Abstract
INDONESIA:
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang konselor pesantren yang dalam hal ini adalah pembina putri pesantren Tebuireng. Seorang pembina atau pembimbing yang berada di lingkup pesantren memiliki tugas ganda disamping sebagai pembina juga melakukan bimbingan dan konseling terhadap santri. Penanganan terhadap santri sangat bergam mulai dari pengembangan potensi di bidang akademik maupun pesantren, sampai pada penanganan masalah yang terjadi pada santri. Penelitian ini memang secara langsung melibatkan sosok pembina. Dengan melakukan need assessmen kepada pembina melalui register masalah saat pelatihan konseling diikuti dengan FGD ditemukan 15 permasalahan yang ada di pesantren Tebuireng. Realita yang ada di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pembina untuk melakukan konseling kurang maksimal. Maka dari itulah untuk meminimalisir dan membuat permasalahan bisa teratasi, dibutuhkan sosok-sosok pembina yang mampu memberikan bantuan dan menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi santri putri.
Dalam kajian bimbingan konseling yang dikemkakan oleh Carl Rogers, pelopor konseling humanistik, memaparkan tiga karakteristik yang perlu dimiliki oleh seorang konselor, yaitu: 1) congruence; 2) unconditional positive regard; 3) Empathy . Semantara itu Willis (2010) merumuskan kepribadian yang perlu dimiliki oleh seorang konselor di Indonesia, yaitu:1) Beriman dan bertaqwa, 2)senang berhubungan dengan manusia, 3)komunikator yang terampil dan pendengar yang baik, 4)memiliki wawasan yang luas terkait manusia dan aspek sosial budayanya, 5)fleksibel, tenang, dan sabar, 6) memiliki intuisi, beretika, 7) Respek, jujur, asli, menghargai, dan tidak menilai, 8) Empati, memahami, meneraima, hangat, dan bersahabat, 9)Fasilitator dan motivator, 10)Emosi stabil, pikiran jernih, dan cepat, 11) Objektif, rasional, logis, dan konkrit 12) Konsisten dan bertanggung jawab.
Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diambil dari questioner terbuka yang diberikan kepada santri mengenai pendapat dan harapan santri akan sosok pembina yang ideal yang dibutuhkan, serta wawancara, observasi, dan questinare terbuka pada pembina. Hal ini untuk melihat kesesuaian antara potret fakta pembina di lapangan, harapan santri, pihak pondok pesantren dengan matching theory yang relevan. Analisis hasil questionare berupa kategorisasi karakter ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan penjelasan deskriptif kualitatif.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa harapan santri mengenai sosok pembina dan karakter yang harus melekat dalam diri pembina sudah ada kesesuaian. Namun ada beberapa karakter yang belum ada dalam diri pembina Tebuireng yakni berjiwa pemimpin dan sikap tegas. Hal ini diakui oleh pembina Tebuireng secara langsung karena beberapa kendala diantaranya terlalu dekatnya hubungan santri dengan pembina secara emosi yang berimbas kurang wibawanya seorang pembina di hadapan santri. Pemberlakuan aturan pesantren menjadi kurang tegas juga karena kendala yang sama. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembina membutuhkan dukungan dan peningkatan kualitas diri melalui pelatihan konselor maupun keterampilan konseling pesantren yang sesuai. Untuk itu, dengan memunculkan sosok konselor ideal akan membantu pembina dalam menyesuaikan diri dan menyadari secara penuh akan karakter yang harus dimiliki dan melekat bagi dirinya. Hal ini juga akan bermanfaat dalam pengembangan proses konseling pesantren.
ENGLISH:
This study aims to determine how the profile and character that must be owned by an Islamic Boarding School counselor, who is the advisor of Islamic Boarding School Tebuireng for girl . Advisor or counselor who is staying inside boarding schools has double duties, as supervisor and in addition also do counseling and guidance to students. Those duties are varied start from students potential development in academic, school , and students every day life problems. This study directly insist and involve the advisor . By conducting the assessment need which is implemented by advisor through the register cases when counseling training followed by FGD, and found 15 problems there. Based on the data found, it shows that advisor 's ability in performing counseling is beyond the hope . Therefore, to minimize and solve the problems , it should be the best advisors as students’ figure and in order develop more the potential of students.
One of scholars Carl Rogers, he is humanistic counseling pioneer , describes three characteristics that need to be owned by a counselor , there are : 1 ) congruence ; 2 ) unconditional positive regard ; 3 ) Empathy . Moreover it Willis ( 2010) formulate a personality that needs to be owned by a counselor in Indonesia , namely : 1 ) Faithful and devoted, 2 ) happy interacting with humans , 3 ) skilled communicator and a good listener , 4 ) have extensive knowledge related to human social and cultural aspects , 5 ) flexible , calm , and patient , 6 ) have intuition , ethical , 7 ) respect , honest , genuine , respect , and do not assess , 8 ) Empathy , understanding , warm , and friendly , 9 ) become facilitator and motivator , 10 ) Emotions steadiness , clear mind , and a quick , 11 ) objective , rational , logical , and concrete 12 ) Consistent and responsible .
This research is using qualitative descriptive research method . Sources of data are taken from the opened questionnaire that are given to the students regarding their opinions and expectations of students toward figure and the ideal advisors , as well as interviews , observations , and opened questinare. in this case, to know the balance between advisor facts in the place , the expectations of students , stakeholders of Islamic boarding school which is related to the matching theory. Analysis of the results questionare is categorization of characters in terms of cognitive, affective, and psychomotor with qualitative descriptive explanation.
The results generally show that the expectations of students about the figure a nd character advisors should be inherent in her soul. However, there are some characters which are not owned by the advisors, leadership intelligence and assertiveness . It has been recognized by the advisor of Tebuireng directly due to some problems such as the space relationship with the students is closer, frequently affects less authority in sight of of students . Enforcement of the rules become less strict empowered because of the same case . From these results it can be concluded that the advisor needs the support and improvement of the quality of self through training and counseling skills related to Pesantren shape. irrespectively , with the figure of ideal counselor will assist supervisors in adjusting and fully realized characters that must be owned by and attached to him . It will also be useful in the development process of Islamic boarding school counseling .
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Perumusan profil konsela ideal pondok pesantren Tebuireng Jombang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment