Abstract
INDONESIA:
Setiap orang selalu berbeda dalam keinginan, motivasi, tujuan, cita-cita, nilai hidup, kebutuhan, dan alasan. Demikian juga mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki tujuan, cita-cita, dan nilai hidup yang berbeda-beda, karena mahasiswa psikologi mempunyai tipe kepribadian yang berbeda-beda. Tipe kepribadian tersebut dibagi menjadi2, tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui tingkat kebermaknaan hidup (meaning of life) pada Mahasiswa Fakultas Psikologi (2) untuk mengetahui tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) mahasiswa Fakultas Psikologi (3) untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) dengan kebermaknaan hidup (meaning of life) mahasiswa Fakultas Psikologi.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Psikologi angkatan 2008-2011 dengan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif korelasi. Sampel penelitian diambil 15% dari 652 mahasiswa menjadi 99 mahasiwa. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: Mahsiswa angkatan 2008-2011, masih aktif kuliah, dan berada pada usia dewasa awal antara 18-25tahun. Pengambilan data menggunakan alat tes dan skala sikap kebermaknaan hidup. Pada pengolahan data menggunakan Product Moment Correlation dari Pearson, dan uji validitas serta realibilitas memakai Alpha Cronbach. Pengolahan data tersebut diolah dengan program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang dominan pada mahasiswa psikologi adalah tipe kepribadian ekstrovert sebanyak 86 mahasiswa (86,87%) dan tipe kepribadian introvert sebanyak 13 mahasiswa (13,13%). Sedangkan pada variabel kebermaknaan hidup diperoleh hasil bahwa tingkat kebermaknaan hidup mahasiswa berada dalam kategori tinggi sebesar 80,8% kategori sedang memiliki prosentase 18,2%, dan kategori rendah sebesar 1%. Pada hasil analisis data, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) dengan kebermaknaan hidup. karena nilai korelasi (rxy) adalah positif 0,187. Dengan perolehan p hitung = 0,064 > 0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan.
ENGLISH:
Everyone is always different in the desire, motivation, goals, ideals, values of life, needs, and reason. Similarly, Psychology student UIN Malang Maulana Malik Ibrahim has goals, ideals, and values are different, because psychology students have the personality type that is different. Personality types are divided menjadi2, extroverted personality types and introvert personality type.
This study aimed to: (1) to determine the level of meaningfulness of life (meaning of life) at the Faculty of Psychology Students (2) to determine the type of personality (extrovert and introvert) Faculty of Psychology (3) to determine the relationship between personality types (extroverts and introverts ) with the meaningfulness of life (meaning of life) students of the Faculty of Psychology.
The research was conducted in 2008-2011 with a psychology student generation using quantitative correlation study design. The samples taken 15% of 652 students to 99 students. Sampling using a purposive sampling with the following criteria: Mahsiswa Force 2008-2011, was active in college, and is in early adulthood between 18-25tahun. Retrieval of data using a test and attitude scale meaningfulness of life. On data processing use of Pearson Product Moment Correlation, and test the validity and reliability using Cronbach Alpha. Processing the data was processed with SPSS 16.0 for Windows.
The results showed that the dominant personality types in psychology students are extroverted personality type as much as 86 students (86.87%) and introverted personality type as many as 13 students (13.13%). While on the meaningfulness of life variables obtained results that the meaningfulness of life of students are in high category is the category of 80.8% have a percentage of 18.2%, and low categories of 1%. On the results of data analysis, showed that there was no relationship between personality types (extroverts and introverts) with the meaningfulness of life. because the value of the correlation (rxy) is positive 0.187. With the acquisition count = 0.064 p> 0.05, indicating that the relationship that occurs is not significant.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
orang selalu berbeda antara satu sama lain, karena pada dasarnya setiap orang
memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani, menyesuaikan diri, dan
mengatasi tantangannya. Lebih khusus lagi, seseorang berbeda dalam keinginan,
motivasi, tujuan, cita-cita, nilai hidup, kebutuhan, dan alasan. Manusia juga
berbeda dalam percaya, berpikir, merumuskan, dan mengerti sesuatu (Nasaiban,
2003). Mahasiswa sedang bertumbuh kembang untuk mencari makna hidup, menentukan
keinginan, motivasi, tujuan, cita-cita, nilai hidup, kebutuhan, dan alasan.
Mahasiswa dalam upaya menjalankan proses perkembangannya, berusaha menggunakan
proses kognisinya untuk lebih memahami segala sesuatu yang sedang dijalaninya
saat ini. Menurut Gisela Labouvie- Vief, proses kognisi mahasiswa ini masuk
pada tahap operasional formal yang mana pada tahap ini dewasa awal sudah mampu
merencanakan dan membuat hipotesis tentang pemecahan masalah mereka dengan
lebih sistematis dan sedikit mengandalkan analisis logis (Santrock, 2002). Menurut
Hurlock, dewasa awal dimulai dari usia 18tahun-40tahun (Hurlock, 2006).
Mahasiswa pada tahap perkembangannya masuk pada dewasa awal. Pada masa dewasa
awal ini, mahasiswa sudah mulai memasuki tahap perkembangan untuk mencari makna
hidupnya. Di dalam makna hidup tersebut 2 terdapat tujuan hidup, motivasi, dan
cita-cita serta terdapat tahap operasional formal yang dialami seseorang yang
merupakan tahap dimana mereka mulai menata kehidupan untuk masa depannya dan
berusaha semampunya untuk dapat menyelesaikan serta menemukan solusi atas
masalah yang dihadapinya sesuai dengan tugas-tugas perkembangan dewasa awal
dengan penuh tanggung jawab. Upaya proses pencarian makna hidup ini, merupakan
motivator utama dalam hidupnya, karena makna hidup ini merupakan sesuatu yang
unik dan khusus, yang artinya, dia hanya bisa dipenuhi oleh yang bersangkutan,
dan dengan cara itulah dia bisa memiliki arti yang bisa memuaskan keinginan
orang tersebut untuk mencari makna hidup (Frankl, 2004). Setiap manusia
memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas khusus. Dalam kaitannya
dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa
diulang. Setiap manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan unik untuk
menyelesaikan tugasnya. Setiap situasi hidup memunculkan tantangan sekaligus
membawa permasalahan yang harus diatasi setiap manusia (Frankl, 2004). Setiap
tugas dan tanggung jawab membawa permasalahan yang harus diselesaikan dan tidak
dapat diwakili atau digantikan oleh orang lain. Dalam upaya menciptakan nilai
dan menemukan makna dalam kehidupannya mereka memiliki cara yang berbeda-beda.
Tidak selayaknya mereka menanyakan apa makna hidupnya karena sudah seharusnya
ia-lah yang akan ditanyai oleh hidup. Dan jawabannya hanya bisa diberikan
ketika ia sudah bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. 3 Terlepas dari
tanggung jawab yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tantangan dalam hidup
dan menemukan makna hidup, terdapat sumber-sumber nilai yang tidak sama bagi
setiap orang, dan berbeda dalam setiap situasi. Sumbersumber nilai itu
senantiasa berubah dan fleksibel agar dapat beradaptasi dengan beragam situasi
di mana individu dapat menyadari kemampuan yang dimilikinya. Sumber-sumber
nilai dalam menemukan makna hidup adalah sebagai berikut (Bastaman, 2007) : a.
Nilai-nilai kreatif (Creative Values) Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta
serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung
jawab. Melalui karya dan kerja kita dapat menemukan arti hidup dan menghayati
kehidupan secara bermakna. b. Nilai-nilai penghayatan (Eksperiential Values)
Keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan,
keimanan, dan keagamaan serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai
dapat menjadikan seseorang berarti hidupnya. Cinta kasih dapat menjadikan pula
seseorang menghayati perasaan berarti dalam hidupnya. Dengan mencintai dan
merasa dicintai, seseorang akan merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman
hidup yang membahagiakan. c. Nilai-nilai bersikap (Attitudinal Values) Menerima
dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan
yang tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tidak dapat disembuhkan,
kematian, dan menjelang kematian, setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan
secara maksimal. Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabah hal- 4 hal tragis
yang tak mungkin dielakkan lagi dapat mengubah pandangan kita dari yang semula
diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan
hikmah dari penderitaan itu. Salah satu sumber yang menentukan kebermaknaan
hidup seseorang adalah nilai bersikap, sikap tersebut merupakan salah satu
bagian dari kepribadian seseorang dengan kecenderungan untuk beraksi atau
bereaksi dalam arah karakter (Feist, 2010). Kepribadian menurut Jung adalah
keseluruhan pikiran, perasaaan, dan tingkah laku, kesadaran, dan ketidak
sadaran yang membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
dan lingkungan fisik. Jung juga mengemukakan bahwa kepribadian disusun oleh
sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran yaitu ego,
kompleks, dan arsetip (Alwisol, 2009). Tipe kepribadian adalah satu pusat
karakter atau ciri khusus yang mempengaruhi secara luas perilaku-perilaku
manusia setiap hari. Ciri-ciri ini berulang secara tetap pada pola perilaku
manusia dalam setiap waktu, kebudayaan, dan tempat (Nasaiban, 2003). Hal-hal
demikian juga yang ingin dilakukan oleh mahasiwa. Mahasiswa pada masa-masa ini
lebih aktif mencari tahu mengenai pengetahuan baru dan segala sesuatu yang ingin
diketahuinya serta menerapkan pengetahuan yang diperolehnya tersebut pada
kehidupannya sehari-hari. Namun demikian, cara masing-masing orang dalam
merespon dan menerapkan pengalaman hidupnya itu tidaklah sama antara tiap
individu. Karena tiap orang dalam mengadakan orientasi terhadap dunia
sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi itu orang 5 yang satu
berbeda dari yang lainnya. Misalnya ada orang yang lekas menutup diri, acuh tak
acuh, atau orang yang lekas mengagumi hal-hal baru (Suryabrata, 1988). Apabila
orientasi terhadap segala sesuatu itu sedemikian rupa sehingga putusan-putusan
dan tindakan-tindakannya kebanyakan dan terutama tidak dikuasai oleh
pendapat-pendapat subyektifitasnya, maka individu yang demikian itu mempunyai
tipe kepribadian ekstrovert. Sebaliknya, apabila orientasi terhadap segala
sesuatu itu sedemikian rupa sehingga putusan-putusan dan tindakantindakannya
kebanyakan dan terutama dikuasai oleh pendapat-pendapat subyektifitasnya, maka
individu yang demikian itu mempunyai tipe kepribadian introvert (Suryabrata,
1988). Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa masih sering ditemui,
mahasiswa yang belum mengetahui tujuannya, cita-cita, dan rencana masa depan
seperti apa yang mereka harapkan. Hal yang demikian menunjukkan bahwa mahasiswa
tersebut tidak memiliki kebermaknaan hidup yang baik. sebagian mahasiswa lain
mengemukakan bahwa mereka ingin bisa membahagiakan kedua orangtua. Hal ini
menunjukkan adanya keinginan atau motivasi yang menjadi upaya untuk menemukan
tujuan hidup. Mahasiswa lain mengemukakan mengikuti air mengalir saja,
direncanakan sebisanya. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya maotivasi atau
keinginannya untuk merencanakan tujuan hidupnya. (wawancara, 2012). Hasil
wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa yang memiliki sifat cenderung
pendiam, pasif, senang menyendiri, tidak mudah percaya pada orang lain, dan
tidak terlalu senang berada di lingkungan yang banyak orang 6 mengemukakan
bahwa jika dihadapkan pada suatu permasalahan dia akan berusaha memecahkan sebisanya
dan jika belum menemukan pemecahan dari permasalahannya tersebut dia baru akan
meminta bantuan pada orang yang benarbenar dia percaya. Hal ini menunjukkan
bahwa walaupun mempunyai sifat yang, pasif, senang menyendiri, dan tidak mudah
bersosialisasi, namun dia mampu bertanggung jawab dengan berusaha memecahkan
dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi (wawancara, 2012). Hasil
wawancara lain yang dilakukan dengan mahasiswa yang memiliki sifat cenderung
senang beraktivitas dengan banyak orang, hatinya terbuka, perilaku aktif, dan
suka mengambil resiko, mengemukakan bahwa jika dihadapkan pada suatu
permasalahan dia akan meminta pendapat orang lain untuk mencari solusi atau
sebagai bahan pertimbangan atas permasalahannya tersebut, atau jika dia tidak menemukan
solusi atas permasalahannya, dia akan membiarkannya, sehingga terkesan kurang
percaya diri dalam mengambil keputusan atas pemecahan masalah yang sedang
dihadapi, dan terkesan kurang bertanggung jawab, atau karena terlalu banyak
pilihan pemecahan dari orangorang sekitarnya sehingga menjadi ragu dan bingung
untuk menentukan pemecahan masalah yang akan diambil, melihat kepribadiannya
yang senang bersosialisasi dan mudah dekat dengan orang lain. (wawancara,
2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Azizah Batubara (2010) tentang
Hubungan Antara Komitmen Religius dengan Kebermaknaan Hidup Mahasiswa Fakultas
Psikologi UIN Maliki Malang dihasilkan bahwa komitmen religius berhubungan 28%
dengan kebermaknaan hidup, semakin tinggi komitmen religius 7 maka semakin
tinggi kebermaknaan hidup. Penelitian diatas menunjukkan bahwa kebermaknaan
hidup merupakan motivasi utama dalam menjalani hidup. Salah satu sumber yang
menentukan kebermaknaan hidup seseorang adalah nilai bersikap, sikap tersebut
merupakan salah satu bagian dari kepribadian seseorang dengan kecenderungan
untuk beraksi atau bereaksi dalam arah karakter. Secara tidak langsung
kepribadian dalam bersikap mempengaruhi kebermakanaan hidup seseorang (Feist,
2010) Pada penelitian yang dilakukan oleh Lidya Catrunada (2008) tentang
Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi Tugas Skripsi Berdasarkan Tipe
Kepribadian Introvert Dan Ekstrovert dihasilkan bahwa terdapat hubungan antara
tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan kecenderungan prokrastinasi
tugas skripsi. Prokrastinasi merupakan menunda-nunda pekerjaan. Hal ini
menunjukkan tidak adanya tanggung jawab, keinginan, dan motivasi tehadap tugas
yang sedang dikerjakannya. Penelitian diatas menunjukkan bahwa tipe kepribadian
sangat mempengaruhi individu dalam berperilaku terutama dalam merespon masalah
yang dihadapi. Dengan kecenderungan kepribadian yang seseorang miliki, cara
seseorang bersikap terhadap lingkungan sekitarnya dan cara merespon masalah
yang dihadapi antara satu orang dengan yang lainnya berbeda-beda, maka berbeda
pula cara mereka dalam menentukan tujuan, cita-cita, harapan, keinginan, dan
juga cara untuk memaknai kehidupan yang tengah mereka jalani. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Tipe Kepribadian (Ekstrovert
Dan Introvert) Dengan Kebermaknaan Hidup (Meaning Of Life) Pada Mahasiswa 8
Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang”. Apakah ada hubungan antara tipe
kepribadian dengan kebermaknaan hidup pada mahasiswa. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kebermaknaan hidup
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang? 2. Bagaimana tipe kepribadian
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang? 3. Apakah ada Hubungan antara
Tipe Kepribadian (Ekstrovet Dan Introvert) dengan Kebermaknaan Hidup (Meaning
Of Life) Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang? C. Tujuan
Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka ada pun
tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui tingkat kebermaknaan hidup
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. untuk
mengetahui tipe kepribadian Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. 9 3. untuk mengetahui Hubungan antara Tipe Kepribadian
(Ekstrovert Dan Introvert) dengan Kebermaknaan Hidup (Meaning Of Life) Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. D. Manfaat Hasil
penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah : 1. Dari segi teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu psikologi dan
memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran dan
pengetahuan mengenai hubungan antara Tipe Kepribadian (Ekstrovert Dan
Introvert) dengan Kebermaknaan Hidup (Meaning Of Life). 2. Dari segi praktis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi dan informasi
tentang tipe keribadian dan kebermaknaan hidup bagi mahasiswa psikologi yang
ingin mempelajarinya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) dengan kebermaknaan hidup (meaning of life) pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment