Abstract
INDONESIA:
Kecemasan ketika menghadapi pertandingan merupakan masalah gejolak emosi yang sering menyerang atlet, terutama pada jenis olahraga individu kontak langsung. Oleh karena pencak silat merupakan olahraga individu kontak, maka dalam mempersiapkan atlet pencak silat untuk menghadapi pertandingan, Sangat penting diperhatikan faktor kecemasan bertanding ini. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan bertandingan adalah rendahnya kepercayaan diri saat akan bertanding. Kepercayaan diri diartikan sebagai kondisi mental dan psikologis seseorang yang memberikan keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan.
Tujuan dilakukan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding pada atlet pencak silat Nur Harias di Malang. Dengan seluruh populasi berjumlah 30 atlet, teknik pengambilan sample menggunakan Purposive Smapling. Adapun teknis pengambilan data adalah menggunakan angket sedang analisa data menggunakan analisa korelasi product product moment
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa kepercayaan diri kategori tinggi terdapat 4 atlet dengan prosentase 13,3%, sedangkan pada kategori sedang terdapat 18 atlet dengan prosentase 60%. Sedangkan untuk kecemasan bertanding pada kategori tinggi terdapat 7 atlet dengan prosentase 23%, Sedangkan pada kategori sedang terdapat 18 atlet degan prosentase 60%.
Berdasarkan hasil analisis uji korelasi product moment pearson dengan media SPSS 16.0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua varibel, dan diperoleh data yang menunjukkan hubungan yang signifikan sebesarr_xy = 0,695; sig = 0,000 < 0,05. Ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat Nur Harias di Malang, dan pengaruhnya positif. Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan diri maka semakin tinggi kecemasan bertanding. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kepercayaan diri maka semakin meningkat kecemasan bertanding.
ENGLISH:
An anxiety when faced with emotional turmoil match is a problem that often affects athletes, especially on the type of individual sports direct contact. Because martial arts is an individual sport contact, then the martial arts athletes prepare to face the match, It is important to note the anxiety factor this match. One of the factors that can affect the level of anxiety is low self-esteem play when going to compete. The confidence is defined as the mental and psychological condition of a person who gives a strong belief in himself to do or perform an action.
The purpose of this experiment was to determine the effect of self-confidence to anxiety athletes competing in martial arts NurHarias in Malang. The entire population of 30 athletes, sampling techniques using purposive sampling. The technical data retrieval is to use data analysis using questionnaires are product product moment correlation analysis.
The results of research conducted that the high confidence category there are 4 athletes with a percentage of 13.3%, whereas in the moderate category, there are 18 athletes with a percentage of 60%. As for the anxiety to compete in the high category, there were 7 athletes with a percentage of 23%, while in the medium category, there are 18 athletes degan percentage of 60%.
The analysis based on Pearson product moment correlation test with SPSS 16.0 for windows media were performed to determine the relationship between the two variables, and obtained data showed a significant relationship for rxy = 0.695; sig = 0.000 <0.05. There is a significant relationship between self-esteem with anxiety athletes competing in martial NurHarias halibut in Malang, and a positive influence. This means that the higher the confidence level, the higher the anxiety compete. And conversely, the lower the confidence level of the match increased anxiety.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Kajian psikologi meramabah pada dunia
olahraga.Kajian olahraga tidak hanya mengkaji jasmani dan rohani. Olahraga saat
ini juga menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia seperti pendidikan, sosial
budaya, psikologi, fisiologi dll.Wilayah kajian olahraga memandang perilaku
gerak manusia yang bersifat universal, maksudnya tidak hanya berorientasi pada
fisik melainkan aspek psikis juga.Aspek psikis memainkan peranan penting dalam
mencapai prestasi pada bidang olahraga. Oleh karena itu mendorong banyak pihak
untuk mengkaji secara khusus untuk mempelajarinya dan diterapkan yaitu
psikologi olahraga. 1 Seseorang yang mengikuti pertandingan khususnya dibidang
olahraga disebut olahragawan atau atlet.Tugas sebagai atlet yaitu latihan
teknik dan fisik.Tujuan sebagai atlet dengan melakukan latihan yaitu untuk
mencapai prestasi terutama dibidang olahraga.2Pencak silat 1 J S.Husdarta, Psikologi
Olahraga (Bandung Alfabeta 2010) Hal 2 2 Sukadiyanto, perbedaan reaksi
emosional antara olehragawan body contact dan non body contact (jurnal
psikologi vol 33, no. 1, 50-62) hal 1 2 merupakan bagian dari bidang olahraga,
dikatakan sebagai bidang olahraga karena terdapat unsur jasmani dan
rohani.Tugas atlet pencak silat yaitu dengan latihan teknik menendang, memukul,
dan menjatuhkan lawan. IPSI merupakan induk organisasi pencak silat di
Indonesia.Tugas induk organisasi ini yang bertugas menaungi aliran-aliran
pencak silat yang ada di Indonesia.Pencak silat merupakan olahraga seni bela
diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Pencak silat menjadi salah satu
alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi
identitas bangsa. Dalam perkembangannya pencak silat lebih mengedepankan unsur
seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat inti ajaran beladiri
dalam pertarungan.Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga
dalam pertandingan internasional, khusunya dipertandingan dalam SEA Games3 .
Pencak silat atau silat ialah seni beladiri Asia yang berakar budaya
melayu.Pencak silat di Indonesia diatur oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia
biasa disingkat IPSI.Pertandingan pencak silat kategori tanding merupakan
pertandingan yang menampilkan 2 orang atlet silat dari kubu yang
berbeda.Keduanya saling berhadapan unsur pembelaan diri dan terlibat konrtak
langsung saat bertanding dan merupakan jenis pertandingan body contact.
Peraturan pertandingan pencak silat terdapat dua kategori yaitu kategori
tanding dan kategori seni.Peraturannya hanya menampilkan dua 3 Subagyo, Pencak
Silat (Surabaya Unesa University Press 2012) Hal 1 3 orang atlet pesilat dari
kontingen berbeda serta menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu
menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan. Untuk
kategori seni tunggal menampilkan seorang pesilat dengan memperagakan
kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh
kejiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan
peraturan yang berlaku untuk kategori.4 Kebutuhan psikologis dan fisiologis
antara pertandingan individu dan team lebih dibutuhkan pertandingan yang
dimainkan secara individu.Pertandingan individu pada kepercayaan dirinya lebih
rendah dibandingkan pertandigan secara team.Sedangkan kecemasan pada
pertandingan individu lebih tinggi dibandingkan team.5 Pertandingan pencak
silat berbeda dengan pertandingan pada bidang olahraga lainnya, misalnya
permainan bola basket. Pencak silat cirikhasnya dimainkan secara individu,
sedangkan bola basket dimainkan secara tim. Untuk kondisi secara psikologisnya
lebih dibutuhkan olahraga individu dibandingkan olah raga yang secara tim.
Karena pencak silat pertandingan langsung dengan sentuhan fisik. Reaksi
emosional antara petandingan body contact maupun nonbody contact. Pertandingan
body contact memiliki reaksi emosional lebih tinggi daripada non body contact.
Olahraga dengan sentuhan 4 Subagyo, Pencak Silat (Surabaya Unesa University
Press 2012) Hal 84 5 Ahmad,J.R., Md, S.Y., & Azis, A.Z. Pre-competition
anxiety levels in individual and team sports athletes. Proceeding of the
international on social science research, ICSR 2013 (e-ISBN 978-967-11768-1-8)
Hal 1200 4 langsung fisik cepat mudah menimbulkan emosi dibandingkan dengan
pertandingan dengan tidak langsung sentuhan fisik.6 Secara psikologis
pertandingan pencak silat membutuhkan konsentrasi, tetap tenang meskipun pada
kondisi yang tegang dan secara teknik yaitu menggunakan teknik beladiri dengan
tangkisan, jatuhan, pukulan, dan tendangan. Hal ini serupa dengan pendapatnya
Subagyo (2012) bahwa pencak silat merupakan olahraga beladiri yang membutuhkan
banyak konsentrasi7 . Kehilangan konsentrasi dapat menyebabkan seorang atlet
bisa kehilangan gelar juaranya. Kosentrasi merupakan aspek yang penting dalam
olahraga, tidak hanya pada saat pertandingan, akan tetapi pada saat latihan8 .
Karena olahraga individu membutuhkan konsentrasi yang tinggi pada penampilanya
maka kepercayaan diri dalam bertanding diperlukan. Menang dan kalah dalam
kejuaraan biasanya menjadi standar ukuran berhasil tidaknya seorang atlet
mengembangkan ketrampilan olahraganya.Menang dan kalah erat kaitannya dengan
prestasi atau kemampuan dalam pertandingan pencak silat dan penampilan seorang
atlet berhubungan dengan berbagai faktor. Untuk mencapai prestasi atlet
memerlukan rasa percaya diri, karena tanpa kepercayaan diri atlet tidak akan
dapat mencapai prestasi yang diimpikan. Kurang percaya diri sama dengan meragukan
dirinya sendiri, 6Sukadiyanto. Perbedaan reaksi emosional antara olahragawan
body contactnon body contact. Jurnal psikologi, 33, No. 1, 50-62. Hal 11 7
Subagyo, Pencak Silat (Surabaya Unesa University Press 2012) Hal 1 8
Satiadarma, Monty P. Dasar-dasar psikologi olahraga (Jakarta: pustaka sinar
Harapan. 2000) Hal 225 5 dan ini merupakan bibit ketegangan, khususnya pada
waktu menghadapi pertandingan maupun setelah menghadapi pertandingan. Kurangnya
rasa percaya diri dapat menghambat atlet untuk berprestasi tinggi, karena
mempunyai pengalaman yang sedikit. Kepercayaan diri mempunyai andil terhadap
tercapainya suatu prestasi. Dengan rasa percaya diri atlet akan merasa sanggup
dan mampu untuk mencapai prestasi tertentu.9 Sebagai seorang atlet yang rutin saat
berlatih untuk bisa mengikuti pertandingan, akan tetapi pada saat kondisi di
gelanggang ia tidak mampu menampilkan penampilannya dengan baik, dan hasil
latihan rutinnya menjadi kaku saat berada dalam gelanggang menjadi pudar begitu
saja ketia ia berada di arena gelanggang. Sehingga pada kondisikondisi seperti
ini ia dikatakan kurang percaya diri. Sehingga, ia menjadi ragu-ragu,
konsentrasinya menghilang karena tidak berani untuk menggunakan strategi untuk
menghadapi lawan, sulit melakukan serangan kepada lawan, dan merasa cemas
melihat lawannya lebih hebat sehingga merasa sulit untuk menentukan strategi.10
Membangun rasa percaya diri pada atlet dengan berperilaku penuh percaya diri,
menuntaskan tugas akhir, persiapan yang mantap akan bertanding dan tanggung
jawab pelatih pada atletnya. Karenanya penting untuk memberikan latihan
sebaik-baiknya pada atlet supaya 9 Fitri, Yulianto. Kepercayaan diri dan
prestasi atlet Tae Kwo Do daerah istimewa Yogyakarta.Jurnal psikologi
universitas diponegoro vol. 3 No. 1, 2006. Hal 55 10 Satiadarma, Monty P.
Dasar-dasar psikologi olahraga (Jakarta: pustaka sinar Harapan. 2000) Hal 247 6
iamenuntaskan latihannya dengan baik, program latihan disusun agar atlet
menyeleseikan tugasnya dngan benar.11 Pelatih berperan dalam membangun
kepercayaan diri atlet, karenanya atlet yang sering dicemooh akan merasa kurang
percaya diri dan tidak akan mau mencoba. Menurut Satiadarma (2000:256) pelatih
meskipun sebagai mentor atau guru yang memberikan latihan yang berupa fisik,
teknik, dan strategi bertanding akan tetapi juga sebagai motivator yang
bertugas membangun perilaku percaya diri atlet dalam menghadapi situasi sosial
tertentu seperti pada saat kondisi bertanding12 . Pemahaman dari beberapa orang
mengenai kepercayaan diri yaitu mereka yang berani tampil dalam menunjukkan
penampilan terbaiknya dan tidak malu saat dilihat oleh penonton.Atlet yang
mempunyai kepercayaan diri yaitu berani tampil, tidak malu-malu, tidak takut
saat betanding.Itu semua merupakan pandangan yang salah mengenai kepercayaan
diri. Pertandingan pencak silat merupakan pertandingan individu, baik kategori
tanding maupun kategori seni tunggal, karena peraturannya 2 orang atlet dari
kubu yang berbeda maka diperlukan konsentrasi yang tinggi.Jenis olah raga juga
membawa pengaruh kepercayaan diri dan kecemasan, seperti hasil penelitian
Ichraff dkk (2013:55) 13 olah raga individu dan olah raga team hasilnya bahwa
olah raga individu 11 Satiadarma, Monty P. Dasar-dasar psikologi olahraga
(Jakarta: pustaka sinar Harapan. 2000) Hal 256 12 Ibid Hal 256 13 Ichraf, A.,
Ali, B. M., Khaled, T., Liwa, M., Ali, E., Effect of gender and type of sport
on anxiety and self-esteem(Journal of Humanities and Social Science Invention,
Vol 2, 2319 – 7722) hal 55 7 mempunyai keyakinan diri yang lebih rendah
dibandingkan olah raga team.jadi jika olah raga individu mempunyai keyakinan
yang rendah maka kecemasannya akan tinggi. Woodman dan Hardy (2003) berpendapat
jenis olahraga dapat dikategorikan menjadi olahraga tim dan individu.
Menurutnya olahraga individu lebih banyak tekanan dari pada olahraga tim. Dari
hipotsisnya bahwa kecemasan dan efek rasa percaya diri ukuran lebih tinggi
untuk olahraga individu daripada olahraga tim.14 Literatur sebelumnya
melaporkan bahwa state - A lebih tinggi dalam olahraga individual dibandingkan
dengan olahraga tim . Namun, kepercayaan diri ditemukan lebih rendah pada
olahraga individu daripada olahraga tim (Martens et al, 1990;.Zeng, 2003).
Hasil pengujiannya sampel Independent t-Test ini digunakan untuk membandingkan sifat
antara kecemasan atlet olahraga individu dan tim. Sebuah perbedaan signifikan
yang ditemukan dalam skor kecemasan sifat antara individu (M = 44,35, SD =
3,90) dan atlet olahraga tim, (M = 41,54, SD = 5.47); t (50) = 2.13, p
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh kepercayaan diri terhadap kecemasan bertanding pada atlet pencak silat Nur Harias Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment