Abstract
INDONESIA:
Judul dalam penelitian ini adalah Implementasi Hak Dan Kewajiban Istri Sebagai Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Wanita Malang, yang dilatar belakangi oleh adanya kekaburan pelaksanaan hak dan kewajiban seorang istri yang kondisinya sedang menjalani masa pidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Narapidana merupakan orang yang kehilangan kemerdekaan yang diasingkan kedalam lembaga pemasyarakatan yang memiliki hak dan kewajiban sebagai narapidana. Sehingga seorang narapidana hanya dapat memiliki ruang gerak sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku di dalam lembaga pemasyrakatan.
Selain agama, peraturan perundang-undangan seperti UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam telah mengatur hak dan kewajiban suami istri. Seorang istri sebagai narapidana tentu tidak dapat melaksanakan hak dan kewajiban secara penuh terhadap suami, anak maupun kerabat. Sehingga untuk mengetahui pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, diperlukan adanya informasi mengenai implementasi hak dan kewajiban istri yang dipidana. Hal ini dapat dirumuskan dalam beberapa beberapa rumusan masalah, yaitu bagaimana implementasi hak istri sebagai narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Wanita Malang serta apa implikasi implementasi hak dan kewajiban istri sebagai narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Wanita Malang.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Pemenuhan hak dan kewajiban sebagai seorang istri yang dipidana terbatas pada kebijakan dan peraturan yang diberlakukan didalam lapas. Kebijakan yang diberikan adalah adanya waktu kunjungan atau besukan, waktu berkomunikasi via telepon, cuti mengunjungi keluarga serta fasilitas khusus untuk narapidana yang memiliki bayi di dalam lapas. Kesempatan berkomunikasi dengan keluarga inilah yang menjadi perantara untuk tetap terjalinnya hubungan yang baik antara narapidana dengan suami, anak dan kerabatnya sehingga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga tetap terjaga. Adakalanya seorang narapidana kehilangan komunikasi dengan suami, anak maupun kerabat, yang berlanjut pada tidak adanya pelaksanaan hak dan kewajiban sama sekali sebagai istri.
Kedua hal tersebut berimplikasi pada masih adanya keutuhan dan keharmonisan rumah tangga atau tidak. Adanya keutuhan dan keharmonisan dalam rumah tangga narapidana disebabkan adanya sikap saling memahami dan menghargai satu sama lain. dan sebaliknya, dengan tidak adanya sikap saling memahami dan menghargai satu sama lain melalui komunikasi yang baik, maka yang terjadi adalah adanya kerengggangan hubungan antara istri sebagai narapidana dengan suami, anak dan kerabatnya.
ENGLISH:
Title in this study is the implementation of the Rights and Obligations Penitentiary Inmates Wife For Class II-A Woman Malang, which is against the background by the vagueness of the rights and obligations of a wife who the condition currently serving a criminal in the penitentiary. Prisoners are people who have lost their independence consigned to the penitentiary having rights and obligations as a prisoner. So that, a prisoner can only has room to move the motion in accordance with the regulations and policies applicable in the penitentiary.
Besides religion, legislation such as Law 1 of 1974 and the Compilation of Islamic Law have set the rights and obligations of husband and wife. A wife as a prisoner would not be able implement full rights and obligations of husband, children and relatives. So, to know the implementation of the rights and obligations, it is necessary information regarding the implementation of the rights and obligations of a convicted wife. This can be formulated in some formulation of the problem, namely how the implementation of the rights and obligations as a wife Penitentiary inmate Class II-A Woman Malang and what implications the implementation of the rights and obligations as a wife Penitentiary inmate Class II-A Woman Malang.
This study included type of case study research with a qualitative approach. Method of data collection is performed by the method of observation, interviews and documentation as well as qualitatively analyzed descriptively.
Fulfillment of rights and obligations as a wife who is convicted limited to policies and regulations imposed in prison. Given policy is the time of visit when communicating via telephone, on leave to visit family and special facilities for prisoners who have babies in prison. The opportunity of communication with the family is the intermediary to keep good relations between inmates with husband, children and relatives so that the unity and domestic harmony is maintained. Sometimes a prisoner lost communication with her husband, children and relatives, who continues in the absence of the rights and obligations as a wife at all.
Both of these are implications for the persistence of the wholeness and harmony of the household or not. The existence of wholeness and harmony in the household of inmates is caused the lack of mutual understanding and respect for one another. And conversely, the absence of mutual understanding and respect for each other through good communication, then what happens is a rift between his wife as prisoner relationships with husbands, children and relative
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Implementasi hak dan kewajiban istri sebagai narapidana Lembaga Pemasyarakatan kelas II-A wanita Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment