Abstract
INDONESIA:
Manusia hidup memiliki keinginan dan tujuan untuk merasakan kesejahteraan psikologis. Hal ini juga terjadi kepada individu yang memiliki kemampuan Extra Sensory Perception (ESP). Ditemukan bahwa terdapat beberapa orang yang memiliki ESP merasa kurang dapat menerima atau pun diterima oleh masyarakat dengan kemampuannya tersebut. Seseorang dewasa awal memiliki tanggung jawab atas keberhasilan tugas perkembangannya di masa yang akan datang karena pada masa ini terjadi pola kehidupan dan harapan sosial yang baru. Hal ini menarik minat peneliti untuk menggali lebih dalam bagaimana individu dewasa awal dengan tanggung jawab perkembangan memperoleh kesejahteraan psikologis yang berasal dari kemampuan ESP. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema “Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) Pada Individu Dewasa Awal Yang Memiliki Extra Sensory Perception(ESP)”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui konsep Psychological Well-Being (PWB) pada individu dewasa awal yang memiliki Extra Sensory Perception (ESP) menurut Ryff, (2) Mengetahui konsep Psychological Well-Being (PWB) menurut individu dewasa awal yang memiliki Extra Sensory Perception (ESP), dan (3) Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Psychological Well-Being (PWB) pada individu dewasa awal yang memiliki Extra Sensory Perception (ESP).
Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif, dengan jenis studi kasus pada satu subjek saja dengan tujuan memperdalam kasus dengan menggali data sebanyak- banyaknya. Penggalian data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, triangulasi data dan menggunakan bahan referensi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Individu yang memiliki ESP dapat memenuhi enam konsep kesejahteraan psikologis. Yaitu dimensi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pengembangan pribadi. (2) Kesejahteraan psikologis menurut individu yang memiliki ESP adalah ketika lingkungan menerimanya dan situasi atau kondisi dimana seseorang merasa nyaman. Hal ini dikarenakan kurangnya penerimaan dari lingkungan dan kurang mampunya mengoptimalkan serta memunculkan kemampuan ESP ketika berada di lingkungan. Maka, individu yang memiliki ESP akan lebih merasakan kesejahteraan psikologis ketika kemampuan ESP-nya dapat diterima sehingga tidak ada yang memberi label negatif serta kondisi dimana individu tersebut merasa nyaman memiliki ESP. Yaitu ketika individu tersebut sedang sendiri. Karena ketika sendiri individu dapat mengoptimalkan dan memunculkan ESP yang dimilikinya, dan (3) Faktor dukungan sosial dan pengoptimalan pengembangan pribadi untuk menguasai kemampuannya merupakan faktor yang memengaruhi PWB pada individu yang memiliki ESP.
ENGLISH:
Human beings have the desire and purpose to feel the psychological well- being. It also happens to individuals who have the ability to Extra Sensory Perception (ESP). It was found that there are some people who have felt less able to receive ESP or accepted by people with such abilities. Early adult person having responsibility for the success of its development tasks in the future because it occurs during the life patterns and new social expectations. It is attracting researchers to dig deeper into how the adult individual with responsibility for development of the initial gain psychological well-being that comes from the ability of ESP. Therefore, researchers interested in conducting research with the theme " Psychological Well-Being in Early Adult Individuals Who Have Extra Sensory Perception (ESP)".
Based on this background, the purpose of this study was to: (1) Knowing the concept of Psychological Well-Being (PWB) in early adult individuals who have Extra Sensory Perception (ESP) according to Ryff, (2) Knowing the concept of Psychological Well-Being (PWB) according to early adult individuals who have Extra Sensory Perception (ESP), and (3) Knowing the factors that influence the Psychological Well-Being (PWB) in early adult individuals who have Extra Sensory Perception (ESP).
This research approach is qualitative, the types of case studies on one subject only with the aim of deepening the case with as much as possible to collect data. Extracting data using observation, interviews, and documentation. Analysis of data using data reduction, data presentation, drawing conclusions. Test the validity of the data used in this study is an extension of the observation, triangulation of data and use reference materials.
The results of this study indicate that: (1) Individuals who have ESP to meet the six concepts of psychological well-being. That dimension of self-acceptance, positive relations with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life and personal development. (2) According to the psychological welfare of individuals who have received ESP is when the environment and the situation or condition where a person feels comfortable. This is due to a lack of acceptance of the inability to optimize the environment and lack of ESP as well as display capabilities in the environment. Thus, individuals who have felt the ESP would be more psychological well-being when his ESP abilities can be accepted so that no one gives a negative label and the conditions under which the individual feels comfortable to have ESP. That is when the individual is alone. Because when the individual can optimize your own and it has led to ESP, and (3) Factors of social support and personal development optimization for control of the factors that affect its ability to PWB in individuals who have ESP.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pada individu dewasa awal yang memiliki extra sensory perception (ESP)" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment