Abstract
INDONESIA:
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakannya,dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi. kepercayaan diri merupakan landasan dari penampilan puncak, sehingga Kepercayaan diri yang tinggi akan mengarah pada penampilan puncak, sedangkan kepercayaan diri yang rendah akan membuat atlet tidak mempunyai daya tahan dan kekuatan, mudah menyerah, dan berakibat pada penampilan yang buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana tingkat kepercayaan diri pemain, 2) Bagaimana tingkat Penampilan puncak pemain dan 3) Bagaimana hubungan kepercayaan diri dan Penampilan puncak pemain sepak bola Arema Indonesia
Subjek penelitian ini adalah pemain dari tim sepak bola Arema Indonesia, sampel diambil dengan cara nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. didapatkan 24 pemain sebagai sampel yang mana 24 pemain ini merupakan keseluruhan pemain dari Arema Indonesia tahun 2014, dan pengambilan data menggunakan metode angket, observasi dan wawancara. Pada pengolahan data menggunakan Product Moment Correlation dari Pearson, dan uji validitas serta reliabilitas memakai Alpha Cronbach. Pengolahan data tersebut diolah dengan program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan diri dan penampilan puncak yang dikaji dalam penelitian ini menunjukkan hasil persentase tingkat kepercayaan diri sebesar 54% dalam kategori sedang dan 46% dalam kategori tinggi. Sedangkan tingkat penampilan puncak sebesar 71% dalam kategori tinggi dan 29% dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian, korelasi variabel bebas secara parsial dan simultan terhadap variabel terikat artinya terdapat hubungan yang signifikan . Hasil korelasi kepercayaan diri dengan penampilan puncak pemain Arema Indonesia menunjukkan angka 0.621 dengan P = 0.001 yang artinya hubungan antara variabel kepercayaan diri dan variabel penampilan puncak tersebut adalah 62,1%, sehingga dapat dinyatakan bahwasanya terdapat hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika tingkat kepercayaan diri pemain tinggi maka penampilan puncak juga tinggi begitu pula sebaliknya. Tingkat kepercayaan diri rendah maka penampilan puncak rendah.
ENGLISH:
Self-confidence is an attitude or feeling confident in the ability of self so that the person concerned is not too anxious in his actions, can feel free to do things he likes and is responsible for his actions, warm and polite in interacting with people and have the drive to excel. confidence is the foundation of peak performance, so that the high confidence which will lead to the appearance of the peak, whereas low self-confidence will make the athlete does not have the durability and strength, easy to give up, and result in poor performance.
This study aims to determine: 1) How is the confidence level of the players, 2) What level of peak performance and player 3) What is the relationship of confidence and peak performance soccer players Arema Indonesia.
The subjects were the players of the football team Arema Indonesia, the samples were taken by means of nonprobability sampling with sampling techniques saturation, saturation sampling technique is a sampling technique used when all members of the population as a sample. This is often done when the population size is relatively small, less than 30 people, or research to make generalizations with very small error. obtained 24 players as a sample where 24 players is the overall player of Arema Indonesia in 2014, and retrieval of data using questionnaires, observation and interviews. In processing the data using Pearson Product Moment Correlation, and test the validity and reliability of Cronbach alpha wear. Processing of the data is processed with SPSS 16.0 for Windows.
The results showed that the variables of self-confidence and appearance of peaks that were examined in this study showed the percentage confidence level of 54% in the moderate category and 46% in the high category. While the appearance of the peak level by 71% in the high category and 29% in the moderate category. Based on the research results, the partial correlation of independent variables and the dependent variable simultaneously means there is a significant relationship between self-confidence on the peak of performance. Results confidence correlation with the appearance of the peak indicates the number of players Arema Indonesia 0621 with P = 0.001, which means the relationship between the variables of self-confidence and appearance variables such peak is 62.1%, so it can be stated above, there are positive relationship between the two variables. These results indicate that when the co
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Olahraga memunculkan perilaku,
sedangkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku. Maka dari itu
olahraga merupakan bidang yang tidak bisa dilepaskan dari kajian psikologi.
Berbagai aspek psikologi berpengaruh dalam perilaku olahraga, karena itu kajian
psikologi olahraga bermanfaat untuk mencapai optimalisasi dalam atvitas
olahraga, baik individu, kelompok, pelatih, efek penonton dan hal lainnya.
Sepak bola adalah cabang olahraga yang populer di dunia, semua kalangan
mengenal sepak bola baik dari orang kaya sampai yang miskin, yang tua sampai
anak – anak, semua mengenal olahraga ini. Sepak bola merupakan olahraga yang
sangat mudah ditemui dan dimainkan, permainan ini juga mudah dijangkau oleh
semua golongan, inti permainan ini adalah adanya bola, gawang dan lapangan. Jadi
siapapun dan dimanapun berada, bisa temui permainan olahraga ini, itu alasanya
kenapa permainan ini sangat mendunia dan memasyarakat. Sepak bola adalah
olahraga yang dimainkan oleh dua kelompok ber lawanan yang masing-masing
berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan., masing – masing
kelompok beranggotakan sebelas pemain, sehingga kelompok tersebut dinamakan
kesebelasan.. (Menurut pendapat Sucipto. Dkk 2000:7). Sepak bola adalah
permainan beregu, masing – masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah
satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan 2
tangannya di area penjaga gawang yang ditandai oleh garis. Dalam sebuah
permainan sepak bola terdapat istilah kompetisi, baik itu kompetisi antar
pemain maupun kompetisi antar kelompok/tim. Kepercayaan diri, Rasa percaya diri
(self confidence) erat kaitannya dengan falsafah pemenuhan diri (self
fulfilling prophecy) dan keyakinan diri (self efficacy). Seorang atlet yang
memiliki rasa percaya diri yang baik, percaya bahwa dirinya akan mampu
menampilkan kinerja olah raga seperti yang diharapkan (Setiadarma, 2000).
Lauster (1978) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan
yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak
terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang
disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam
berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi. Lauster
menyebutkan ciri dari orang yang percaya diri adalah perasaan atau sikap tidak
mementingkan diri sendiri, cukup toleransi, tidak memerlukan pengakuan orang
lain, selalu optimis dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Berkaitan
dengan aspek-aspek kepercayaan diri, Kumara (1987) menyatakan bahwa ada empat
aspek kepercayaan diri, yaitu : 1. Kemampuan menghadapi masalah 2. Bertanggung
jawab terhadap keputusan dan tindakannya 3. Kemampuan dalam bergaul 4. Kemampuan
menerima kritik 3 Kepercayaan diri akan memberikan suatu dampak kepada diri
individu. Hal ini dijelaskan oleh Weinberg dan Gould (Setiadarma, 2000) bahwa
rasa percaya diri memberikan dampak dampak positif pada hal-hal berikut ini :
a. Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah
mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan. b. Konsentrasi,
seorang individu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada hal tertentu
tanpa rasa terlalu khawatir. c. Sasaran, individu cenderung mengarahkan pada
sasaran yang cukup menantang, karenanya ia juga akan mendorong dirinya untuk
berupaya labih baik. d. Usaha, individu tidak mudah patah semangat atau
frustrasi dalam berupaya meraih cita - citanya dan cenderung tetap berusaha kuat
secara optimal sampai usahanya berhasil. e. Strategi, individu mampu
mengembangkan berbagai strategi untuk memperoleh hasil usahanya. f. Momentum,
seorang individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat,
terus berusaha, mengembangkan dan membuka peluang bagi dirinya. Tanpa memiliki
rasa percaya diri secara penuh seorang atlet tidak akan dapat mencapai prestasi
tinggi, karena ada hubungan antara motif berprestasi dan percaya diri. Percaya
diri adalah rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi
tertentu; apabila prestasinya sudah tinggi maka individu yang bersangkutan akan
lebih percaya diri (Setyobroto, 2002). Kurang percaya diri tidak akan menunjang
tercapainya prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri berarti juga meragukan
kemampuan diri sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan, 4 khususnya
pada waktu menghadapi pertandingan melawan pemain yang seimbang kekuatannya,
sehingga ketegangan pada waktu bertanding tersebut merupakan bibit kekalahan.
Menang dan kalah dalam kejuaraan biasanya menjadi standar ukuran berhasil
tidaknya seorang atlet mengembangkan ketrampilan olahraganya. Padahal untuk
memenangkan pertandingan, yang penting adalah tampil dengan baik (dalam
Satiadarma, 2000:157). Karena itu, persoalan yang sering ditanyakan oleh
pengurus dan pelatih olahraga pada hakikatnya terarah pada suatu sasaran yaitu
membina atlet agar mereka mencapai penampilan puncak (peak performance) (dalam
Satiadarma, 2000:159). Namun demikian, sejumlah orang memiliki pandangan yang
keliru tentang arti dari penampilan puncak. Mereka beranggapan bahwa pengertian
penampilan puncak adalah kemenangan. Atlet yang mencapai penampilan puncak
adalah mereka yang menang, memperoleh medali emas, piala, dan seterusnya.
Padahal penampilan puncak tidak menjamin seorang atlet akan menang. Dalam
beberapa kasus memang penampilan puncak tidak harus menghasilkan juara,
terlebih lagi di dalam olahraga beregu misalnya pada tim-tim bola basket, sepak
bola, voly dan sebagainya. Satiadarma menggambarkan bahwa penampilan puncak
adalah: 1) penampilan puncak tidak sama dengan menjadi juara, 2) seorang juara
belum tentu memperoleh gelar juaranya pada saat ia berada pada kondisi
penampilan puncak nya, 3) penampilan puncak atlet dapat terjadi hanya sekali dalam
kehidupan seorang atlet, dapat pula terjadi berulang kali, 4) penampilan puncak
atlet pada suatu situasi sulit dibedakan dengan penampilan puncak pada saat
situasi lainnya, karena berperannya 5 sejumlah faktor eksternal secara
kompleks, 5) penampilan prestasi puncak hendaknya tidak dijadikan tolok ukur
bahwa seorang atlet harus menjadi juara, dan 6) penampilan puncak hanya membuka
peluang 9 atau 10 yang lebih besar bagi atlet untuk tampil dengan baik di dalam
pertandingan (dalam Satiadarma, 2000:163). berdasarkan pendapat dan gambaran
tentang penampilan puncak diatas, dapat disimpulkan bahwa penampilan puncak
adalah suatu kondisi optimal yang dimiliki seorang atlet saat melakukan segala
bentuk kegiatan olahraganya ketika bertanding. Banyak studi yang menunjukkan
bagaimana pentingnya peranan factor psikologis dalam meningkatkan performa
seorang atlet dalam menghadapi pertandingan. Fungsi faktor psikologis adalah
sebagai penggerak atau pengarah penampilan atlet. Faktor psikologis sering
terungkap dalam ungkapan seperti: adu akal, taktik, motivasi, tertekan,
determinasi, atau yang menghambat, seperti: kecemasan, ketegangan, hilang
konsentrasi dan tidak percaya diri (Sudarwati, 2007:13). Hasil studi dari
Sudarwati (2007), menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
self-efficacy dengan motivasi berprestasi pada atlet bulutangkis pelatnas
Cipayung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keyakinan diri seorang
atlet, maka motivasi berprestasinya pun akan tinggi. Sebaliknya semakin rendah
keyakinan dirinya, maka motivasi berprestasinya akan rendah. Penelitian faktor
psikologis lain yang mempengaruhi performa atlet juga dilakukan oleh Lina
Astriani (2010) tentang “Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Peak Performance
Atlet Bola Basket Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Di Kota Malang”
menunjukkan 6 bahwa semakin tinggi kepercayaan diri atlet bola basket maka
penampilan puncak (peak performance) juga akan semakin tinggi pula. Berdasarkan
pada penelitian diatas, membuktikan bahwa faktor psikologis sangatlah penting
dalam bidang olahraga. Gill, Gould, Weiss, Weinberg, Rushall, dan Terry dalam
Satiadarma (2000), secara umum berpandangan bahwa atlet yang memiliki
ketrampilan yang baik pada umumnya memiliki skor rendah dalam derajat
kecemasan, ketegangan, depresi, marah, dan bingung. Mereka sebaliknya memiliki
kecenderungan memperoleh skor tinggi dalam aspek kepercayaan diri, konsep diri,
harga diri, keberanian, kebutuhan berprestasi, kecenderungan untuk mendominasi,
agresi, intelligensi, kemandirian, ketegangan mental, independensi atau
otonami, kemampuan sosial, stabilitas pribadi dan kecenderungan ekstroversi
(Satiadarma, 2000:40). Arema Indonesia merupakan salah satu tim sepak bola asal
Malang, bukan hanya menjadi tim sepak bola tetapi Arema juga menjadi icon dari
malang sendiri. Tim ini terdapat banyak pemain – pemain bagus di Indonesia
khusunya, sebut saja Cristian Gonzales, Beto Gonzalves, Syamsul Arif, Victor
Ibonefo dan masih banyak lagi nama – nama yang terkenal di tim yang berjuluk
Singo Edan ini. Bagaimanakah kepercayaan diri para pemain Arema Indonesia dalam
menunjukkan permaianan terbaiknya, ketika bersaing dengan pemain lain dengan
kualitas yang sama, kepercayaan diri tinggi atau sebaliknya. Kalah sebelum
bertanding mungkin akan menjadi hasil yang di dapat ketika kepercayaan diri
pemain rendah. Namun, bagaimana jika ada pemain yang mempunyai rasa percaya
diri yang berlebih? Kekalahan akan membuatnya runtuh seketika. Pemain sepak
bola yang merasa tidak 7 percaya diri, atau sering disebut malu (diffident),
tidak percaya diri merupakan akibat dari ketidakyakinannya pada kemampuan yang
dia miliki, pemain sepak bola tersebut menganggap dirinya terlalu rendah
sehingga kemampuan optimalnya tidak tampak dengan kata lain, pemain sepak bola
tersebut meremehkan dirinya sendiri. Untuk kasus seperti ini, sebuah kesalahan
kecil akan menimbulkan malapetaka, karena akan mengukuhkan anggapan tentang
ketidakmampuannya. Penampilan merupakan aspek penting untuk ditinjau baik pada
saat atlet mengalami kekalahan maupun mengalami kemenangan. Kemenangan dapat
terjadi karena faktor kebetulan atau keberuntungan, dan jika atlet terlalu
terbuai didalam kemenangan ia kurang perduli dengan penampilannya. Akhirnya
koreksi penampilan tidak dilakukan, dan diwaktu mendatang ia dapat berbuat
kesalahan fatal karena tidak memperoleh koreksi atas penampilannya terdahulu
(dalam Sutiadarma, 2000:214). Kasus yang tidak kalah merugikannya adalah ketika
seorang pemain sepak bola mempunyai kepercayaan diri yang melampaui batas atau
overconfidence. Dengan kata lain, pemain sepak bola tersebut mempunyai
keyakinan yang terlalu berlebih mengenai kemampuan aslinya (Wann, 1997).
Overconfidence ini pun tidak kalah berbahaya dari kekurangan rasa percaya diri.
Akibat kepercayaannya yang tidak sesuai dengan kondisi nyata, pemain sepak bola
tersebut akan cenderung untuk mengurangi atau bahkan malas berlatih. Efeknya
adalah penurunan performa pada saat kompetisi dan karena pemain tersebut
mempunyai rasa percaya diri yang berlebihan biasanya tidak pernah membayangkan
kekalahan, maka pada saat harus menerima kekalahan yang muncul adalah rasa
frustasi yang berlebihan. Oleh karena 8 itulah, seorang atlet harus tetap
menjaga rasa percaya dirinya (self confidence) pada titik yang optimal. Seorang
atlet yang mempunyai rasa percaya diri optimal biasanya mampu menangani situasi
yang sulit dengan baik. Mereka akan mengembangkan sikap yang rasional, mau
bekerja keras, melakukan persiapan yang memadai dan juga mempunyai banyak
alternatif untuk memecahkan kesulitan yang muncul (Dosil, 2006). Dengan
banyaknya pemain bintang dalam sekuat Arema Indonesia, pastinya tidak semua
pemain dapat bermain dengan sesuai keinginan dari pelatih. Beberapa fakta
menarik yaitu pemain winger lincah arema sebut saja (AS) dalam tim sebelumnya
merupakan pemain utama yang bisa menjadi penyelamat atau penentu kemenangan
timnya. Tetapi pada musim ini dia sulit sekali untuk menampilkan permainan
terbaiknya, malah banyak menghuni bangku cadangan. Apakah (AS) belum bisa
penunjukkan penampilan puncaknya? Belum tentu, sejumlah orang memiliki
pandangan yang keliru tentang arti penampilan puncak. Mereka banyak beranggapan
bahwasanya pengertian penampilan puncak merupakan suatu kemenangan. Atlet yang
mencapai penampilan puncak adalah mereka yang dapat memenangkan pertandingan,
memperoleh medali, piala dan seterusnya. Padahal, penampilan puncak belum
menjamin seorang atlet akan menang. Misalkan ada 10 atlet yang bertanding,
kemudian mereka semua berada pada kondisi terbaiknya, pasti hanya satu yang
akan menjadi pemenang dan yang Sembilan kalah. Tetapi kesembilan atlet yang
kalah ini tidak bisa dikatakan bahwa meraka tidak berada dalam penampilan
puncak. Sama halnya dengan kasus arif suyono bisa jadi dia belum menemukan
permainan terbaiknya atau rekan satu timnya sedang berada 9 dalam penampilan
terbaiknya. Jadi dari beberapa fakta diatas dapat di ambil pengertian
bahwasanya Penampilan puncak adalah penampilan optimum yang dapat dicapai oleh
seseorang. Kemudian ada fakta menarik dalam situasi yang dialami tim AREMA saat
ini yaitu terjadinya banyak hal yang di luar dugaan, ketika bertanding sering
kali terpeleset dalam beberapa laga yang diatas kertas mereka dapat memenangkan
pertandingan tersebut, salah satunya ketika bermain melawan semen padang di
stadion kanjuruhan malang, diprediksi AREMA dapat memenangkan laga dengan
mudah, apalagi dengan kondisi tim yang sedang berada di puncak klasemen dan
baru saja mengalahkan Persija 1 : 0. Prediksipun Arema bisa mengalahkan Semen
Padang dengan skor 3 : 0, tetapi dilapangan tidak sesuai dengan prediksi yang
ada, Arema kalah 1 : 2 dan mendapatkan kekalahan perdana di depan publik
Kanjuruhan. Dalam laga tersebut sebenarnya banyak sekali peluang yang
didapatkan oleh cristian gonzales dan kawan – kawan, tetepi peforma yang
ditunjukkan para pemain AREMA dibawah peforma yang diinginkan dan terlihat
terlalu percaya diri akan mengakhiri laga dengan kemenangan.
(MajalahSport.com). Berikut juga fakta terlalu percaya dirinya sang arsitek
dalam menurunkan pemain, diturunkanya 3 penyerang sekaligus plus satu winger
memperlihatkan betapa bernafsunya memburu kemenangan perdana di laga AFC cup,
apalagi kali ini bermain di depan publik kanjuruhan. Nama seperti Samsul, Beto,
Gonzales dan Dendi adalah barisan pemain spesialis menyerang yang sangat baik
dan memiliki kemampuan spesialisasi yang berbeda beda dan akan saling
melengkapi. Tetapi hasil yang diinginkan tidak sesuai dengan keinginan Arema
harus 10 menyerah 1 : 3 melawan Hanoi dari Vietnam, kekalahan tidak bisa
dihindarkan. Kesimpulanya adalah Arema terlalu percaya diri dan kalah dalam adu
taktik terbuka dalam pertandingan kali ini. (aremastatistik.blogspot.com). Dari
fakta tersebut peneliti tertarik dengan permasalahan yang telah dihadapi oleh
tim Arema yaitu tentang kepercayaan diri pemain dan penampilan yang tidak
stabil sehingga mempengaruhi peforma tim Arema dalam menghadapi suatu
pertandingan. Dari permasalahan tersebut maka peneliti tertarik pada bagaimana
konsistensi tingkat penampilan puncak para pemain Arema dalam menghadapi setiap
laga? Bagaimana tingkat kepercayaan diri para pemain bintang di Arema? Apakah
kepercayaan diri ada hubunganya dengan penampilan puncak dari para pemain
Arema? Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan
penelitian tentang “Hubungan Kepercayaan Diri dengan Penampilan Puncak Pemain
Sepak Bola Arema Indonesia”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat
kepercayaan diri pemain sepak bola tim Arema Indonesia? 2. Bagaimana tingkat
Penampilan puncak pemain sepak bola tim Arema Indonesia? 3. Bagaimana hubungan
kepercayaan diri dan Penampilan puncak pemain sepak bola Arema Indonesia ? C.
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat kepercayaan diri pemain sepak bola tim
Arema Indonesia. 11 2. Mengetahui tingkat Penampilan puncak pemain sepak bola
tim Arema Indonesia. 3. Mengetahui hubungan kepercayaan diri dan Penampilan
puncak pemain sepak bola Arema Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Secara
teoritis Cakupan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu psikologi
yang terutama membahas tentang gejala – gejala jiwa dan mental yang dapat
diamati, dalam hal ini peneliti memfokuskan tentang pembahasan kepercayaan diri
mempengaruhi terhadap Penampilan puncak pemain. 2. Bagi Peneliti Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi sarana informasi dan komunikasi untuk
menambah wawasan pengetahuan mengenai proses pengelolaan pemain yang baik,
meningkatkan kemampuan secara profesional dan sebagai wadah pengaplikasian ilmu
yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan Program S1-Psikologi UIN
MALIKI Malang. 3. Bagi Tim Arema Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kemampuan pemain untuk dapat
berkontribusi penuh terhadap kemajuan tim Arema, mampu membantu tim dalam
pembinaan dan pengembangan dalam rangka memotivasi pemain untuk mengevaluasi
kepercayaan diri pemain serta meningkatkan komitmen pemain terhadap tim,
sehingga dapat menumbuhkan penampilan terbaiknya saat bertanding. 4. Bagi
Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengukur tingkat keberhasilan
dari sistem pendidikan yang diberikan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang. 12 5. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan pengetahuan baru pada bidang psikologi umumnya dan
olahraga sepak bola khususnya untuk penelitian selanjutnya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan kepercayaan diri dengan penampilan puncak pemain sepak bola Arema Indonesia" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment