Abstract
INDONESIA:
Bentuk Reaksi Stres adalah bentuk reaksi individu terhadap stres yang menyebabkan individu bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon). Bentuk reaksi psikologis di bagi menjadi 3 yaitu bentuk reaksi kognitif, emosi dan juga perilaku sosial. Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi dan menjadi peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe. Militer adalah angkatan bersenjata dari suatu negara yang dipersenjatai dan dipersiapkan untuk melakukan pertempuran-pertempuran terutama dalam rangka pertahanan dan keamanan negara dan menjadi peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan bentuk reaksi stres antara mahasiswa dan militer pada peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe, sehingga tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bentuk reaksi stres antara mahasiswa dan militer pada peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparasional. Mahasiswa dan Militer peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe sebagai variabel bebas dan Bentuk Reaksi Stres sebagai variabel terikat.. Subyek penelitian adalah Mahasiswa dan Militer peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe yang berjumlah 68 orang. Penelitian ini menggunakan sebuah skala sebagai alat ukur, yaitu skala stres yang disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk skala likert yang berjumlah 82 aitem.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bentuk reaksi stres antara mahasiswa dan militer terutama pada bentuk reaksi psikologis, dimana Mahasiswa cenderung mengalami reaksi stres kognitif (41%) baru kemudian emosi (36%), perilaku sosial (23%) dan fisiologis (0%) sedangkan Militer cenderung mengalami reaksi stres kognitif (43%) baru kemudian perilaku sosial (35%), emosi (13%) dan fisiologis (9%).
ENGLISH:
Stress Reactivity is the individual change in responses to stress that causes people to react both physiologically and psychologically (response). Forms of psychological reactions in the form of reaction into 3 cognitive , emotional and social behavior . Student is someone who studied at university and become a participant Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Sangihe Islands. The military is the armed forces of a country that is armed and prepared to do the battles, especially in the context of defense and national security and participated in Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Sangihe Islands.
Problem in this research is Are there different forms of stress reactions among students and military participants Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01
Sangihe Islands, so the purpose of this study was to determine whether different forms of stress reactions among students and military participants Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Sangihe Islands.
Sangihe Islands, so the purpose of this study was to determine whether different forms of stress reactions among students and military participants Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Sangihe Islands.
Research type was comparison quantitative with Student and Military as independent variables and Stress reactivity as the dependent variable. Research Subjects were participants of Students and Military Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Sangihe Islands totaling 68 people. This study uses a scale as a gauge, the stress scale developed by the researchers in the form of a Likert scale, amounting to 82 aitem.
The results showed different forms of stress reactions among students and the military, especially in the form of psychological reactions, where students tend to experience cognitive stress reactions (41%) and then the emotional (36%), social behavior (23%) and physiological (0%) while the military tend to experience cognitive stress reactions (43%) and then the social behavior (35%), the emotional (13%) and
physiological (9%).
physiological (9%).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG PENELITIAN
Pada bulan Februari sampai Juli 2013
yang lalu Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) TNI AD melakukan kegiatan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) dalam bentuk Ekspedisi. Ekspedisi di tahun 2013
ini diberi nama Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi. Kegiatan Ekspedisi ini
merupakan Kegiatan Ekspedisi yang ketiga kalinya dilaksanakan oleh TNI Angkatan
Darat khususnya KOPASSUS setelah sebelumnya telah dilaksanakan Ekspedisi Bukit
Barisan 2011 yang di laksanakan di Pulau Sumatra dan Ekspedisi Khatulistiwa
2012 yang dilaksanakan di Pulau Kalimantan. Kegiatan Ekspedisi ini
diselenggarakan untuk melaksanakan latihan sekaligus menjaga kelestarian alam,
mencari data dan menelusuri secara langsung segala potensi yang ada dihutan,
gunung dan pegunungan, ralasuntai serta pulau terluar dan membantu masyarakat
pedalaman bersama segenap komponen bangsa melalui suatu kegiatan Ekspedisi NKRI
2013 Koridor Sulawesi. 1 Kondisi wilayah pulau Sulawesi atau biasa disebut
Celebes merupakan pulau terbesar ke empat di Indonesia dengan luas 174.600 km²
terdiri enam Provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Barat. Di sebelah utara berbatasan
dengan negara Philipina dengan 11 pulau terluar. Pada umumnya 1 Rencana
Pelaksanaan Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kep. Sangihe.
Hal 1-2 2 iklim di wilayah Sulawesi merupakan iklim tropis dengan kondisi tanah
pegunungan, dataran tinggi, daratan rendah dan pantai. Pelaksanaan Ekspedisi
NKRI 2013 Koridor Sulawesi menempatkan Posko di 9 wilayah Kabupaten dan
penjelajahan melintasi hampir seluruh pulau Sulawesi diantaranya adalah
Subkorwil-01/Kep. Sangihe, Subkorwil-02/Minahasa, Subkorwil-03/Bone bolango,
Subkorwil-04/Sigi, Subkorwil-05/Luwuk, Subkorwil-06/Mamuju, Subkorwil-07/Gowa,
Subkorwil-08/Tana Toraja, Subkorwil-09/Kolaka.2 Pada kegiatan Ekspedisi NKRI
Koridor Sulawesi ini melibatkan dua unsur yakni Militer dan Mahasiswa. KOPASSUS
melibatkan seluruh jajaran Militer mulai dari Angkatan Darat (AD), Angkatan
Udara (AU), Angkatan Laut (AL), serta POLRI. Sedangkan untuk mahasiswa KOPASSUS
mengadakan seleksi dalam bentuk seleksi administrasi, tes wawasan pengetahuan
serta tes kesehatan jasmani. Para Mahasiswa ini diseleksi dari berbagai
Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Peserta Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi
Sub Korwil- 01/Kepulauan Sangihe terdiri dari 45 Anggota Militer dan 23
Mahasiswa yang bekerja dalam satu tim. Tim Ekspedisi Sub Korwil-01 bertempat di
Poskotis Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil 01 Kepulauan Sangihe
Lapangan Manente Kecamatan Tahuna Kebupaten Kepulauan Sangihe. Kabupaten
Kepulauan Sangihe merupakan daerah Kepulauan yang memiliki luas wilayah 2264
m². Sangihe terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang membentang dari ujung
Utara Manado sampai Ujung Selatan 2 Paparan PANGDAM VII Wirabuana tanggal 26
Februari 2013 di Situ Lembang Bandung 3 Pulau Mindanao Filipina. Pulau Sangihe
dan Pulau Talaud adalah dua pulau besar yang paling banyak penduduknya. Pulau
Sangihe merupakan salah satu dari beberapa kabupaten Pulau Tertinggal di
Indonesia. Masyarakat Pulau Sangihe bertempat Tinggal di Pusat Kota Tahuna dan
di perkampungan di balik-balik bukit serta di beberapa pulau kecil di sekitar
pulau Sangihe.3 Peserta Ekspedisi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe dituntut
untuk mempunyai ketahanan mental dan fisik yang tinggi dengan kondisi alam
Pulau Sangihe yang masih alami dan belum banyak pembangunan modern. Tim
Ekspedisi ini terdiri dari unsur Militer dan Mahasiswa dimana mereka harus
saling bekerjasama untuk menjelajah dan mengeksplor kekayaan alam dan budaya kepualauan
Sangihe selama 4 bulan. Peserta Ekspedisi mayoritas berasal dari pulau jawa
yang memiliki kondisi lingkungan yang ramai dan padat. Di jawa sangat mudah
untuk menemukan tempat-tempat hiburan. Sedangkan dalam Ekspedisi ini para
peserta harus berada di pulau kecil di daerah perbatasan yang penuh dengan
keterbatasan. Selama 4 bulan semua peserta tidak di ijinkan untuk pulang
kerumah, semua tinggal dalam satu tempat dan dipimpin oleh militer. Anggota
militer adalah seseorang yang dipersenjatai dan di persiapkan untuk melakukan
pertempuran atau peperangan terutama dalam rangka pertahanan dan keamanan
negara.4 Para anggota militer sering ditempatkan di daerah terpencil untuk
latihan perang maupun tugas pengamanan deaerah perbatasan. Dalam bertugas para anggota
militer ini 3 Paparan Bupati Kab. Kep Sangihe tanggal 13 Maret 2013 di Tahuna,
Kabupaten Kepulauan Sangihe 4 Sianturi dan Kanter, Hukum Pidana Militer di
Indonesia,(Jakarta: Alumni AHM-PTHM, 1981) Hal: 26 4 juga harus meninggalkan
keluarga mereka selama berbulan-bulan. Sedangkan Mahasiswa adalah para pemuda
yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mayoritas mahasiswa ini
berasal dari perguruan tinggi terkenal di pulau jawa sehingga mungkin jarang
bagi mahasiswa ini berada di suatu pulau kecil dalam waktu yang lama dan
meninggalkan keluarga mereka dengan di pimpin oleh kalangan militer. Setiap
peserta pada saat tertentu akan mengalami situasi yang tidak menyenangkan dalam
melakukan kegiatan ekspedisi yang timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan
fisik, psikis dan sosial, serta adanya tekanan yang terus-menerus terhadap
dirinya. Hal ini juga yang dirasakan oleh penulis ketika mengikuti kegiatan
Ekspedisi NKRI ini. Kebutuhan fisik seperti tempat tinggal yang memadai,
kebutuhan sosial seperti kasih sayang dan rasa ingin dihargai yang tidak
terpenuhi akan menimbulkan perasaan cemas. Perasaan cemas yang dibiarkan
terus-menerus akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada diri peserta yang
akhirnya menjadi tekanan yang dikenal dengan stres. Setiap individu bisa
merasakan stres namun setiap individu mengalami bentuk reaksi stres yang
berbeda-beda. Misalnya dalam suatu tim antara satu orang dengan orang yang
lainnya akan memiliki bentuk reaksi stres yang berbeda-beda. Kata stres telah
sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stres merupakan salah satu
gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena
adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang
dimaksud stres adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang
tersebut merasa tidak nyaman, bingung, 5 mudah marah, tekanan darah meningkat,
detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stres dapat
dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor
internal individu tersebut. Stres menurut Sarafino dalam Smet merupakan kondisi
yang disebabkan ketika perbedaan seseorang atau lingkungan yang berhubungan
dengan individu, yaitu antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis,
psikologis atau sistem sosial individu tersebut. Stres dapat digambarkan
sebagai suatu keadaan yang mengganggu pada fungsi fisiologis dan psikologis
seseorang.5 Pada tahun 1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang
bagaimana respons individu terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan
situasi yang membahayakan. Respons individu terhadap stresor disebutnya sebagai
stres kritikal (critical stres), dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan
tempur atau lari (Fight-or-Flight response) pada individu yang mengalami stres.
Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat mencolok: tekanan darah
meningkat, rata-rata detak jantung dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah
naik, tangan berkeringat, dan otot menjadi tegang.6 Menurut Lazarus dalam
Lubis, stres meupakan bantuk interaksi antara individu dengan lingkungan, yang
dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang
dimilikinya, serta mengancam kesejahteraanya. Dengan kata lain, stres merupakan
fenomena 5 Smet, Psikologi Kesehatan, (Jakarta: Grasindo, 1994) hal 112 6
Hasan,Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: Grasindo, 2008) Hal 79-80
6 individual yang menunjukkan respons individu terhadap tuntutan lingkungan.7
Lazarus dalam Lubis membagi stres menjadi dua macam. Pertama, yaitu stres yang
mengganggu dan biasanya di sebut juga dengan distress. Stres ini beintensitas
tinggi dan inilah yang seharusnya segera diatasi agar tidak berakibat fatal.
Kedua, yaitu stres yang tidaak mengganggu dan memberikan perasaan bersemangat
yang disebut sebagai eustress atau stres baik. Sesungguhnya stres semacam ini
ada pada setiap manusia, tanpa ada kecuali. Bahkan pada prinsipnya, setiap
manusia membutuhkan stres sejenis ini untuk menjaga keseimbangan jiwanya.8 Saat
ini, istilah stres telah meluas dipergunakan di berbagai kalangan, termasuk
ilmuwan dan masyarakat muslim. Al-Qur’an sendiri sebenarnya telah menggunakan
kata beban (pada punggung) untuk menggambarkan masalah berat yang dihadapi oleh
manusia. ÇÌÈ x8tôgsß uÙs)Rr& üÏ%©!$# ÇËÈ x8uøÍr Ztã $uZ÷è|Êurur ÇÊÈ x8uô|¹ y7s9 ÷yuô³nS óOs9r& Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu, dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. (QS Al-Insyirah
[94]: 1-3) Ayat ini, dalam pemaparannya, telah menggunakan permisalan dari
prinsip mekanika beban, dimana punggung merupakan daerah yang mendapatkan
tenaga. Daerah yang mendapatkan tenaga, dalam prinsip mekanika beban disebut
stres. 9 7 Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis,(Jakarta.:Kencana, 2009) Hal 17 8
Ibid Hal 17-18 9 Hasan,Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta:
Grasindo, 2008) Hal 75 7 Stres dapat terjadi pada siapa saja tanpa terkecuali.
Stres dapat terjadi pada orang yang mengalami banyak masalah, tekanan dan
tuntutan yang harus mereka jalani. Ada juga yang berpendapat bahwa stres dapat
terjadi bila ada sejumlah tuntutan yang harus dihadapi, sementara daya tahannya
tidak sanggup lagi menahan. Pada Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub
Korwil 01 Kepualauan Sangihe penulis mengamati adanya fenomena bahwa selama
Ekspedisi berlangsung para peserta banyak mengalami tekanan untuk memenuhi
sasaran dan tujuan ekspedisi. Misalnya suatu saat penulis dan tim peneliti
sosial budaya sudah menyusun kegiatan selama 1 bulan pertama untuk kegiatan
penelitian sosial budaya namun secara tiba-tiba Perwira Seksi Operasi (PasiOps)
memerintahkan kita untuk melakukan kegiatan yang diluar rencana kegiatan tim
peneliti sosial budaya sedangkan tim peneliti sosial budaya juga harus
menyelesaikan beberapa penelitian yang belum selesai. Hal ini akan menimbulkan
stres apabila individu tersebut tidak mampu memenuhi sasaran dan tujuan
tersebut. Wilayah kepulauan Sangihe yang merupakan daerah kepulauan kecil yang
penuh dengan keterbatasan dan jauh dari keramaian kota akan menyebabkan
frustasi di karenakan para peserta terbiasa hidup di tengah kota besar. Keadaan
lingkungan yang penuh dengan keterbatasan seringkali membuat seorang individu
menjadi cepat jenuh, disaat seseorang mulai jenuh akan mudah sekali terjadi
konflik antar peserta. Hal ini juga di rasakan penulis dalam tim penelitian
sosial budaya dimana ketika tim sedang berada di desa yang sangat terpencil, di
desa tersebut tidak ada listrik dan signal hp sehingga kegiatan yang dilakukan
tim hanya mencari data dan kemudian 8 kembali ke basecamp untuk membuat
laporan. Pada hari pertama dan kedua biasanya anggota tim di sibukkan dengan
pencarian data namun pada hari ke- 3 dan seterusnya biasanya anggota tim mudah
terlibat konflik karena kegiatan yang mulai berkurang. Peserta yang berasal
dari kalangan mahasiswa terbiasa bebas mengemukakan pendapat dan juga gagasan
atau ide, namun dalam ekspedisi yang di adakan oleh KOPASSUS ini tentunya
menggunakan sistem dan kebiasaan militer yang penuh hirarki kepangkatan yang
sangat bertentangan dengan kebiasaan mahasiswa. Hal ini sering terjadi ketika
masing-masnig peneliti sudah membuat rencana kegiatan yang akan di lakukan
selama 2 minggu sampai dengan satu bulan kedepan, secara tiba-tiba Perwira Seksi
Operasi (Pasiops) memerintahkan kepada setiap tim peneliti untuk melaksanakan
rencana kegiatan yang dibuat oleh Pasiops tanpa terlebih dahulu memberitahukan
maupun mendiskusikan rencana tersebut. Mahasiswa sebagai ujung tombak tim
peneliti akan merasa tidak dihargai dengan rencana kegiatan yang disusun oleh
mahasiswa. Tuntutan dari pimpinan yang tinggi terhadap hasil dari ekspedisi
tidak sesuai dengan tunjangan uang saku dan uang makan yang di terima peserta,
lingkungan ekspedisi yang dapat di bilang daerah tertinggal, waktu ekspedisi
yang lama, poskotis (tempat tinggal) yang kurang memadai, beban laporan
ekspedisi yang tinggi, desakan waktu adalah merupakan beberapa kondisi yang
cenderung dapat menyebabkan peserta ekspedisi mengalami stres. Setiap orang
pasti mengalami bentuk reaksi stres yang berbeda-beda. Meskipun di hadapkan
pada situasi yang sama namun daya tahan individu 9 terhadap stres cenderung
berbeda. Begitupun dengan peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub
Korwil-01 Kepulauan Sangihe. Dari hasil wawancara awal penulis dengan Vita
salah seorang peserta dari kalangan mahasiswa dari Universitas Borobudur
Jakarta pada tanggal 22 April 2013 mengatakan bahwa dia mengalami stres karena
jenuh dengan banyaknya tuntutan sedangkan dengan keterbatasan sarana hiburan
bagi mereka ditambah juga dengan kebijakan pimpinan yang bisa berubah
sewaktu-waktu tanpa pernah mengadakan diskusi dengan peserta yang lain.10
Sedangkan dari wawancara penulis dengan Prada Arif salah seorang anggota
KOSTRAD 501 Madiun pada tanggal 02 April 2013 mengatakan bahwa kondisi seperti
ini bagi dia biasa-biasa saja, karena bagi dia berada di tempat kecil seperti
ini sudah biasa dia lakukan dan dalam militer memang sudah ditanamkan untuk
selalu taat kepada pimpinan.11 Dari Uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
kegiatan Ekspedisi dapat menimbulkan stres. Namun apakah reaksi terhadap stres
yang dialami oleh anggota militer sama dengan reaksi terhadap stres yang
dialami oleh mahasiswa. Latar belakang inilah yang menjadi dasar pemikiran
untuk melakukan penelitian mengenai “ Perbedaan Bentuk Reaksi Stres Mahasiswa
dan Anggota Militer Pada Peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub
Korwil-01/ Kepulauan Sangihe.” 10 Wawancara tanggal 22 April 2013 di Tahuna,
Kabupaten Kepulauan Sangihe 11 Wawancara tanggal 02 April 2013 di Tahuna,
Kabupaten Kepulauan Sangihe 10 B. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang
masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini berpusat pada pada pengkajian
mengenai perbedaan reaksi stres antara Mahasiswa dan Militer pada peserta
Ekspedisi NKRI 2013 koridor sulawesi sub korwil-01/kepulauan sangihe. Adapun
yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk
reaksi stres yang terjadi pada mahasiswa peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor
Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe? 2. Bagaimana bentuk reaksi stres yang
terjadi pada anggota militer peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub
Korwil-01/Kepulauan Sangihe? 3. Apakah terdapat perbedaan bentuk reaksi stres
antara mahasiswa dan anggota militer pada peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor
Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan
untuk: 1. Untuk mengetahui bentuk reaksi stres yang terjadi pada mahasiswa
peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe.
11 2. Untuk mengetahui bentuk reaksi stres yang terjadi pada anggota militer
peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bentuk reaksi stres antara
mahasiswa dan anggota militer pada peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi
Sub Korwil-01/Kepulauan Sangihe. D. MANFAAT PENELITIAN Dalam penelitian ini
diharapkan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti dan
khalayak intelektual pada umumnya, bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek
teoritis maupun praktis, diantaranya: 1. Manfaat Teoritis, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan khazanah keilmuan dalam bidang psikologi, terutama
tentang stres. 2. Manfaat praktis: a. Bagi lembaga, sebagai bahan rujukan bagi
praktisi psikologi dan sebagai bahan pertimbangan bagi KOPASSUS dalam mengambil
kebijakan terkait dengan kegiatan Ekspedisi. b. Bagi Peserta Ekspedisi,
penelitian ini akan membantu peserta ekspedisi untuk mengetahui bagaimana
reaksi stres yang mereka alami, setelah itu peserta ekspedisi dapat
mengendalikan stres mereka, sehingga peserta ekspedisi dapat mencegah stres
yang berkelanjutan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Perbedaan bentuk reaksi stres mahasiswa dan anggota militer pada peserta ekspedisi NKRI 2013 koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment