Abstract
INDONESIA:
Wali merupakan salah satu unsur penting dalam suatu akad nikah, karenanya pernikahan tidak sah tanpa adanya wali. Meski demikian, dalam kenyataannya terdapat wali yang enggan menikahkan anak perempuannya, diantaranya karena rasa percaya wali pada tradisi petungan jawa. Dalam pandangan wali, hasil perhitungan tanggal lahir antara calon mempelai dalam perhitungan jawa tidak cocok.
Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji, antara lain 1) Bagaimana pandangan hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang tentang perkara permohonan wali adlal karena wali mempercayai tradisi petungan jawa 2) Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara No: 0057/Pdt.P/2009/PA.Kab.Mlg.
Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma definisi sosial dengan menggunakan pendekatan fenomenologi sementara jenis penelitian yang dilakukan adalah field research dan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder yang dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi penetapan wali adlal Pengadilan Agama Kabupaten Malang.
Temuan penelitian ini antara lain, a) terkait dengan pandangan hakim tentang permohonan wali adlal karena wali mempercayai tradisi petungan jawa, terbagi pada tiga tipe, pertama, normatif teologis yaitu pandangan yang tetap mengacu pada nash atau teks-teks keagamaan yang dipahami secara teologis. Kedua, pandangan normatif sosiologis, artinya hakim selalu berpijak pada aturan normatif, tetapi aturan hukum selalu berdialektik dengan kondisi sosial. Hakim selalu mengacu pada teks. Namun teks tersebut didiskusikan, dipahami dalam kerangka sosial. Teks selalu berdialog dengan konteks. Tidak semata-mata pada teologis, tetapi bagaimana aturan normatif itu selalu merespon dimensi sosial. Ketiga, pandangan normatif kolaboratif, dimana hakim selalu berpijak pada aturan normatif. Tetapi aturan-aturan normatif itu selalu dituntut untuk bisa berkolaborasi antara teologis dan sosiologis. Hakim selalu mengacu pada nash atau teks, namun teks itu selalu dikembalikan pada semangat teologis dan sosiologis. Sedangkan terkait dengan pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara tersebut, selain pertimbangan hukum yang dilakukan, hakim juga melihat alasan penolakan wali tersebut dibenarkan menurut syara’ atau tidak. Dalam hal ini, alasan penolakan wali tidak termasuk dalam alasan yang dibenarkan syara’, selain itu hakim menggunakan qoidah fiqih jalb al-mashalih wa dar’ al-mafasid dalam mempertimbangkan kemaslahatan dan kemadhorotan yang akan timbul jika tidak segera menunjuk wali hakim untuk kelangsungan pernikahan pemohon.
ENGLISH:
Guardian is one of important element in marriage settlement, therefore the marriage was not valid without a guardian. However, in reality there are guardians who are reluctant to marry his daughter, one reason is the believe of Petungan Javanese Tradition. In view of the guardian, the calculation of date of birth between prospective brides in the calculation of Java does not match.
Based on that, the researcher interested in researching and reviewing, that problems they are include: 1) How is religious court judges, perspective in Malang about the case of wali adlal because the believe of Petungan Javanese Tradition. 2)How does the consideration of the judge in deciding the case No: 0057/Pdt.P/2009/ PA.Kab.Mlg.
In order this researcher accordance with the objectives expected by researcher. So, in this study the researcher used a social definition paradigm by using the phenomenological approach, while the type of researcher is the field research and the research is qualitative descriptive study. While data collected in the form of primary and secondary data by interviewing and documentation decision adlal guardian Religious Court of Malang.
The findings of this study, they are: associated with the views of judges on petition because the guardian believes in Petungan Javanese Tradition divided in three types: first, the normative theological is theology refer to the texts or religious texts that is understood theologically. Second, the normative sociological view, which means that judges are always based on social conditions. Judges always refers to the text. But these text are discussed, understood within the social framework. Text is always a dialogue with the context. Not only the theological, but how the normative rules always respond to the social dimension. The third, the normative collaborative view, the judge is always grounded in a normative rule. But the normative rules that are always required to be able to collaborate between the theological and sociological. While the consideration of judge related to the case other than legal considerations made, the judge also saw reasons for rejection of a guardian is not included in the reasons which justified syara’. Beside that, the judge uses the fiqh qoidah jalb mashalih wa al-dar’ al-mafasid in considering the court for the continuity of marriage applicants.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Pertimbangan hakim tentang permohonan wali adlal karena wali mempercayai tradisi petungan Jawa: Studi perkara Pengadilan Agama Kabupaten Malang nomor 0057/Pdt.P/2009/PA.Kab.Mlg" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment