Abstract
INDONESIA:
Marah merupakan fenomena yang sering dijumpai pada masyarakat dalam ranah sosial dan komunikasi. Dengan ini akan dibahas dari beberapa rumusan masalah; Bagaimana bentuk-bentuk wudhu yang dilakukan siswa MMA Bahrul Ulum, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi marah siswa, bagaimana proses wudhu sebagai terapi marah siswa, dan bagaimana bentuk perubahan perilaku marah setelah diberikan treatment wudhu.
Tujuan penelititan ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk wudhu yang dilakukan di MMA Bahrul Ulum Tambak Beras. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku marah.Untuk mengetahui proses wudhu sebagai terapi marah. Untuk menemukan bentuk perubahan perilaku pada subjek setelah diberikan treatment dengan wudhu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti merasa tepat menggunakan pendekatan fenomenologi, karena untuk mendapatkan hasil yang komprehensif tentang asumsi-asumsi pada guru yang mengamalkan dawaimul wudhu yang selalu berwudhu pada saat batal bisa menenangkan emosi sehingga tidak mudah marah seperti yang dipaparkan dalam penelitian ini menggunakan perspektif subjek penelitian. Peneliti dapat ikut langsung berpartipasi langsung pada saat melakukan wudhu yang dilakukan oleh responden. Peneliti menggunakan 1 subjek utama. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan reduktif fenomenologis selama pengumpulan data berlangsung.
Hasil penelitian diperoleh bahwa wudhu merupakan sebagai salah satu pencair marah seseorang. Karena jika seseorang bisa mengendalikan marah dengan sebaik mungkin diri seseorang tersebut dari kemarahan yang dilakukan dengan wudhu itu, sesungguhnya adalah hal yang sangat luar biasa. Karena susah sekali jika seseorang umumnya tidak bisa mengendalikan kemarahan yang hadapi pada dirinya karena sesungguhnya kemarahan itu sebenarnya adalah nafsu yang ada dalam diri seseorang yang dipengaruhi oleh setan.
ENGLISH:
Angry is a common phenomenon in the society in social and communication domains. This will be discussed with the formulation of a problem; What forms of MMA students performed ablution Bahr Ulum, the factors that influence the angry students, how the therapy process is ablution as angry students, and how the form of angry behavior change after being given treatment ablution
Research goal is to determine the forms of ablution is performed in MMA Bahr Ulum Rice Pond. To determine the factors that influence the behavior of angry. To know ablution as a therapeutic process upset. To find a form of behavior change in the treatment given to the subject after ablution.
This study uses a qualitative, phenomenological approach. Researchers feel right using phenomenological approach, because to obtain comprehensive results about the assumptions on which practice teachers always dawaimul ablution ablution void when can calm the emotions so it is not easily angered as described in this study uses the perspective of research subjects. Researchers can participate directly berpartipasi directly when performing ablution performed by the respondents. Researchers used 1 main subject. The data was collected and then analyzed using a phenomenological reductive during data collection took place.
The result showed that the ablution is as an angry person diluent. Because if someone can control angry with the best possible person of anger ablution performed with it, is actually a very unusual thing. Because if someone is generally hard to co
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Marah
merupakan fenomena yang sering dijumpai pada masyarakat dalam ranah sosial dan
komunikasi,1 baik bagi orang dewasa, maupun pada anak- anak. Terkadang juga
dari emosi marah ini banyak sekali kejadian- kejadian yang tidak diinginkan
oleh semua orang yang sedang mengalaminya. Terkadang bisa juga terjadi saat
emosi marah ini tidak terkendalikan oleh jiwa atau keadaan fisik yang kurang
menguntungkan. Marah ini akan lebih mudah timbul dan sampai ada juga orang yang
marah dengan melempari barang- barang yang ada di sekitarnya. Serta bisa juga
sampai mengeluarkan kata- kata yang negatif dan tindakan serta ucapan- ucapan
yang negatif dan kurang sopan yang tidak diinginkan oleh diri subyek. Menurut
Teori Schacher dan Singer kita tidak merasa marah karena ketegangan otot kita
rahang kita berdetak, denyut nadi kita menjadi cepat dan sebagainya, tetapi
karena kita secara umum jengkel, kita mempunyai berbagai kognisi tertentu
tentang sifat kejengkelan kita.2Teori ini dikenal sebagai teori yang paling
klasik yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja sama
hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan
dalam darah dan sebagainya, namun jika rangsangannya menyenangkan – seperti
diterima di perguruan tinggi 1 Abdul Hidayat Saerodjie. 2001. Terapi Terhadap
15 Penyakit Hati, Jakarta: penerbit paramarta, ,53. 2 Ibid : 401 1 2 yang
diminati, emosi yang timbul dinamakan senang. Sebaliknya jika rangsangannya
membahayakan misalnya melihat ular yang berbisa emosi yang timbul dinamakan
takut. Para ahli psikologi melihat teori ini lebih sesuai dengan teori kognisi.
Oleh karenanya marah biasanya disebut sebagai gangguan setan yang biasanya
dilakukan pada orang-orang yang keadaan emosinya lagi labil, badan atau keadaan
fisik yang tidak mendukung sehingga sering terjadi kemarahan pada diri
seseorang.3 Marah menadi bahan acuan dalam persepsi seseorang yang merupakan
sebuah implikasi jiwa seseorang yang di tampakkan pada diri seseorang melalui
perasaan yang dapat dilihat dari gejala-gejala marah itu sendiri. Hal seperti
yang telah di ungkakapkan di atas merupakan hal yang di jumpai di “Madrasah
Muallimin Muallimat Atas” Bahrul Ulum Jombang.4 Sebuah fenomena yang kerap di
jumpai sebagai sebuah implikasi dari kepribadian seseorang. Kemarahan merupakan
hal yang manusiawi dialami oleh manusia namun jika kemarahan itu terlalu
berlebihan dan menimbulkan efek yang kurang bagus untuk orang lain yang berupa
moral yang tidak terarah, sedangkan pesantren merupakan pendidikan yang
menjunjung tinggi moral dan nilai sosial yang sangat tinggi dan didasari
syariat islam, maka kemarahan itu akan menimbulkan sebuah dampak yang sangat
negatif pada siswa Madrasah Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum sendiri dan 3
Ibid, 54. 4Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Atas, bahrul ulum adalah sekolah yang
berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren bahrul ulum atau yang biasa
dikenal dengan pesantren Tambakberas di wilayah jombang, jawa timur Indonesia.
Pondok pesantren Tambakberas didirikan oleh KH. Abdul Fatah tahun 1958 yang
merupaakan pendidikan lanjutan dari madrasah ibtidaiyah yang telah lama eksis
di pondok pesantren Bahrul Ulum Jombang. 3 diri seseorang tersebut. Salah satu
guru di “Madrasah Muallimin Muallimat Atas” Bahrul Ulum mengatakan bahwa emosi
akan menjadi semakin kuat dan menantang jika diberi ekspresi fisik.5 Oleh
karenanya bila keadaan marah ada yang mengepalkan tinju, memaki-maki dan
membentak-bentak, orang tersebut tidak mengurangi amarahnya, namun justru akan
menjadi membludak emosi marahnya. Karena stabilitas keadaan fisik juga sangat
diperlukan. Serta keadaan santai seseorang saat mengalami kemarahan juga sangat
diperlukan. Untuk itu disini peran wudhu juga sangat penting bagi orang yang
mengalami kemarahan untuk meredamkan marahnya. Menurut Teori James - Lange,
disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik, jadi kita
senang karena kita meloncatloncat setelah melihat pengumuman dan kita takut
karena lari setelah melihat ular. William James dari Amerika serikat dan Carl
Lange dari Denmark, mengemukakan bahwa pada saat yang hampir bersamaan, suatu
teori tentang emosi yang marip satu dengan yang lainnya, sehingga teori ini
dikenal dengan nama teori James- Lange. Mengatakan bahwa emosi adalah hasil
presepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai
respon berbagai rangsangan yang datang dari luar. Dan emosi menurut kedua teori
ini, terjadi karena adanya perubahan pada system vasomotor otot-otot. Oleh
karenanya James melihat empat langka terjadinya suasana terjadinya suasana
emosional yakni: pertama Kejadian itu dipahami. Kedua implus itu bergerak dari
system saraf pusat ke otot, 5 Ishomuddin, wawancara, 25 maret 2013 di Madrasah
Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum Jombang 4 kulit dan organ dalam. Ketiga sensasi
yang disebabkan oleh perubahan bagian-bagian tubuh tersebut yang disalurkan ke
otak. Keempat, Implus balik tersebut kemudian dipahami oleh otak dan setelah
dikombinasi oleh stimulus pertama menghasilkan objek yang dirasakan emosional.6
Dengan demikian dapat diketahui bahwa emosi adalah kecenderungan siswa untuk
memiliki perasaan yang khas jika berhadapan dengan objek tertentu dalam
lingkungannya.7 Dan emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri
individu yang berfungsi sebagai inneradjustment penyesuaian diri dalam terhadap
lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. Oleh karena
itu emosi itu sebenarnya tidak terlalu negatif untuk diri masing-masing manusia
namun dari emosi tersebut bagaimana bisa mengendalikan dan menjinakkannya.
Karena tanpa adanya emosi hidup setiap orang yang hidup di dunia ini kering
kerontang tak ada warnanya.8 Termasuk juga salah satunya adalah kedaan emosi
marah seorang siswa jauh lebih tinggi di pesantren karena pesantren merupakan
tempat berkumpulnya para siswa selama dua puluh empat jam penuh dalam kurun
waktu yang cukup lama. Sehingga tingkat emosi sesama temanpun jauh lebih tinggi
di bandingkan sekolah umum yang hanya delapan jam dalam satu hari.9 Untuk itu
peran dan tindakan yang harus dilakukan oleh manusia atau setiap individu untuk
meredam emosi kemarahannya sehingga tidak perlu khawatir dan labil dalam
mengambil suatu tindakan yang akan 6 Alex Sobur.2003. Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia (dalam Efendi & Praja, 1993, Mahmud 1990, Dirgagunarsa, 1996)
7 Ibid. 8 Ibid. 9 Observasi awal, 25 Maret 2013 di Madrasah Muallimin Muallimat
Atas Bahrul Ulum 5 diambilnya dan tidak perlu takut untuk menghadapai setiap
individu yang dihadapannya karena takut akan pelampiasan kemarahannya berimbas
pada diri individu tersebut.10 Oleh karena itu disini peran wudhu merupakan
salah satu alternatif sebagai peredam marah seseorang yang dihadapinya. Tidak
lain disini dimaksud adalah jika seseorang mengalami marah yang sangat tinggi,
maka dengan berwudhu kemarahan seseorang itu akan meredam seorang siswa di
Madrasah Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum, sebagai salah satu alternatif
peredaman kemarahan seseorang tersebut. Fenomena tersebut kerap kali di temukan
peneliti di Madrasah Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum dan merupakan anjuran
dari ustadz-ustadzah dalam menetralisir kemarahan. Kegitan spiritual dalam era
globalisasi seperti sekarang ini merupakan sebuah kegiatan yang perlu
ditingkatkan. Mengingat banyaknya tradisi-tradisi barat telah merambat kepada pesantren
pada umumnya. Dengan demikian tradisi ketika didapati seorang siswa sedang
marah dan di netralisir dengan bewudhu merupakan hal yang unik yang di lakukan
pada era globalisasi ekarang ini. Era di mana telah tersebar luasnya internet
dan ilmu pengetahuan umum. Ketika wudhu di praktekkan dalam sebuah wadah
pendidikan memberikan coure yang lebih tinggi pada pendidikan pesantren pada
umumnya, dan dapat menjadi contoh bagi pesantren-pesantren modern lainnya untuk
tetap 10 Abdul Hidayat Saerodjie. 2001.Terapi Terhadap 15 Penyakit Hati,
Jakarta: penerbit paramarta.,53. 6 mempertahankan tradisi shalaf seperti di
Madrasah Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum. Wudhu ini merupakan sebuah
petunjuk yang berhukum wajib, ketika seseorang mau mengerjakan sesuatu hal terutama
sholat. Wudhu merupakan salah satu alternatif yang harus dilakukan oleh setiap
orang untuk merendam emosi marahnya karena dengan berwudhu seseorang akan lebih
mudah mengontrol keadaan kemarahannya.11 Sebab dalam berwudhu terdapat
do’a-do’a disertai dengan basuhan- basuhan pada anggota badan tertentu sehingga
tidak perlu khawatir akan sesuatu yang membahayakan bagi diri dan fisik.
Kegiatan berwudhu merupakan hal yang di wajibkan bagi kaum muslim dan menjadi
pengawal dari segala kegiatan keislaman. Dalam Islam Rosullullah pernah
menyeruhkan pada kaum muslimin bahwa sifat pemarah disuruh untuk dikendalikan
dan dikontrol kemarahannya. Abu Hurairah berkata: “Seorang laki- laki berkata
kepada Rosullulah, berilah saya wasiat”. Rosulullah berkata. “Engkau jangan
marah” lelaki itu mengulangi permintaannya beberapa kali, dan beliau jawabnya
serupa”Engkau jangan marah”.12 Emosi marah merupakan yang yang di anggap
negatif pada diri seseorang, sehingga islam melarang sebuah kemarahan karena
mengandung nilai negatif pada diri seseorang. Demikian halnya, tentang hadits
nabi yang di riwayatkan Abu Hurairah 11 Ali Mu’nis.2002. Pengobatan Para
Nabi.Jakarta: Kalam Mulia. 8. 12 Ibid,.9-13. 7 yang disebutkan di atas.
Melarang akan kemarahan. Karena adanya unsur yang negatif dalam kemarahan.13
Dari hadis nabi di atas dijadikan pijakan oleh para asatidz-asatidzh di pondok
pesantren Bahrul ulum Jombang khususnya Madrasah Muallimin Muallimat Atas
Bahrul Ulum untuk menetralisir kemarahan yang ditimbulkan dari adanya stimulus
dari luar diri seseorang. Dari itu hal yang merupakan ajaran dari nabi
dijadikan acuan yang tetap dalam lingkungan pesantren Bahrul Ulum, sehingga
hal-hal relegius seperti ini kerap di temukan di pesantren Bahrul Ulum dan
menjadi program non formal dalam Madrasah Muallimin Muallimat Atas. Banyak
problem yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar bagi siswa yang memiliki
emosi lebih tinggi dari pada yang lain, seperti yang terjadi di Madrasah
Muallimin Muallimat Atas Bahrul Ulum telah ditemukan siswa marah karena faktor
internal yaitu faktor yang penyebabnya terjadi didalam kelas seperti merasa
sulit dalam memahami pelajaran yang didalaminya, gurunya killer dalam mengajar,
suasana kelas kurang kondusif untuk belajar, dan sering tidak naik kelas pada
saat kenaikan kelas. Maupun faktor eksternal merupakan faktor penyebab yang
terjadi diluar kelas misalkan masalah keluarga, ekonomi, pacaran, dan juga
masalah berteman. 14 Murid yang memiliki tingkat emosi lebih tinggi lebih
sering terlihat marah dalam kelas baik pada guru berupa tidak menghiraukan
materi yang disampaikan, teman, bahkan merasa pesimis 13Abdul Mujib.2006.
Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada.. 14Observasi,
15 Februari 2013 8 pada setiap keadaan dan tanpa intropeksi diri pada umumnya
dimiliki seorang siswa yang belajar di lingkungan pesantren. Dengan berwudhu
juga kemarahan bisa diredam dan karenanya meneliti fenomena berwudhu sebagai
peredam marah ini sangatlah menarik, jika dilakukan dengan benar dan dilakukan
dengan maksimal. Berwudhu merupakan satu hal yang wajar dan biasa dilakukan
oleh setiap orang muslim sebelum melakukan sholat dan membaca Al-Qur’an15 .
Namun bagaimana jika berwudhu sebagai peredam marah. Padahal kiat untuk peredam
marah ini juga telah diajarkan pada Rosulullah. Namun disini kita belum bisa
mengetahui secara lebih dalam lagi mengenai berwudhu sebagai peredam suatu
emosi yang negatif yakni marah atau peredam marah dan amarah yang kerap dialami
oleh manusia. Berdasarkan penelitian mengenai hidrologi yang sudah dilakukan
oleh salah satu ahli professor hidrologi dari Jepang Masaru Emoto dari
Universitas Yokohama yang meneliti mengenai air menyebutkan bahwa kenapa wudhu
bisa meredamkan kemarahan seseorang. Karena pada air wudhu tersebut terdapat
molekul-molekul air yang sudah terisi oleh untaian doa-doa. Sehingga jika
seseorang melakukan wudhu air ini bisa meredamkan energi negatif yang ada dalam
diri seseorang tersebut. Sehingga kemarahan yang timbul tersebut dapat
dikendalikan dengan baik. Menurut Masaru Emoto Air murni dari mata air di Pulau
Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di
laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera 15 Abdul
Asziz Wahyudi.1991.Psikologi Agama, Bandung: Sinar Bintang.32. 9 kecepatan tinggi.
Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi
dengan membacakan kata, “Arigato” terima kasih dalam bahasa Jepang di depan
botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan
menghadapkan tulisan huruf Jepang, Arigato. Kristal membentuk dengan keindahan
yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk.
Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika music
heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Semakin kuat konsentrasi pemberi
pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi
melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa
air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap
musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata
molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya
merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh orang sakit. Tubuh manusia
memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras
pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan
dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas,
dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh
meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah,
pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu
kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang
meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas. 10 Penelitian hidrology
tersebut menjadi landasan awal bagi akademisi dalam meneliti air dan efek air
pada psikologis seseorang. Sehingga mengkolaborasikan keislaman, biologi dan
psikologi, dengan demikian keilmuan akan selalu berkembang seiring berjalannya
waktu dan membentuk sebuah keilmuan yang baru. Hal tersebut di teliti professor
jepan dengan judul The Power Tru Of Water sebuah karang yang sangat spektakuler
dan di perlihatkan di mata dunia. Dan dapat di terima dalam semua kalangan
bahwa air yang berisi do’a-do’a akan merubah molekulmolekul air. Dengan
dilakukannya penelitian tersebuat perupakan sebuah fenomena positif bagi orang
muslim untuk melakukan penelitian tentang air dan hubungannya dengan
keilmuan-keilmuan yang lain karena jauh sebelum itu telah menjadi sebuah hadis
nabi namun tak satupun yang hendak melakukan sebuah research lanjutan mengenai
hal tersebut. Sebuah keilmuan baru untuk mengungkapkan kebesaran islam dan
keagungan Allah SWT. Untuk itu dalam penelitian ini akan diketahui dan
dilakukan sebuah penelitian fenomenologis yang mengimplikasikan sebuah
kolaborasi antara Islamic sains, biology sains, dan psikology sains. Sebuah
peneliatian yang fundamental dan perlu untuk diteliti demi mengembangkan
keilmuan keislaman dan psikologi bagaimana pengaruhnya marah dengan cara
dikendalikan dengan berwudhu 11 sebagaimana ajaran islam dan ajaran Rosulullah.
Yang telah diajarkan pada sahabat dan umatnya yakni umat muslim. Dari hal itu
peneliti mengangkat judul penelitian “WUDHU SEBAGAI TERAPI MARAH (Penelitian
Kualitatif di Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Bahrul Ulum) dengan rumusan
masalah sebagai berikut: B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk wudhu
yang dilakukan siswa MMA Bahrul Ulum? 2. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku marah siswa MMA Bahrul Ulum? 3. Bagaimana proses wudhu
sebagai terapi marah siswa MMA Bahrul Ulum? 4. Bagaimana bentuk perubahan
perilaku marah setelah diberikan treatment wudhu bagi siswa MMA Bahrul Ulum? C.
Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk wudhu yang dilakukan di MMA
Bahrul Ulum Tambakberas. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku marah. 3. Untuk mengetahui proses wudhu sebagai terapi marah. 4. Untuk
menemukan bentuk perubahan perilaku pada subjek setelah diberikan treatment
dengan wudhu. 12 D. Manfaat penelitian Besar harapan pada hasil yang diperoleh
dari tulisan ini, sehingga dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah: 1.
Aspek Teoritis Hasil ini menjadi tambahan literasi baru yang referen terhadap
keilmuan psikologi pada khususnya, dan keilmuan integratif pada umumnya,
sehingga dapat menambah pengetahuan akan semakin bertambah dalam dimensi kajian
materi, baik sisi materi teori, materi fakta atau kolaborasinya. 2. Aspek
Praktis a. Bagi Lokasi Penelitian Sebagai media rekomendasi pelaksanaan
peningkatan mutu kesejahteraan masyarakat dalam menangani pengendalian wudhu
sebagai peredam emosi marah seseorang. b. Bagi Peneliti Menambah pengalaman,
pengetahuan, wawasan, dan keberagaman pola pikir dalam prosedur pelaksanaan
sebuah kegiatan yang berdasarkan profesi, pengabdian masyarakat sekaligus
penelitian.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Wudhu sebagai terapi marah: Penelitian kualitatif di Madrasah Mu'alimin Mu'alimat Atas Tambakberas Jombang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment