Abstract
INDONESIA:
Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan dan menjadi perhatian pembangunan negara dan bangsa Indonesia. Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini. Membangun serta meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, mengejar dan mengatasi kebodohan dan kemiskinan hanya dapat ditempuh dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik. Dengan pendidikan ini akan membantu membentuk watak dan kepribadian generasi dimasa depan. Bimbingan dan konseling umum sangat diperlukan lebih-lebih bimbingan konseling Islam. Bimbingan konseling pada saat ini sangat dirasakan kebutuhannya mengingat bahwa dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai persoalan dan permasalahan yang dapat menghambat pengembangan hakekat manusia yang berasal dari kondisi prasarana, sarana, dan kelembagaan masyarakat, kelembagaan pendidikan, perkembangan dan teknologi dan kondisi individu itu sendiri. Masalah kedisiplinan belajar siswa di sekolah bukan suatu usaha untuk membuat siswa menahan tingkah laku yang tidak diterima oleh sekolah, melainkan suatu usaha untuk memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman, yang akhirnya membawa siswa kepada pemilikan suatu disiplin yang timbul dari dirinya sendiri, dengan kata lain memiliki suatu disiplin dari dalam. Maka dari itu kami melakukan penelitian di MA Hasanuddin Siraman untuk mengetahui hubungan motivasi mengikuti Bimbingan dan Konseling islam dengan kedisiplinan belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan motivasi mengikuti Bimbingan dan Konseling Islam sebagai variabel bebas dan Kedisiplinan Belajar sebagai variabel terikat. Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk menguji hubungan negatif anatar tingkat. Kemudian mengkategorisasikan tingkat motivasi mengikuti Bimbingan dan Konseling Islam dengan menentukan mean dan standart deviasi telebih dahulu, kemudian dilakukan analisis prosentase. Subyek penelitian adalah siswa MA Hasanuddin yang berjumlah 150, dan diambil sampel sebesar 30% yaitu 50 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan. penelitian ini menggunakan bentuk skala likert yang berjumlah 40 aitem berdasarkan aspek-aspek motivasi Maslow dan komponen kedisiplinan belajar yang berjumlah 40 aitem pula didasarkan pada teori Atkinson dkk.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa berada pada kategori rendah. Dari 50 siswa yang dijadikan sampel penelitian, diketahui bahwa Tingkat motivasi mengikuti bimbingan dan konseling Islam berada pada kategori rendah. Dari 50 siswa yang dijadikan sampel penelitian diketahui 1 siswa atau 2% siswa berada pada kategori tinggi. 2 siswa atau 4% siswa berada pada kategori sedang dan 47 siswa atau 94% berada pada kategori rendah. Sedangkan tingkat kedisiplinan belajar siswa diketahui bahwa 2% siswa memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dengan jumlah sebanyak 1 siswa, 2% siswa atau 1 orang memiliki kedisiplinan belajar sedang, dan 96% siswa atau 48 siswa yang memiliki kedisiplinan belajar rendah. Ada korelasi negatif yang signifikan (rxy 0.951; dengan sig < 0,01) antara variabel motivasi mengikuti bimbingan dan konseling Islam dengan variabel kedisiplinan belajar siswa yaitu 0,000 dan nilai signifikansinya Sig. (2-tailed) adalah dibawah atau lebih kecil dari 0,01 (nilainya adalah 0,000).
ENGLISH:
Education is the biggest thing that always preferred and to the attention of the Indonesian nation and state building. Nowadays, people are increasingly recognizing the importance of providing the best education to their children early, build and improve the quality of Indonesia fully human, pursue and overcome ignorance and poverty can only be reached by the implementation of a good education. With this education will help shape the character and personality of future generations. General guidance and counseling is needed even more counseling Islam. Guidance counseling at this time strongly felt the need to remember that human life is inseparable from a variety of issues and problems that may hinder the development of human nature derived from the condition of infrastructure, facilities, and community institutions, educational institutions, and technological developments and conditions of the individual. Therefore we conducted a study on the MA Hasanuddin Siraman to determine the relationship of motivation to follow the Islamic Guidance and Counseling with student discipline.
This study is a quantitative study with the motivation to follow the Islamic Guidance and Counseling as a free and Disciplinary Learning as a bound variable. Product Moment correlation technique is used to test the negative relationship level, then categorize the level of motivation to follow the Islamic Guidance and Counseling by determining the mean and standard deviation notified first, then do the analysis of the percentage. Subjects were students, amounting to 150 Hasanuddin MA, and samples taken at 30% of 50 students by using sampling techniques aims of this study using two scales as a measure, namely the scale of motivation and discipline-scale study compiled by the researchers in the form of Likert scale which amounts to 40 aitem based on Maslow's motivational aspects and components of learning discipline, amounting to 40 aitem are based on the theory of Atkinson et al.
The results suggest that the level of student learning discipline is at a low category. Of the 50 students who made the study sample, it is known that 2% of students have a high level of discipline by the number of students as much as 1, 2 or 1% of students studying the discipline Greenworld moderate, and 96% of the students or 48 students who have a low learning discipline. Level of motivation to follow the guidance and counseling of Islam is at a low category. Of the 50 students sampled student research note 1 or 2% of students are in high category. 2 students or 4% of students in the category of moderate and 47 students or 94% lower in the category. There is a significant negative correlation (rxy 0951; with sig <0.01) between the variables with the variables of motivation to learn discipline to follow the guidanc
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalahmakhluk
monopluralis (wahdatul anasir), manusia memiliki empat fungsi yaitu manusia
sebagai makhluk Allah SWT, manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai
makhluk sosial, manusia sebagai makhluk berbudaya dan manusia memilih sifat
utama dan hawa nafsu, dan manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.1 Manusia
sesuai dengan hakekatnya diciptakan dalam keadaan yang terbaik, termulia,
tersempurna, dibandingkan dengan makhluk lainnya, tetapi sekaligus memiliki hawa
nafsu lemah, aniaya terburu nafsu, membantah dan lain-lain.2 Karena manusia
dapat terjerumus kedalam lembah kenistaan, kesengsaraan, kehinaan. Dengan kata
lain manusia bisa bahagia hidupnya di dunia maupun di akhirat dan bisa pula
sengsara atau tersiksa. Mengingat berbagai sifat seperti itu, maka diperlukan
adanya upaya untuk menjaga agar manusia tetap menuju kearah bahagia, menuju
kecitraannya yang baik, ke arah akhsani taqwim dan tidak terjerumus ke keadaan
yang hina atau asfala safilin. 3 Manusia dalam kehidupannya akan mengenal
fase-fase yang akan dilalui oleh setiap manusia, mulai fase anak sampai fase
tua. Dalam fase-fase manusia 1 Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual
Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : UII Press, t.th), hlm. 7-12 2. Thohari
Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta :
UII Press, t.th), hlm. 12-13 3 Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual
Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : UII Press, t.th), hlm. 12-13 2
akan menghadapi tugas-tugas tertentu, mulai dari anak yang tugasnya belajar
yang beranjak dewasa yang tugasnya memantapkan pilihan pekerjaan atau lainnya,
dan fase tua yaitu masa produktif. Dan tugas itu akan lancar berkat bantuan
yang di berikan orang lain. Pada umumnya semakin tinggi fase kehidupan maka
akan semakin tinggi bantuan itu dibutuhkan. Oleh sebab itu, manusia perlu
pendidikan, agar manusia dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan
pendidikan, sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab ”.4 Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan
dan menjadi perhatian pembangunan negara dan bangsa Indonesia. Saat ini
masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk itu, Negara (Pemerintah) memegang
peranan yang sangat penting dalam memperhatikan pendidikan demi peningkatan
sumber daya manusia seutuhnya. Membangun serta meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya, mengejar dan mengatasi kebodohan dan kemiskinan hanya
dapat ditempuh dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik. Oleh karena itu
pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi segenap kehidupan
manusia. Dengan pendidikan ini akan membantu membentuk watak 4 Undang-undang
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), 2003 (UU RI. No. 20. Th 2003), (Jakarta
: Sinar Grafika, 2003), hlm. 5 3 dan kepribadian generasi dimasa depan. Di
samping itu pendidikan mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai
peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan memanfaatkan,
mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM berkualitas
sangat penting,dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya,
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu prioritas
utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan tingkat dasar,
menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun,
kemudian diperluas 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif
dalam pendidikan. Dengan demikian, setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama
untuk mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas minimal sampai tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Selain itu, dalam mengembangkan potensinya agar menjadi
manusia yang bertaqwa dan berkualitas, maka dengan adanya hal itu bimbingan dan
konseling merupakan upaya bantuan untuk mewujudkan perkembangan secara optimal,
baik secara kelompok maupun individual sesuai dengan hakekat kemanusiaan dengan
berbagai potensi kelebihan dan kekurangan, kelebihan serta permasalahan.5 5
Prayitno dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm.1 4 Dalam hal ini, bimbingan dan konseling sangat diperlukan
lebih-lebih bimbingan konseling Islam. Bimbingan konseling pada saat ini sangat
dirasakan kebutuhannya mengingat bahwa dalam kehidupan manusia tidak terlepas
dari berbagai persoalan dan permasalahan yang dapat menghambat pengembangan
hakikat manusia yang berasal dari kondisi prasarana, sarana dan kelembagaan
masyaraka, kelembagaan pendidikan, perkembangan dan teknologi dan kondisi
individu itu sendiri. Dari uraian di atas, dapat dijadikan acuan mengapa
bimbingan konseling Islam di madrasah sangat diperlukan, karena untuk membantu
siswa agar tidak ahli dalam pengetahuan saja, akan tetapi menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa seta bertanggung jawab, dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan madrasah, keluarga maupun masyarakat. Untuk mewujudkan itu semua
perlu adanya kedisiplinan dari peseta didik. Prijadarminto mengungkapkan bahwa
disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian prilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan
keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian prilaku
dalam kehidupannya, prilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui
keluarga, pendidikan dan pengalaman. Bila kedisiplinan dikaitkan dengan
belajar, maka terbentuklah disiplin belajar yang tidak lain adalah ketaatan dan
kepatuhan siswa terhadap tata tertib belajar dan tata tertib sekolah.6 6 Tulus,
Tu'u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grafindo,
2004), hlm. 31 5 Seorang siswa dalam kegiatan belajar di sekolah tidak akan
lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya,
dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata
tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap
berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai
ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin
sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa
agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan
norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Masalah kedisiplinan
di sekolah bukan suatu usaha untuk membuat siswa menahan tingkah laku yang
tidak diterima oleh sekolah, melainkan suatu usaha untuk memperkenalkan cara
atau memberikan pengalaman, yang akhirnya membawa siswa kepada pemilikan suatu
disiplin yang timbul dari dirinya sendiri, dengan kata lain memiliki suatu
disiplin dari dalam.7 Dalam dua dasawarsa terakhir ini, kedisiplinan semakin
tidak diperhatikan oleh siswa, seperti peristiwa di sekolah menengah atas,
siswa bolos sekolah, merokok dan terlambat sekolah. Hal semacam ini belum bisa
terpecahkan oleh siswa. Hal ini karena mereka berada dalam masa transisi dan
sedang mencari identitas diri sehingga tidak dapat lepas dari
persoalan-persoalan yang mengiringi masa pertumbuhan itu. Dalam masa transisi
tersebut tidak sedikit siswa yang mengalami kegoncangan batin yang
menggelisahkan dirinya, baik itu karena 7 Kartini Kartono, Bimbingan dan
Dasar-dasar Pelaksanaannya, (Jakarta : Rajawali, 1985), hlm. 205 6 faktor
internal yang berasal dari individu itu sendiri maupun karena faktor eksternal
yaitu berasal dari luar atau lingkungan, masing-masing faktor itu sangat
mempengaruhi dan ikut menentukan ciri individu seseorang sebagai pribadi.
Pendidikan yang bermutu akan menjadi tolak ukur SDM yang berkualitas. Bila kita
berbicara tentang mutu pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari kedisiplinan
belajar siswa. Kedisiplinan belajar merupakan suatu hal yang harus diusahakan,
diperjuangkan untuk mencapai suatu kualitas yang baik (kredibel). Pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan (guru) dan masyarakat
(orang tua) dengan kedisiplinan belajar siswa didalamnya. Kedisiplinan
diperjuangkan untuk mencapai bagi suatu lembaga pendidikan. Dengan kedisiplinan
belajar yang baik yang dapat dicapai oleh siswa diharapkan outputnya mempunyai
kemampuan yang mempunyai dan bertujuan pendidikan Nasional seperti yang telah
tertera diatas dapat dicapai semaksimal mungkin. Kedisiplinan belajar siswa
harus dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Kedisiplinan
belajar hari ini, saat ini, mungkin sudah kurang berarti lagi di masa yang akan
datang, karena keadaan selalu menuntut kedisiplinan yang lebih tinggi sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Jika kedisiplinan belajar yang dicapai
saat ini sama dengan tahun-tahun yang lalu, tanpa mengalami kemajuan dan tentu
saja masuk dalam kriteria lembaga yang ketinggalan. Mengingat pentingnya
kedisiplinan belajar sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan, maka pemberian
motivasi mengikuti bimbingan dan 7 konseling menjadi suatu kebutuhan dalam
rangka untuk mengoptimalkan kedisiplinan siswa. Oleh karena itu, sekolah sebagai
salah satu sarana pendidikan formal memerlukan banyak hal yang mendukung
tercapainya cita-cita luhur tersebut, antara lain kepedulian dan kualitas yang
baik dari kepala sekolah dan guru, peran aktif dinas pendidikan/pengawas
sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Dari hasil wawancara yang
peneliti lakukan terkait dengan pendidikan yang ada di sekolah MA Hasanuddin
ini peneliti menemukan masalah-masalah yaitu mengenai kedisiplinan yang sangat
kurang dengan siswa, mengenai siswa yang kurang begitu mematuhi aturan misalnya
seperti merokok, membolos, hingga siswa yang tidak pernah masuk sekolah.
Padahal Siswa adalah sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, sekolah dapat mencapai tujuannya.
Seiring dengan itu pula siswa sebagai anggota sekolah mengupayakan agar
pendidikan tetap berlangsung kehidupannya serta mengembangkannya untuk mencapai
kemajuan yang diinginkan, karena sebagai salah satu bentuk kehidupan. Sekolah
ini pun terikat dalam proses keberadaan pertumbuhan dan perkembangan. Tetapi
siswa di sekolah MA Hasanuddin Siraman ini malah sebaliknya yaitu sangat tidak
mematuhi peraturan, makanya ada guru BK yang menangani siswa yang bermasalah
ini. Setelah di teliti ada masalah apakah motivasi mereka memilih sekolah akan
berpengaruh dengan kenyamanan di sekolah MA tersebut. Adapun pelaksanaan
bimbingan konseling di MA. Hasanuddin Siraman diwujudkan dalam program
bimbingan, yang mencakup keseluruhan pelayanan 8 bimbingan. Dalam pelaksanaannya,
bimbingan konseling di madrasah ini ditangani oleh guru bimbingan konseling
(BK) untuk membantu siswa-siswi dalam membuat rencana belajar dan mengambil
keputusan sendiri. Bimbingan dilakukan juga melibatkan personil lain, dalam hal
ini adalah guru dan wali kelas. Dengan demikian diperlukan adanya hubungan
antara bimbingan dan konseling Islam dalam membantu untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Untuk itu seorang konselor atau guru BK dalam menggunakan
pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dapat mengatasi masalah yang dihadapi
siswa, terutama masalah kedisiplinan. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih jauh tentang "Hubungan antara Motivasi Mengikuti
Bimbingan Konseling Islam dengan Kedisiplinan Belajar Siswa di MA Hasanuddin
Siraman Blitar. Penelitian Terdahulu No Judul dan Tahun Peneliti Temuan
Perbedaan Persamaan Hubungan Antara Bimbingan Konseling Islam Dengan
Peningkatan Kedisiplinan Belajar Peserta Evi Unviyah NIM. 3101199 Pelaksanaan
bimbingan dan konseling Islam mempunyai hubungan yang positif dengan
peningkatan Pemberian motivasi dan pemberian treatment Hubungan antara
bimbingan dan konseling dengan kedisiplinan belajar 9 Didik Di SMP Negeri 23
Semarang Tahun 2006 kedisiplinan belajar siswa di SMPN 23 Semarang dengan bukti
: Freg > Ft 0,05 dimana Freg =9,936 sedangkan Ft 0,05 = 4,04. siswa B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan, agar
penelitian ini terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka
penelitian merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat
motivasi siswa mengikuti bimbingan dan konseling islam? 2. Bagaimana tingkat
kedisiplinan belajar siswa di MA Hasanuddin Siraman Blitar? 3. Bagaimana
hubungan motivasi mengikuti Bimbingan dan Konseling Islam dengan kedisiplinan
siswa MA Hasanuddin siraman? 10 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian
ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat motivasi mengikuti Bimbingan dan
Konseling Islam. 2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan belajar siswa di MA
Hasanuddin Siraman Kesamben. 3. Untuk mengetahui hubungan motivasi mengikuti
Bimbingan dan Konseling Islam terhadap kedisiplinan belajar siswa di MA
Hasanuddin Siraman Kesamben. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai
dari penelitian adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan masukan bagi guru
bimbingan dan konseling akan pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. 2. Menjadikan
kontribusi pemikiran bagi pengembangan kurikulum atas pelaksanaanya. 3. Manfaat
pengembangan teori yang di harapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
dalam bidang pendidikan yang relevan terkait dengan motivasi siswa mengikuti
bimbingan dan konseling terhadap kedisiplinan belajar siswa.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara motivasi mengikuti bimbingan dan konseling Islam dengan kedisiplinan belajar siswa di MA Hasanuddin Siraman Kesamben Blitar" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment