Abstract
INDONESIA:
Setiap pemilu yang diselenggarakan oleh pemerintah selalu saja ditemukan istilah golput. Istilah ini tidak muncul secara tiba-tiba. Pada awalnya konsep golput merupakan sebuah bentuk kebebasan atas keditaktoran Penguasa, namun saat ini konsep golput lebih pada ketidakpercayaan, kekecewaan serta bentuk proses masyarakat terhadap proses demokrasi yang ada. Keberadaan golput ini akan menciderai system demokrasi Indonesia yang ada, sehingga beberapa kalangan sangat menyayangkan jika eksistensi golput dalam setiap pemilihan umum selalu meningkat. Kekhawatiran eksistensi golput juga dirasakan oleh ketua KPU Indonesia (Kamil Husni Malik) menjelang pemilu 2014 mendatang. Penelitian ini membahas jumlah kecenderungan perilaku golput serta factor-faktor apa saja yang menyebabkannya pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sedangkan pengambilan sampelnya menggunakan tehnik random sampling. Dari jumlah populasi 735 mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang sebanyak 110 atau 15% yang dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 45,5% sampel memiliki kecenderungan berperilaku golput terhadap partai peserta pemilu 2014, sedangkan yang berkecenderungan mendapat hak pilihnya dalam perayaan pemilu 2014 berjumlah 54,5%. Fakta ini sebanding dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga survey, seperti : LPI, dll. Berdasarkan jenis kelamin, diketahui sebanyak 26,4% berjenis kelamin laki-laki, dan berjumlah 19.1% berjenis kelamin perempuan. data tersebu menunjukkan bahwa kecendrungan untuk berperilaku golput lebih banyak didominasi oleh mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan kategori semester diketahui sebanyak 7.3% pada semester 1, berjumlah 12.8% pada semester 3, berjumlah 4.6% pada semester 5, kemudian berjumlah 9.1% pada semester 7, berjumlah 7.3% juga pada semester 9, dan yang terakhir berjumlah 4.6% juga pada semester 11. Berdasarkan kategori usia diketahui berjumlah 3.6% pada usia 18th, berjumlah 14.6% pada usia 19th, kemudian berjumlah 5.5% pada usia 20th, berjumlah 8.2% pada usia 21th, sedangkan pada usia 22th berjumlah 4.5%, selanjutnya 6.4% di usia 23th, dan yang terakhir di usia 24th yaitu berjumlah 2.7%. fakta tersebut menunjukkan bahwa kecendrungan untuk berperilaku golput terhadap partai peserta pemilu 2014 cukuplah banyak. Rata-rata kecendrungannya pada aspek apatisme politik, sinisme politik, dan alienasi sebanyak 13.6%, sedangkan aspek Anomi berada pada lever tersedikit yakni 4.5%.
ENGLISH:
Every election held by the government always found the term vote. This term does not appear suddenly. At first the concept of non-voters is a form of freedom from dictatorships Ruler, but this time more on the concept of non-voters distrust, disappointment and shape the public against the existing democratic process. The existence of these non-voters would harm Indonesia's democratic system there, so some of the deeply regrets if the existence of non-voters in any election is always increasing. Concerns the existence of non-voters also felt by the chairman of the Indonesian Commission (Husni Kamil Malik) ahead of the 2014 elections. This study discusses the number of abstentions and behavioral tendencies what factors are causing the students of the Faculty of Psychology of UIN Malang.
The design of this study used a descriptive quantitative method . While taking the sample using random sampling techniques. Of the total population of 735 students of the Faculty of Psychology of UIN Malang, a total of 110 or 15 % of the sampled. This study used SPSS 17 for windows.
The results showed that there were 45.5% of the sample had a tendency to behave non-voters on the party participating in the election in 2014, while the tendency to get a vote in the election celebrations in 2014 amounted to 54.5 %. This fact comparable with the research that has been done by some survey organizations, such as: LPI, etc. By sex, 26.4 % is known as the male sex, and amounted to 19.1 % were female. these data indicate that the tendency to behave more abstentions dominated by student-sex males than females. Based on the category known as half of 7.3 % in the 1st half , amounted to 12.8 % in semester 3, amounted to 4.6% in the 5th semester , then amounted to 9.1 % in the 7th semester, totaling 7.3% also at half 9, and the latter amounted to 4.6 % also in semester 11. Based on the known age category amounted to 3.6% at the age of 18th, amounted to 14.6 % at the age of 19th, then amounted to 5.5% at the age of 20th, amounted to 8.2% at the age of 21th, while the 22th age amounted to 4.5 %, then 6.4% at age 23 years, and the latter at the age of 24 years which amounted to 2.7%. The facts show that the tendency to behave non-voters on the party participating in the election in 2014 is sufficient lot. Average inclination on aspects of political apathy, political cynicism, and alienation as much as 13.6 %, whereas anomie aspects are the fewest in the liver 4.5 %.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Perilaku golput terhadap partai politik peserta pemilu 2014: Studi pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment