Abstract
INDONESIA:
Empati merupakan kemampuan dari seseorang untuk dapat berkomunikasi secara non verbal dimana anak dapat memahami dan merasakan perasaan yang dialami orang lain tetapi dia tidak samapai terhanyut dalam perasaan orang tersebut. Penanaman rasa empati dilakukan sejak dini dilakukan oleh orangtua atau pihak sekolah. Dengan pemberian dongeng yang bertema sosial dapat menanamkan pada anak cara bersosialisai dengan lingkungan sekitarnya. Dari penelitian ini terdapat pengaruh pemberian dongeng bertema sosial terhadap tingkat empati anak. Terlihat dari hasil pre-test (sebelum perlakuan) dan post-test (sesudah perlakuan). Terdapat hasil yang signifikan terhadap keduanya.
Desain penelitian menggunakan desain kasus tunggal (single- case experimental design) merupakan sebuah desain penelitian untuk mengevalusi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok B TK Kusuma Harapan PG. Krembung-Sidoarjo. Dan sampel yang diambil sesuai dengan kriteria dan hanya 10 peserta didik dengan alasan karena peneliti banyak mengalami keterbatasan sehingga yang bersangkutan menentukan sejumlah sujek untuk dijadikan responden. Metode yang digunakan menggunakan observasi dan check list kemudian diolah dengan uji statistik (uji-t) t= 5,53 dan t tabel = 2,26.
Berdasarkan uji statistik, hasilnya menunjukkan H0 ditolak dan HA diterima diketahui bahwa pre tes dan post tes terdapat perbedaan. Sehingga terdapat pengaruh pemberian dongeng dengan tingkat empati.
Simpulan penelitian, pemberian dongeng bertema social berpengaruh terhadap tingkat empati anak. Diharapkan dengan metode pemberian dongeng dapat memberikan dampak postif lainnya guna memberikan nilai-nilai positif pada
anak.
anak.
ENGLISH:
Emphaty is the ability of non verbal communication of the student where as they could comprehend and feel the feeling of other people. Growing up the emphaty to the student could be done by the parent and the teacher. When they are still a child. By giving a social tale to the student could make them understand how to socialize themselves with the environment. This experiment shows that there is an influence of giving social tale to the student’s emphaty level. There is also a significant result of them showed by the pre-test and post-test.
This experiment uses the single case experimental design. It is an experimental design to evaluate the effect of attitude with single case. The population of this experiment is the groub B ‘s student of TK Kusuma Harapan PG Krembung – Sidoarjo. The suntable sample of the criteria taken from 10 students. Because the limitation, the observer de termines the subject that is used for the respondence. The method that is used are observation and check list. It is also collaborated with statistic test ( t-test ) t= 5,53 and t-table = 2,26.
Based on the statistic test, the result shows that Ho is rejected and HA is received. As a result, there is a different between pre test and post test. So there is an influence in giving social tale to the emphaty level.
It could be concluded that giving the social tale could influence the emphaty level of student. The observer hopes that this method (giving the social tale ) could give a good result to the other and give positive values to the student.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia merupakan makluk sosial yang
mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain
sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia tidak
dapat lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial. Makna sosial dipahami
sebagai upaya pengenalan (sosialisasi) anak terhadap orang lain yang ada di
luar dirinya dan lingkungannya serta pengaruh timbal balik dari berbagai segi
kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu dengan lainnya, baik dalam
bentuk perorangan maupun kelompok. Sebagaimana kebutuhan dasar lainnya,
sosialisasi adalah proses dan aktivitas yang mau tidak mau harus dijalani
setiap anak manusia. Wajar bila manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, lantaran
sejak lahir sampai ajalnya, manusia sangat memerlukan orang lain dalam
kehidupannya (Nizar, 2009) Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti,
dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai
kematangan sosial anak harus belajar tentang cara-cara penyesuaian diri dengan
orang lain (Susanto, 2011). Pada anak berusia 1-5 tahun, dorongan 2 untuk
meniru orang lain amatlah kuat. Anak tidak mengetahui hal yang baik dan yang
buruk bagi dirinya. Ia tidak dapat menunjukkan alasan yang logis terhadap apa
yang sedang dilakukannya. Sosialisasi sebagai proses belajar yang membimbing
anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota
masyarakat yang bertanggungjawab efektif (Susanto, 2011). Oleh sebab itu, dalam
berinteraksi dengan orang lain anak diajarkan aturan-aturan yang ada
dilingkungan masyarakat tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat ada istilah
simpati dan empati. Simpati ialah suatu kecenderungan untuk ikut serta
merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain. Simpati dapat timbul
karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena
berasal dari daerah yang sama. Sedangkan empati ialah suatu kecenderungan untuk
merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata di berada disituasi orang
tersebut (Ahmadi, 1998). Empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan
emosi orang lain, tetapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk
membayangkan diri sendiri di tempat orang lain (Susanto, 2011). Anak yang baru dilahirkan
dari dalam rahim ibu memiliki fitrah yang melekat pada jiwa dan raganya. Dengan
pendidikan yang diberikan memberikan perubahan dan mempengaruhi sikap serta
perilaku. Pendidikan itu tidak hanya diberikan setelah kelahiran didunia tapi
juga saat dalam 3 kandungan. Pendidikan merupakan peran yang sangat penting di
masa kanakkanak, karena pada masa ini, perkembangan kepribadian, sikap mental
dan intelektual dibentuk pada usia dini. Kualitas masa prasekolah merupakan
cermin kualitas bangsa yang akan datang. Masa pada anak usia dini merupakan
masa emas perkembangan anak (golden age). Dalam masa golden age bila anak
mendapatkan stimulus yang tepat maka optimalisasi pertumbuhan dan
perkembanganya akan mudah tercapai. “ Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan
salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan
sekolah ” (PP No. 27 tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra sekolah, tugas
utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan,
sikap (perilaku), ketrampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi
dengan kegiatan belajar sesungguhnya di sekolah dasar. Pendidikan anak usia
dini memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya
manusia. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diharapkan bisa mencapai
tujuan yang lebih baik dari sebelumnya dari potensi yang dimiliki anak. Seperti
halnya yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 4 akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Tingkat usia kanak-kanak merupakan kesempatan pertama yang sangat baik
bagi pendidik untuk membina kepribadian anak yang akan menentukan masa depan
mereka. Penanaman nila-nilai agama sebaikya dilaksanakan kepada anak pada usia
pra-sekolah, sebelum mereka dapat berpikir secara logis serta dapat memahami
hal-hal yang bersifat abstrak. Agar semenjak kecil sudah terbiasa dengan
nilai-nilai kebaikan dan dapat mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT. Dalam dunia
anak merupakan dunia pasif tentang ide, untuk menunjang kemampuan penyesuaian
diri anak membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan
anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang lain
yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru
yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman kepada
anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Hubungannya dengan
pendidikan manusia secara umum, otak manusia adalah perkakas naratif. Ia hidup
dan bergerak dalam cerita (Rosen, 1996). Imajinasi anak sangat kuat terhadap
sesuatu atau seseorang yang memiliki kehebatan tertentu. Kecenderungan meniru
ini menjadi aspek utama dan mendasar dari pendidikan awal seorang anak. Dalam
hal ini, mendidik dan mengajar anak dengan memberi contoh lebih efektif
daripada 5 menasihatinya. Secara tersirat, dongeng atau cerita adalah wujud
pengajaran yang memberikan contoh nyata kepada anak-anak melalui tokoh cerita.
Menurut Mulyadi (Surabaya Post, 1999) mendongeng adalah cara paling praktis
untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak karena nilai-nilai yang terkandung
dalam dongeng tersebut dengan cepat akan diserap oleh otak anak-anak yang
membekas sampai mereka dewasa. Argatha (Surabaya Post, 1999) berpendapat bahwa
dongeng mempunyai manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan mental anak. Lewat
dongeng selain bisa menimbulkan imajinasi anak, merangsang anak bersikap aktif
dan menjadikan anak suka membaca, juga bisa mendidik anak mengenal hal yang
baik dan yang buruk. Dongeng merupakan metode yang tepat dan efektif dalam
penanaman nilai-nilai luhur tanpa ada kesan memaksa, bahkan proses
penyampainnya tidak disadari oleh anak. Menurut pakar dongeng Riris Sarumpaet,
dongeng bermanfaat bagi orang tua sebagai pendongeng, dan tentu untuk anak
sendiri sebagai pendengar. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak,
dongeng merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau
sentuhan manusiawi dan sportivitas bagi anak (Mal, 2008). Kalau dongeng yang
diceritakan bermuatan positif, maka yang masuk ke alam bawah sadarnya tentu
saja positif (Hana, 2011). Cerita atau mendongeng dapat dilakukan oleh orang
tua maupun guru sebagai media pembentukan karakter positif pada anak. Dalam
cerita 6 atau dongeng, nilai-nilai luhur ditanamkan pada diri anak melalui
penghayatan terhadap makna dan maksud cerita (Itadz, 2008). Adapun penelitian
terdahulu tentang Pengaruh Cerita Moral Terhadap Penalaran Moral Anak Naskah
Publikasi, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2008 Oleh Widiasih Diana Ratri. Dalam
karya tulis ini anak bercerita dan menguji terhadap penalaran moralnya. Karena
pada usia anakanak sangat penting penanaman moral sejak dini. Dari penelitian
pengaruh program pengembangan moral dengan cerita moral adalah tidak ada
pengaruh anatara anak yang mendapatkan program pengembangan dan yang tidak
mendapat program cerita. Penelitian yang berikutnya yaitu Pengaruh Pemberian
Dongeng Bertema Prososial Terhadap Penurunan Perilaku Agresif Anak Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2009, oleh Attin Anggraeni.
Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak dapat dikurangi, jika anak mendapat
perlakuan yang tepat. Salah satu media alternatif pendidikan yang dapat
diberikan pada anak untuk meminimalkan perilaku agresif tersebut adalah dengan
pemberian dongeng bertema prososial. Dari hasil penelitian adanya pengaruh
pemberian dongeng bertema prososial terhadap penurunan perilaku agresif, hal
ini ditandai dengan perubahan pada grafik frekuensi perilaku agresif yang
semakin menurun selama 10 kali pemberian dongeng bertema prososial. Selain itu,
dalam proses pemberian dongeng 7 bertema prososial, ditemukan bahwa perilaku agresif
subyek yang berbentuk memukul temannya, hanya muncul ketika subyek mendapatkan
provokasi dari temannya. Oleh karena itu dongeng menjadi salah satu media yang
baik untuk membangun karakter positif pada anak. Bagaimana cara anak dapat
berempati dengan baik dengan orang lain bisa digunakan lewat dongengdongeng
dengan tema-tema tertentu sesuai dengan tujuan yaitu menumbuhkan kemampuan
berempati anak. Agar anak lebih peka dan memahami keadaan lingkungan
disekitarnya. Dongeng itu sendiri dapat merefleksikan sikap umum, pandangan dan
keyakinan masyarakat. Dongeng tersebut berisi tentang cita-cita, tanggungjawab
serta aturan hidup sehingga dapat dimanfaatkan. Adanya peran atau tokoh yang
bisa dijadikan sebagai teladan kebaikan yang mampu menstimulus anak agar bisa
berempati dengan orang lain. Di TK Kusuma Harapan, mengembangan sosial emosi
sudah dilakukan. Mulai dari kegiatan yang bersifat membangun karakter anak
salah satunya empati terhadap sesame dengan kegiatan sosial dan kegiatan
lainnya di dalam pembelajaran . Media dongeng yang digunakan hanya bersifat
pasif pada anak-anak dan hanya menunggu dari guru untuk memberikan timbalbalik
dari dongeng tersebut. Dengan dongeng dapat mengajarkan anak untuk berempati
terhadap sesama apalagi antara teman dan orang lain yang berada di lingkungan
sekolah. 8 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu kiranya
diadakan suatu penelitian psikologi. Yang mengangkat suatu topik "Pengaruh
Dongeng Bertema Sosial Terhadap Tingkat Empati Anak Di Tk Kusuma Harapan Pabrik
Gula (PG) Krembung Sidoarjo " B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat
empati sebelum pemberian dongeng bertema sosial pada anak di TK Kusuma Harapan
Pabrik Gula (PG) Krembung? 2. Bagaimana tingkat empati setelah pemberian
dongeng bertema sosial anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung? 3.
Adakah pengaruh dongeng bertema sosial terhadap kemampuan empati anak di TK
Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui tingkat empati sebelum pemberian dongeng bertema sosial pada anak
usia dini di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung 2. Untuk mengetahui
tingkat empati setelah pemberian dongeng bertema sosial pada anak usia dini di
TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung 9 3. Untuk mengetahui pengaruh
dongeng berema sosial terhadap kemampuan empati pada anak di TK Kusuma Harapan
Pabrik Gula (PG) Krembung. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga manfaat tentang pemberian
dongeng, psikologi sosial serta psikologi perkembangan 2. Secara praktis,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua, guru, atau
wali murid bahkan bisa juga bagi kepala sekolah dalam membantu memecahkan
masalah pada anak didiknya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh dongeng bertema sosial terhadap tingkat empati anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung Sidoarjo" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment