Abstract
INDONESIA:
Setiap anak diharapkan mampu mencapai kematangan kepribadian, dengan adanya kematangan kepribadian tentunya mampu menjadikan anak sebagai generasi yang memiliki pandangan masa depan yang baik, dan mampu menjadi makhluk sosial yang baik untuk lingkungannya. Dalam mencapai tahap kematangan kepribadian tentu peran lingkungan sangatlah penting, terlebih peran keluarga sebagai lingkungan yang terdekat bagi anak dan hal itu yang begitu abnyak menjadi pengaruh kepribadian anak. Hubungan keluarga yang baik tedapat pada keluarga yang harmonis sehingga keharmonisan keluarga juga mendapatkan peran pada proses kematangan kepribadian anak. Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui tingkat Keharmonisan Keluarga Siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede, (2) untuk mengetahui tingkat Kematangan kepribadian Siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede, dan (3) untuk mengetahui adanya hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan kematangan kepribadian siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede Bungah Gresik.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dengan jumlah populasi sebanyak 146 siswa, Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 94 siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede. Dengan menggunakan teknik Random Sampling Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala Keharmonisan Keluarga yang berjumlah 38 aitem dan skala Kematangan kepribadian yang berjumlah 36 aitem. Sementara pengolahan dan analisis data menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Siswa MA Manbaul Ulum memiliki tingkat Keharmonisan Keluarga pada taraf tinggi sebanyak 14 orang dengan prosentase 15%, kategori sedang 63 orang dengan prosentase 67% dan kategori rendah 17 orang dengan prosentase 18%. (2) tingkat Kematangan kepribadian siswa MA Manbaul Ulum pada taraf tinggi sebanyak 18 orang dengan prosentase 19%, kategori sedang 63 orang dengan prosentase 67% dan kategori rendah 13 orang dengan prosentase 14%.(3) Terdapat hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Kematangan kepribadian pada siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede. Dengan angka sebesar (rxy = 0,580 ; sig = 0,000 < 0,05 ) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan dari kedua variabel, sehingga hipotesis dari penelitian ini diterima.
ENGLISH:
Every children is expected to be able to achieve their personality maturity because through this matured personality, they will be a generation with brighter future prospect and able to develop as a social creature with good correspondence with environment. Achieving this personality maturity stage does not separate from environmental role. The role of family as the closest environment to children may greatly influence children personality. Good family relationship is shown by the harmony such that family harmony is also having great stake in the maturity process of child personality. Therefore, the objectives of research are (1) to understand the harmony rate of the family of students of MA Manbaul Umum Mojopurogede, (2) to acknowledge the personality maturity rate of students of MA Manbaul Umum Mojopurogede, and (3) to ensure whether there is a relationship between family harmony and personality maturity of students of MA Manbaul Umum Mojopurogede, at Bungah, Gresik.
Research type is quantitative study. The population is 146 students. Research sample is 94 students at MA Manbaul Umum Mojopurogede. Method of research is Random Sampling. Research instruments include Family Harmony Scale containing 38 items and Personality Maturity Scale with 36 items. Data are analysis and processed using Rank Spearman Correlation Coefficient supported by SPSS 16.0 for Windows.
Result of research indicates that (1) Students of MA Manbaul Umum Mojopurogede with high family harmony rate are 14 students or 15 %, while those with moderate rate are 63 students or 67 % and those with low rate are 17 students or 18 %; (2) Students of MA Manbaul Umum Mojopurogede with high personality maturity rate are 18 students or 19 %, while those with moderate rate are 63 students or 67 % and those with low rate are 13 students or 14 %; and (3) There is a relationship between family harmony and personality maturity of students of MA Manbaul Umum Mojopurogede. The rate is described as rxy = 0.580 and sig = 0.000 < 0.05, meaning that there is a significant relationship from two variables, and then, the hypothesis of research is accepted.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
dunia pendidikan, sering dijumpai siswa-siswa melanggar tata tertib sekolah.
Seperti halnya tidak masuk sekolah tanpa izin, dan juga tidak masuk kelas
ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan sering juga terlihat bersikap
tidak baik dan tata cara berpakaian yang tidak rapi sehingga hal tersebut tidak
mencerminkan bagaimana kepribadian yang baik bagi seorang siswa. Untuk
mendapatkan siswa terbentuk memiliki kepribadian yang baik dan matang maka
dukungan-dukungan yang menjadikan siswa memiliki kematangan kepribadian
haruslah ditingkatkan. Kematangan itu berlangsung tidak lepas dari peranan
lingkungan dan pengalaman dalam menghadapi problematika hidup. Sehingga dapat
dinyatakan, bahwa setiap pengalaman yang positif itu dapat mengembangkan diri
anak. Oleh pengalaman tersebut anak jadi matang dan penghayatan hidupnya akan
bertambah mendalam. Sebaliknya perkembangan yang negatif, bisa menghambat atau
melumpuhkan perkembangan anak. Dalam perkembangan kepribadian pada usia remaja
dijelaskan pada teori Allport (Alwisol, 2011:225) bahwa usia remaja memasuki
tahap berusaha untuk mencakup tujuan jangka panjang. Dan pandangannya 2
mengarah pada masa depan, dan menyusun rencana-rencana. Menurut Allport ketika
seseorang mampu membuat dan memikirkan rencana jangaka panjang, maka bangunan
kepribadiannya lengkap. Ketika seseorang memiliki bangunan kepribadian yang
lengkap, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut mencapai kematangan
kepribadiannya, dan mampu memandang hal-hal yang dijumpai baik hal yang baik
maupun buruk dengan sikap yang lebih dewasa. Maslow (dalam Globe) mengungkapkan
bahwa kematangan kepribadian merupakan kemampuan individu untuk
mengaktualisasikan dirinya, yaitu kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan
secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas dan potensi yang ada pada dirinya
(Globe, 1987:48). Sedangkan menurut Kartono, bahwa kematangan kepribadian pada
dasarnya ditandai oleh adanya keberanian untuk hidup, sifat yang mandiri dari
individu, serius, tekun, rasa tanggung jawab, serta dapat menerima kenyataan
hidup (Kartono, 1990:126). Menurut Allport (1951) dalam kutipan Sumadi
Suryabrata(1998) bahwa kepribadian yang telah dewasa itu pada pokoknya harus
memiliki komponen-komponen di antaranya yaitu Extension of Self, Self
Objectification, dan Filsafat hidup (Suryabrata, 1998:204). Fakta yang terlihat
pada beberapa siswa MA Manbaul Ulum, yaitu terlihat kurang disiplin dan
perilaku yang kurang bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai siswa
diantaranya tidak masuk kelas pada saat pelajaran berlangsung, kurang adanya
prioritas masa depan, namun tidak 3 menjadikan kekhawatiran yang berlebih. Akan
tetapi dalam pengamatan peneliti dan dipandang dari kondisi kepribadian remaja
saat ini banyak hal yang perlu diperhatikan yang tidak lain adalah dampak dari
lingkungan keluarga yang kurang memberikan bimbingan dan perhatian. Dan dalam
hal ini peneliti mencoba mencari tau kematangan kepribadian pada siswa MA
Manbaul Ulum. Dunia remaja merupakan dunia yang penuh warna. Pertumbuhan dan
perkembangan remaja yang paling sering menjadi perhatian adalah ketika masa
pubertas itu datang. Dan hal tersebut menjadi awal masa-masa remaja menentukan
kebahagiaan yang dia inginkan. Pada era globalisasi saat ini kematangan
kepribadian remaja sangat mempengaruhi bagaimana mereka mempersiapkan masa
depannya. Dan dalam proses membentuk kepribadian yang matang tentunya tidak
lepas dari peranan keluarga. Lingkungan merupakan salah satu unsur penting
dalam pembentukan kepribadian seseorang. Keluarga sebagai pranata sosial
pertama dan utama, mempunyai arti paling strategi dalam mengisi dan membekali
nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak untuk mencari makna
kehidupannya. Keluarga dipandang sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama karena
peranannya yang begitu besar bagi pelekat pondasi pengembanganpengembangan
kepribadian anak berikutnya. 4 Jika dihitung-hitung sejak bayi hingga remaja
waktu anak lebih banyak dihabiskan bersama orang tua. Namun kebanyakan orang
tua seperti tidak memilki waktu untuk membimbing serta mendidik anak dengan
baik. Mereka kurang menanamkan bibit pencerahan spiritual, nilai-nilai moral
dan kemanusiaan dalam proses pembentukan kepribadian. Sehingga anak sendiri
tidak mampu menyaring atau membedakan permasalahannya dengan baik. Ditambah
lagi hubungan orang tua yang tidak harmonis (penuh konflik), anak akan
menghadapi masa yang sulit dan traumatis ketika menyaksikan kedua orang tuanya
bertengkar. Anak menjadi tidak betah dirumah. Orang tua yang sibuk dan jarang dirumah
juga mempengaruhi pemikiran anak. Jika orang tua jarang dirumah dan tidak punya
waktu untuk proses pembimbingan maka akan berdampak menjadi kepribadian yang
kurang baik karena kurangnya kasih sayang dan perhatian serta nasehat-nasehat
untuk menjadi kepribadian yang baik. Keharmonisan keluarga adalah keluarga yang
secara umum mempunyai kehidupan beragama yang baik, adanya komunikasi yang baik
antar anggota keluarga, saling menghargai antar sesama keluarga. Dan bila
terjadi permasalahan antar keluarga, maka hal tersebut dapat diselesaikan
dengan efektif antar anggota keluarga dengan begitu akan menciptakan iklim
keluarga yang positif bagi pembentukan Kepribadian anak. Hal ini yang diringkas
dari enam aspek pegangan untuk membangun keharmonisan keluarga (Hawari, 2004:
805-808) 5 Kebahagiaan orang tua adalah suatu kebahagiaan anak, begitu pula
sebaliknya. Keluarga yang bahagia adalah dambaan setiap anak. mendapatkan kasih
sayang dan perhatian adalah keinginan seorang anak dalam melampaui setiap tahap
perkembangannya. Sampai menginjak usia remaja anak juga tetap membutuhkan kasih
sayang dan perhatian sehingga perkembangan remajanya dapat terlampaui dengan
sempurna. Banyak sekali dijumpai remaja yang melampaui tahap perkembangan
remajanya dengan kekurangan kasih sayang, yang sering disebut dengan istilah
anak broken home. Hal tersebut yang menjadi mayoritas penyebab remaja-remaja
memilih jalan yang salah karena perhatian dan kasih sayang orang tua yang
kurang dan mungkin berlebihan. Beberapa fakta latar belakang keluarga siswa MA
Manbaul Ulum yang diketahu peneliti mayoritas hubungan anak dan orang tua yang
renggang, komunikasi yang kurang antara orang tua dan anak dalam menyelesaikan
masalah dengan anak, yang terjadi adalah kemarahan yang membuat anak tidak merasa
takut namun merasa tidak dimengerti, sehingga anak terlihat kurang mendapatkan
perhatian khusus dari orang tuanya dan terkesan dibiarkan melakukan apa saja,
khususnya untuk persiapan anak dalam merencanakan masa depan. Beberapa orang
tua yang dituntut mencari nafkah yang menjadikan tidak adanya waktu untuk
memperhatikan setiap aktivitas dan membimbing dan mengontrol perkembangan anak.
Dan menjadikan anak tidak mempunyai tanggung jawab dalam belajar di sekolah. 6
Hal tersebut yang terlihat disekolah bagi beberapa anak yang kurang mendapatkan
control dan perhatian dari orang tua. Secara psikologis remaja sangat ingin
diperhatikan, namun secara emosional mereka ingin dianggap dewasa yang sudah
mampu mengambil keputusan sendiri. Dunia remaja merupakan dunia yang penuh
warna. Pertumbuhan dan perkembangan remaja yang paling sering menjadi perhatian
adalah ketika masa pubertas itu datang. Dan hal tersebut menjadi awal penentuan
kemampuan remaja dalam mengambil keputusan dan menentukan jalan hidupnya.
Mayoritas anak merasa tertekan karena kasih sayang dan perhatian yang
berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan itu juga tidak baik. Namun terlalu
bebas itu juga kurang baik. Sehingga dalam pembentukan kepribadian remaja
membutuhkan peran orang tua dalam mengontrol pilihan anak dalam melangkah
menuju kedewasaan. Dalam kehidupan keluarga yang harmonis maka adanya
keseimbangan pemenuhan kasih sayang dan perhatian itu secara seimbang, dan
menjadikan remaja mempunyai kebebasan dalam menemukan jati dirinya, namun tetap
mendapatkan kontrol dan pengawasan dari orang tua sehingga remaja tidak
melampaui batas-batas norma yang ada. Dari paparan di atas, maka peneliti
mengambil judul “Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Kematangan
Kepribadian Siswa MA Manbaul Ulum”. 7 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat
keharmonisan keluarga siswa MA Manbaul Ulum? 2. Bagaimana tingkat Kematangan
kepribadian siswa MA Manbaul Ulum? 3. Adakah hubungan antara Keharmonisan
keluarga dengan Kematangan Kepribadian siswa MA Manbaul Ulum? C. Tujuan
Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat keharmonisan keluarga siswa MA Manbaul
Ulum. 2. Untuk mengetahui tingkat kematangan Kepribadian siswa MA Manbaul Ulum.
3. Untuk membuktikan adanya hubungan antara Keharmonisan keluarga dengan
Kematangan Kepribadian siswa MA Manbaul Ulum. D. Manfaat Penelitian Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini ada dua, yakni manfaat secara teoritis
dan secara praktis, diantaranya: 1. Manfaat secara toeritis yang diharapkan
adalah memberikan sumbangan dalam pengembangan psikologi positif berupa
informasi dan pengetahuan mengenai Keharmonisan keluarga dan Kematangan
Kepribadian. 2. Manfaat secara praktis yang diharapkan adalah penelitian ini
dapat membantu dalam memberikan pemahaman tentang Keharmonisan keluarga dan Kematangan
Kepribadian bagi orang tua maupun siswa.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kematangan kepribadian siswa MA Manbaul Ulum Mojopurogede.." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment