Abstract
INDONESIA:
Ibu dengan kehamilan pertama atau yang biasa disebut primigravida tidak jarang memiliki perasaan yang mengganggu terutama ketika memasuki usia kehamilan tua atau yang biasa disebut dengan trimester ketiga. Misalnya : perubahan yang terjadi seperti takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatan, khawatir jika bayi yang dilahirkan tidak normal, merasa sedih berpisah dari bayinya, rasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik. Hal-hal seperti itulah yang biasanya selalu di khawatirkan oleh para ibu hamil.
Salah satu bentuk terapi untuk menurunkan kecemasan dalam pandangan Humanistik adalah psikoterapi Transpersonal. Psikoterapi Transpersonal memfokuskan kajian terhadap potensi tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Psikoterapi transpersonal yang sudah banyak digunakan saat ini salah satunya adalah Terapi al-Quran. Terapi al-Quran adalah membaca ayat-ayat al-Quran, termasuk doa-doa ma’tsurat, yang dibaca beriulang-ulang dalam intensitas tertentu. Lalu apakah terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan desain tunggal. Adapun pengukuran dilakukan dengan skala kecemasan yang telah di uji coba kepada 15 ibu hamil. Subjek pada penelitian ini berjumlah 3 orang ibu hamil dengan ciri-ciri yang telah ditentukan oleh peneliti. Untuk mengetahui keefektivan terapi al-Quran untuk menurunkan kecemasan maka digunakan uji t-test pada program SPSS 16.00 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Berdasarkan hasil t-test didapatkan hasil t memiliki skor sebesar 5,813 dan taraf signifikasi 0,028. Kemudian skor skala kecemasan pada ibu hamil juga mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil.
ENGLISH:
A woman with the first pregnancy called primigravida often has discomfiture feeling, particularly in old pregnancy called third trimester. The discomfiture feeling is caused by some fears which are physical danger, pain, physical defect of the baby and loss of the baby in the birth time, and physical change after the birth time which makes her less of confident and beautiful.
One of therapy models used to decrease the anxiousness based on humanistic point of view is transpersonal psychotherapy. It is focused on the study of the highest potency had by human. The transpersonal psychotherapy used by most of people is Holy Qur’an therapy. It is done by reading the verses including ma’tsurat prayers which are read many times in certain intensity. Then, is the Holy Qur’an therapy effective for decreasing the anxiousness felt by pregnant women?
This research uses quantitative method by experiment with single design technique. The measuring is done using anxiousness scale which has been tested to fifteen pregnant women. The subjects are three pregnant women having characteristics as determined by the researcher. The t-test on SPSS 16.00 for windows is used to identify the effectiveness of Holy Qur’an therapy for decreasing anxiousness of the pregnant women.
The result of t-test indicates that t has 5,813 score and significant degree is 0,028. In addition, the anxiousness scale score of the pregnant women is decrease. Thus, Holy Qur’an therapy is effective to decrease the anxiousness of pregnant women.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pondok
pesantren merupakan lembaga pendidikan yang paling berpengaruh sampai
sekarang.1 Keadaan di pondok yang telah diatur sedemikian rupa dari mulai
situasi asrama hingga jadwal kegiatan lainnya yang telah dibuat demi
kepentingan santri/siswa ternyata membawa permasalahan tersendiri bagi para
santri, khususnya santri yang baru keluar dari SMP menuju ke SMA. Pada masa
transisi inilah santri dituntut agar dapat membagi waktu antara belajar materi
di sekolah, diniyah, MMQA (Madrasah Murrotilil Qur’an Al-Rifa’ie) dan segala
macam kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren tersebut.
Keadaan tersebut membuat beberapa santri/siswa menjadi kurang termotivasi untuk
belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bahkan salah satu
santri/siswa mengaku terlalu lelah dengan aktivitas diluar sekolah. Beberapa
santri/siswa mengaku karena banyaknya tugas maupun ujian-ujian membuat para
santri/siswa merasa memiliki waktu yang sangat terbatas. Keadaan tersebut
membutuhkan kemampuan menyesuaikan diri yang baik agar tidak timbul
masalah-masalah saat menghadapi perkembangan di asrama (hasil observasi
Oktober, 2013). 1 Astuti Dwi Yulianti.2005. Hubungan Harga Diri Dengan Tingkat
Depresi Pada Remaja Santri Pondok Pesantren. Yogyakarta: Naskah Publikasi 2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rumiani2 , keadaan di asrama dengan
peraturan dan kondisi yang berbeda dengan di rumah bisa menjadi sumber tekanan
(stresor) sehingga dapat menyebabkan stres. Akibat buruk stres adalah kelelahan
hingga mengakibatkan turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktivitas
pribadi. Penelitian Utomo3 pada mahasiswa menjelaskan kondisi kerangka
akademis, status dan peran mereka seringkali memberikan konsekuensi psikologis
yang memberatkan bagi seseorang. Banyak penelitian lain menyimpulkan bahwa
ujian, praktikum dan tugas-tugas kuliah yang lain memicu timbulnya stres yang
berhubungan dengan peristiwa akademis (academic stress), yang dalam tingkat
keparahan tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi akademik dapat mempengaruhi stres pada diri individu. Stres
menurut Terry Looker dan Olga Gregson4 sebagai sebuah keadaan yang kita alami
ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutantuntutan yang diterima dan kemampuan
untuk mengatasinya. Setiap orang pernah mengalami stres. Tingkatannya pun
berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, dari yang ringan
sampai yang berat. Sekecil apapun tingkatan stres biasanya tetap akan membawa
dampak negatif dalam kehidupan, khususnya berkaitan dengan kesehatan. 2
Rumiani. 2006. Prokastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan
Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. hal 2 3 Hubungan
Antara Model-Model Coping Stres dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tahun
Pertama Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (Uin) Malang. Skripsi. hal
4 Looker, Terry & Gregson, Olga. 2005 managing stress, Mengatasi Stres
Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca! hal 44 3 Berdasarakan tinjauan psikologi,
stres diartikan sebagai suatu kedaan psikologis dimana seseorang merasa
tertekan karena persoalan yang dihadapi. Persoalan yang berkepanjangan tanpa
ada suatu penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan
ini dapat mengganggu fungsi psikologis seseorang secara umum. 5 Efek stres pada
manusia bisa beragam. Carlson6 menyatakan bahwa respon-respon fisiologis
terhadap stres memiliki efek yang tidak membahayakan sepanjang respon tersebut
berlangsung singkat. Tetapi kadang, situasi-situasi yang mengancam terus
berlanjut dan menghasilkan respon stres yang berkepanjangan sehingga
membahayakan kesehatan individu yang mengalaminya. Masa transisi dari
sekolah-sekolah yang berada di luar ke dalam pondok pesantren merupakan salah
satu kondisi yang harus dihadapi oleh para santri/siswa yang akan masuk ke
dalam pondok pesantren. Berbagai penyesuaian yang harus dihadapi oleh
santri/siswa tersebut berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya para
siswa/santri dari orang tua dan sanak saudara, kemudian pengelolaan keuangan,
belum lagi problem interaksi dengan teman dan lingkungan baru, serta
problem-problem personal lainnya (hasil observasi, Oktober 2013). Saya bingung
untuk mengatur waktu belajarnya mbak, di MMQA (Madrasah Murotilil Qur’an
Al-Rifa’ie) ujian diadakan 3 bulan sekali, belum lagi ujian diniyah dan juga
ujian sekolah. Hal itulah yang menyebabkan saya maupun temen-temen lainnya
sering mengalami stres mbak (Hasil wawancara dengan santri AM, Oktober 2013). 5
Kawuryan Fajar. Tinjauan Faktor-faktor Psikologis dan Sosial Dalam Mempengaruhi
Stres. progam S2 Universitas Muria Kudus. hal 2 6 Carlson N.R.1994. Psychology
of Behavior, USA: Allin & Bacon. hal 25 4 Berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan pada santri di pondok pesantren Al-rifaie, terlihat
bahwa kegiatan yang dilakukan para santri sangatlah padat dan rutin. Kegiatan
tersebut dimulai pada saat menjelang shalat shubuh yakni jam 03.30. Santri
dibangunkan untuk sholat tahajjud, kemudian dilanjutkan untuk sholat subuh,
setelah itu kegiatan wajib belajar Diniyah/Halaqoh, sepualng halaqoh
dilanjutkan makan pagi & persiapan sekolah formal sampai jam 11.15.
Kemudian sepulang dari KBM formal dilanjut dengan sholat dhuhur dan makan
siang. Habis sholat dhuhur dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler dan
pelajaran tambahan bagi santri/siswa tingkat akhir. Kemudian sholat ashar dan
dilanjutkan KBM madrasah diniyah. Sepulang KBM madrasah diniyah makan malam,
persiapan sholat maghrib, pembacaan Yasin, pengajian Ta’limul Muta’alim sholat
isya dan pembacaan ijazah/amalan-amalan. Setelah kegiatan tersebut dilanjut
dengan KBM madrasah murottilil Qur’an, dan kemudian wajib belajar formal hingga
jam 21.00 (observasi, 01/10/2013 halaman masjid Al-rifa’ie). Hal tersebut
menunjukkan bahwa tugas-tugas yang diberikan dari sekolah formal dan juga tugas
dari sekolah diniyah, dapat menimbulkan problem atau persoalan akademik lainnya
yang bisa menyumbangkan potensi stres. Persoalan yang berkepanjangan tanpa ada
suatu penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan ini
dapat mengganggu 5 fungsi psikologis seseorang secara umum7 . Berdasarkan hasil
wawancara salah seorang santri/siswa mengeluh merasa stres sejak memasuki masa
SMA, karena secara tidak langsung dia harus adaptasi lagi dengan temanteman barunya
dan juga dengan pelajaran-pelajaran baru yang tentunya tidak sama dengan
pelajaran di SMP dahulu. Rr. Atina Ayu Vanesa Qurotul Uyun8 menunjukkan hasil
penelitian terkait syukur yakni ada hubungan negatif yang sangat signifikan
antara kebersyukuran dengan depresi pada mahasiswa, artinya semakin tinggi
tingkat kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat depresi semakin rendah,
sebaliknya semakin rendah tingkat kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat
depresi semakin tinggi. Tingkat permasalahan dan perkembangan yang sama antara
remaja SMA dan mahasiswa terkait dengan beragam tekanan pada diri santri/siswa
yang dapat menyebabkan stres bisa dihadapi dengan menambah rasa syukur. Menurut
Emmons dan McCullough, menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan sebuah bentuk
emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral
yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi
seseorang menanggapi/bereaksi terhadap sesuatu atau situasi. 9 Beberapa tokoh
psikologi Seligman dan Peterson mendefinisikan Gratitude atau kebersyukuran
merupakan suatu perasaan terima kasih dan 7 Op.Cit hal.2 8 Rr. Atina Ayu Vanesa
Qurotul Uyun .2008. Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Depresi Pada
Mahasiswa, Skripsi. 9 Ibid 6 menyenangkan atas respon penerimaan hadiah, dimana
hadiah itu memberikan manfaat dari seorang atau suatu kejadian yang memberikan
kedamaian.10 Pandangan Seligman (2005) yang menyatakan bahwa agama merupakan
harapan bagi orang yang mempercayainya. Individu yang mempunyai sikap
religiusitas akan mempercayai apapun yang dialaminya karena sudah ada yang
mengatur, sehingga musibah seberat apapun akan diterimanya dengan tulus, tanpa
ada rasa putus asa, marah ataupun rasa pesimis. Terdapat pula kaitan antara
kerohanian seseorang dengan sikap kebersyukuran. Kecenderungan kebersyukuran
lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur menghadiri acara keagamaan
dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan
membaca bacaan religius berkali-kali. Berdasarkan hasil relevansi menunjukkan
fakta bahwa data survei secara konsisten menunjukkan bahwa orang-orang yang
religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang
tidak religius. 11 Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa dampak dari
perasaan bersyukur dapat berkembang menjadi reaksi atau tanggapan yang berwujud
sebuah sikap. Oleh sebab itu syukur kemudian dapat mendorong atau memotivasi
seseorang untuk memberi balasan atas pemberian atau kebaikan 10 Op.Cit 11
Sulistyarini Ria Indah, Pelatihan Kebersyukuran Untuk Meningkatkan Proaktive
Coping Pada Survivor Bencana Gunung Merapi. Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Indonesia. 2010. hal 5 7 yang dilakukan
orang lain (Smith; Weiner &Graham; McCullough & Tsang). 12 Untuk
mengurangi tingkat stres tersebut seorang santri/siswa haruslah menerapkan rasa
syukur kedalam dirinya. Kebersyukuran itu sendiri dapat dimulai dengan
menerapkan perilaku qona’ah ataupun ikhlas dengan segala keadaan yang ada dalam
diri seorang santri. Dalam Al-Qur’an dan Hadits sendiri juga banyak dijelaskan
bahwa di dalam setiap kesulitan selalu ada kesempatan. Allah SWT memberikan
permasalahan-permasalahan pada manusia berdasarkan kadar kemampuannya.
Seseorang tidak akan diberikan sebuah permasalahan di luar kemampuannya.
Manusia harus selalu berusaha dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, serta
tidak mudah putus asa ketika menghadapi sebuah kesulitan. Umat Islam
diperintahkan agar tidak mudah berputus ada terhadap berbagai kesulitan dan selalu
yakin bahwa rahmat Allah SWT selalu ada. Seperti dalam firman Allah dalam
Al-Qur’an: وَن ُ ر ِ الْ َكاف ُ م ْ َو ِالَّ الْق إ ِ ِح
اللّه ْ ن َّرو ِ م ُ أَس ْ ي َ ي ُ الَ نَّه ِ إ ِ ِح اللّه ْ ن َّرو ِ ْ م وا ُ أَس
ْ ي َ ت الَ َ و -٧٨- “Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS Yusuf: 87). Untuk mencapai
sukses dalam hidup, seseorang tidak cukup hanya berdiam diri dan merasakan
putus asa saja akan tetapi untuk sukses dibutuhkan orang yang memiliki sikap
kebersyukuran yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika sebagai manusia kita
mudah menyerah, ataupun pasrah 12 Ibid 8 begitu saja, dan selalu berfikir
negatif, maka dapat dikatakan bahwa kita sebagai individu yang tidak memiliki
cukup rasa syukur, atau rasa syukur kita yangbegitu rendah. Berdasarkan ayat
Al-Qur’an di atas, juga dapat diketahui bahwa dalam agama Islam sendiri juga
memerintahkan kepada manusia agar mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya
untuk melakukan berbagai tindakan dalam menghadapi kesulitan maupun
permasalahan hidup. Karena fitrah manusia sebagai makhluk yang sempurna, rahmat
dan pertolongan Allah akan selalu ada selama manusia mau berusaha untuk
kehidupan yang lebih baik. Berangkat dari fenomena di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan pentingnya memiliki sikap kebersyukuran bagi diri individu dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Apalagi jika dihadapkan pada persoalan hidup
yang terjadi dalam lingkup pondok. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk
melakukan sebuah penelitian di dalam pondok pesantren tersebut dengan judul
“Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Stres Pada Santri Kelas X Ypm Al-Rifa’ie
Gondanglegi”. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan
masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat
kebersyukuran santri Yayasan Pondok Modern Alrifa’ie dalam menghadapi stres? 2.
Bagaimana tingkat stres yang dialami oleh santri Yayasan Pondok Modern
Al-rifa’ie? 9 3. Apakah ada hubungan antara kebersyukuran dengan stres pada
santri Yayasan Pondok Modern Al-rifa’ie? C. Tujuan Masalah 1. Mengetahui
tingkat kebersyukuran santri dalam menghadapi stres. 2. Mengetahui tingkat
stres pada santri YPMA. 3. Mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan
stres pada santri YPMA D. Manfaat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis antara lain: 1. Manfaat Teoritis Sebagai keilmuan, hasil
penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan psikologi terutama
yang berkaitan tentang kebersyukuran dan stres. 2. Manfaat Praktis a. Bagi
peneliti, mampu mengembangkan kualitas penulisan penelitian ilmiah di bidangnya
serta dapat memahami kajian ilmu psikologi terkait dengan kebersyukuran dan
stres. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti lain
untuk meneliti lebih lanjut tentang kebersyukuran dan stres pada kasus lain
untuk memperkuat atau membandingkan temuannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Efektivitas pemberian terapi al-quran terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Daqu Sehat Kota Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment