimpinan perempuan serta apa persamaan dan perbedaan dari keduanya.
pembahasan bagaimana inti penafsiran Ibnu Katsîr dan Asghar Ali Engineer mengenai ayat-ayat tentang kepemimpinan perempuan serta apa persamaan dan perbedaan dari keduanya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis-komparatif. Langkah awal mengumpulkan data-data dari dokumen dengan memfokus pada tema, kemudian memilah-milah data dan menganalisis dari yang umum kepada yang khusus. Setelah itu dilakukan komparasi pada persamaan dan perbedaan penafsiran.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwasanya Ibnu Katsîr Kata qawwâm dalam kalimat tersebut diartikan sebagai pemimpin. Al-Qur’an mengemukakan dua alasan kenapa suami yang menjadi pemimpin, Pertama, karena kelebihan yang diberikan kepada mereka. Kedua, karena kewajiban mereka memberi nafkah keluarga. Asghar Ali Engineer kepemimpinan suami atas istri bersifat kontekstual, bukan normatif. Apabila konteks sosialnya berubah, doktrin itu dengan sendirinya juga akan berubah.
Dan penyebab perbedaan penafsiran tersebut diantaranya adalah perbedaan kondisi sosio-kultural pada masa hidup mereka. Asghar Ali Engineer hidup pada masa munculnya gerakan feminisme di India awal abad ke-20, sehingga penafsirannya memberikan pemahaman yang setara antara status perempuan dan laki-laki. Sedangkan Ibnu Katsir hidup pada masa sistem patriarkhi masih berlaku di Damaskus yaitu, awal abad ke-14.
ENGLISH:
In everyday life, people always need a leader. Similarly, in domestic life takes a leader or head of the family.An understanding of the verses on leadership in particular household on the Sura al-Nisa’: 34 best classic and contemporary mufassir very different. The existence of a fairly long time span from the time of Prophet Muhammad PBUH. As early mubayyin Qur'an until the present time must be having a change of interpretation. Because it implies a change in the socio-cultural. Thus, a new understanding of the verses that are considered discriminative of the status of women should be raised. So research on women's leadership will try to find a new understanding of the interpretation of IbnKathir as mufassir classical and Asghar Ali Engineer is a contemporary mufassir. With the subject of how the core of the interpretation of IbnKathir and Asghar Ali Engineer of the verses about women's leadership and what similarities and differences of the two.
This research is a qualitative analytical descriptive-comparative. The first step collects the data from the document with the focus on the theme, then sorting and analyzing data from the general to specific. Once it is done comparison on the similarities and differences in interpretation.
The research concluded that IbnKathirqawwam word in the phrase was interpreted as a leader. The Qur'an suggests two reasons why a husband who became the leader, First, because of the advantages given to them. Second, because of their obligation to give the family a living. Asghar Ali Engineer of the leadership of husband over wife is contextual, not normative. If the social context changed, the doctrine itself will also change.
And the causes are different interpretations of them are socio-cultural differences in their lifetime. Asghar Ali Engineer living in the emergence of feminism in India early 20th century, so that interpretation provides an equivalent understanding of the status of women and men. While IbnKathir lived in the patriarchal system still prevailing in Damascus that is, the beginning of the 14th century.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Kepemimpinan rumah tangga: Telaah QS. an-Nisa’ 34 perspektif Ibnu Katsîr dan Asghar Ali Engineer" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment