Abstract
INDONESIA:
Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial, realita kehidupan, dan lain-lain merupakan faktor yang akan memberikan pengalaman kepada anak-anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat, apresiasi, sikap dan pemahaman ekonomis, pembendaharaan bahasa, abilitas berkomunikasi dengan orang lain, modus berfikir, kebiasaan berbicara, pola hubungan kerjasama dengan orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekonomi, mengetahui prestasi belajar siswa, serta mengetahui pengaruh antara tingkat ekonomi terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Garum Kab.Blitar. Peneltian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Garum Kab.Blitar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Garum Kab.Blitar kelas X sampai XII yang berjumlah 855 siswa diambil 10% yaitu 85 siswa sebagai sampel. Metode pengumpulan data menggunakan data penghasilan perbulan ora ngtua siswa, data nilai raport, dokumentasi, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir separuh responden (64.7%) atau 55 siswa memiliki tingkat ekonomi dalam kategori tinggi yaitu, dan hampir separuh responden (81%) atau 69 responden memiliki prestasi belajar dalam kategori tinggi yaitu berkisar antara 85-100. Hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai sebesar 0,405, p < 0,050 dapat dijelaskan dengan (rxy = 0,455; sig = 0,000 < 0,05), yang berarti bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara tingkat ekonomi dengan prestasi belajar. Artinya semakin tinggi tingkat ekonomi akan diikuti dengan peningkatan pretasi belajar siswa demikian juga sebaliknya, semakin rendah tingkat ekonomi akan diikuti dengan menurunnya prestasi belajar siswa.
ENGLISH:
Parental education level, economic level, attitudes towards social issues, the reality of life, and others are factors that will provide experience to the children and make a difference in interest, appreciation, and understanding of economic attitudes, languages, communication abilities, mindsets, accents, and patterns of cooperative relationships with other people.
This research purposed to knowing the level of the economy, determine student achievement, as well as discovering the effect of the economic level on student achievement in SMA Negeri 1 Kab.Blitar. held in SMA Negeri 1 Garum Kab.Blitar, the population were the students of SMA Negeri 1 Garum Kab.Blitar grade X to XII, amounting to 855 students have taken 10% of 85 students in the sample. Methods of data collection using a monthly income parents data, mark of report cards data, documentations, interviews and observations.
The Results of this research showed that nearly half of respondents (75.2%) or 64 students had an economic level in the medium category, nearly half of respondents (73%) or 62 respondents have achievement in the medium category. Product moment correlation analysis results obtained a value of 0.455, p <0.050 can be explained by (rxy = 0.455; sig = 0.000 <0.05), which means there is a significant positive correlation between the level of economic against of students achievement. In other words, the higher level of the economy will be increase students learning achievements , otherwise the lower level of the economy will be decrease students learning achievements.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan tujuan pendidikan
nasional Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 26
ayat 1:8 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut : Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah sejak orde
baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh
Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang
menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”. Proses
belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor intern (pada
diri siswa sendiri) adalah motivasi dan faktor ekstern yaitu kurikulum, serta
metode belajar, menurut Susanto (2006:2203200946). Motivasi merupakan adanya
keinginan dan kebutuhan pada diri individu, dan memotivasi individu tersebut
untuk memenuhinya. Contohnya: siswa yang haus ilmu akan mengarahkan perilakunya
untuk belajar dan membaca 2 literatur lebih banyak lagi. Setiap waktu manusia tidak
pernah lepas dari belajar, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Latihan dan pengalaman itu
tidak saja diperoleh dari buku-buku atau sekolah saja tetapi dipelajari pula
dari tingkah laku kehidupan sehari - hari dan kebiasaan dan tingkah laku, ini
dipengaruhi oleh pola asuh yang berlaku dalam suatu keluarga. Menurut Sarsiman
dalam Djamarah (1994:20-22) mengemukakan suatu rumusan, bahwa belajar sebagai
rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Sebagai hasil dari aktifitas belajar ini akan dapat dilihat
dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman inilah
nantinya yang akan membentuk pribadi individu ke arah kedewasaan. Menurut Bahar
dalam Yerikho (2007:115), Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah.
Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah.
Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau
kondisi sosial ekonomi yang berbeda, sementara itu keluarga merupakan lembaga
sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan
sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga
bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga
(orang tua) 3 yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang
keadaan sosial ekonominya rendah. Misalnya: anak dalam belajar akan sangat
memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila
kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam
pembelajaran. Menurut Hakim (2000:12), faktor psikologis ini meliputi segala
hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor psikologis
yang mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain faktor intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, Dari observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Oktober 2012 keadaan
yang demikian terjadi juga di SMA Negeri 1 Garum, dimana sekolah ini menampung
siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua yang
berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh
pula pada kemampuan membiayai kepada anak - anaknya, sehingga keadaan sosial
ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
prestasi pendidikan anak. Selain itu perlu diketahui pula bahwa di sekolah ini
memiliki prestasi akademis seperti juara 1 lomba karya ilmiah dalam bidang
sejarah dan Sains, lomba voli tingkat kabupaten serta lomba melukis tingkat
jawa timur sementara para peserta berasal dari keluarga menengah kebawah dan
untuk itu sekolah memberikan beasiswa pada siswa 4 berprestasi agar mereka
mampu mengembangkan prestasi yang lebih dalam bidang tersebut. Stasus sosial
ekonomi orang tua juga mempunyai hubungan yang kuat dalam menciptakan suasana
belajar siswa,orang tua harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap prestasi
belajar anaknya, biasanya dalam pemenuhan kebutuhan belajar anak ini tergantung
kemampuan atau keadan ekonomi orang tua, apakah stasus sosial ekonomi orang tua
bisa mendukung atau justru akan menghambat kegiatan belajar anak. Biasanya
orang tua yang ekonominya mapan dan lebih tinggi bisa lebih perhatian bahkan
sampai di berikan bimbingan khusus atau diikutkan dalam bimbingan-bimbingan
belajar di luar sekolah untuk membantu belajar anak. Hal tersebut didukung
penelitian yang dilakukan oleh Maftukhah. 2007. Dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa status ekonomi orang tua sangat berpengaruh dalam prestasi
belajar siswa., dalam Maftuhah (2007:64) Tingkat Ekomoni keluarga adalah tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhannya dan mencapai kemakmuran, Basrowi (2005:63) Sementara Menurut Oemar
(2002:182), faktor kondisi ekonomi ikut berperan menentukan perkembangan dan
pendidikan anak disamping sebagai faktor penting bagi kesejahteraan keluarga.
Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap
masalah-masalah sosial, realita kehidupan, dan lain-lain merupakan faktor yang
akan memberikan 5 pengalaman kepada anak-anak dan menimbulkan perbedaan dalam
minat, apresiasi, sikap dan pemahaman ekonomis, pembendaharaan bahasa, abilitas
berkomunikasi dengan orang lain, modus berfikir, kebiasaan berbicara, pola
hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan - perbedaan tersebut akan
sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam belajar di sekolah.
Kondisi ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya kebutuhan untuk
makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan lainlain, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis
menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang. Untuk membuktikan apakah benar status
ekonomi orang tua akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, maka dalam
penelitian ini peneliti akan meneliti pengaruh status ekonomi orang tua dengan
prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Garum Blitar. Karena jika dilihat dari
latar belakang ekonomi siswa SMA Negeri 1 Garum Blitar mulai dari kelas X
hingga kelas XII mayoritas mereka berasal dari kalangan ekonomi menengah ke
bawah, karena latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa terdiri dari
beberapa profesi/pekerjaan, mayoritas pekerjaannya adalah tani dan buruh tani,
peternak tetapi memiliki prestasi yang baik yang mampu memberikan prestasi
untuk sekolah. Sehingga melalui status ekonomi orang tua inilah yang nantinya
akan menjadi prestasi dan spirit siswa untuk mendapatkan 6 kesempatan yang
lebih luas untuk mengembangkan potensi dirinya yang tertuang dalam prestasi
belajarnya. Berkaitan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, peneliti
mengambil judul skripsi: “Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar Tahun 2012/2013”, dengan alasan: 1.
Dari pengamatan peneliti bahwa siswa-siswi SMAN 1 Garum berasal dari kondisi
sosial ekonomi keluarga yang berbeda, seperti: tingkat pendidikan, pendapatan,
kekayaan yang dimiliki dan tempat tinggal sehingga peneliti ingin mengetahui
apakah tingkat ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 2. Sekolah
sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya membantu meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan siswa. Akan tetapi keberhasilan proses belajar mengajar banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa. Salah satu faktor
yang akan penulis teliti adalah faktor dari luar siswa yaitu faktor tingkat
ekonomi orang tua. 3. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Garum Kab.
Blitar. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa SMA Negeri 1 Garum
Kab. Blitar ini telah memperoleh predikat sebagai sekolah yang berstandar nasional,
dan memiliki prestasi dalam bidang seni dan olahraga misalnya juara 1 tingkat
kabupaten pada perlombaan pencak silat, tiap tahun selalu mengirimkan siswa
untuk paskibraka baik wilayah kabupaten maupun 7 propinsi, serta beberapa
prestasi lainnya sehingga ingin diketahui seberapa jauh peranan tingkat ekonomi
orang tua turut andil dalam pencapaian prestasi belajar siswanya. 4.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti lakukan pada tanggal 21 Oktober
2012, diketahui bahwa SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar memiliki tingkat
prestasi belajar yang tinggi karena dalam 2 tahun terakhir selalu meluluskan
100% siswanya yang hal tersebut merupakan satu satunya di kabupaten blitar. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan kajian latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan
yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat ekonomi
keluarga siswa SMA Negeri 1 Garum Kab. Blitar? 2. Bagaimanakah tingkat prestasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Garum Kab. Blitar? 3. Apakah ada pengaruh antara
tingkat ekonomi terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Garum Kab. Blitar?
C. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan dari kegiatan penelitian yang
diharapkan, yaitu: 1. Untuk mengetahui tingkat ekonomi siswa SMA Negeri 1 Garum
Kab. Blitar. 8 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Garum
Kab. Blitar. 3. Untuk mengetahui apakah tingkat ekonomi berpengaruh terhadap
prestasi belajar SMA Negeri 1 Garum Kab. Blitar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi
Pengembangan Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan atau rujukan bagi penelitian yang memusatkan perhatian tentang
pengaruh tingkat ekonomi terhadap prestasi belajar siswa. 2. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua untuk memberikan gambaran pengaruh internal keluarga terhadap
tingkat ekonomi sehingga orang tua dapat memberi motivasi yang lebih untuk
anak. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
sendiri guna meningkatkan profesionalisme dibidang penelitian dan dari
penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagi
pelaksanaan proses pembelajaran.
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment