Abstract
INDONESIA:
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, kecenderungan lain yang mengarahkan individu terhadap pilihan tertentu. Banyak hal yang mempengaruhi minat, baik dari individu maupun lingkungan masyarakat,Faktor dorongan dari dalam (Internal), merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa takut, rasa sakit dan sebagainya. Faktor motif sosial, Faktor emosional, atau perasaan. Faktor faktor ini dapat memacu minat individu, apabila menghasilkan emosi atau perasaan senang, perasaan ini akan membangkitkan minat dan memperkuat minat yang sudah ada. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pendidikan fotografi, yakni minat fotografi. Dengan pertimbangan bahwa fotografi adalah sebuah olah skill yang menjanjikan. Keadaaan tersebut telah memikat beberapa motif psikologis yang bersifat latent, salah satunya motivasi bekerja. Motivasi bekerja adalah seperangkat proses yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku manusia untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Minat Fotografi dengan Motivasi Bekerja Pada Anggota Organisasi Jhepret Club UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Serta dapat mengetahui tingkat masing-masing variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu varibel bebas adalah minat fotografi dan variabel terikat adalah motivasi bekerja. Sampel yang diambil adalah Anggota Organisasi Jhepret Club UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan jumlah 30 responden, menggunakan Instrument penelitian menggunakan skala minat fotografi yang berjumlah 20 item dan skala motivasi bekerja yang berjumlah 18 item. Data dianalisis menggunakan persamaan Product Moment Correlation dari Pearson dengan disertai uji normalitas dan linieritas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat minat fotografi tinggi 0 %, sedang 80%, rendah 20%. Untuk motivasi bekerja 6.7 %, kategori tinggi, sedang 86.6%, dan kategori rendah adalah 6.7%. Korelasi antara variabel adalah rxy = 0,370 yang berarti hipotesis dalam penelitan ini diterima. Uji nomalitas pada minat fotografi menunjukkan signifikan 0,660 (Asymp. Sig (2- tailed)) atau probabilitas lebih dari 0,05 dan hasil uji normalitas pada motivasi bekerja menunjukkan signifikan 0,896 (Asymp. Sig (2-tailed)) atau probabilitas lebih dari 0,05.dari kedua variabel diterima yang berarti populasi berdistribusi normal (Ho). Sedangkan Uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi pada linearity sebesar 0.020 dengan nilai F 6.781. Variabel minat fotografi dan motivasi bekerja menunjukkan hubungan yang linear.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan memberi manfaat serta masukan yang baik bagi subjek yang diteliti, bagi lembaga, dan bagi peneliti selanjutnya.
ENGLISH:
Interest is a mental device that consists of a mixture of feelings, hope, conviction, prejudices, fears, another trend which directs the individual to a particular option. Many things affect the interests both of the individual and the community, boost factor of the (Internal), a factor associated with physical desires, motives, defend themselves from hunger, fear, pain and so on. Social motives factors, emotional factors, or feelings. These factors can spur interest in the individual, if the result of emotion or feeling happy, they will generate interest and strengthen existing interests. This research will focus on the education of photography, the photographic interests. Considering that photography is a skill though promising. Circumstances has lured some psychological motives that are latent, one motivation to work. Motivation at work is a set of processes that arouse, direct and maintain human behavior to achieve a goal.
The purpose of this study was to determine the relationship photographic interests by Motivation at Working On Jhepret Club Organizations of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. And it can determine the level of each variable. In this study, there are two variables are independent variables is photographic interests and the dependent variable is the motivation at work. Samples taken are Jhepret Club Members have UIN Maulana Malik Ibrahim Malang by the number of 30 respondents, using the Instrument-scale studies using photographic interests totaling 20 items, and the scale of motivation at work, amounting to 18 item. Data were analyzed using the equation of Pearson Product Moment Correlation with accompanying test for normality and linearity.
The results showed that a high level of photographic interests 0%, moderate 80%, low 20%. For motivation at work 6.7%, the high category, moderate 86.7%, and low categories is 6.67%. The correlation between variables is rxy = 0.370, which means the research hypothesis is accepted. Test nomalitas to show significant photographic interests 0.660 (Asymp. Sig (2-tailed)) or a probability of more than 0.05 and normality test results showed a significant motivation to work on 0.896 (Asymp. Sig (2-tailed)) or a probability greater than 0,05.dari acceptable means both variables were normally distributed population (Ho). While the linearity test showed significant value in the linearity of 0.020 with a value of F 6781. Variable photographic interests and motivational at work shows a linear relationship.
Based on these results, expected to be taken into consideration and provide benefits and good input for the subject under study, for the institution and for further research.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan
jasmani dan rohani, kebutuhan rohani tidak hanya kebutuhan religius tentang
manusia dan penciptanya, tetapi termasuk kebutuhan batin lainya yang harus
dipenuhi agar manusia dapat menjalankan dan menikmati hidupnya. Hobi merupakan
salah satu kebutuhan batin tersebut. Sejak kecil manusia sudah diberi kemampuan
khusus atau yang biasa disebut bakat. Bakat tersebut meliputi berbagai macam
bidang. Dengan seiringnya waktu bakat tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang
menjadikannya sebuah hobi. Hobi dapat timbul karena suatu bakat tersebut,
tetapi juga dapat terbentuk dari faktor lingkungan disekitarnya. Dewasa ini
sudut pandang manusia terhadap hobi sangatlah penting bahkan hobi sudah menjadi
bagian dari hidup. Seseorang akan rela menghabiskan waktu, uang dan tenaga
hanya sekedar untuk memuaskan hobinya. Hal ini menimbulkan kesempatan bisnis
tersendiri yang sangat menguntungkan, dari mulai bisnis sebagai penyedia
kebutuhan atau perlengkapan penunjang hobi tersebut hingga merambah sebagai
produsen pernak-pernik atau aksesoris yang berhubungan dengan hobi tersebut
sebagai life style yang bersifat hiburan. Bahkan life style suatu hobi tertentu
tidak hanya digunakan oleh para penggemarnya, tetapi orang awam pun dapat
menjadikannya sebuah aksesoris dikesehariannya. Faktor kehidupan sosial yang
semakin global dan arus media teknologi informasi yang sangat maju telah
menciptakan suatu pola kebiasaan baru terhadap hobi, karena memiliki
ketertarikan yang sama terhadap suatu hobi manusia membentuk suatu kelompok
sosial baru yang disebut komunitas. Sebuah komunitas ini akan memberikan rasa
keterikatan sosial yang sangat kuat dalam kata lain sebuah komunitas
menciptakan sikap solidaritas dan persaudaraan antar anggotanya. Dari komunitas
tersebut muncul suatu organisasi-organisasi yang memiliki hirarki yang lebih
komplek. Banyak sekali hobi yang telah ada, mulai dari bidang seni, ilmu
pengetahuan, olahraga, dan lain-lain. Salah satu hobi di bidang seni yaitu
fotografi. Dalam hal ini, Dunia mahasiswa dan kampus idealnya dapat dijadikan
fase awal dalam aktualisasi diri, fase saat seorang mahasiswa dapat menyalurkan
segala kemampuan dan keterampilan serta potensi yang dimilikinya. Hal tersebut
dapat disalurkan dengan mengikuti suatu unit kegiatan baik organisasi,
himpunan, maupun perhimpunan di dalam kampus sesuai dengan keinginan dan bakat
minat mereka seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang diselenggarakan di tiap
kampus. Kegiatan mengikuti UKM ini juga diidentikkan dengan kegiatan yang
menyangkut hobi seseorang. Hobi atau kegemaran yang merupakan kegiatan lain
untuk mengisi waktu senggang di samping pekerjaan utama yaitu kegiatan akademik
atau kuliah. Pengasahan Soft Skill dimaksudkan sebagai penunjang mahasiswa
setelah menyelesaikan masa studinya, Mengingat sempitnya jumlah lapangan kerja
dan peluang kerja. Berkaitan dengan minimnya jumlah lapangan kerja dan peluang
kerja, beberapa informasi dari media mengabarkan bahwa hal tersebut menjadi
sangat memprihatinkan ketika 12 % angka pengangguran di Indonesia adalah
lulusan peguruan tinggi. Seperti dituturkan oleh Desmon Silitonga dalam harian
analisa bahwa Kondisi pengangguran usia muda di Indonesia kian memprihatinkan
karena sudah mengenai lulusan pendidikan tinggi, dimana tren juga cenderung
menunjukkan peningkatan. Data BPS menunjukkan pengangguran lulusan pendidikan
tinggi berkontribusi sebesar 20 persen terhadap total pengangguran terbuka.
Fakta tersebut sekaligus menunjukkan bahwa masih besar mismatch antara supply
lulusan pendidikan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Kondisi tentu
perlu mendapat perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
yang ada. Menurut BPS, salah satu penyebab penurunan Jumlah pengangguran di
Indonesia untuk jenjang perguruan tinggi adalah adanya penerimaan Pegawai
Negeri Sipil pada akhir tahun 2010 yang didominasi oleh mereka yang
berpendidikan tinggi. Namun apa jadinya jika pada tahun 2011 dan tahun 2012
terjadi moratorium besar-besaran pemerintah dalam perampingan dan pengurangan
jumlah Pegawai Negeri Sipil Di Indonesia. Maka akan dimungkinkan jumlah
pengangguran di Indonesia akan meningkat seiring dengan program moratorium PNS.
Lalu bagaimana nasib lulusan perguruan tinggi yang semakin banyak ini, akan
makin banyak pengangguran terdidik yang kesulitan memperoleh pekerjaan sehingga
menjadi beban bagi negara. Indeks Prestasi Akademik (IPK) nyatanya tidak begitu
banyak berpengaruh, jika tidak memiliki keahlian khusus yang menjadi faktor
penarik bagi perusahaan untuk merekrutnya.(
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/06/27). Dalam salah satu penelitian
oleh Pradnya Patriana (Patriana, 2007:2) yang berjudul Hubungan Antara
Kemandirian Dengan Motivasi Bekerja Sebagai Pengajar Les Privat Pada Mahasiswa
Di Semarang, Salah satu tugas mahasiswa adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya
di perguruan tinggi guna mempersiapkan diri untuk memiliki karir atau pekerjaan
yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Selain menuntut ilmu secara
formal di bangku perguruan tinggi, salah satu bentuk persiapan karir yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan berlatih bekerja (magang) atau bekerja
sambilan. Diharapkan dengan latihan bekerja akan membantu mahasiswa dalam
membangun karakternya, mengajarkan mengenai dunia nyata, dan membantu untuk
mempersiapkan memasuki masa dewasa. Berkaitan dengan hal diatas, maka
Pengasahan Soft Skill menjadi salah satu elemen penting bagi mahasiswa.
Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (disingkat UKM) adalah wadah aktivitas
kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para
anggota-anggotanya. lembaga ini merupakan partner organisasi kemahasiswaan
intra kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa,
baik yang berada di tingkat program studi, jurusan, maupun universitas. Lembaga
ini bersifat Otonom dan bukan merupakan Sub-Ordinat dari badan eksekutif maupun
senat mahasiswa. Meskipun UKM sendiri tidak memberikan sebuah jaminan bagi
mahasiswa setelah lulus, namun secara tidak langsung memberi jalan tersendiri
dalam membentuk karakter dan keahlian yang cukup bagi mahasiswa secara pribadi.
Unit kegiatan mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat: 1. Unit Kegiatan
Olahraga, 2. Unit Kegiatan Kesenian. Contoh : UKM Musik, UKM Fotografi, UKM
Teater, UKM Seni Religius. 3. Unit Kegiatan Khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa,
Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, KSR, dan sebagainya). Di UIN Maulana Malik
Ibrahim sendiri, UKM merupakan sebuah wadah minat dan bakat yang berada
langsung dibawah struktur Badan Kemahasiswaan Kampus. Jumlah UKM di UIN sendiri
tercatat 13 UKM, yaitu : 1. UKM Teater Komedi Kontemporer (TK2) 2. UKM
Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA TURSINA) 3. UKM Fotografi Jhepret Club
Fotografi (JC) 4. UKM Musik (KOMMUST) 5. UKM Seni Religius (SR) 6. UKM Korps
Sukarela (KSR) 7. UKM Taekwondo 8. UKM Pagar Nusa 9. UKM Pramuka 10. UKM
Resimen Mahasiswa (MENWA) 11. UKM Lembaga Kajian Penelitian Dan Pengembangan
Mahasiswa (LKP2M ) 12. UKM Pers (UAPM) 13. UKM Broadcasting SIMFONI FM Dalam
hal ini, penulis bermaksud memusatkan perhatian dan fokus penelitian pada UKM
Fotografi Jhepret Club Fotografi. UKM Jhepret Club Fotografi memiliki visi dan
misi dalam mendidik anggotanya ke arah pendidikan fotografi. Mengacu pada
Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi, Organisasi ini hanya bergerak pada
istilah “Penggemar Fotografi” saja dan bukan pada kurikulum pendidikan yang
mengarah pada profesi. Namun selang 12 tahun berdiri, expectancy dari para
anggota memiliki motif berbeda dari tujuan UKM sendiri, yakni pada profesi atau
motif bekerja. hal tersebut menjadi sangat relevan ketika banyak dari anggota
UKM Jhepret Club yang telah selesai mengenyam pendidikan akademis yang
selanjutnya direkrut di Tabloid GEMA dan Suara Akademika yang dibawah naungan
Badan kemahasiswaan. Disamping itu, semakin menjamurnya agensi-agensi fotografi
diluar kampus seperti INSOMNIUM, MPC dan juga sekolah fotografi ISOP (Institute
School of Photography) ikut andil dalam mempengaruhi minat dan dunia kerja.
Adanya motivasi bekerja tersebut secara langsung mengindikasikan tujuan dan
harapan pribadi Meski hal ini sangat berlainan dengan visi dan misi organisasi.
Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis bermaksud meneliti kebutuhan anggota
Jhepret Club yang berkenaan dengan Minat Fotografi dengan motivasi bekerja.
penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur kebutuhan, motivasi dari anggota
Jhepret Club yang selanjutnya berhubungan dengan kebijakan organisasi secara umum.
penelitian ini berjudul “Hubungan Minat Fotografi Dengan Motivasi Bekerja Pada
Anggota Organisasi Jhepret Club UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”. B. Rumusan
masalah 1. Bagaimana tingkat minat fotografi pada anggota UKM Jhepret Club
Fotografi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Bagaimana tingkat motivasi
bekerja pada anggota UKM Jhepret Club Fotografi UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang? 3. Adakah hubungan antara minat fotografi dengan motivasi bekerja pada
anggota UKM Jhepret Club Fotografi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat minat fotografi pada anggota UKM Jhepret Club
Fotografi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi
bekerja pada anggota UKM Jhepret Club Fotografi UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang 3. Untuk mengetahui Adakah hubungan antara minat fotografi dengan
motivasi bekerja pada anggota UKM Jhepret Club Fotografi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi
baik dari segi teoritis maupun praktis penelitian ini diharapkan dapt
memberikan sumbangan bagi keilmuan yang terkait serta dapat menjadi referensi
bagi penelitian berikutnya. Dari segi praktis, penelitian ini dapat memberi
manfaat bagi peneliti, subyek dan lembaga, sebagai bahan pertimbangan dalam
penelitian lebih lanjut tentang Adakah hubungan antara minat fotografi dengan
motivasi bekerja pada anggota UKM Jhepret Club Fotografi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan minat fotografi dengan motivasi bekerja pada anggota organisasi jhepret club Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment