Abstract
INDONESIA :
Setiap individu pasti mempunyai kepribadian yang bermacam-macam yang akan membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Begitu juga Organisasi juga mempunyai semacam kepribadian yang seringkali disebut budaya perusahaan. Budaya perusahaan merupakan suatu ciri khas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Lebih dari itu budaya perusahaan digunakan untuk membentuk karakter dan perilaku serta kebiasaan dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan sebuah organisasi. Adanya perilaku yang khas inilah yang akan menjadi ciri khas suatu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Untuk membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam suatu perusahaan maka diperlukan suatu pedoman atau prinsip yang dianut dan dipahami secara bersama-sama untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Sikap dan perilaku akan terbentuk dari adanya nilai-nilai atau prinsip yang mendasari para karyawan dalam suatu perusahaan untuk sebagai landasan mereka bertindak. Untuk itulah dalam suatu perusahaan penting untuk mengetahui nilai-nilai yang mendasari seseorang untuk bertindak dan berperilaku dalam suatu pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) nilai-nilai apa saja yang mendasari budaya perusahaan yang ada di Bank syariah Mandiri dan (2) bagaimana nilai-nilai budaya perusahaan itu membentuk sikap dan perilaku karyawan di bank Syariah Mandiri.
Untuk menjawab fenomena yang terjadi di Bank Syariah Mandiri (BSM), peneliti menggunakan metode penelitian fenomenologi. Penelitian ini tidak sekedar menjawab apa yang tampak oleh kasat mata saja tetapi lebih dari itu penelitian ini menjawab esensi dan makna yang terdapat dibalik sesuatu yang tampak. Pendekatan Kualitatif dipilih sebagai pendekatan dalam menggambarkan fenomena yang terjadi melalui tulisan atau kata-kata yang berbentuk narasi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini melalui metode interview, observasi dan dokumentasi. Interview dilakukan kepada satu orang sebagai sumber data utama kemudian sumber data utama menunjuk beberapa orang untuk menjadi sumber data berikutnya. Teknik ini lazim disebut teknik " Snowball".
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam membentuk budaya perusahaan, para perintis BSM lebih menonjolkan nilai-nilai Islami untuk membentuk dan membiasakan karakter dan tingkah laku karyawannya. Hal ini dapat terlihat dari cara mereka berpakaian yang menggunakan busana muslim untuk karyawan perempuan. Selain itu, dalam melayani nasabah, mereka selalu mengawali dan mengakhiri transaksi dengan mengucapkan "Assalamualaikum". Nilai lain yang tampak adalah nilai sosial. Hal ini terlihat dari cara mereka menjalin hubungan dengan nasabah seperti dengan keluarga. Nilai social disini meliputi kerjasama, silaturahim, dan jiwa leadership. Selain itu nilai yang tampak lainya adalah nilai estetika yang meliputi keindahan dari sudut performansi karyawan maupun setting kantor yang indah dan nyaman. Nilai yang juga tampak adalah nilai ekonomik dan politik yang terlihat dari adamya nasabah yang merasa diungtungkan dengana danya system bagi hasil dan juga adanya nasabah yamh berasal dari lembaga keuangan yang sama-sama menganut system syariah yang bekerjasama dnegan BSM. Namun diantara nilai-nilai tersebut, nilai religi merupakan nilai yang dominan dan yang lebih tampak. Fenomena yang terjadi adalah para karyawan merasa bangga karena menjadi bagian dari BSM. Mereka berprinsip bahwa bekerja adalah ibadah dan ibadah adalah bekerja. Bekerja tidak hanya mengejar duniawi saja tetapi dengan berazaskan islam sebagai pedoman bekerja akan membawa kepuasan tersendiri dalam bekerja, sehingga mereka sangat menghindari adanya perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam seperti tindakan suap atau kecurangan-kecurangan yang lainnya.
ENGLISH :
Every individual people always has different term of personality that will categorize it among each other. It has the same with organization, every organization has a kind of personality that is culture of Company. Culture of Company is special characteristic in any company. Furthermore, culture of Company is used to build character and behavior, also to build habitual program to reach the visions, missions, and purposes of organization. This special behavior existence will form special characteristic of any company distinguishment between one company to other companies. To form individual behavior and personality in any company needs a guidance or principle that is embraced and be understood together to reach company vision. Any attitude and behavior will be formed the norm or principle that constituting every employees to do their work. So that, it is very important to know the basic norms that constituting to make decision and to do their work.
This research is purposed to know (1) what norms that constitutes culture of organization in Bank Syariah Mandiri and (2) how cultural norms of organization create the attitude and behavior of Bank Syariah Mandiri employees.
To answer phenomenon on Bank Syariah Mandiri (BSM), the researcher use phenomenology method. This research is not only answer the phenomenon physically but also to answer the essential meaning behind the physical reality. The researcher chooses qualitative approach to this research that describe the phenomenon happen in term of written text and spoken word in term of narration. The technique in order to collect the data in this research uses interview method, observation and documentation. Interview here is gathered from especial data sources and then especial data sources choose other several sources followed. This technique is named “Snowball”.
This research result shows us that in order to build culture of organization, some pioneers of BSM use signalizing religious norm to build and doing religiously as a character of their each employees. This character can be shown in daily Islamic uniform used by employees. Moreover, in order to give services to clients, they always start and finish their service by using “Assalamu’alaikum”. Furthermore, all employees is also friendliness and easy welcome, so that all clients feel comfort like make communication with their family. Those habitual activities are also effected their personalities out off daily office work. They becomes friendliness, disciplines, carefulness and doing everything systematically. Furthermore they are proud of becoming an employees of BSM, work is religious services and religious services is work. Work is not only to get materially but also to get satisfactory working is their motto. So that they always avoid interfere in Islamic norm like collusion, nepotism and corruption or other insincere norm.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Latar Belakang Setiap individu mempunyai kepribadian yang unik.
Kepribadian seseorang itu terdiri atas serangkaian ciri-ciri yang relatif
permanen dan stabil. Kepribadian seseorang mempengaruhi cara kita bertindak dan
berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang kita gambarkan sebagai orang
yang hangat, inovatif, santai atau konservatif, itu semua merupakan ciri-ciri
kepribadian. Organisasi juga memiliki semacam kepribadian, yang lazim disebut
dengan budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan sistem makna dan
keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan
sebagian besar cara mereka bertindak1. Budaya mewakili persepsi bersama yang
dianut oleh para anggota organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan
aturan mengenai bagaimana karyawan bertindak dan berperilaku terhadap kebijakan
dan peraturan yang ada di organisasi2. Pendapat di atas menunjukkan bahwa
setiap organisasi pasti membutuhkan budaya dalam organisasinya. Budaya
organisasi sebagai 1 Stephen Robbins, Manajemen, (Jakarta: PT. Indeks, 2004),
hlm 58 2 Ibid 1 23 ciri khas yang dimiliki oleh suatu perusahaan agar
keberadaannya dikenal oleh masyarakat luas. Lebih dari itu budaya organisasi
digunakan untuk membentuk karakter dan perilaku serta kebiasaan dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan sebuah organisasi. Berbagai hal yang menjadi
komponen dalam membentuk budaya yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
anggota organisasinya. Tentunya isi dari budaya itu bermacam-macam sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perintis atau pendiri organisasi agar
tetap eksis. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan salah satu perbankan yang
dalam sistem operasionalnya berdasarkan atas syariah. Sistem Syariah yang
digunakan yaitu kecenderungan untuk menggunakan dan lebih menonjolkan
nilai-nilai Islami. Salah satu contohnya jika dalam bank-bank konvensional-
sebutan untuk bank umum- menggunakan sebutan “bunga bank” untuk istilah
keuntungannnya, maka dalam BSM keuntungan yang diperoleh nasabah itu disebut
bagi hasil atau dalam istilah syariah disebut Mudlorobah. Secara kasat mata
mungkin kebanyakan masyarakat yang kurang mengetahui akan menganggap hal ini
sama. Namun sesungguhnya kedua jenis keuntungan ini berbeda. Memang sudah
menjadi visi dan misi BSM untuk menjadikan BSM sebagai bank yang lebih
menonjolkan sisi-sisi keIslamannya. Sehingga, dalam membuat aturan-aturan dan
sistem operasional yang berlaku pun akan berdasarkan pada nilai-nilai syariah.
Syariah sendiri terbagi atas dua 24 bagian, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah
merupakan bentuk hokum yang mengatur manusia dengan Tuhannya sedangkan muamalah
yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia. BSM hadir dengan
mencoba untuk menerapkan nilai-nilai syariah tidak sekedar mewujudkan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya tapi lebih dari itu, BSM mencoba untuk
menerapkan nilai-nilai muamalahnya dalam bekerja yang itu melibatkan hubungan
antara personal dengan personal, personal dengan kelompok maupun kelompok
dengan kelompok. Keberadaan BSM di era reformasi ini merupakan satu langkah
yang tepat karena BSM mencoba untuk merekonstruksi pola manajemen yang ada
dalam tubuh bank konvensional yang mempeloporinya. Dengan melandaskan pada
nilai-nilai religiusitas kini BSM mampu menjadi bank syariah terbesar di
Indonesia. Semua itu tidak dapat terlepas dari cita-cita luhur para perintis
yang memegang teguh komitmen untuk menjadikan bank ini beroperasi dengan sistem
yang berbeda dengan inovasi yang baru yaitu berlandaskan nilai Islam. Cita-cita
luhur itu akan terimplementasikan dalam kepribadian organisasi yang disebut
budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan aturan yang dijadikan pedoman
dalam berperilaku dalam bekerja. Budaya organisasi ini akan dapat terlihat dari
visi dan misi yang dirintis oleh pendiri BSM. Bagaimana BSM 25 kedepan, ingin
dijadikan seperti apa BSM ini dan apa yang menjadi tujuan BSM semuanya
terintegrasikan secara implisit dalam budaya organisasi. Hal ini seperti
dikemukakan oleh Robbins3 bahwa budaya organisasi dapat terlihat salah satunya
dari visi dan misi organisasi. Dari visi dan misi inilah berkembang menjadi
lebih rinci yang akan tercermin dari kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan
dan ciri khas yang akan memunculkan sikap dan perilaku karyawan terhadap organisasinya.
Seperti yang dipaparkan secara implisit bahwa budaya merupakan hal yang harus
ada dan menjadi sangat penting keberadaannya dalam suatu organisasi. Ibarat
manusia, ia adalah kepribadiannya. Budaya ini yang akan menentukan sesuatu itu
berwarna merah, hijau ataukah biru. Selain itu budaya merupakan aturan yang
dijadikan pedoman bagi anggota organisasi dalam menjalankan pekerjaannya.
Budaya tidak dapat terlepas dari adanya nilai-nilai. Karena nilai inilah yang
akan mendasari seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku. Nilai-nilai itu
harus dipahami dan dilaksanakan oleh anggotanya. Sehingga jika anggota mampu
melaksanakan nilai-nilai dengan baik maka lambat laun tujuan organisasi akan
tercapai karena ciri khas atau kepribadian bank sudah nampak dan dikenal
masyarakat luas. Budaya organisasi menjadi sangat penting karena pada
penelitian ini justru akan meneliti tentang substansi dari budaya itu sendiri.
Hal 3 Ibid, hlm 61 26 yang paling substansial dari sebuah budaya adalah adanya
nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Penelitian ini mencoba untuk lebih
memahami nilai-nilai sebagai bagian yang paling substansial dari sebuah budaya
dari para pelaku budaya itu sendiri. Dalam hal ini pelaku budaya merupakan
orang atau staf yang bekerja di BSM. Dengan segala kebijakan, peraturan,
kepercayaan dan komitmen bersama, nilai dan norma serta ciri khas yang dimiliki
oleh perbankan Syariah ini harus menjadikan karyawan bangga menjadi bagian di
dalamnya. Sehingga hal ini akan berpengaruh juga terhadap produktifitas
perusahaan. Kebijakan, kepercayaan, komitmen, nilai dan norma serta ciri khas
itulah salah satu unsur dari budaya organisasi. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Schein dalam Mangkunegara (2005) memberikan definisi mengenai
pengertian budaya organisasi yaitu ”seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,
nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal.4 Nilai-nilai Islami yang diterapkan
di BSM akan sangat terasa ketika pertama kali memasuki bank ini. Ucapan salam
“Assalamualaikum” 4 Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku dan Budaya Organisasi,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2005), hlm 113 27 merupakan kata pertama yang
keluar ketika sesorang memasuki bank ini. Seketika itu nasabah akan ditunjukkan
dengan suasana kantor yang sejuk, tertata rapi dan bersih. Selain itu, pada
beberapa dindingnya terdapat tulisan kaligrafi yang apik mengelilingi sisi-sisi
ruangan BSM seolah sebagai wallpapernya. Saat pertama kali masuk, kita akan
disambut oleh dua orang security yang dengan ramah memberikan kita seulas
senyuman dan akan bertanya keperluan kita. Suasana sejuk oleh pendingin ruangan
akan terasa menyejukkan saat seseorang memasuki kantor ini. Kemudian, pada sisi
sebelah kanan, terdapat kursi tunggu yang berderet rapi menghadap meja teller
yang berbentuk setengah lingkaran. Satu prinsip keterbukaan dan kenyamanan dan
keindahan terwujud disini. Ditambah dengan warna-warna antara dinding, lantai
dan kursi yang soft semakin membuktikan bahwa dalam posisi warna yang lembut
mereka menyampikan pesan kekeluargaan dan penerimaan nasabah di lingkungan BSM.
Di depan kursi tunggu tepatnya di sebelah pojok tempat transaksi berlangsung
terdapat satu kebijakan yang berbunyi “La Risywah”, No Kick Back, yang artinya
bahwa seluruh staf BSM tidak diperkenankan menerima hadiah berupa apapun dari
nasabah atau kolega. Pernyataan ini berdasarkan dari hasil wawancara dengan
salah satu karyawan BSM. Ini merupakan salah satu kebijakan yang ditelorkan BSM
sebagai 28 implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam budaya
organisasi BSM. Di sisi lain, budaya organisasi di BSM ini terwujud dari sikap
dan perilaku karyawannya yang ramah, sopan dan selalu memberi ucapan salam
kepada para nasabahnya. Cara mereka memperlakukan orangorang dengan welcome
seolah memang memberi kesan bahwa mereka membuka pintu lebar-lebar agar orang
lain yang berkepentingan merasa nyaman masuk dan berinteraksi dengan para staf
BSM. Kemampuan ini penting untuk dimiliki oleh staf marketing sebagai salah
satu staf yang berhubungan untuk menggaet nasabah. Budaya organisasi juga dapat
dirasakan dengan adanya kepedulian terhadap orang-orang yang berkepentingan.
Jika aktivitas di kantor depan adalah pertemuan untuk pembukaan rekening,
pengambilan atau penarkan tabungan yang notabene berhubungan secara langsung
dengan nasabah, maka aktifitas di kantor bagian belakang akan sedikit berbeda.
Aktifitas di belakang kantor lebih banyak pada hubungan yang agak mendalam
dengan nasabah seperti perjanjian investasi, pemberian modal atau sekedar
perjanjian untuk meeting. Dalam aktivitas ini, para staf acapkali mengatakan
akan menunggu kedatangan nasabah atau orang yang berkepentingan itu untuk
datang kembali ke BSM. Ungkapan pengharapan akan kedatangan kembali seseorang
itu merupakan satu perwujudan budaya kekeluargaan yang tinggi kepada para
nasabahnya. 29 Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
studi lebih dalam mengenai budaya organisasi khususnya nilai-nilai yang
mendasari sikap dan perilaku para staf yang ada di Bank Syari’ah Mandiri yang
merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang beroperasi atas dasar
prinsip syariah Islam dalam menetapkan budaya perusahaan. Prinsip ini merupakan
prinsip yang mengacu pada pembentukan akhlakul karimah (budi pekerti mulia) dan
nilai-nilai sebagai pedoman karyawannya. Maka dari itu peneliti mengangkat
judul “Nilai-Nilai Budaya Organisasi Sebagai Dasar Terbentuknya Sikap Dan
Perilaku Karyawan Bank Syari’ah Mandiri Malang” Karyawan Bank Syari’ah Mandiri
Malang B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka dapat peneliti rumuskan permasalahan pokok yang akan dikaji dalam
penelitiani ini adalah: 1. Apa nilai-nilai yang mendasari Budaya Organisasi di
Bank Syari’ah Mandiri? 2. Bagaimana nilai-nilai sebagai bagian dari Budaya
Organisasi membentuk sikap dan perilaku karyawan di Bank Syari’ah Mandiri? 30
C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
: 1. Untuk mengetahui nilai-nilai yang mendasari budaya organisasi di Bank
Syari’ah Mandiri 2. Untuk mengetahui nilai-nilai yang merupakan sebagian dari
budaya organisasi tercermin dalam sikap dan perilaku karyawan di Bank Syari’ah
Mandiri. D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis Bagi peneliti,
penelitian ini digunakan untuk dapat melihat fenomena terjadinya nilai-nilai
yang mendasari staf BSM dari dekat, dengan mengetahui latar belakang staf,
orientasi serta tujuannya bekerja di BSM dalam bersikap dan berperilaku pada
kehidupannya yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor maupun kegiatan diluar
jam kantor. Bagi pihak Bank Syari’ah Mandiri, penilitian ini dapat memberikan
satu gambaran yang utuh tentang budaya organisasi yang ada di perusahaan.
Nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku staf BSM, harapan dan tujuan staf
BSM diharapkan akan menjadi karakter dan kebiasaan dalam diri staf BSM. Sehingga
hal ini dapat dijadikan referensi 31 yang memuat tentang budaya organisasi yang
merupakan ciri khas yang perlu dikritisi untuk kemudian dijadikan pertimbangan
tentang efektifitas dari komponen-komponen budaya yang berlaku untuk tetap
dipertahankan ataupun diperbaiki untuk kepentingan dan perbaikan perusahaan dan
kesejahteraan karyawan. 2. Manfaat Teoritis Bagi para akademisi khususnya
bidang psikologi industri dan organisasi semoga penelitian ini dapat memberikan
sumbangsih keilmuwan mengenai budaya organisasi yang ada di perusahaan
perbankan dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Nilai-nilai budaya perusahaan sebagai dasar terbentuknya sikap dan perilaku karyawan di Bank Syariah Mandiri" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment