Abstract
INDONESIA:
Siswa sekolah menengah pertama (SMP) sering kali mengalami menurunnya motivasi belajar dari dalam diri, salah satu penyebabnya karena kurang adanya dukungan dari keluarga. Motivasi yang kurang dari keluarga terutama orang tua juga dapat menyebabkan siswa untuk sulit berprestasi di sekolah maupun diluar sekolah. Maka dari itu perlu adanya dukungan dari keluarga dan orang tua kepada anak untuk terus memotivasi agar dapat berprestasi disekolah maupun diluar sekolah karena dukungan keluarga mempunyai hubungan yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Dukungan keluarga, tingkat Motivasi belajar dan Hubungan Dukungan keluarga dengan Motivasi belajar
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek penelitian berjumlah 76 subyek, yang merupakan siswa-siswi kelas VII dan VIII SMPN 13 Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket berupa skala likert dengan analisa data penelitian in menggunakan teknik korelasi product moment Karl Pearson.
Dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa dukungan keluarga siswa siswi di SMPN 13 Malang memiliki tingkat dukungan keluarga kategori sedang 35 responden dengan prosentase 46%, Sedangkan pada tingkat motivasi belajar siswa siswi kategori kategori Sedang 36 responden dengan prosentase 47%. Korelasi antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar peserta didik ditunjukan r hitung adalah sebesar 0,523 dengan signifikansi sebesar 0,000. artinya ada hubungan yang positif antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar peserta peserta didik di SMPN 13 Malang.
ENGLISH:
Middle school students (SMP) often experience decreased motivation to learn from the self, one reason for lack of support from family or (Family Support). Less motivation from parents also can lead to difficult students excel in school and outside school. Thus the need for the support of parents to motivate children to continue to be able to excel in school and outside of school because of family support have links related to student motivation.
The purpose of this study was to determine the level of Family support, the level of motivation to learn and support the Family Relationships Motivation to learn
This study uses quantitative methods to research subjects totaling 76 subjects, who are students of class VII and VIII SMP 13 Malang. Techniques of data collection using a questionnaire with Likert scale data analysis in research using the technique of Karl Pearson product moment correlation.
From the results of this study to know that family support in the students of SMP 13 Malang has a level of family support category were 35 percent of respondents with 46%, while the level of student motivation student category Moderate category 36 percent of respondents with 47%. The correlation between family support and motivation of learners indicated r count is equal to 0.523 with a significance of 0.000. means that there is a positive relationship between family support with participants' learning motivation of students in SMP 13 Malang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Proses pendidikan formal adalah
suatu proses yang kompleks yang memerlukan waktu, dana, dan usaha serta
kerjasama berbagai pihak. Berbagai aspek dan faktor terlibat dalam proses
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan tidak ada yang secara sendirinya
berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa interaksi berbagai faktor
pendukung yang ada dalam sistem pendidikan tersebut (Sarafinho, 2007).
Pendidikan juga merupakan bagian integral dalam pembangunan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Motivasi belajar sangat penting sekali
sebagai semangat dalam diri dan merupakan indikator keberhasilan pembelajaran.
Dukungan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar
serta menentukan pencapaian prestasi belajar siswa (Hamalik, 1992). Orang tua
merupakan sosok paling berpengaruh dalam kehidupan setiap anak. keterlibatan
orang tua dalam setiap proses kehidupan anak akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap perkembangannya. Jika keluarga terutama orang tua terbiasa
memperhatikan, mengarahkan, mengontrol, dan memberikan dukungan kepada anak,
maka anak akan merasa dihargai dan tumbuh motivasi yang kuat di dalam dirinya.
2 Lingkungan keluarga menurut (Hasbullah, 2006) adalah lingkungan pendidikan
anak yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali memperoleh
pendidikan dan bimbingan, juga dikatakan utama karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah dalam keluarga. Lebih lanjut menurut (Hasbullah, 2006).
lingkungan keluarga dapat berfungsi dengan peranan sebagai berikut: (1)
pengalaman pertama masa kanak-kanak yang mana keluarga memberikan pengalaman
pertama yang merupakan faktor penting dalam mengembangkan pribadi anak. Suasana
pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah
keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan; (2)
menjamin kehidupan emosional anak, sebab emosi merupakan salah satu faktor yang
terpenting dalam membentuk pribadi seseorang. Adanya kelainan di dalam
perkembangan pribadi individu yang disebabkan oleh perkembangannya kehidupan
emosional yang wajar; (3) menanamkan dasar pendidikan moral, keluarga merupakan
aspek utama dalam menenamkan dasardsar moral bagi anak yang bisa tercermin
dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai suri tauladan yang dapat dicontoh
anak; (4) memberikan dasar pendidikan sosial, melalui kehidupan keluarga yang
penuh rasa tolong menolong, kasih sayang dan gotong royong, akan memupuk
benih-benih kesadaran social yang tinggi; (5) peletakan dasar-dasar keagamaan,
keluarga melalui kebersamaan dalam membawa anaknya untuk beribadah ke masjid
merupakan langkah bijak dalam dalam membentuk anak dalam kehidupan religi. 3
Padatnya aktivitas orang tua membuat waktu mereka berkurang untuk mengikuti
perkembangan detailnya anak. Sehingga kebanyakan orang tua hanya bisa
meluangkan waktu lebih sedikit dengan anak-anak mereka dari pada masa awal
anak-anak. Dukungan orang tua terhadap prestasi belajar anak juga sangat
berpangaruh, karena di butuhkan semangat dan motivasi dalam belajar. Dibutuhkan
motivasi dan dorongan dari dalam diri untuk menumbuhkan semangat dalam belajar,
motivasi dalam diri biasanya dapat memicu semangat untuk melakukan kegiatan
yang kebanyakan dapat berdampak positif terhadap anak. Anak biasanya memang
akan mudah termotivasi jika apresiasinya di dukung oleh keluarga. Grant &
Ray, 2010 mendefinisikan bahwa dukungan Keluarga is a set of beliefs and an
approach to strengthening and empowering families, which will positively affect
children’s development and learning“. Lebih lanjut dukungan keluarga tersebut
antara lain dapat berupa: (1) jaminan kesejahteraan hidup anak; (2) jaminan
kesehatan anak; (3) pemahaman karakter, keterampilan, budaya dan adat; (4)
membantu mempromosikan dalam membangun kapasitas dan kekuatan hidup; (5)
mengikuti tahap perkembangan anak dan kebutuhan yang unik dan; (6) memberikan
akses informasi dan layanan untuk kesejahteraannya. Pendidikan menurut (UU
No.20, 2003) diselenggarakan didalam lingkungan persekolahan secara formal,
informal (keluarga) dan masyarakat (non-formal). Sebagai bagian dari Sistem
Pendidikan Nasional, sekolah 4 merupakan naungan pendidikan untuk membantu
siswa dalam belajar secara formal. Penyelenggaraan pendidikan persekolahan
sebagai salah satu pusat pendidikan, berkembang atas pemikiran efisiensi dan
efektivitas. Sedangkan menurut (Hamalik, 2001) aspek efektivitas berkaitan
dengan tugas pembelajaraan yang dikelola oleh guru dan efektivitas belajar yang
dapat dicapai oleh para siswa. Efektivitas pembelajaran mengandung arti
seberapa efektif jenis-jenis kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan
serta umpan balik pembelajaran berhasil dikelola oleh para guru. Adapun
efektivitas motivasi belajar siswa dapat diartikan sebagai seberapa efektif
tujuan-tujuan pendidikan dapat dicapai para siswa melalui kegiatan pembelajaran
tersebut. Efisiensi diartikan sebagai seberapa efisien pendayagunaan waktu
untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tersebut (Hamalik, 2001). Motivasi
belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang
berasal dari dalam diri individu (internal) maupun faktor yang berasal dari
luar individu (eksternal). Baik berupa modal (uang), kepintaran, motivasi
maupun kedisiplinan dalam proses pendidikan juga sangat mempengaruhi. Lebih
lanjut (Handoko, 1992) menjelaskan egagalan yang siswa alami, sepenuhnya bukan
karena tidak pandai, tetapi dukungan keluarga juga turut menentukan. Dukungan
orang tua merupakan suatu bentuk hubungan antara orang tua dengan anak, dimana
orang tua memberikan dukungan dalam bentuk 5 bantuan baik secara emosional,
informatif, instrumental, dan penghargaan (Putri dkk, 2008). Keterlibatan dan
dukungan orang tua biasanya bermanfaat pada proses belajar dan prestasi siswa
(Soucy & Larose, Strage & Swanson Brandt, dalam Ratelle. dkk, 2005).
Anak yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi maka akan banyak
mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental,dan informatif dari
keluarga. Apabila dukungan emosional tinggi, individu akan merasa mendapatkan
dorongan yang tinggi dari anggota keluarga. Apabila penghargaan untuk individu
tersebut besar, maka akan meningkatkan kepercayaan diri. Apabila individu
memperoleh dukungan instrumental, akan merasa dirinya mendapat fasilitas yang
memadai dari keluarga. Apabila individu memperoleh dukungan informatif yang
banyak, akan inidvidu itu merasa memperoleh perhatian dan pngetahuan. Anak
biasanya pun cenderung mengalami kesulitan dalam salah satu pelajaran, karena
tidak semua anak dapat menguasai semua pelajaran yang telah di berikan guru di
sekolah. Kurang adanya motivasi dan respon yang bagus akibat persepsi awal yang
mengatakan bahwa belajar adalah sesuatu yang sulit untuk di dilakukan yang
menyebabkan mereka malas untuk belajar lebih giat karena kurang adanya motivasi
intrinsik dan ekstrinsik dari anak termasuk siswa SMP/sederajat. Oleh karena itu
agar dapat membangkitkan motivasi siswa, sebisa mungkin diperlukan adanya
dukungan keluarga atau sekitar dapat membantu siswa untuk terus semangat dalam
belajar. Biasanya kekhasan suatu pelajaran 6 pun dapat membantu siswa untuk
menyampaikan potensi akademik dalam bidang tertentu untuk dapat memotivasi
diri, maka belajar juga harus dilakukan secara runut dan kontinu agar dicapai
hasil belajar yang maksimal. Ini berarti jika anak ingin dikatakan berhasil
maka perlu dukungan dari orang tua untuk terus mendorong anak, dan terutama
untuk motivasi belajar dalam diri juga memerlukan ketekunan, ketelitian,
kecermatan ,keseriusan dan kedisiplinan yang mendalam dari peserta didik atau
siapapun yang mempelajarinya. Ini juga mengharuskan peserta didik banyak meluangkan
waktunya baik secara sendirisendiri maupun berkelompok (terbatas) untuk
mempelajari pelajaran yang ada. Motivasi sangat diperlukan bagi setiap siswa
karena siswa akan bersemangat dalam belajar apabila ada semangat dari orang tua
maupun guru. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk dapat belajar. Orang tua
juga merupakan sumber kepribadian anak, karena anak mulai mengenal pendidikan
keluarga oleh orang tuanya. Dalam sebuah hadits di jelaskan Artinya: “Dari Abu
Hurairah r.a : Nabi SAW bersabda: Tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir
diatas fitrah, maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau
najusi sebagaimana lahirnya binatang yang lengkap sempurna” (Muhammad Fuad.A.B,
1996) Motivasi juga di artikan satu variabel penyelang yang digunakan untuk
memunculkan beberapa faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang
membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan meyalurkan tingkah laku menuju
satu sasaran (Kartini Kartono, 1999). Dalam kita sehari-hari pasti mempunyai
keinginan untuk mencapai suatu cita-cita yang ingin di wujudkan. 7 Untuk
mencapai tujuan tersebut kita harus mendorong diri sendiri untuk melakukan
hal-hal yang inginkan. Karena pada dasarnya belajar dengan motivasi yang
terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas yang dapat menimbulkan
kegairahan seorang anak atau siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Dengan motivasi membawa manfaat yang
di buktikan dengan tindakannya, karena setelah mendapatkan motivasi seseorang akan
mendapatkan hasilnya, terutama jika itu motivasi dari dari dalam diri dan
keluarga. Menurut wawancara dengan guru bimbingan konseling ada beberapa anak
yang memiliki motivasi yang rendah, hal ini di tunjukan dengan beberapa nilai
yang kurang memuaskan, dalam waktu lain ketika pelajaran sedang berlangsung
beberapa anak sering menggoda temannya, hal ini menunjukan bahwasannya motivasi
belajarnya rendah (13 Mei 2013). SMPN 13 Malang merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mempunyai visi sekolah yang unggul dalam prestasi, berbudi
pekerti luhur, dan berwawasan lingkungan. Peneliti memilih lokasi penelitian
ini dikarenakan ada fenomena motivasi belajar siswa yang rendah hal ini
berbanding terbalik dengan visi sekolah tersebut. Menurut wawancara diatas dikatakan
bahwa dukungan keluarga terutama orang tua dapat berpengaruh terhadap motivasi
belajar anak. Disamping itu juga ada dari siswa-siswi SMPN 13 Malang yang
merasa motivasinya bagus karena orang tua tidak hanya memberikan dukungan
waktu, tetapi dalam bentuk fasilitas yang dibutuhkan anak. Misalkan peralatan 8
sekolah, dan kebutuhan lannya. Dukungan keluarga dan motivasi belajar merupakan
suatu hubungan yang saling berkaitan. Dukungan keluarga bergerak pada dukungan
orang tua terhadap anak yang diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses
pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga,
antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar keluarga yang
harmonis. Sedangkan motivasi belajar dimana ia mendorong diri sendiri untuk
terus belajar dan adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu untuk belajar.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Melisa, 2007) menunjukkan adanya
hubungan positif antara kedua variabel dukungan keluarga dengan motivasi
belajar yang dipengaruhi dengan persepsi mengenai dukungan keluarga. Dari
pernyataan peneliti tersebut bahwasanya teori yang dijadikan acuhan dalam
menghubungkan dukungan keluarga dengan motivasi belajar disini adalah pandangan
Cobb (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa dukungan sosial orang tua terdiri
atas informasi yang menuntun orang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi oleh
orang tuanya. Sedangkan dalam motivasi belajar menurut (Tadjab, 1994)
menjelaskan ada beberapa peran penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran,
antara lain; menentukan halhal yang dapat dijadikan penguat belajar,
memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali
terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar. Sedangkan
menurut pendapat (Norell, 1984) terwujudnya motivasi belajar yang tinggi, perlu
adanya dukungan dari 9 keluarga, terutama dari orang tua. Hal ini dikarenakan
orang tua merupakan bagian dari keluarga yang yang merupakan agen sosialisasi
yang pertama, dimana seseorang belajar. Menurut (Purwanto, 2004) faktor
motivasi memegang peranan pula, jika guru atau orang dapat memberikan motivasi
yang baik pada anak-anak timbulah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk
belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi
perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah di atas, maka peneliti akan menguji “Ada Hubungan yang Positif
Antara Dukungan Keluarga dengan Motivasi Belajar Pada siswa SMPN 13 Malang. B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat dukungan keluarga pada siswa SMPN 13
Malang? 2. Bagaimana tingkat motivasi belajar pada siswa SMPN 13 Malang? 3.
Apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar pada
siswa? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga pada
siswa SMPN 13 Malang 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada siawa
SMPN 13 Malang 3. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
motivasi belajar pada siswa SMPN 13 Malang. 10 D. Manfaat hasil penelitian
Studi ini diharapkan memberikan manfaat terhadap: Untuk aspek akademis
memberikan sumbangan pengetahuan dalam ke ilmuan psikologi yakni tentang
“Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi belajar siswa” Aspek praktis hasil
penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan informasi
kepada keluarga (orang tua), sekolah, dan instansi-instansi pendidikan mengenai
“Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi belajar siswa”
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar siswa SMPN 13 Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment