Abstract
INDONESIA:
Masa remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa yang diikuti banyak permasalahan karena adanya perubahan fisik, psikis dan sosial. Pada masa inilah kesulitan dalam diri maupun lingkungan sosial sering terjadi. Untuk melewati permasalahan remaja tersebut, maka diperlukan kematangan diri serta bantuan keluarga. Dimana keluarga adalah tempat sosialisasi pertama anak. Selain keluarga, masyarakat juga memberikan kepercayaan pada pondok pesantren untuk tempat bersosial. Serta masyarakat sering membedakan cara bersosialisasi antara remaja yang tinggal di pondok dengan remaja yang tinggal dengan keluarga. Kematangan sosial sendiri diartikan sebagai kesiapan individu untuk bergabung dengan lingkungan sosialnya dengan didukung oleh ketrampilan dan kemampuan dirinya. Hal ini yang menimbulkan pertanyaan bagi peneliti, diantaranya adalah bagaimana tingkat kematangan sosial remaja yang tinggal di pondok, bagaimana tingkat kematangan sosial remaja yang tinggal dengan orang tua/ keluarga, serta adakah perbedaan kematangan sosial remaja berdasarkan status tempat tinggal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan kematangan sosial remaja berdasarkan status tempat tinggal. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat kematangan sosial remaja yang tinggal di pondok dan tingkat kematangan sosial remaja yang tinggal dengan orang tua/ keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi komparatif, yaitu mengkomparasikan tingkat kematangan sosial remaja yang tinggal di pondok dan yang tinggal dengan orang tua/ keluarga untuk mencari perbedaan tingkat kematangan sosial remaja kedua kelompok tersebut. Penelitian dilakukan di MA Almaarif Singosari-Malang dengan ukuran sampel 20 siswa yang tinggal di pondok dan 20 siswa yang tinggal dengan orang tua/ keluarga. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji-t, yaitu teknik untuk melihat perbedaan kedua kelompok yang di uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kematangan sosial remaja berdasarkan status tempat tinggal di MA Almaarif Singosari- Malang. Diketahui dari nilai signifikasi (2-tailed) yang lebih besar daripada nilai alpha, yaitu 0,23 > 0,05 maka Ho diterima dengan artian varian kedua kelompok sama, jadi tidak ada perbedaan kematangan sosial remaja berdasarkan status tempat tinggal.
ENGLISH:
Adolescence is the transition from childhood to adulthood that followed a lot of problems because of changes in physical, psychological and social. At this time of difficulty in self and social environment are common. To bypass the problems of adolescence, it is necessary maturity and self-help families. Where the family is where the first child socialization. In addition to the family, the community also gives credence to the boarding school for socially place. And the way people socialize often distinguish between adolescents who live in the boarding school with a teenager who lives with the family. Own social maturity is defined as an individual's readiness to join the social environment, supported by his skill and ability. This raises a question for researchers, such as how social maturity level of teenagers who lived in the boarding school, how the level of social maturity of adolescents who live with parents / family, and social maturity is there a difference in adolescents based on residency status.
While the purpose of this study was to look for differences in the social maturity of adolescents based on residency status. In addition, to determine the level of social maturity of teenagers who lived in the boarding school and social maturity level of teenagers who live with parents / family.
This study is a quantitative research approach to comparative studies, the level of social maturity that compare teenagers who live in huts and living with parents / families to look for differences in the level of social maturity of adolescents both groups. The study was conducted at the MA AlmaarifSingosari-Malang with a sample of 20 students living in the boarding school and 20 students living with parents / family. Data analysis techniques used are the t-test, which is a technique to see the difference between the two groups in the test.
The results showed that there was no difference in the social maturity of adolescents based on residency status in MA Almaarif Singosari-Malang. Known of the significance (2-tailed) is greater than the alpha value, ie 0.23> 0.05 so Ho accepted the terms of the two variants of the same group, so there was no difference in the social maturity of adolescents based on residency status.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Perbedaan kematangan sosial remaja berdasarkan status tempat tinggal: Penelitian pada siswa kelas X MA Almaarif Singosari, Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment