Abstract
INDONESIA:
Perilaku positif dosen dalam menjalankan peran kerjanya menjadi bahasan penting bagi organisasi dalam mencapai tujuan pendidikannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi tersebut adalah iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif menghasilkan kepuasan dan kenyamanan dalam bekerja, meningkatkan semangat kerja dan menumbuhkan motivasi dalam diri dosen untuk memunculkan perilaku kewarganegaraan, dimana perilaku kewarganegaraan merupakan kontribusi optimal dosen yang melebihi peran kerjanya dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai seseorang yang sudah diakui profesionalitasnya melalui program sertifikasi dan didukung dengan iklim organisasi yang positif seharusnya dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang mampu memberi kontribusi optimal sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya. Perilaku kewarganegaraan merupakan perilaku yang sangat dihargai ketika dilakukan oleh dosen walau tidak terdeskripsi secara formal karena meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui iklim organisasi yang ada di UIN Maliki Malang, (2) mengetahui perilaku kewarganegaraan pada
dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang, (3) mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang.
dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang, (3) mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang.
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif, dan jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional. Sampel yang digunakan peneliti yaitu 25% dari total 255 dosen (N=60). Pengambilan data menggunakan angket. Angket penelitian terdiri dari dua angket, yaitu angket iklim organisasi yang terdiri dari 28 item dan angket perilaku kewarganegaraan yang terdiri dari 24 item. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa product moment.
Berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: 15% dosen menilai iklim organisasi yang ada sangat kondusif, 70% dosen menilai iklim organisasi yang ada kondusif, dan 15% dosen menilai iklim organisasi yang ada kurang kondusif. Untuk perilaku kewarganegaraan dosen didapatkan hasil 18,33% dosen memiliki perilaku kewarganegaraan yang tinggi, 58,33% dosen memiliki perilaku kewarganegaraan sedang, dan 23,33% dosen memiliki perilaku kewarganegaraan rendah. Dari uji korelasi dengan bantuan SPSS 15 didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r xy) antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan adalah sebesar 0,639 dengan peluang ralat (p) = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa diterimanya hipotesis (Ha) yang berbunyi: “Ada hubunganpositif antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang, dimana semakin kondusif iklim organisasi, maka semakin tinggi perilaku kewarganegaraan yang dimiliki dosen”.
ENGLISH:
Positive behavior lecturer in performing his role becomes important topics for organizations in achieving their education goals. One of the factors that influence the behavior of the organization is the organizational climate. Positive organizational climate generate comfort and job satisfaction, improve morale and motivation within the lecturers to bring organizational citizenship behavior, which organizational citizenship behavior is an optimal contribution lecturer beyond his role in achieving organizational goals. As someone who has been recognized professionalism through certification program and is supported by a positive organizational climate should already certified lecturer at UIN Maliki Malang able to contribute optimally match the capacity and competence. Organizational citizenship behavior is a behavior that is very much appreciated when performed by lecturers while there was no formal description for improving the effectiveness and viability of the organization.
Based on the above research aims to: (1) determine the organizational climate in UIN Maliki Malang, (2) determine organizational citizenship behavior on lecturer who has been
certified in UIN Maliki Malang, (3) determine the relationship of organizational climate with organizational citizenship behavior of permanent lecturer that has been certified in UIN Maliki Malang.
certified in UIN Maliki Malang, (3) determine the relationship of organizational climate with organizational citizenship behavior of permanent lecturer that has been certified in UIN Maliki Malang.
This study used quantitative research paradigm, and what kind of research is correlational research. The sample used researchers that 25% of 255 lecturers (N=60). Data collection methods in this study using the questionnaire. Questionnaire consisted of two questionnaires, namely the organizational climate questionnaire consisting of 28 items and the organizational citizenship behavior questionnaire consisting of 24 items. Analysis technique used is the product moment analysis.
Based on the analysis of the study obtained the following results: 15% lecturers assess existing organizational climate very conducive, 70% lecturers assess existing organizational climate off conducive, and 15% of lecturers assess existing organizational climate less conducive. For the lecturers organizational citizenship behavior get results 18,33% to have high lecturers organizational citizenship behavior, 58,33% to have middle lecturers organizational citizenship behavior, and 23,33% to have low lecturers organizational citizenship behavior. From the correlation test using SPSS 15 obtained results correlation coefficient (r xy) between organizational climate to lecturers organizational citizenship behavior is 0.639 with a chance of error (p) = 0.000 at significant level of 0.05. This shows that the acceptance of the hypothesis (Ha), which reads: "There is a positive relationship of organizational climate with organizational citizenship behavior of permanent lecturer who has been certified in UIN Maliki Malang, where progressively conducive organizational climate, hence excelsior also lecturers organizational citizenship behavior ".
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan kekuatan utama suatu
bangsa dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Dunia pendidikan,
khususnya perguruan tinggi diharapkan untuk menghasilkan manusia tangguh yang
mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Salah satu unsur yang mempunyai
peranan sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
di perguruan tinggi adalah dosen. Dosen sebagaimana yang telah diatur oleh
Pemerintah dalam UU no 14 tahun 2005 memiliki peran dan tanggung jawab yang
sangat besar dalam menstransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat (http://id.wikisource.org). UIN Maliki Malang sebagai salah
satu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang menyelenggarakan jenjang
pendidikan bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa agar menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan/atau menciptakan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni dan budaya yang bernafaskan Islam, dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional (http:// www.uin-malang.ac.id). 2 Tujuan tersebut akan
tercapai apabila dosen sebagai staff pengajar memiliki kompetensi untuk
melaksanakan tugasnya secara professional. Dosen kompeten yang profesional
adalah dosen yang memilki kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan
sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen, 2010). Secara
formal dapat ditandai dengan telah diberikannya sertifikat pendidik melalui
program sertifikasi dosen. Selain itu, sebagai salah satu sektor jasa dalam
bidang penyelenggaraan pendidikan UIN Maliki Malang memiliki ciri khas khusus
dalam konsep keilmuannya, yaitu keharusan seluruh bagi anggota sivitas
akademika menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Konsep keilmuan tersebut
diharapkan akan melahirkan lulusan yang berpredikat ulama yang intelek
profesional dan atau intelek profesional yang ulama
(http://www.uin-malang.ac.id). Konsep keilmuan integratif yang dikembangkan di
UIN Maliki Malang tersebut kemudian dijabarkan dalam visi dan misi universitas.
Visi UIN Maliki Malang adalah menjadi Universitas Islam terkemuka dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual,
keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional, dan menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernafaskan Islam serta
menjadi penggerak kemajuan masyarakat (http:// www.uin-malang.ac.id). Sedangkan
misi dari UIN Maliki Malang adalah: 3 1. Mengantarkan mahasiswa memiliki
kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan
profesional. 2. Memberikan pelayanan dan penghargaan kepada penggali ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan
Islam. 3. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pengkajian dan penelitian ilmiah. 4. Menjunjung tinggi, mengamalkan, dan
Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai Islam dan budaya
luhur bangsa Indonesia (http://www.uin-malang.ac.id). Visi dan misi diatas akan
terwujud jika dosen sebagai ujung tombak keberhasilan proses pendidikan di
perguruan tinggi dalam upaya mencetak lulusan yang berkualitas mampu
berperilaku sesuai dengan peran dan tanggung jawab yang diembannya. Dosen
merupakan jabatan fungsional yang harus berlandaskan pada kompetensi
profesionalnya dalam menjalankan perannya. Menurut Ritzer & Goodman (2003,
h. 117) peran digambarkan sebagai interaksi sosial yang bermain sesuai dengan
apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori peran, harapan-harapan
peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun seseorang untuk berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang yang berperan sebagai
dosen diharapkan berperilaku sesuai dengan tugas-tugas dan kewajiban yang
ditetapkan sebagai dosen. Perilaku dosen dalam menjalankan perannya menarik
untuk dikaji karena tiga alasan. Pertama, dosen merupakan ujung tombak
keberhasilan proses pendidikan di perguruan tinggi dalam upaya mencetak lulusan
yang berkualitas. Kedua, kualitas 4 dosen bukanlah suatu yang final, namun
dapat diperbaiki agar selalu tumbuh dan berkembang. Ketiga, dosen wajib
memiliki kompetensi akademik, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional
(http://id.wikisource.org). Karena besarnya tanggungjawab profesi dosen
tersebut, maka memungkinkan sekali untuk munculnya perilaku yang melebihi peran
kerja atau yang juga dikenal dengan istilah perilaku kewarganegaraan
(organizational citizenship behavior). Perilaku kewarganegaraan merupakan
istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku dosen sehingga dapat
disebut sebagai anggota yang baik (Sloat, 1999 dalam Wijaya, 2002, h. 1).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui hasil
pengamatan secara langsung di UIN Maliki Malang, bahwa masih ada dosen yang
jarang menghadiri rapat, sering mangkir dari tugas menguji proposal, melipatkan
gandakan waktu masuk kelas (pengisian presensi), tidak memeriksa tugas-tugas
mahasiswa dengan benar, dan sering terlambat masuk kelas tetapi cepat
keluarnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa masih jarang dosen yang memunculkan
perilaku kewarganegaraan. Padahal perilaku tersebut sangat bermanfaat bagi
organisasi dalam rangka peningkatan efektivitas pencapaian tujuan organisasi
(Robbins, 2006, h. 31). Perilaku kewarganegaraan dosen dalam penelitian ini
dipandang sebagai manifestasi dari kodratnya sebagai seseorang yang
professional yang sudah diakui profesionalitasnya melalui program sertifikasi,
maka sudah selayaknya bagi dosen tetap yang telah tersertifikasi untuk
memberikan kontribusi optimal sesuai kompetensi yang mereka miliki untuk
meningkatkan kinerja organisasi. 5 Hal ini dari sudut pandang organisasi, sesuai
dengan konsep yang dikemukakan oleh Gibson et.al (1992, h. 51), ada tiga
kelompok variabel sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi
individu, yaitu: (1) variabel individu yang meliputi: kemampuan keterampilan
fisik, latar belakang (keluarga, sosial, pengalaman), dan demografi (umur,
asal-usul, dan jenis kelamin); (2) variabel organisasi, meliputi: sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan; (3) variabel psikologis,
meliputi: mental/ intelektual, persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan
motivasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perilaku kewarganegaraan dosen
sebagai pendidik profesional yang dapat menetapkan apa yang baik bagi mahasiswa
berdasarkan pertimbangan profesionalnya, merupakan bahasan penting bagi organisasi
dalam mencapai tujuan pendidikannya. Begitu pula dosen tetap yang telah
tersertifikasi di UIN Maliki Malang yang dalam menjalankan peran kerjanya
dituntut untuk selalu aktif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Perilaku kewarganegaraan dosen sebagai faktor pendukung tercapainya tujuan
pendidikan dalam lingkungan Universitas perlu disubsitusi dengan berbagai
stimulus dan fasilitas yang dapat meningkatkan gairah kinerjanya. Hal ini
sesuai dengan pendapatnya Herzberrg sebagaimana dikutip oleh Hersey dan
Blanchard (1988, h. 64) aktifitas yag dilakukan oleh manusia dapat berjalan
dengan baik jika situasi dan kondisiya mendukung serta memungkinkan aktifitas
itu terlaksana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan kerja
pada suatu organisasi harus diciptakan dengan sedemikian rupa sehingga dosen
merasa nyaman dalam melaksanakan peran kerjanya. 6 Organ (1995) dan Sloat
(1999) dalam Novliadi (2007, h. 12) secara gamblang mengatakan bahwa iklim
organisasi dapat menjadi penyebab kuat atas berkembangnya perilaku
kewarganegaraan dalam suatu organisasi. Iklim organisasi yang positif membuat
dosen merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang telah
disyaratkan dalam uraian pekerjaan, dan akan selalu mendukung tujuan organisasi
jika mereka diperlakukan secara adil oleh organisasinya. Penelitian yang
dilakukan oleh Solikha (2007, h. 61), disini diperoleh hasil dari korelasi
iklim organisasi dengan prestasi kerja menunjukan nilai rhit 0,606 dan rtabel
0,361. Penelitian ini dapat dikatakan signifikan apabila r hit > rtabel,
berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, iklim organisasi pada PT. Industri
Sandang Nusantara memiliki korelasi (pengaruh) positif dengan prestasi kerja.
Zulvia (2012, h. 67) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kepuasan kerja
terhadap perilaku kewarganegaraan pada karyawan PT Selecta kota Batu
menunjukkan nilai t hitung 10826 lebih besar dari t tabel 4.200. Artinya
variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel
perilaku kewarganegaraan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Wahyuli (2007,
h. 54) mengenai hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku
kewarganegaraan karyawan PT. Jati Mas Indonesia menunjukkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0.788 dengan taraf signifikansi 0.000. Nilai signifikansi
tersebut berada dibawah nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu 0.05
dan bernilai positif . Hal ini berarti adanya hubungan yang sangat signifikan
antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan karyawan. 7 Uraian pendapat
dan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kondusifitas iklim organisasai
yang terdapat dalam suatu organisasi sangat diperlukan dalam meningkatkan
produktifitas dan merangsang dosen untuk menunjukkan perilaku kewarganegaraan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Universitas bisa membentuk perilaku
kewarganegaraan dosen dengan cara menciptakan lingkungan atau iklim yang
kondusif. Robert Stringer (2002) dalam Wirawan (2007, h. 131-133), mengatakan
bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota
organisasi untuk berperilaku tertentu. Bagi lembaga pendidikan tinggi, setiap
individu atau anggota organisasi dapat memberikan persepsi yang berbeda-beda
terhadap dimensi-dimensi iklim organisasi yang ada. Persepsi dan interpretasi individu
terhadap iklim organisasi sebagaimana dimaksud memberikan pengaruh positif
ataupun negatif terhadap partisipasinya secara penuh dalam melaksanakan
tugastugas organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penting bagi
Universitas untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif. Karena didalam
iklim organisasi yang kondusif akan memberikan efek positif pada masing-masing
dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara baik dan optimal. Penciptaan
iklim organisasi yang baik dapat dilakukan dengan segala kondisi kerja dan
situasi kerja yang menunjang, kebijaksanaan administrasi, penyeliaan atau
pengawasan, hubungan antar pribadi, dan security . Faktor-faktor tersebut oleh
Herzberg (dalam Hersey, 1995, h. 68) dikaitkan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan
yang disebut sebagai iklim baik dalam organisasi. 8 Berdasarkan keterangan yang
didapat dari salah seorang dosen yang juga merupakan pejabat di UIN Maliki
Malang menggambarkan bahwa iklim organisasi yang ada di sana cukup kondusif.
Hal ini mencakup fasilitas yang memadai dalam membantu proses pendidikan.
Seperti fasilitas perpustakan, laboratorium, gedung kuliah. gedung rektorat,
fakultas, kantor administrasi, kemahasiswaan, pelatihan, olah raga, bussiness
center, poliklinik, masjid dan ma’had (http://www.uin-malang.ac.id). Dengan
terpenuhinya fasilitas tersebut yang bisa disebut sebagai iklim yang baik,
seharusnya mampu memenuhi kebutuhan dosen dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
mereka mampu bekerja lebih baik. Selain itu, saat ini UIN Maliki Malang
menyekolahkan S-3 dosen-dosennya kurang lebih 130 dosen dan memberikan reward
kepada para dosen yang dapat menyelesaikan S-3 tepat waktu, berupa uang tunai
dan haji “mbok menowo”. Hal tersebut sudah terealisasi yaitu pada tahun 2010,
UIN Maliki Malang memberikan hadiah haji kepada 10 orang yang telah
menyelesaikan studi mereka tepat waktu (http://munirulabidin.wordpress.com).
Adanya standar kinerja tinggi yang ditetapkan Universitas dan penghargaan yang
diberikan kepada dosen yang bekinerja tinggi seharusnya mampu mendorong mereka
untuk mengembangkan kompetensinya dan termotivasi untuk memunculkan perilaku
kewarganegaraan demi tercapainya tujuan Universitas. Iklim kerja yang kondusif
tidak saja diciptakan melalui pemberian fasilitas dan reward atas kinerja
tinggi, tetapi juga diciptakan lingkungan kerja yang aman, ramah dan kompak.
Sehingga dengan situasi yang demikian diharapkan anggota organisasi dalam hal
ini dosen merasa nyaman dalam bekerja yang pada akhirnya 9 mendorong mereka
untuk memberikan kontribusi optimalnya demi kemajuan Universitas. Untuk itu,
UIN Maliki Malang senantiasa mengadakan rapat-rapat koordinatif antar pimpinan,
baik pada tingkat universitas, fakultas, jurusan maupun unit, dalam rangka
untuk membicarakan masalah-masalah yang terkait dengan UIN Maliki Malang, mulai
dari masalah akademik, administratif, hingga masalah kemahasiswaan. Karena itu
muncul forum-forum rapat seperti “Selasan” dimana setiap hari Selasa, mereka
berkumpul untuk mempresentasikan program maupun problem yang mereka hadapi
secara bergantian antara fakultas dan universitas
(http://munirulabidin.wordpress.com). Pemaparan diatas di atas menunjukkan
bahwa iklim organisasi di UIN Maliki Malang tergolong baik. Iklim organisasi
yang demikian seharusnya diikuti juga dengan munculnya perilaku kewarganegaraan
pada para dosen tetap yang telah tersertifikasi, karena sudah seharusnya mereka
mampu meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan kompetensi profesionalnya. Dan
mengacu pada fenomena dan hasil penelitian terdahulu diatas, maka peneliti
ingin mengetahui seberapa besar variabel hubungan iklim organisasi dengan
perilaku kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu diatas adalah pada
subjeknya. Yang mana pada penelitian Wahyuli (2007) subjek penelitiannya adalah
karyawan, sedangkan pada penelitian ini subjeknya adalah dosen tetap yang telah
tersertifikasi. Selain itu, juga terdapat perbedaan pada indikator teorinya.
Yang mana pada penelitian yang dilakukan Wahyuli (2007), indikator teori iklim
organisasi menggunakan teorinya Robert Stringer (2002) dan indikator teori
perilaku 10 kewarganegaraan menggunakan teorinya Organ (1988). Sedangkan pada
penelitian ini untuk indikator teori iklim organisasi peneliti menggunakan
teorinya Pines (1982) dan untuk indikator teori perilaku kewarganegaraan
peneliti menggunakan teorinya Organ (1988, 1990) dan teorinya Podsakoff (1997)
. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mengambil judul penelitian
“Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Perilaku Kewarganegaraan Pada Dosen
Tetap yang Telah Tersertifikasi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim (UIN Maliki) Malang”. B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang
diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dicari solusinya yaitu: 1.
Bagaimana tingkat iklim organisasi di UIN Maliki Malang ? 2. Bagaimana tingkat
perilaku kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN
Maliki Malang ? 3. Apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku
kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang
? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bagaimana tingkat iklim organisasi
di UIN Maliki Malang. 11 2. Mengetahhui bagaimana tingkat perilaku
kewarganegaraan dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki Malang. 3.
Mengetahui apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku
kewarganegaraan pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di UIN Maliki
Malang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan keilmuan khususnya
psikologi industri dan organisasi serta dapat digunakan sebagai dasar
penelitian sebelumnya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini
sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi seluruh anggota organisasi tentang
bagaimana menciptakan iklim organisasi yang baik dan dapat menimbulkan perilaku
kewarganegaraan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara iklim organisasi dengan perilaku kewarganegaraan (organizational citizenship behavior) pada dosen tetap yang telah tersertifikasi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment