Abstract
INDONESIA:
Secara kodrati manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Penciptaan manusia yang berpasangan membuat mereka cenderung untuk melakukan hubungan biologis guna melahirkan keturunan yang akan meneruskan kelangsungan eksistensi umat manusia. Namun, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran, terutama bila kelahiran itu merupakan kelahiran yang tidak direncanakan karena faktor kemiskinan, pemerkosaan atau bahkan sampai kekhawatiran janin tertular penyakit yang diderita ayah atau ibunya.
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam yang terdapat dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang menaungi pendapat-pendapat Ulama Indonesia serta cendekiaawan- cendikiawan muslim Indonesia dan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terhadap aborsi dengan alasan resiko penularan penyakit seksual menular bakterial terhadap bayi.
Adapun data penelitian ini diperoleh dengan cara, mengakses data-data dari berbagai literatur dan mendiskripsikannya, karena penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan. Metode analisis data ini menggunakan analisis Komparatif. Yaitu dengan memberikan persamaan dan perbedaan data yang diperoleh, sehingga dapat diketahui implikasinya terhadap bahan hukum yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aborsi dengan alasan darurat, yang terdapat pada fatwa Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa diperbolehkan adanya pelaksanaan aborsi sebelum peniupan ruh. Yang lebih menguatkan lagi jika terlah terjadi pembuahan ovum walaupun sebelum waktu peniupan ruh (120 hari), maka aborsi diharamkan, kecuali jika terdapat alasan medis atau alasan lain yang dibenarkan oleh syariat. Dalam Undang-undang ini terdapat kelonggaran terhadap pengaturan aborsi yaitu indikasi kedaruratan medis yang dilaksanakan oleh dokter, yang di deteksi sejak usia dini yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan. Dalam kaitannya dengan penyakit menular seksual bakterial, jika dalam indikasi medis dan diagnosa dokter keberadaan penyakit tersebut dalam tubuh seorang ibu dapat menyebabkan janin menderita penyakit genetik berat maupun cacat bawaan sehingga janin tersebut sulit hidup diluar kandungan, maka dapat dilakukan aborsi sebagai tindakan preventif dalam menghindari resiko penularan penyakit tersebut terhadap janin.
ENGLISH:
God created human beings by nature composed of men and women. Human creation that pairs makes them tend to give birth to offspring of biological relationships that will the mankind continued existence. However, not everyone was pleased and happy with each birth, especially if the birth was unplanned births due to poverty, rape, or even fears of contracting a disease that affects the fetus’s father or mother.
Therefore, this goals of study are determine how the Islamic law perspective contained in the fatwa of Indonesian Theologian Council (MUI) as an institution that houses those Theologian Indonesia and Indonesian intellectual scholars Muslim opinions and regulation No.36 Year 2009 on Health to abortion on the cause of risk infection of sexually contagious bacterial disease to infants.
The data this research obtained by accessing data from various literature and describe it, so this study including the type of library research. This method of data analysis using Comparative analysis. Namely by providing the similarities and differences in data obtained, so that can know the legal material implications for the studied.
The results showed that the abortion on the grounds of emergency, contained in fatwas Indonesian Theologian Council declared that allowed the execution of abortion before blowing the spirit. Which further strengthened if fertilization occurs the ovum, although superbly before blowing the spirit of the time (120 days), then abortion is prohibited, unless there are medical reasons or other reasons that justified by the Islamic rule. In this regulation there is allowance for the setting that is an indication of a medical emergency abortion performed by a physician, who detected an early age that threatens the life of the mother and / or the fetus, which suffered from severe genetic diseases and / or congenital defects, or which can not be repaired making it difficult for the baby to live outside the womb. In terms of bacterial sexually infected disease, if the medical indication and the presence of the doctor’s diagnosis of the disease in a mother’s body can cause the fetus to suffer severe genetic diseases and congenital defects that the fetus is difficult to live outside the womb, then abortion can be performed as a preventative measure in avoiding the risk infection of the disease to the fetus.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Resiko penularan penyakit seksual menular bakterial terhadap bayi sebagai alasan melakukan aborsi perspektif fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment