Abstract
INDONESIA:
Berkembangnya teknologi pada dunia modern ini, pakaian tidak hanya berfungsi untuk menutupi tubuh tetapi juga sebagai identitas diri dalam hidupnya. Oleh sebab itu, banyak para pengusaha pakaian memanfaatkan peluang bisnis ini dengan cara membuka usaha distro. Salah satu penyebab kurang percaya diri yaitu remaja merasa dirinya memiliki kekurangan dan tidak diterima dalam kelompoknya dalam konteks fisik. Hal ini yang menyebabkan remaja menutupi kekurangannya tersebut dengan cara melakukan keputusan pembelian produk fashion distro untuk mengikuti mode agar diakui dalam kelompoknya dan menambah kepercayaan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang seluruh angkatan dengan sampel penelitian sebanyak 100 orang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengambilan data ini menggunakan dua skala yaitu skala dari variabel kepercayaan diri dan skala keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: tingkat kepercayaan diri berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 62% atau 62 orang dan tingkat keputusan pembelian juga berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 64% atau 64 orang. Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 atau p < 0,05, yang berarti ada pengaruh antara kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian ditunjukkan dengan koefisien determinan R2: 0,099 atau 9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian 9% ditentukan oleh kepercayaan diri, sedangkan 91% lainnya ditentukan oleh faktor lain.
ENGLISH:
The development of technology in the modern world, clothing not only serves to cover up the body but as well as the identity of her life. Therefore, many entrepreneurs take advantage of this business opportunity clothing to opening a distribution store business. One cause of lack of confidence that teens feel he has weakness and is not received within the group in the context of physical. This is causing adolescents to cover shortcomings by way of purchase decisions distribution store fashion products to follow fashion in order to be recognized in the group and add his confidence.
This research to purpose the Influence of self confidence toward fashion product purchase decision in distribution store At Faculty Psychology’s students State Islamic University Malang. The subject of this research is Psychology’s students of UIN Malang all generation with the sample as much as 100 person. The method in this research using quantitative methods with the sampling technique is purposive sampling.
Retrieving data using two scale that is the scale of the variable confidence and scale purchasing decisions.
Retrieving data using two scale that is the scale of the variable confidence and scale purchasing decisions.
Based on the research results obtained the following results: self confidence levels are in the medium category with a percentage of 62% or 62 person and level of purchasing decisions are also in the medium category with a percentage of 64% or 64 person. The results of data analysis showed a significance value of 0.001 or p < 0,05, which means their influence of self confidence toward fashion product purchase decision in distribution store At Faculty Psychology’s students State Islamic University Malang. Effective contribution to the purchasing decision confidence shown with determinant coefficient R2: 0,099 atau 9%. The results showed that the purchasing decisions stretcher 9% determined by self confidence, while the other 91% is determined by other factors.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada dunia modern saat ini pakaian
tidak hanya berfungsi untuk menutupi tubuh, akan tetapi juga berfungsi sebagai
identitas diri dalam hidupnya. Berkembangnya dunia teknologi, informasi, dan
hiburan, pakaian menjadi media dalam menunjukkan gaya berpakaian seseorang
dalam lingkungannya. Produk fashion saat ini juga berkembang pesat mengikuti
perkembangan zaman terkait dengan tren yang berlaku. Sebagian orang saat ini
sadar bahwa mereka tidak hanya sekedar ingin berpakaian tetapi mereka juga
ingin memenuhi kebutuhan fashion yang bergaya dan mengikuti tren pada masanya,
karena pakaian tidak hanya menjadi media untuk memamerkan gaya akan tetapi
sadar atau tidak bahwa gaya berpakaian juga bisa menilai kepribadiannya. Para
pengusaha pakaian mau tidak mau harus bersaing dalam memasarkan produknya
karena dunia bisnis semakin berkembang dengan pesat dan menghadapi persaingan
yang ketat. Kreativitas menjadikan desainer semakin mengeksplorasikan bakatnya
yang kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk ragam desain dan motif dalam sebuah
pakaian. Teknologi yang semakin canggih serta kebutuhan manusia yang bertambah
menuntut pengusaha harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produknya
agar mampu bersaing dengan produk lainnya. 2 Saat ini gaya penampilan seseorang
dalam kesehariannya merupakan sebuah kompetisi yang tiada batasnya, fashion
merupakan salah satu hal yang wajib dipenuhi untuk menunjang penampilan. Mereka
akan berlomba dengan sebayanya dengan cara berpenampilan menarik dengan
mengikuti gaya yang ada pada masanya. Mereka sadar bahwa fashion merupakan hal
yang sangat penting karena mereka ingin berpenampilan menarik dan berbeda
dikalangan sebayanya. Hal ini didukung dengan pernyataan Mappiare (1982) bahwa
salah satu bentuk perilaku remaja dalam menambah penampilan dirinya dimata
kelompoknya adalah dengan mengikuti mode yang diminati oleh kelompok sebayanya.
Bertambah banyaknya pengusaha pakaian ini semakin berkembang pula dunia
fashion, perkembangan itu bisa dilihat dari banyaknya distro yang bermunculan.
Distro, singkatan dari distribution store adalah jenis toko di Indonesia yang
menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau
diproduksi sendiri (Amalia, 2003). Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan
untuk tidak diproduksi secara masal, agar mempertahankan sifat ekslusif suatu
produk dan hasil kerajinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustian (2009)
yang menjelaskan bahwa barang yang ada di distro biasanya tidak dijual secara
berulang hal ini dikarenakan distro ingin menjaga agar barang yang akan dijual
tidak sama dengan barang yang telah dijual. Distro juga menjual berbagai macam
produk unik untuk sebuah komunitas, misalnya pengagum band dengan aliran
seperti: rock, metalcore, indie dan lainnya diaplikasikan menjadi merchandise
seperti: kaos, jaket, topi, gelang, hingga kaset CD. Dari aplikasi 3 tersebut
membuat distro mendapat nilai lebih karena tidak semua toko menjual
produk-produk merchandise dari sebuah band dengan label resmi. Produk yang
dijual di distro memiliki nilai tambah, antara lain yaitu: kelengkapan aplikasi
dari merchandise berbagai band dan komunitas, kualitas bahan yang digunakan
juga bagus, desain beragam yang pembuatan produknya tidak dibuat dengan jumlah
banyak sehingga mengurangi kesamaan pemakainya, dapat dipesan oleh komunitas
dengan desain sesuai keinginan, selalu menampilkan model pakaian terbaru, dan
lain-lainnya. Hal inilah yang membuat orang tertarik untuk membeli produk
fashion di distro dibandingkan dengan tempat perbelanjaan lainnya. Seseorang
membeli pakaian untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya, misalnya mereka
cenderung membeli pakaian bukan karena membutuhkan barang itu akan tetapi
karena barang tersebut dianggap mampu untuk berpenampilan menarik agar diakui
dan diterima oleh sebayanya. Kebutuhan untuk menjadi bagian suatu kelompok jauh
lebih kuat dibandingkan pada periode lain di hidupnya, untuk itu agar dapat
diterima dalam kelompoknya remaja sering kali menunjukkan karakteristik
tertentu dan mengungkapkannya dalam cara berpakaian, berperilaku, bahasa,
keyakinan dan apa saja yang dilakukan kelompoknya (Clemes dalam Pramesti,
2012). Sebagian orang tidak hanya sekedar ingin berpakaian tetapi mereka juga
ingin memenuhi kebutuhan fashion yang bergaya dan mengikuti tren pada masanya,
hal ini membuka peluang bagi dunia industri pakaian. Bagi produsen, 4 kelompok
usia remaja hingga dewasa adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya
antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Disamping
itu remaja mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak
realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja
inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja
(Raymond, 2001). Fenomena pembelian produk fashion di distro sudah bukan hal
yang baru di kalangan remaja hingga dewasa kini. Sudah banyak para pebisnis
distro yang berlomba dalam memasarkan produknya dan mulai bersaing dengan
pasar, mall, dan tempat perbelanjaan pakaian lainnya. Distro dipilih karena
produknya selain memiliki desain ekslusif dan kualtias yang baik, distro tidak
memproduksi produknya secara masal agar mengurangi kesamaan antar pengguna
sehingga pengguna produk distro terkesan beda dari yang lain. Hal ini didukung dengan
pendapat Graniato (2008) yang menjelaskan bahwa pengusaha distro yang
menargetkan remaja hingga dewasa awal sebagai konsumen utamanya karena, produk
distro banyak disukai remaja karena gaya dengan model pakaian terkini,
kualitasnya tidak kalah dibanding produk yang terpampang pada butik atau tempat
perbelanjaan busana lainnya, dan banyak variasi warna. Saat ini remaja membeli
pakaian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saja akan tetapi juga memuaskan
keinginan untuk berpenampilan menarik dan mengikuti tren mode yang diminati
sebayanya. Hal ini didukung dengan pernyataan Surindo (dalam Surya, 1999)
tentang Behavioral Trend of Generation menunjukkan bahwa frekuensi membeli pada
remaja untuk meningkatkan tren 5 mode merupakan peringkat teratas, yakni membeli
pakaian lebih dari satu kali dalam satu bulan sebesar 99% sedangkan untuk
membeli asesoris agar berpenampilan menarik seperti jam tangan, ikat pinggang,
dompet, kaca mata, dan sepatu sebesar 89%. Selain itu Pranoto dan Mahardayani
(2010) melakukan penelitian tentang “Perilaku Konsumen Remaja Menggunakan
Produk Fahion Bermerek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri” dan hasilnya menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku konsumen remaja
menggunakan produk fashion bermerk dengan kepercayaan diri. Penelitian lain
yang serupa dengan Pranoto dan Mahardayani adalah “Hubungan Antara Kepercayaan
Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja” yang dilakukan oleh Murbani (2010),
diperoleh hasil bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan
diri remaja maka perilaku konsumtif semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah
kepercayaan diri remaja maka semakin tinggi perilaku konsumtifnya. Senada
dengan Murbani, Zikri (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Motivasi,
Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Pada Distro
Inspired27 Soekarno Hatta Malang” dan hasilnya menunjukkan bahwa adanya
pengaruh simultan yang signifikan dari semua variabel independen yang digunakan
meliputi motivasi, persepsi, dan sikap terhadap keputusan pembelian pada distro
Inspired27. Hal tersebut mendukung dalam penelitian ini untuk mencari tahu
apakah ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian selain faktor
motivasi, persepsi, dan sikap. 6 Dalam proses pengambilan keputusan pembelian
pada produk fashion, O’Cass (dalam Oktovina, 2011) menyatakan bahwa pengambilan
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen pada dasarnya dibutuhkan suatu
bentuk kepercayaan diri. Seseorang membutuhkan suatu bentuk kepercayaan diri
dalam pengambilan keputusan pembelian produk fashion distro, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah pengetahuan
subyektif. Pengetahuan subyektif merefleksikan seberapa tinggi atau baik
pengetahuan konsumen tentang produk atau cara berpakaian yang baik. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan konsumen tentang produk atau cara berpakaian yang
baik maka kepercayaan diri konsumen dalam proses pengambilan keputusan
pembelian yang dilakukannya akan semakin meningkat (O’Cass dalam Oktovina,
2011). Seseorang yang melakukan proses keputusan pembelian akan didasari oleh
kepercayaan diri. Hal ini didukung oleh pernyataan Kotler dan Amstrong (2001)
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah faktor
kepribadian. Kepribadian biasanya diuraikan berdasarkan sifat-sifat seseorang
salah satunya yaitu kepercayaan diri. Hal tersebutlah yang mendasari penelitian
ini bahwa dalam melakukan pembelian produk fashion di distro seseorang
membutuhkan rasa kepercayaan diri bahwa mereka yakin produk distro yang nantinya
akan mereka beli mampu memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan fenomena tersebut
peneliti ingin melihat bagaimana kepercayaan diri dibangun para konsumen yang
khususnya dalam mengambil sebuah keputusan pembelian produk fashion di distro
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Serta
bagaimana kaitannya dengan 7 pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan
pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang. Untuk mendeteksi adanya pengaruh tersebut maka
variabel-variabel yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan diri dan keputusan
pembelian, dan untuk mengetahui lebih jauh seberapa besar variabel-variabel
tersebut berpengaruh maka penelitian ini diberi judul: “Pengaruh Kepercayaan
Diri Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Di Distro Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat
kepercayaan diri dalam pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang? 2. Bagaimana tingkat
keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang? 3. Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap
keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang? 8 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah
diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Tingkat kepercayaan diri
dalam pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang. 2. Tingkat keputusan pembelian produk fashion
di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. 3.
Pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. D. Manfaat
Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis, antara lain: 1. Secara teoritis penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap khasanah bagi ilmu psikologi
secara khusus terkait pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu
penelitian ini dapat menjadi kajian dan bahan pertimbangan dalam melakukan
penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi bagi pengusaha distro yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan strategi penjualan, dan bagi konsumen distro untuk mengetahui
pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di
distro.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment