Abstract
INDONESIA:
SMAI Al-Ma’arif Singosari merupakan sekolah menengah atas yang berbasis islami, sehingga menanamkan nilai-nilai islam pada setiap metodenya. Untuk memasuki masa dewasa membutuhkan orientasi masa depan sehingga individu memiliki gambaran yang jelas tentang masa depannya. Self efficacy merupakan salah satu dari dimensi yang mempengaruhi dalam orientasi masa depan. Seperti pernyataan Bandura bahwa self efficacy sebagai salah satu mekanisme yang membentuk orientasi masa depan remaja. Hal ini mengandung makna bahwa perlu adanya penelitian mengenai hal tersebut, dengan rumusan masalah (1) bagaimana tingkat self efficacy pada siswa kelas XII di SMAI Al- Maarif Singosari? (2) bagaimana tingkat orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al-Maarif Singosari? (3) apakah ada hubungan antara mengetahui self efficacy dengan orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al- Maarif Singosari?
Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui self efficacy pada siswa kelas XII di SMAI Al-Maarif Singosari, (2) mengetahui orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al-Maarif Singosari, (3) mengetahui hubungan antara mengetahui self efficacy dengan orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al- Maarif Singosari.
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 25% dari populasi siswa kelas XII yakni 45 orang. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Data yang diperoleh dari angket kemudian dianalisa validitas dan reliabilitasnya kemudian dikategorisasikan serta dilakukan analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil analisa diperoleh siswa kelas XII di SMAI Al-Maarif Singosari memiliki tingkat self efficacy yang sedang dengan prosentase 66 % dan memiliki tingkat orientasi masa depan yang sedang dengan prosentase 64 %. Korelasi antara self efficacy dengan orientasi masa depan adalah 0.359, dengan taraf signifikan sebesar 0.015, dan arah hubungan (r) adalah positif, artinya semakin tinggi self efficacy maka semakin tinggi pula orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al-Maarif Singosari
ENGLISH:
SMAI Al-Maarif Singosari is one of Islamic senior high school, therefore it’s implant Islamic values in their method. Grade XII is the last grade in senior high shool, where the teenagers are finishing their studies in school and preparing to go to adult period. For meddling in adult period needs a future orientation with the result that. every individual student have their own future orientation. Self efficacy in one of the influenced future orientation. Bandura says self efficacy in one of the mechanim that shape teenagers future orientation.
The explanation above means that has to be one research about that. The purposes are: (1) to find out the level self efficacy on the student of XII grade of SMAI Al-Maarif Singosari (2) to find out the level future orientation on the student of XII grade of SMAI Al-Maarif Singosari (3) to find out The Connection between Self Efficacy and Future Otientation on student XII grade of SMAI Al- Maarif Singosari.
The method used in this research is quantitative correlational. The sampel in this research is 25% of student population (45 person). Taking of data for this research using questioner method. The data then analyzed the validity and reliability, categorited and analyzed every it’s correlation (product moment).
The result of this research shows that the student of XII grade of SMAI Al- Maarif Singosari have a middle self efficacy which 66% and they also have a middle future orientation level 64%. The correlation between self efficacy an future orientation is 0.359, with significant level 0.015, and relating direction was positif, it means the higher student self efficacy, higher their future orientation.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah telah banyak mencatat bahwa
orang-orang yang sukses adalah mereka yang mempunyai tujuan hidup di masa
depan, dan membuat langkahlangkah perencanaan untuk mencapai tujuan hidupnya
tersebut. Mereka yang tidak mempunyai mimpi atau tujuan hidup beserta
perencanaannya akan merasa bingung dan hanya mengikuti arus1 . Banyak novel
ataupun film yang menceritakan perjalanan seseorang menuju masa depan. Sang
Pemimpi misalnya, adalah salah satu novel karya anak bangsa yaitu Andrea Hirata
yang tengah mengejar mimpi. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar
belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar,
sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka,
hanyalah sebuah mimpi. Cerita itu berakhir bahagia dengan tercapainya mimpi
mereka menginjakkan kaki di Paris. Dari situ terbukti bahwa ketika manusia
memiliki mimpi atau tujuan hidup, mereka akan survive menjalani kehidupannya
atau disebut juga orientasi masa depan. Di Sekolah Menengah Atas (SMA), para
siswa dengan penuh antusias belajar mengikuti berbagai kegiatan, baik yang
bersifat kulikuler maupun 1 Afifah. “Pengaruh Dukungan Orang Tua Dengan
Orientasi Masa Depan Dalam Area Pekerjaan Pada Remaja”. (Skripsi Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, 2011). hal. 1 2 ekstrakulikuler, dan bahkan
tidak sedikit yang mampu meraih prestasi yang gemilang. Namun di sisi lain
tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan akibat konflik yang terjadi pada
masa remaja2 . Salah satu tugas perkembangan remaja menurut Havighurst adalah
mempersiapkan karir ekonomi3 . Kelas XII adalah tingkat terakhir pada jenjang
SMA, dimana remaja sedang menyelesaikan Sekolah Menengah Atas dan akan memasuki
tahap baru yaitu masa dewasa. Rata-rata remaja menyelesaikan SMA pada usia 18
tahun. Saat ini di Indonesia lulusan SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan
pendidikan perguruan tinggi. Namun, ada juga sebagian remaja yang tidak dapat
melanjutkan dan mencari suatu pekerjaan. Beberapa alasan mengapa remaja lebih
memilih berkerja yaitu: alasan ekonomi, remaja diharapkan segera membantu
mencari nafkah jika orang tua tidak mampu membiayai ongkos pendidikan
selanjutnya, alasan psikologis, remaja ingin mewujudkan dirinya sendiri, ingin
mempunyai nafkah, ingin merdeka dan menentukan hidupnya, alasan sosiologis,
ketika lingkungan tempat tinggal anak rata-rata tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi, maka anak juga kurang bergairah untuk melanjutkan pendidikannya 4 . Di
sisi lain, tidak sedikit individu yang membiarkan kehidupannya mengikuti arus.
Mereka berpikir bahwa kehidupan itu harus dijalani apa 2 Prof. Dr. H. Achmad
Juntika Nurihsan, M.Pd, Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. Dinamika Perkembangan Anak
Dan Remaja (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hal 89 3 Hurlock. Psikologi
Perkembangan Edisi V (Jakarta: Erlangga, 1999) , hal. 10 4 Prof. Dr. Siti
Rahayu Hadinoto. Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: UGM Press, 2004), hal.
295-296 3 adanya, segala sesuatu sudah di atur oleh tuhan sehingga mereka hanya
menunggu takdir. Memikirkan masa depan bukan sesuatu hal yang penting. Seolah
mereka tidak antusias untuk merubah nasip di masa depan. Apa yang didapat hari
ini, digunakan untuk hari ini juga. Kehidupan terasa stagnan bahkan menurun,
padahal di zaman modern ini segalanya di tuntut maju, berprestasi, kompeten dan
mampu bersaing di tengah ketatnya kemajuan zaman. Salah satu fakta yang
menunjukkan kondisi ini adalah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah
pengangguran tertinggi pada bulan Februari 2013 berasal dari pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 9,39 persen dari total 7,2 juta jiwa pengangguran
di Indonesia5 . Sebanyak 46 % (3.303.076 jiwa) adalah lulusan SMA, SMK,
Diploma, dan Sarjana atau disebut juga pengangguran terpelajar. Dari data di
atas menggambarkan tingginya tingkat pengangguran adalah kaum terpelajar. Oleh
karena itu, untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya perencanaan dan
orientasi masa depan yang jelas. Dengan memilikirkan gambaran masa depan dan
membuat perencanaan yang jelas adalah wujud antisipasi untuk memasuki masa
dewasa. Menurut Nurmi, orientasi masa depan adalah gambaran individu tentang
dirinya dalam konteks masa depan, yang membantu individu mengarahkan dirinya
untuk 5 http://economy.okezone.com diakses (24 Oktober 2013) 4 mencapai
perubahan sistematis, guna meraih apa yang diinginkannya6 . Orientasi masa
depan dapat dijelaskan melalui tiga tahap yaitu motivasi, perencanaan dan
evaluasi. Masa remaja merupakan masa dimana individu akan memasuki tahap baru
yakni masa dewasa, remaja dituntut untuk menghadapi berbagai tantangan
kehidupan. Proses mempersiapkan diri menuju masa dewasa tidak lepas dari banyak
faktor. Jennifer L. Kerpelman dan Lauren S. Mosher yang menetili orientasi masa
depan di bidang karir dan pendidikan remaja pedesaan Afrika-Amerika menyebutkan
dalam bahwa eksplorasi identitas dan komitmen, self efficacy, kontrol dan
tanggung jawab mempengaruhi orientasi masa depan remaja. Emily Brown mengatakan
bahwa dalam penelitiannya menunjukkan hubungan orientasi masa depan dan hasil
masa depan yang positif, menjadi jalan untuk remaja yang kurang beruntung
memungkinan memiliki orientasi masa depan yang kuat untuk hasil masa depannya
kelak. Harapan di masa depan di pengaruhi oleh jenis kelamin, ras, tingkat
kelas, orang tua, pendidikan dan self efficacy. Selain itu ditemukan bahwa self
efficacy memediasi hubungan variabel demografis dan harapan pendidikan,
mendukung pentingnya untuk orientasi masa depan remaja7 . Orientasi masa depan
telah di ukur dengan berbagai cara yang berbeda dan dengan berbagai tingkat
keberhasilan menemukan dalam berbagai 6 Desmita. Psikologi Perkembangan.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 199 7 Emily Brown. The Relationship
Between Self-Efficacy And Educational Expectations In Middle And High School
Youth. (Thesis of University of North Carolina Wilmington in Partial
Fulfillment of the Requirements for the Degree of Master of Arts, 2011) 5
disiplin ilmu. Menurut Samelo-Aro (dalam Emily Brown), pengembangan gol awal
dan pretasi sangat penting untuk kemajuan di masa depan. Individu yang berhasil
menetapkan dan mencapai tujuan awal akan lebih efisien menuju tujuan di masa
depan, dan pengalam sukses mereka akan mendorong untuk tujuan yang lebih tinggi
di masa depan8 . Bandura dan rekan-rekannya (dalam Sarah) mengatakan bahwa self
efficacy digunakan untuk memprediksi bebagai hasil, termasuk tujuan pendidikan
dan karir anak-anak. Self efficacy sebagai salah satu mekanisme yang membentuk
orientasi masa depannya, dimana keyakinan individu tentang kemampuannya penting
dalam menentukan jenis kegiatan yang diminati9 . Self efficacy merupakan salah
satu yang mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan. Dengan adanya self
efficacy diharapkan dapat memperkuat keyakinan seseorang untuk tetap optimis
dan mencapai keberhasilan. Bandura mendefinisikan self efficacy adalah
keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam
melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil tertentu. Manusia yang yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang
mempunyai potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih
mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk 8 Ibid, hal. 8-9 9 Sarah J.
Beal. The Development of Future Orientation: Underpinnings and Related
Constructs. (Dissertation of University of Nebraska-Lincoln), hal. 26 6 menjadi
sukses daripada manusia yang mempunyai self efficacy yang rendah10 . Beberapa
prestasi pelajar Indonesia diraih dalam kancah internasional seperti diraihnya
5 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu di Karate Internasional Basel Open Master
di Swiss. Kejuaraan yang di ikuti oleh 812 peserta dari 29 negara dan di
antaranya Indonesia, membuktikan bahwa pelajar Indonesia memiliki prestasi yang
sangat bagus11. Ada juga prestasi lain yang diraih pelajar Indonesia yaitu
dalam ajang International Mathematical Olympiad (IMO), 6 peserta yang
dikirimkan meraih 1 medali emas, 1 perak dan 4 perunggu. Prestasi ini
menempatkan Indonesia pada posisi 19 dari 97 negara peserta12 . Beberapa
prestasi ini membuktikan bahwa pelajar Indonesia tidak hanya melakukan hal-hal
negatif seperti tawuran, kriminal, dan penggunaan narkoba yang sering disiarkan
oleh berita-berita melalui media elektronik. Prestasi ini juga bukti bahwa
pelajar Indonesia memiliki keyakinan untuk membanggakan tanah air dengan bakat
dan kemampuan mereka. Menurut Kristen Zulkosky dalam penelitiannya, keyakinan
diri dalam self efficacy mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, memotivasi
diri dan bertindak. Agar mendapatkan self efficacy, seseorang dapat
merasakannya ketika menyelesaikan sebuah tugas, mengamati orang lain
menyelesaikan sebuah tugas, dan mendapatkan feed back positif ketika 10 Ibid,
hal. 212 11 indonesiaproud.wordpress (di akses tanggal 1 Desember 2013) 12
pendidikansekolah.web.id (di akses tanggal 1 Desember 2013) 7 menyelesaikan
sebuah tugas13. Motivasi sendiri merupakan proses dalam pembentukan orientasi
masa depan. Shopie dan Serge dalam penelitiannya menjelaskan bahwa self
efficacy mempengaruhi pembentukan verbal siswa. Setelah diberikan self
efficacy, siswa diamati untuk memecahkan empat permasalahan dengan kesulitan
yang berbeda. Hasilnya, terlepas dari perbedaan di sekolah dan kemampuan
kognitif, self efficacy memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berbagai
aspek self regulation dan kinerja siswa.14 Penelitian lain mengenai self
efficacy yang dilakukan Yosafat menjelaskan bahwa career self efficacy dapat
memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan karier, maka
diharapkan para remaja dapat meningkatkan career self efficacy-nya. Peningkatan
career self efficacy dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan karier
secara intensif kepada para remaja15. Penelitian ini mengenai self efficacy dalam
bidang karier dan pengambilan keputusan di bidang karier yang dilatarbelakangi
karena kebanyakan remaja mengalami kebingungan dalam menentukan rencana karier
yang akan dipilih. 13 Kristen Zulkosky. Self-Efficacy: A Concept Analysis.
(Journal of University of Northern Colorado, 2009), hal. 93 14 Sophie Parent
and Serge Larivee. Influence of Self efficacy on Self Regulation and
Performance among Junio and Senior Haigh-School Age Students. (Canada: Journal
of Behavioral Development, 1991), hal. 160 15 Yosafat, Christina. 2009.
“Hubungan Antara Career Self efficacy dengan Pengambilan Keputusan Karier”.
(Skripsi. Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang) 8 Berdasarkan dari hasil wawancara
pada beberapa siswa kelas XII, bahwa mereka memiliki keinginan untuk
melanjutkan pendidikan setelah lulus nanti. Mereka menjelaskan bahwa yang ingin
mereka capai dalam waktu dekat ini yaitu lulus UN, dengan beberapa persiapan
seperti bimbel setiap hari, berdoa bersama dan dzikir yang dilakukan rutin.
SMAI Al-Ma’arif Singosari merupakan sekolah menengah atas yang berbasis islami,
sehingga menanamkan nilai-nilai islam pada setiap metodenya. Salah satu siswa
mengatakan “karena saya kelas bahasa, jadi rata-rata teman saya pengen kuliah
mbak, ada juga yang pengen kursus di Pare Kediri, atau di Klenteng, tapi kalau
saya pengen ke UM mbak, ambil satra inggris.” Kepala Sekolah SMAI Al-Ma’arif
Singosari sendiri menjelaskan hampir 100% memiliki keinginan untuk melanjutkan
pendidikan atau karir, namun menurut narasumber hanya sedikit yang terealisasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi itu, salah satunya karena kurangnya biaya,
ditemui lulusan SMAI Al-Ma’arif Singosari mengundurkan diri setelah diterima
PTN melalui jalur undangan dikarenakan biaya masuk terlalu mahal. Tenaga BK di
SMA ini memang tidak memiliki jam mengajar di kelas, tenaga BK hanya memasuki
kelas ketika ada jam kosong. Biasanya, informasi yang masuk mengenai pendidikan
lanjut ataupun karir langsung disosialisasikan kepada siswa, ada yang melalui
kelas-kelas dan ada pula yang diberikan di ruang BK. Selain kegiatan akademik,
siswa juga melakukan kegiatan nonakademik agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan 9 kemampuannya di berbagai bidang. Ekstrakulikuler yang
digemari siswa yakni Al-Banjari dan karate. Sekolah juga sering berpartisipasi
dalam beberapa kompetisi, namun terkadang masih tidak lolos. “Kalau setiap ada
undangan lomba, kita selalu ikut partisipasi. Ya gak sampek untuk meraih
penghargaan, tapi tau diri. Jadi siswa di ikutkan, untuk melatih anak mengikuti
kegiatan di luar sekolah dan pembelajaran, biar gak melulu di sekolah aja. Tapi
ya syukur kalau sampek dapat juara.” Beberapa penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan bawasanya self efficacy akan sangat banyak mempengaruhi aspek-aspek
dalam pembentukan orientasi masa depan remaja. Orientasi masa depan sendiri
merupakan gambaran seseorang mengenai masa depannya. Siswa SMAI Al-Ma’arif
memiliki gambaran tentang keinginan mereka melanjutkan ke Perguruan Tinggi
maupun bidang lain. Kemudian self efficacy merupakan keyakinan seseorang
mengenai kemampuanya dalam menyelesaikan sebuah tugas tertentu. Dari paparan di
atas menjelaskan bahwa sekolah masih pesimis tentang kamampuannya dalam
kompetisi dengan sekolah-sekolah lain. Disini terjadi perbedaan antara fakta di
lapangan dengan harapan dari penelitian terdahulu. Paparan di atas mengandung
makna bahwa perlu adanya penelitian mengenai hal tersebut. Peneliti mencoba
untuk meneliti tentang “Hubungan antara self efficacy dengan orientasi masa
depan remaja pada siswa kelas XII SMAI Al-Ma’arif Singosari”. 10 B. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat diangkat adalah: 1. Bagaimana tingkat self efficacy pada
siswa kelas XII di SMAI Al-Ma’arif Singosari? 2. Bagaimana tingkat orientasi
masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al-Ma’arif Singosari? 3. Apakah ada
hubungan antara self efficacy dengan orientasi masa depan pada siswa kelas XII
di SMAI Al-Ma’arif Singosari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang
yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat adalah:
1. Tingkat self efficacy pada pada siswa kelas XII di SMAI Al-Ma’arif Singosari
2. Tingkat orientasi masa depan pada siswa kelas XII di SMAI Al-Ma’arif
Singosari 3. Hubungan antara self efficacy dengan orientasi masa depan pada
siswa kelas XII di SMAI Al-Ma’arif Singosari D. Manfaat Penelitian 1. Secara
teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
keilmuwan psikologi khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini 11 adalah
psikologi sosial dan psikologi perkembangan serta memperkaya hasil penelitian
yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan cara memberi tambahan data empiris
yang telah teruji secara ilmiah mengenai hubungan antara self efficacy dengan
orientasi masa depan di SMAI Al-Ma’arif Singosari. 2. Secara praktis Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai peranan self efficacy
dengan orientasi masa depan, sehingga diharapkan pada remaja dapat memahami
mengenai self efficacy dalam dirinya, serta remaja dapat memahami dan
memfokuskan diri pada orientasi masa depan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara self efficacy dengan orientasi masa depan siswa kelas XII di SMAI al-Maarif Singosari Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment