Abstract
INDONESIA:
Siswa MTs. kelas VIII berada pada tahap mencari jati diri, pada masa ini siswa mulai mengidentifikasi keampuannya terutama dalam hal motivasi berprestasi, motivasi berprestasi yang tinggi yang dimiliki oleh siswa ditimbulkan oleh adanya dorongan yang muncul pada diri siswa tersebut. Dorongan ini biasanya akan menjadikan siswa berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri, bersikap optimis, dan memiliki ketidak puasan terhadap prestasi yang telah diperoleh, doronagn yang timbul ini dinamakan keyakinan diri ( efikasi diri). Self efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu meraih hasil yang diinginkan, seperti penguasaan suatu ketrampilan baru atau mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi berprestasi kebutuhan untuk berprestasi dapat diartikan sebagai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya ( Robbins, 2002). Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang adalah efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri dan motivasi berprestasi pada siswa MTs. Ahmad Yani Jabung Malang, serta untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan motivasi berprestasi siswa MTs kelas VIII Ahmad Yani Jabung Malang.
Penelitian ini mengunakan jenis penelitian kauntitatif korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan dari suatu varibel terhadap varibel lainnya. Subyek yang diambil dalam penelitian adalah siswa MTs kelas VIII Ahmad Yani Jabung Malang yang berjumlah 69 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah . Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala efikasi diri dan skala motivasi berprestasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasi product moment.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas siswa MTs. Ahmad Yani Jabung Malang mempunyai tingkat efikasi diri yang sedang yaitu dengan presentase 44, 9% ( 31 siswa), sedangkan 20, 3% ( 14 siswa) memiliki efikasi diri yang tinggi, dan 11, 6% ( 8 siswa) memiliki efikasi diri yang rendah. Untuk tingkat motivasi berprestasi ditemukan bahwa mayoritas siswa MTs. Ahmad Yani Jabung Malang berada pada kategori sedang dengan presentase 40, 6% ( 28 siswa), sedangkan 8, 7% ( 6 siswa) memiliki tingkat motivasi berprestasi tinggi, dan 31, 9% ( 22 siswa) memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa MTs. Ahmad Yani Jabung Malang, hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy = 0,719 dengan p = 0,000 dan berada pada taraf signifikansi 0,01 sehingga p < 0,01, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
ENGLISH:
Students MTs. eighth grade at the stage of looking for identity, at this time the students begin to identify ability specially in terms of achievement motivation, high achievement motivation possessed by students caused by the encouragement that appear on the students themselves. This encouragement will usually make the students strive to do our best, have confidence in the ability to work independently, be optimistic, and have a dissatisfaction of the achievements that have been obtained, arising doronagn is called self confidence (self-efficacy). One of the factors that affect a person's achievement motivation is self-efficacy. This study aims to determine the level of self-efficacy and achievement motivation in students MTs. Ahmad Yani Jabung Malang, as well as to determine the relationship of self-efficacy and achievement motivation eighth grade students of MTs Ahmad Yani Jabung Malang.
This study uses correlation quntitative kind of research is to determine the relationship of one variable to another variable. The subjects were taken in the study were students of class VIII MTs Ahmad Yani Jabung Malang, amounting to 69 students. Sampling technique in this study was. Methods of data collection in this study using a self-efficacy scale and the scale of achievement motivation. The data analysis technique used is the product moment correlation test.
This study found that the majority of students MTs. Ahmad Yani Jabung Malang has a level of self-efficacy is that the percentage of 44, 9% (31 students), while the 20, 3% (14 students) had high self-efficacy, and 11, 6% (8 students) have a self-efficacy low. To the level of achievement motivation was found that the majority of students MTs. Ahmad Yani Jabung Malang in middle category with a percentage of 40, 6% (28 students), whereas 8, 7% (6 students) have a high level of achievement motivation, and 31, 9% (22 students) had lower levels of achievement motivation. The results showed that there is a significant positive relationship between self- efficacy and achievement motivation in students MTs. Ahmad Yani Jabung Malang, this is indicated by the correlation coefficient r xy = 0.719 and p = 0.000 at significance level of 0.01 was so p <0.01, thus it can be concluded that the hypothesis is accepted
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan saat ini semakin mendapat
perhatian dari pemerintah. Berbagai kebijakan dan perbaikanpun dilakukanya.
Salah satu kebijakan pemerintah yang kini terus dikembangkan adalah Madrasah
Tsanawiah ( MTs) yang tujuannya untuk mencetak siswa-siswi yang memiliki
kedalaman moral disamping kecerdasan intlektual. Madrasah Tsanawiah ( MTs)
merupakan lembaga pendidikan jenjang menengah yang lebih menekankan pada sisi
keagamaanya dibandingkan dengan materi bidang umum, sehingga lulusanya memiliki
ahlaq atau moral yang baik. Siswa-siswi Madrasah Tsanawiah ( MTs) memiliki
kualitas yang tidak kalah dengan siswa-siswi yang menempuh disekolah yang berbasis
umum asalkan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Tingkat motivasi
belajar maupun tingkat motivasi berprestasi siswa-siswi beragam. Hal ini
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan masing-masing individu.1 Sering kali
terlihat bahwa siswa yang mempunyai kecerdasan ratarata mempunyai kecenderungan
motivasi yang lebih adaptif misalnya mengerjakan tugasnya dengan tekun dan
lebih yakin dengan kemampuan mereka. Sebaliknya, siswa yang memiliki kecerdasan
diatas rata-rata 1 .Dr. Oemar Hamalik. 2010. Psikologi Belajar mengajar. Hal:
178. 2 memiliki kecenderungan berprestasi yang kurang, misalnya tidak yakin
dengan kemampuan akademisnya sendiri dan mudah putus asa. Hal ini terjadi
karena memang pada dasarnya pada setiap individu memiliki tingkat morivasi dalam
hal prestasi yang berbeda anatara individu satu dengan individu lainnya.
Douglas McGregor dalam Robbins mengemukakan dua pandangan nyata mengenai
manusia; pandangan pertama pada dasarnya negatif, disebut teori X, dan yang
kedua pada dasarnya positif disebut teori Y, 2 artinya memang pada dasarnya
setiap individu memiliki keberbedaan antara tingkat motivasi berprestasi antara
individu satu dengan individu lainya hal ini karena dipengearuhi oleh kebutuhan
mereka yang bervariasi. Maslow dalam Robbins memisahkan lima kebutuhan ke dalam
urut-urutan yang lebih tinggi dan rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman
dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah, kebutuhan sosial, penghargaan,
dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.3 Selain itu, Mc Clelland
berpendapat individu memiliki kebutuhan pencapaian, kebutuhan kekuatan, dan
kebutuhan hubungan. Oleh karena itu individu memiliki dorongan yang kuat untuk
berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada
memperoleh penghargaan. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu
dengan dengan lebih baik dan lebih efisien disbanding sebelumnya. 2 . Spephen
P. Robins, dkk. 2008 : 225 3 . Spephen P. Robins, dkk. 2008 : 224 3 Sehingga
kebutuhan- kebutuhan yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh diatas jelas
bahwa motivasi berprestasi siswa dipengaruhi oleh kebutuhan pencapaian,
kebutuhan kekuatan, dan kebutuhan hubungan. 4 Siswa yang menjadi subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Ahmad Yani Jabung Malang. Dalam
kenyataanya, motivasi berprestasi disekolah ini tergolong rata-rata siswa-siswi
mempunyai motivasi berprestasi yang sedang, akan tetapi ada beberapa siswa yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan
salah satu guru disekolah tersebut diketahui motivasi berprestasi mereka
tergolong Sedang, yakani berkisar tuju sampai delapan.5 Prestasi yang tinggi
dapat diperoleh jika siswa memiliki dorongan untuk mencapainya. Siswa yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, akan memperoleh prestasi yang tinggi
pula. 6 Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi maka dia akan
berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk
bekerja mandiri, bersikap optimis, dan memiliki ketidak puasan terhadap
prestasi yang telah diperoleh sehingga seseorang yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas
dibandingakan mereka yang memiliki 4 . Spephen P. Robins, dkk. 2008 : 230. 5 .
Hasil wawancara dengan salah satu guru MTs Ahmad Yani Jabung pada tanggal ( 20
2 2014). 6 . Sappaile, 2007; 999. 4 motivasi yang rendah. Tumbuhnya motivasi
berprestasi siswa dibutuhkan tiga komponen penting yaitu peran siswa itu
sendiri, peran guru, dan peran orang tua siswa.7 Dari penelitian kebutuhan
terhadap kebutuhan pencapaian, Mc Clelland menemukan individu dengan prestasi
tinggi membedakan diri mereka dari individu lain menurut keinginan mereka untuk
melakukan hal- hal dengan baik. Mereka mencari situasi- situasi di mana bisa
mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah,
bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja sehingga dapat dengan
mudah menentukan apakah mereka berkembang atau tidak, dan di mana mereka bisa
menentukan tujuan- tujuan yang cukup menantang.8 Selanjutnya pada teori
evaluasi kognitif menyatakan bahwa pemberian penghargaan- penghargaan
ekstrinsik untuk prilaku yang sebelumnya memuaskan secara instrinsik cenderung
meningkatkan motivasi secara keseluruhan. 9 Dari teori ini dapat diambil
kesimpulan bahwa pada dasarnya motivasi berprestasi setiap individu berbeda.
Hal ini terjadi karena ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang terjadi didalam diri individu
sendiri 7 . Lundeto, 2008 8 . Spephen P. Robins, dkk. 2008 : 230-231. 9
.------------------------------------------: 233 5 yang dalam hal ini adalah
efikasi diri. Sedangkan faktor ekternal adalah sesuatu yang mendukung motivasi
belajar individu dari luar.10 Efikasi diri adalah salah satu proses mental yang
mana sangat dimungkinkan terkait dengan motivasi berprestasi. Terbentuknya
efikasi diri banyak dipengaruhi oleh proses kognitif pada diri individu dalam
menghadapi kesulitan hidup atau kondisi ketertekanan yang dialami. Bandura
(1997) menjelaskan efikasi diri adalah keyakinan atau pengharapan tentang
sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas
atau tindakan tertentu. Efikasi diri mempunyai peranan dalam pengendalian
reaksi terhadap tekanan, dimana keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya akan
menentukan apakah individu akan mencoba mengatasi situasi yang sulit atau
tidak. Individu yang mempunyai efikasi diri yang tinggi akan melakukan usaha
yang lebih keras untuk mengatasi semua kesulitan, individu akan berusaha
menggerakkan seluruh kemampuan dan menentukan atau merencanakan tindakan apa
yang dibutuhkan untuk mencapai situasi yang dibutuhkan. Setiap manusia
diberikan kemampuan oleh Tuhan, dengan kemampuan tersebut manusia menjadi berbeda
dengan makhluk yang lain. Kemampuan yang menjadi bekal bagi individu yang
bersangkutan untuk menjalani kehidupan. Individu adalah seperti yang dia
pikirkan, jika berpikir akan berhasil, maka kemungkinan besar keberhasilan 10 .
Kesimpulan dari teori evaluasi kognitif. 6 tersebut akan mampu untuk diraih,
begitu juga sebaliknya. Karena dasarnya setiap individu sudah memiliki
kemampuan yang menjadi modal untuk mencapai keberhasilan. Kuncinya adalah pada
keyakinan. Orang- orang yang yakin bahwa dia mampu mencapai keberhasilan, akan
termotivasi untuk melakukan usaha agar tujuannya tercapai. Maka, orang yang
gagal bisa jadi bukan karena dia tidak mampu, tapi karena dia tidak yakin bahwa
dia bisa. Keyakinan akan kemampuan diri sering dikenal dengan efikasi diri.
Efikasi diri atau efikasi ekspektasi ( self effication – efficacy expectasion)
adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam
situasi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki
kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Efikasi adalah penilaian diri,
apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau yang buruk, tepat atau salah,
bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini
berbeda dengan inspirasi ( cita- cita), karena cita- cita menggambarkan sesuatu
yang ideal yang seharusnya ( dapat dicapai ), sedangkan efikasi diri
menggambarkan penilaian kemampuan diri.11 Lebih lanjut bandura mengatakan,
bahwa efikasi diri adalah salah satu komponen dari pengetahuan tentang diri (
self knowledge) yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Bandura
juga menegaskan bahwa semua proses perubahan psikologi dipengaruhi oleh 11 .
Online tanggal 7 Juni, Gugum Gumilar, www. Gumilarcenter.com, 2007. 7 efikasi
diri.12 Menurut Wood dan Bandura, mengatakan bahwa efikasi diri merupakan
kepercayaan tentang kemampuan seseorang dalam mengarahkan motivasi, sumber daya
kognitif, dan menentukan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu situasi
yang diinginkan.13 Konsep dasar efikasi diri adalah pada masalah adanya
keyakinan bahwa pada setiap individu mempunyai kemampuan mengontrol pikiran,
perasaan dan perilakunya. Dengan demikian efikasi diri merupakan masalah
persepsi subyektif. Artinya efikasi diri tidak selalu menggambarkan kemampuan
yang sebenarnya, tetapi terkait dengan keyakinan yang dimiliki individu).14
Dalam bukunya self efficacy, the exercise of control Bandura menyebutkan “ self
efficacy refers tobeliefts in one’s capability to organize and execute the
courses of action required to produce gevin attainments”. 15 Dari definisi yang
dirumuskan Bandura diatas dapat dipahami bahwa Efikasi Diri merupakan keyakinan
seseorang akan kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian
tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Bandura
menyatakan bahwa Efikasi Diri mempengaruhi bagaimana individu beraktifitas,
seberapa jauh usaha individu dalam menghadapi tugas 12 . Bandura ( 1986: 309).
13 . Dalam Calvin S. Hall dan Linzey, 1993: 290) 14 . Bandura, 1986. 15 .
-----------.1986. 8 tertentu, seberapa lama individu bertahan, dan reaksi emosi
individu ketika menghadapi situasi atau tugas tertentu.16 Penelitian tentang
efikasi diri pernah dilakukan oleh Nicole A. Miils, Frank Parajes, Carol Herron
dengan judul Self efficacy of college Intermediete French Students; Relatioan
to Achievement and Motivation. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
efikasi diri dan motivasi terhadap prestasi pada mahasiswa menengah perancis
dengan jumlah sampel 303. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesuksesan
akademik dialami oleh mahasiswa yang mempersiapkan diri mereka sebisa mungkin
dengan menggunakan sterategi metakognitif untuk memonitor waktu pekerjaan
akademik. Mahasiswa dilaporkan mempunyai efikasi diri, regulasi diri,
ketertarikan, nilai dan keyamanan dalam belajar lebih tinggi daripada mahasiswa
lain. Walaupun pada faktanya tidak ada perbedaan prestasi antara mahasiswa dan
mahsiswi, interpretasi pada penelitian ini menggunakan teori kognitif social
Albert Bandura. Penelitian lain dilakukan oleh Sidsel Skaalvik dan Einar M.
Skaalvik tentang tentang hubungan antara Self Consept dan Self Efficacy pada
matematika dengan motivasi dan prestasi matematika, atau sebaliknya. Penelitian
ini juga menguji pengaruh self percepcion terhadap prestasi yang diterangkan
oleh orientasi tujuan siswa, ketertarikan atau harga diri. Partisipannya adalah
246 siswa menengah 16 . Hevin, L.A & Jhon, 2001. 9 pertama dan 484 siswa
menengah atas ( kelas 1 dan 2). Prestasi diukur saat ujian akhir sekolah,
sedangakan self percepcion, ketertarikan, dan orientasi tujuan diukur saat awal
kelas 2. Hasil penelitai ini menunjukan bahwa self perception lebih
mempengaruhi siswa terhadap prestasi dari pada prestasi terhadap self
perception. Walaupun tidak ada fakta bahwa efek self perception terhadap
prestasi dimediasi oleh ketertarikan, orientasi tujuan, atau harga diri
mereka.17 Selanjutnya penelitian tentang efikasi diri dan motivasi berprestasi
yang hanya menggunakan dua variabel ini pernah dilakukan oleh Fransiska Febby
Petriani, dengan judul hubungan self efficacy dengan motivasi berprestasi
penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Dengan populasinya penari Bali remaja
di Kabupaten Gianyar, jumlah sampel 60 orang, dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan validitas diatas 0, 03.
Reliabilitas alat ukur self efficacy sebesar 0,911 dan motivasi berprestasi
sebesar 0,933. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik korelasi produck
moment. Hasinya penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara self efficacy
dengan motivasi beprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar sebesar 0,
968 dengan nilai signifikansi ( 2- tailed) 0,000. Hubungan yang terjadi
diantara dua variabel adalah searah. 17 . Online tanggal 5 juni, Sidsel &
Einer Skaalvik, www. Portal.acm. org. 10 Semakin tinggi self efficacy, maka
semakin tinggi motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar.18
Kedua penelitian diatas memisahkan variabel motivasi berprestasi serta terdapat
variabel selain efikasi diri yang mempengaruhi motivasi dan prestasi, akan
tetapi pada satu penelitian terakhir ditemukan penelitian yang hanya
menggunakan dua variabel yaitu efikasi diri dan motivasi berprestasi. Dari
kedua hasil penelitian diatas jelas sekali bahwa efikasi diri memang
berhubungan terhadap motivasi berprestasi. Hal ini dibuktikan pada hasil
penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Nicole A. Miils, Frank Parajes,
Carol Herron. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesuksesan akademik
dialami oleh mahasiswa yang mempersiapkan diri mereka sebisa mungkin dengan
menggunakan sterategi metakognitif untuk memonitor waktu pekerjaan akademik.
Mahasiswa dilaporkan mempunyai efikasi diri, regulasi diri, ketertarikan, nilai
dan keyamanan dalam belajar lebih tinggi daripada mahasiswa lain. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Febby Petriani. Dengan hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara self efficacy dengan motivasi
beprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar sebesar 0, 968 dengan nilai
signifikansi ( 2- tailed) 0,000. Hubungan yang terjadi diantara dua variabel
adalah searah. Semakin 18 . Fransiska Febby P. 2012. thesis. 11 tinggi self
efficacy, maka semakin tinggi motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten
Gianyar. Dari hasil penelitain yang telah dilakukan oleh oleh Nicole A. Miils,
Frank Parajes, Carol Herron dan Fransiska Febby Petriani membuktikan bahwa
efikasi diri memang mempunyai hubungan dengan motivasi berprestasi, dalam
bidang akademik dan non akademik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
memfokuskan terhadap dua varibel, yaitu efikasi diri dan motivasi berprestasi.
Pentingnya efikasi diri dan motivasi berprestasi ini juga dipaparkan oleh salah
satu tenaga pendidik yang menyatakan bahwa disekolah banyak ditemui siswa
tergolong rajin, mereka mau mengerjakan PR, mengerjakan soal- soal yang
diberikan oleh guru, dan lain sebagainya. Akan tetapi prestasi yang didapat
disekolah tergolong sedang atau biasa-biasa saja. Sehingga diperlukan motivasi
berprestasi yang lebih agar prestasi yang diperoleh siswa maksimal. Agar
prestasi yang didapat maksimal, siswa membutuhkan keyakinan akan kemampuan diri
sendiri atau yang disebut efikasi diri. Hal diatas tentu saja akan berdampak
positif terhadap keberhasilan siswa tersebut. 19 Pendidik yang lain juga
bertutur tentang siswa-siswi yang duduk di kelas VIII, bahwa dari 69 siswa yang
duduk dikelas VIII memang memiliki keyakinan diri dalam meraih prestasi didalam
kelas tergolong 19 . Hasil wawancara dengan guru dan observasi langsung pada
siswa MTs Ahmad Yani Jabung Malang pada tanggal 6 Maret 2014. 12 sedang, akan
tetapi guru-guru MTs. Ahmad Yani Jabung Malang mencoba melihat sisi lain dari
siswa siswi tersebut berupa kreatifitas mereka. Guru- guru terus memotivasi
mereka, dan terbukti mereka sedikit demi sedikit bisa berprestasi seperti siswa
yang lainnya ( hasil wawancara dengan guru- guru MTs. Ahmad Yani Jabung Malang
dan juga melihat dari nilai raport semester I, II pada bulan Mei 2014 ).
Selanjutnya siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi pada siswa
MTs. Ahmad Yani Jabung ini biasanta dilihat dari produk atau hasil yang
menandai seperti: Mendapat peringkat sepuluh (10) besar dikelasnya, Sering
mendapat prestasi yang bagus dalam kegiatan non akademik, seperti drum band.20
Prestasi memang sangat penting dalam proses belajar- mengajar. Prestasi
tentunya tidak muncul dengan sendirinya, terdapat faktor lain yang mempengaruhi
yaitu motivasi. Demikian juga motivasi tidak muncul secara tiba-tiba, ada sesuatu
yang menyebabkannya yaitu efikasi diri. Hal ini seperti yang dipaparkan Bandura
dalam bukunya Self Efficacy: The Exercise of Control, bahwa “ Efficacy Beliefs
contributed to accomplishment both motivationally and through support strategic
thinking.”. 21 Berdasarkan paparan diatas, peneliti merasa penting untuk
melakukan penelitian tentang efikasi diri dan motivasi berprestasi pada 20 .
Hasil wawancara dengan sebagian guru MTs Ahmad Yani Jabung Malang pada tanggal
6 Maret 2014. 21 . Bandura, 1998: 215. 13 siswa. Dalam hal ini, peneliti lebih
memfokuskan untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara efikasi diri
dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas VIII MTs. Ahmad Yani Jabung
Malang. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Tingkat Efikasi Diri siswa MTs Ahmad
Yani Jabung Malang? 2. Bagaimana Tingkat Motivasi Berprestasi siswa MTs Ahmad
Yani Jabung Malang? 3. Apakah ada hubungan Tingkat Efikasi Diri dengan tingkat
Motivasi berprestasi pada siswa kelas VIII MTs. Ahmad Yani Jabung Malang? C.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui Tingkat Efikasi Diri pada siswa MTs Ahmad Yani
Jabung Malang. 2. Untuk mengetahui Tingkat Motivasi Berprestasi siswa MTs Ahmad
Yani Jabung Malang. 3. Untuk mengetahui hubungan Tingkat Efikasi Diri dengan
tingkat Motivasi Berprestasi pada siswa kelas VIII MTs Ahmad Yani Jabung
Malang. 14 D. MANFAAT Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dengan
disusunnya skripsi ini antara lain adalah: 1. Secara teoritis: Penelitian ini
diharapkan dapat memberi sumbangan bagi keilmuan yang terkait dan dapat menjadi
referensi bagi penelitian berikutnya. 2. Secara praktis: a. Bagi pengembangan
ilmu Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu di
bidang psikologi pendidikan khususnya tinjauan tentang hubungan efikasi diri
dengan motivasi berprestasi. b. Bagi lembaga tempat penelitian Dengan hasil
penelitian ini bisa menjadi pemicu dan feed back terhadap pembangunan system
pendidikan yang sedang berlangsung di lembaga tersebut. 15 c. Bagi peneliti
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dengan memadukan pengetahuan praktis yang
ada di sekolah dan teori ataupun pandangan ilmiah yang telah diperoleh di
bangku kuliah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas VIII di MTs Ahmad Yani Jabung Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment