Abstract
INDONESIA:
Agresivitas dipandang sebagai suatu akibat dari kurangnya keterampilan dalam mengelola dan mengendalikan emosi diri. Remaja, meskipun meningkat kematangan emosinya, jati dirinya dan rasa tanggung jawab, akan tetapi pengaruh-pengaruh internal dan eksternal masih sangat kuat mempengaruhi pikiran dan perilakunya, kebanyakan ia masih memilah serta memilih secara tegas stimulus yang masuk apakah itu positif atau negatif untuk dirinya. Banyak kasus yang berhubungan dengan agresivitas remaja antara lain seperti aksi-aksi kekerasan dan saling ejek. Agresivitas dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain baik secara verbal maupun non verbal, secara fisik maupun psikis, langsung ataupun tidak langsung. Hal itu bisa saja dilihat dengan semakin meningkatnya kenakalan remaja akhir–akhir ini yang diakibatkan oleh adanya kontrol diri yang lemah yang dimiliki oleh mereka. Kemampuan kontrol diri tersebut dapat dikatakan sebagai upaya individu sebagai pusat prinsip dalam membimbing, memimpin dan mengatur tingkah laku sendiri yang utama dan pada akhirnya menuntut individu tersebut mengarah pada keiinginannya yang akan berdampak positif.
Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan, dengan tujuan (1) untuk mengetahui tingkat kontrol diri pada remaja Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan (2) untuk mengetahui tingkat agresivitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan (3) untuk membuktikan dan mengetahui adakah hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas pada remaja Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif. Subyek penelitian ini 100% dari populasi yakni berjumlah 70 responden. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data angket berupa skala psikologi. Analisa data penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment Karl Pearson, dengan bantuan SPSS versi 15.0 for Windows.
Hasil analisa menunjukkan bahwa siswa Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan memiliki kualitas kontrol diri sedang dengan prosentase 78,57%, agresivitas verbal kategori tinggi dengan prosentase 57,15% dan agresivitas non verbal kategori rendah dengan prosentase 100%. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas non verbal dengan nilai korelasi pearson sebesar 0,45 dengan probabilitas atau kemungkinan eror 0,712 > 0,05, namun ada hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas verbal, dengan korelasi sebesar -0,262 dan signifikansi sebesar 0,029 < 0,05. Artinya, ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan agresivitas verbal. Jika kontrol diri sedang, maka agresivitas verbal tinggi
ENGLISH:
Aggressiveness is seen as a result of a lack of skills in managing and controlling emotions. Teens, despite increased emotional maturity, their identity and sense of responsibility, but the effects of internal and external influence is still very strong mind and behavior, most of it still sorting and selecting the incoming stimulus unequivocally whether it is positive or negative for him. Many cases are related to adolescent aggressiveness among other such acts of violence and taunted each other. Aggressiveness can be understood as a behavior intended to hurt another person either verbally or non- verbally, physically and psychologically, directly or indirectly. It can be seen with the increasing delinquency end - the end is caused by the presence of a weak self-control possessed by them. The ability of self-control can be considered as an individual effort as the central principle in guiding, leading and managing their own behavior major and prosecute individuals ultimately leads to keiinginannya that will have a positive impact.
The study was conducted at the Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan, with the aim of (1) to determine the level of self-control in young Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan (2) to determine the level of aggressiveness in adolescents at Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan (3) to prove and know there a relationship between self-control to aggressiveness in adolescents Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan. The method used in this study is a quantitative method. The subjects of this study 100% of the population that numbered 70 respondents. Researchers used a questionnaire method of data collection in the form of psychological scales. Analysis of research data using techniques Karl Pearson Product Moment Correlation, using SPSS version 15.0 for Windows.
The analysis shows that students of Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan has a quality of self-control with the percentage being 78.57%, verbal aggressiveness high category with the percentage of 57.15% and non verbal aggressiveness low category with the percentage of 100%. The results of correlation analysis showed that there was no relationship between self-control with non verbal aggressiveness with Pearson correlation value of 0.45 with a probability or possibility of error 0.712> 0.05, but there is a relationship between self-control with verbal aggressiveness, with a correlation of -0.262 and significance of 0.029 <0.05. That is, there is a negative relationship between self-control with verbal aggressiveness. If you're self-control, the high verbal aggressiveness.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa remaja seringkali disebut
sebagai masa untuk menemukan identitas diri (self-identity). Usaha pencarian
identitaspun banyak dilakukan dengan melakukan perilaku coba-coba, perilaku
imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal melakukan identitas dirinya, dia
akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja
akan terbentuk sistem kepribadian yang menggambarkan keadaan diri yang
sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum
terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Remaja menjadi sering merasa tertekan, pendiam atau berperilaku
agresivitas. Pelajar SMA yang merupakan remaja juga mengalami hal yang serupa.
Banyak kasus-kasus yang berhubungan dengan agresivitas remaja antara lain
seperti aksi-aksi kekerasan dan saling ejek. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi
dimana saja seperti di jalan-jalan maupun di sekolah. Akhir-akhir ini perilaku
agresivitas banyak ditemukan dalam kasus keseharian, baik secara fisik maupu
verbal. Perilaku agresivitas dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang bertujuan
untuk melukai orang lain baik secara verbal maupun non verbal, secara fisik
maupun psikis, langsung ataupun tidak langsung. Perilaku agresivitas tidak
hanya melekat pada orang dewasa, tetapi bibit-bibit agresivitas itu telah dapat
dijumpai 2 dalam perilaku anak dalam aktivitas keseharian mereka. Pada umumnya
perilaku agresivitas anak terjadi sebagai pelampiasan dorongan emosi yang
dialaminya. Akan tetapi tidak jarang perilaku itu dapat muncul sekedar sebagai
sinyal kebutuhan akan perhatian untuk mendapatkan pengakuan dari sesama.
Agresivitas dipandang sebagai suatu akibat dari kurangnya keterampilan dalam
mengelola dan mengendalikan emosi diri. Berbagai dinamika penyebab terjadinya
perilaku agresivitas pada anak yang disajikan para pemerhati anak serta para
psikolog dapat membuka kesadaran individu akan adanya titik lemah kendali diri
(self control) yang patut diperbaiki. Sementara ulasan seorang psikiater
menegaskan bahwa agresivitas pada umumnya disebabkan oleh multi faktor
penyebab, sehingga pendekatan secara holistik merupakan alternatif yang perlu
dipertimbangkan (Anantasari, 2006: 10). Thomas F. Denson (2012: 20) dalam
jurnalnya yang berjudul “Self Control and Agression” menyatakan bahwa
kebanyakan teori dan jurnal yang berkaitan dengan agresi maupun perilaku
delikuen mengabaikan faktor perilaku dalam diri. Ketika dorongan untuk berbuat
menyimpang maupun agresi sedang mencapai puncaknya, kontrol diri dapat membantu
individu menurunkan agresi dengan mempertimbangkan aspek aturan dan norma
sosial. Gottfredson dan Hirschi (1990) menyatakan bahwa individu yang memiliki
kontrol diri rendah cenderung bertindak impulsif, lebih memilih tugas sederhana
dan melibatkan kemampuan fisik, egois, senang mengambil resiko, dan mudah
kehilangan kendali emosi karena mudah frustasi. Individu dengan 3 karakteristik
ini lebih mungkin terlibat dalam hal perbuatan menyimpang daripada individu
yang memiliki tingkat kontrol diri tinggi. Remaja, meskipun meningkat
kematangan emosinya, jati dirinya dan rasa tanggung jawab, akan tetapi
pengaruh-pengaruh eksternal masih sangat kuat mempengaruhi pikiran dan
perilakunya. Rata-rata remaja, belum bisa memilah serta memilih secara tegas
stimulus yang masuk apakah itu positif atau negatif untuk dirinya. Hal itu bisa
saja dilihat dengan semakin meningkatnya kenakalan remaja akhir – akhir ini
yang diakibatkan oleh adanya kontrol diri lemah yang dimiliki oleh remaja
(Mutadin, 2010. kenakalan remaja www.damandiri.or.id). Kemampuan kontrol diri
dapat dikatakan sebagai upaya individu, sebagai pusat prinsip dalam membimbing,
memimpin dan mengatur tingkah laku sendiri yang utama dan pada akhirnya
menuntut individu tersebut mengarah pada keiinginannya yang akan berdampak
positif (Khotifah, 2002: 32). Penjelasan tersebut memberikan makna apabila kontrol
diri individu baik maka agresivitas yang dimiliki individu tersebut menjadi
rendah. Kontrol diri meliputi kontrol emosi, kontrol kognitif, serta kontrol
dalam mengambil keputusan. Penelitian dalam skripsi yang berjudul “Hubungan
Antara Kontrol Diri Dengan Agresivitas pada Remaja Putri”, dengan hipotesis ada
hubungan negatif antara kontrol diri dan agresivitas pada remaja putri. Semakin
tinggi kontrol diri maka semakin rendah agresivitas pada remaja, dan sebaliknya
semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi agresivitas pada remaja putri.
Hasil uji menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri 4
dengan agresivitas pada remaja putri (r=-0,598) dengan p=0.000 (p
<0.01), artinya hipotesis diterima (Anggun, 2006). Contoh fakta yang berkaitan dengan adanya agresivitas dapat disaksikan di media massa, yang sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan dan salah satu perilaku agresivitas remaja adalah tawuran. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat, bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus. Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama dua tahun terakhir, 46% di antaranya dilakukan oleh remaja (Tambunan, 2001 dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23085/4/Chapter%20I.pdf ). Agresivitas dikalangan remaja juga terjadi di kota kecil seperti Lamongan. Perkelahian antar teman yang dipicu oleh saling ejek sering terjadi. Seperti kasus pengeroyokan yang terjadi di salah satu desa di kabupaten Lamongan, Rabu (22/7/2009) pemuda berusia 17 tahun, warga Dusun Serut Desa Dermo Lemahbang, Kecamatan Sarirejo. Dia dihajar sekitar 15 orang yang berasal dari dusun tetangga, Dusun Dermo. Keterangan yang dihimpun detiksurabaya.com menyebutkan, saat itu korban pengeroyokan bersama sejumlah temannya hendak 5 pulang dari warung. Ditengah jalan tiba-tiba mereka dikeroyok oleh 15 orang yang salah satunya ternyata adalah kawan korban yang merasa sakit hati karena sering dihina, dan akibat dari pengeroyokan itu, satu orang tewas. (http://surabaya.detik.com/read/2009/07/22/100441/1169182/475/tawuran-dilamongan-1-orang-tewas ). Tawuran yang melibatkan pemuda dari dua desa tetangga kembali terjadi di Lamongan pada hari Senin (12/4/2010). Kali ini, tawuran itu melibatkan pemuda asal Desa Kentong dan Desa Bangkok, keduanya berada di wilayah Kecamatan Glagah. Akibat tawuran pemuda antar-desa itu, dua korban harus dilarikan ke RSUD Soegiri Lamongan. Tawuran terjadi karena saling ejek. Sebelumnya para pemuda itu mengikuti pertandingan sepak bola antar desa. Pertandingan itu diadakan untuk persahabatan antar desa. Saat lomba berlangsung terjadi kecurangan, selanjutnya terjadilah saling ejek. Sepulang dari pertandingan, dua pemuda yang juga pemain dari Desa Kentong dihadang dan dipukuli (http://forlamongan.wordpress.com/2010/04/13/selesai-main-bolai-dua-pemudadi-keroyok/ ). Salah satu fenomena agresivitas remaja juga terjadi di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan. Beberapa siswa terlibat pertengkaran seperti perkelahian fisik, saling ejek, serta pengancaman. Beberapa siswi berulang kali terlibat saling mengejek dan membalas ejekan dengan kalimat kasar. Sebagaimana telah diketahui melalui observasi pertengkaran dipicu oleh siswa/siswi yang cenderung mengganggu dengan alasan menyakiti orang lain. 6 Misalnya, seorang siswa yang meminta uang temannya namun tidak diberi, sehingga siswa tersebut berkata kasar kepada temannya bahkan memukul bahu temannya. Fenomena agresivitas remaja yang terjadi pada siswi misalnya mengejek, menjambak kerudung, berbuat iseng dengan cara menjeglang kaki temannya sehingga membuat jengkel orang lain. Meskipun tidak pernah terjadi pengeroyokan besar seperti fenomena perilaku agresivitas yang terjadi di beberapa daerah di Lamongan, namun perilaku agresivitas remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan perlu mendapatkan perhatian. Bertolak pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Agresivitas Pada Remaja Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan. 7 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kontrol diri pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan? 2. Bagaimana tingkat agresivitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan? 3. Adakah hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kontrol diri pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan 2. Untuk mengetahui tingkat agresivitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan 3. Untuk membuktikan dan mengetahui adakah hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA.) Pembangunan Lamongan. 8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan psikologi, seperti psikologi sosial serta psikologi perkembangan khususnya perkembangan psikologi remaja dan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kontrol diri dan agresivitas. 2. Secara Praktis a. Bagi lembaga Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan atau bahan rujukan dalam pembenahan system di sekolah mengenai kontrol diri siswa untuk mengurangi perilaku agresivitas sehingga tercipta kedisiplinan di lingkungan sekolah. b. Bagi kepala sekolah dan guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas. c. Bagi orang tua Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas. Sehingga diharapkan orang tua dapat memberikan pendidikan yang positif untuk 9 membangun kontrol diri atau kendali diri yang positif serta perhatian yang intensif terhadap anak-anaknya. d. Bagi siswa Penelitian ini dapat membantu siswa untuk mengetahui seberapa besar tingkat kontrol diri dan agresivitas mereka. Supaya mereka bisa memperbaiki dan bisa menjadi individu yang lebih baik. e. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mendidik dan mengawasi anak-anak mereka. f. Bagi ilmuwan atau peneliti yang melakukan penelitian sejenis ini Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan penelitian dan bisa mengungkap aspek-aspek atau halhal yang belum terungkap dalam penelitian ini.>Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara kontrol diri dengan agresivitas pada remaja Madrasah Aliyah (MA) Pembangunan Lamonga Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment